Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Ketahanan Simpan Bunga Potong (Vase-life)


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teknologi Penanganan Pasca Panen

Disusun oleh :

KELAS B

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JATINANGOR
2014

Praktikum 7. Ketahanan Simpan Bunga Potong (Vase-life)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gladiol merupakan tanaman berbunga indah yang biasa ditempatkan di
luar ruangan maupun di dalam ruangan. Gladiol yang ditempatkan di dalam
ruangan merupakan bentuk dari bunga potong. Gladiol memiliki keunggulan
sebagai bunga potong karena memiliki warna bunga yang beraneka ragam dan
cenderung terang sehingga diminati oleh masyarakat untuk dijadikan hiasan
dalam ruangan. Bunga potong dapat diartikan sebagai bunga yang dipotong dari
tanamannya dengan tujuan sebagai penghias ruangan atau karangan bunga.
Keindahan bunga potong dapat dinikmati baik dalam vas maupun rangkaian
bunga. Menurut Widyawan dan Prahastuti (1994), bunga potong merupakan
bunga yang dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian bunga untuk berbagai
keperluan dalam daur hidup manusia mulai dari kelahiran, perkawinan dan
kematian.
Gladiol merupakan jenis dari tanaman hortikultura yang memiliki sifat
mudah rusak, hal tersebut menyebabkan bunga potong Gladiol tidak dapat
bertahan lama. Pada umumnya bunga potong hanya dapat mempertahankan
keindahannya dalam beberapa hari saja. Ketahanan simpan bunga potong atau
vase life yang singkat menjadi kendala bagi pedagang bunga. Bunga potong
Gladiol memiliki umur simpan kurang lebih satu minggu. Umur simpan bunga
potong yang relatif singkat memberikan resiko yang besar bagi produsen bunga
karena dapat mempersingkat waktu pemasaran. Jika bunga potong tidak cepat
terjual maka kesegaran bunga potong tersebut akan menurun dan tidak
mempunyai nilai jual. Permasalahan tersebut dapat diatasi jika pedagang atau
produsen bunga mengetahui penanganan pascapanen bunga potong yang baik
dengan cara memperpanjang ketahanan simpannya.
Bunga potong gladiol termasuk dalam kelompok multifloral yaitu satu
tangkai terdiri dari lebih satu kuntum atau kuncup bunga. Perbedaan bunga
multifloral dengan monofloral tersebut membedakan cara penanganan pascapanen
yang dilakukan. Jenis multifloral membutuhkan lebih banyak energi untuk

memekarkan seluruh kuncup bunga dibandingkan dengan jenis monofloral.


Penanganan yang tidak tepat akan berdampak pada pendeknya vase life bunga
tersebut.
Penanganan ketahanan simpan bunga potong dapat diperpanjang dengan
berbagai perlakuan antara lain dengan menambahkan sukrosa yang dilarutkan
dalam air untuk menambah energi, melakukan pemotongan tangkai secara
periodik untuk memperbaharui saluran dalam penyerapan air, melakukan
penggantian air untuk menambah oksigen dalam air, menambahkan fungisida
dalam air untuk menghindari serangan penyakit yang dapat menyumbat saluran
air pada tangkai bunga, menambah etilen absorber untuk menyerap etilen yang
terbentuk dan perlakuan lainnya.
Fungsi utama berbagai perlakuan dalam larutan media

adalah

mempertahankan kesegaran bunga selama mungkin. Kesegaran bunga yang


singkat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, kehilangan air, dan terhambatnya
penyerapan cairan yang dikarenakan xilem tersumbat oleh mikroorganisme (Jones
dan Hill, 1993). Oleh karena itu, larutan perendam harus mengandung bahan yang
dapat menyediakan nutrisi dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Kebutuhan nutrisi dapat disediakan dengan penambahan gula pasir. Sedangkan
bahan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yaitu klor dan asam
sitrat. Selain bahan terlarut, pemotongan pangkal tangkai tiap hari dapat
membantu mengatasi masalah terhambatnya jaringan xilem oleh mikroorganisme.
Penempatan pada suhu dingin dapat memperlambat proses metabolisme sehingga
proses kehilangan air dari jaringan dapat dihambat.

Tujuan
Membandingkan ketahanan simpan (vase life) bunga gladiol pada berbagai
perlakuan dalam larutan media.

METODE PRAKTIKUM

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Mengisi botol plastik berukuran 600 ml dengan berbagai larutan yang telah
disediakan sebanyak 500 ml

Mengambil bunga gladiol yang sudah disediakan, kemudian memotong


tangkai bunga paling ujung (potongan miring) sekitar 3-4 cm dengan
menggunakan gunting tanaman

Memasukan tangkai ke dalam botol plastik yang sudah berisi larutan dengan
berbagai perlakuan tertentu

Melakukan skoring kemekaran bunga dengan merata-ratakan nilai skor bunga

Menyimpan bunga gladiol pada rak di dalam ruangan yang sudah disediakan

Mengamati dan menskoring kemekaran bunga serta kerusakan (fisik,


mekanis, biologis) yang terjadi pada bunga gladiol

Perlakuan
a.

Penambahan sukrosa (gula) 0,2% dalam air

b.

Penggantian air tiap kali pengamatan

c.

Pemotongan tangkai (2 cm) tiap pengamatan

d.

Pemberian KMnO4 dalam air

e.

Pemberian fungisida pada potongan batang

f.

Penambahan surkrosa (gula) 0,4% dalam air

g.

Penambahan asam sitrat 150 ppm

h.

Penambahan garam 100 ppm

i.

Tanpa perlakuan 1 (bunga gladiol sebelumnya diletakkan dalam posisi

terbalik)
j.

Tanpa perlakuan 2 (bunga gladiol diletakkan normal)

KOMPILASI DATA HASIL PENGAMATAN GLADIOL


Tabel 7.1 Kemekaran Bunga Gladiol dengan Berbagai Perlakuan pada 0 HSP
Perlakuan / Kelompok

Skor Kemekaran Bunga


Kel 1 & Kel 3 & Kel 5 & Kel 7 &
2
4
6
8

RataRata
Kelas

A. Sukrosa 2%

0.43

0.57

0.91

0.61

0.63

B. Penggantian air

0.86

1.37

0.75

0.85

C. Pemotongan tangkai

0.40
1.12

0.93

0.75

1.20

1.00

D. Pemberian KMnO4

1.00

0.46

1.33

0.40

0.80

E. Fungisida

0.87

1.30

0.80

0.50

0.87

F. Sukrosa 4%

0.85

1.00

1.00

1.20

1.01

G. Asam sitrat 150 ppm

0.62

1.20

1.29

0.85

0.99

H. Garam 100 ppm

1.76

0.70

1.50

0.36

1.08

I. Kontrol bunga dibalik

0.69

0.90

1.08

1.23

0.98

J. Kontrol bunga tidak dibalik

0.53

1.00

2.27

0.33

1.03

Tabel 7.2 Kemekaran Bunga Gladiol dengan Berbagai Perlakuan pada 1 HSP
Perlakuan / HSP

Skor Kemekaran Bunga


Kel 1 & Kel 3 & Kel 5 & Kel 7 &
2
4
6
8

RataRata
Kelas

A. Sukrosa 2%

1.36

1.07

1.63

1.13

1.30

B. Penggantian air

1.80

2.07

1.50

1.63

C. Pemotongan tangkai

1.13
2.19

1.00

1.83

2.20

1.81

D. Pemberian KMnO4

1.30

1.38

1.85

0.92

1.36

E. Fungisida

1.67

2.50

2.20

1.00

1.84

F. Sukrosa 4%

1.77

2.00

1.64

1.86

1.82

G. Asam sitrat 150 ppm

1.25

1.70

2.14

1.46

1.64

H. Garam 100 ppm

2.00

1.40

1.91

1.00

1.58

I. Kontrol bunga dibalik

1.44

1.30

1.85

2.62

1.80

J. Kontrol bunga tidak dibalik

1.13

1.70

2.47

1.17

1.62

Tabel 7.3 Kemekaran bunga gladiol dengan berbagai perlakuan pada 4 HSP
Perlakuan / HSP

Skor Kemekaran Bunga


Kel 1 & Kel 3 & Kel 5 & Kel 7 &
2
4
6
8

RataRata
Kelas

A. Sukrosa 2%

2.21

1.71

2.18

2.27

2.09

B. Penggantian air

2.00

2.60

3.21

2.25

2.52

C. Pemotongan tangkai

2.94

1.73

1.90

2.73

2.33

D. Pemberian KMnO4

1.46

1.61

2.86

2.08

2.00

E. Fungisida

2.93

2.80

2.25

2.47

2.61

F. Sukrosa 4%

2.61

2.50

2.64

3.20

2.74

G. Asam sitrat 150 ppm

2.31

2.70

3.21

2.46

2.67

H. Garam 100 ppm

2.90

2.40

3.42

2.09

2.70

I. Kontrol bunga dibalik

3.06

2.78

2.54

3.77

3.04

J. Kontrol bunga tidak dibalik

2.47

2.60

3.40

2.25

2.68

Tabel 7.4 Kemekaran Bunga Gladiol dengan Berbagai Perlakuan pada 5 HSP
Perlakuan / HSP

Skor Kemekaran Bunga


Kel 1 & Kel 3 & Kel 5 & Kel 7 &
2
4
6
8

RataRata
Kelas

A. Sukrosa 2%

2.43

2.00

2.18

2.32

2.23

B. Penggantian air

2.26

2.86

3.30

2.37

2.70

C. Pemotongan tangkai

3.00

1.86

2.80

2.88

2.64

D. Pemberian KMnO4

1.46

2.15

3.10

2.25

2.24

E. Fungisida

2.99

3.00

3.20

2.52

2.93

F. Sukrosa 4%

2.69

3.00

3.00

3.67

3.09

G. Asam sitrat 150 ppm

2.42

2.80

3.29

2.64

2.79

H. Garam 100 ppm

3.07

2.60

3.50

2.27

2.86

I. Kontrol bunga dibalik

3.31

3.20

2.85

3.92

3.32

J. Kontrol bunga tidak dibalik

2.60

3.00

3.73

2.50

2.96

Tabel 7.5 Kemekaran Bunga Gladiol dengan Berbagai Perlakuan pada 6 HSP
Perlakuan / HSP
A. Sukrosa 2%
B. Penggantian air

Skor Kemekaran Bunga


Kel 3 & Kel 5 & Kel 7 &
4
6
8
2.36
2.64
2.14
2.53

Kel 1 &
2

Rata-Rata
Kelas
2.42

2.93

3.30

2.42

2.75

C. Pemotongan tangkai

2.33
3.19

2.20

3.00

3.07

2.87

D. Pemberian KMnO4

1.49

2.15

3.20

2.25

2.27

E. Fungisida

3.06

3.10

3.40

2.46

3.01

F. Sukrosa 4%

2.85

3.10

3.45

3.67

3.27

G. Asam sitrat 150 ppm

2.50

2.85

3.43

2.92

2.93

H. Garam 100 ppm

3.15

3.20

3.58

2.36

3.07

I. Kontrol bunga dibalik


J. Kontrol bunga tidak
dibalik

3.56

3.50

2.85

3.92

3.46

2.80

3.20

3.93

2.51

3.11

Tabel 7.6 Kemekaran Bunga Gladiol dengan Berbagai Perlakuan pada 7 HSP
Perlakuan / HSP
A. Sukrosa 2%
B. Penggantian air

Skor Kemekaran Bunga


Kel 1 & Kel 3 & Kel 5 & Kel 7 &
2
4
6
8
2.40
2.78
2.28
3.62

Rata-Rata
Kelas
2.77

3.20

3.50

2.60

2.96

C. Pemotongan tangkai

2.53
3.25

2.60

3.21

3.5

3.14

D. Pemberian KMnO4

1.53

2.53

3.47

2.38

2.48

E. Fungisida

3.13

4.10

3.70

2.67

3.40

F. Sukrosa 4%

2.92

3.375

3.54

3.73

3.39

G. Asam sitrat 150 ppm

2.50

2.85

3.50

2.92

2.94

H. Garam 100 ppm

3.38

3.20

3.75

2.73

3.27

I. Kontrol bunga dibalik


J. Kontrol bunga tidak
dibalik

3.81

3.50

3.62

4.00

3.73

2.93

3.40

4.00

2.58

3.23

Tabel 7.7 Rata- Rata Skoring Kemekaran Bunga Gladiol pada Berbagai Perlakuan
Skor Kemekaran Bunga

Perlakuan / HSP
0

A. Sukrosa 2%

0.63

1.30

2.09

2.23

2.42

2.77

B. Penggantian air

0.85

1.63

2.52

2.70

2.75

2.96

C. Pemotongan tangkai

1.00

1.81

2.33

2.64

2.87

3.14

D. Pemberian KMnO4

0.8

1.36

2.00

2.24

2.27

2.48

E. Fungisida

0.87

1.84

2.61

2.93

3.01

3.40

F. Sukrosa 4%

1.01

1.82

2.74

3.09

3.27

3.39

G. Asam sitrat 150 ppm

0.99

1.64

2.67

2.79

2.93

2.94

H. Garam 100 ppm

1.08

1.58

2.70

2.86

3.07

3.27

I. Kontrol bunga dibalik


J. Kontrol bunga tidak
dibalik

0.98

1.80

3.04

3.32

3.46

3.73

1.03

1.62

2.68

2.96

3.11

3.23

Keterangan Skor :
0 = kuncup bunga masih tertutup petiol (petiol >50%)
1 = kuncup, petiol <50%
2 = mahkota bunga mulai membuka
3 = mahkota bunga setengah membuka
4 = mahkota bunga membuka penuh
5 = mahkota bunga mulai layu

GRAFIK

PEMBAHASAN
Tabel 7.7 menunjukkan hasil skoring kemekaran bunga pada berbagai
perlakuan yang berbeda. Berdasarkan pada tabel 7.7 dan grafik 7.1 dapat
diketahui bahwa skoring kemekaran bunga Gladiol tertinggi terdapat pada
perlakuan kontrol bunga dibalik yaitu sebesar 3.73 pada hari ke 7 HSP, sedangkan
skoring terendah ditunjukkan pada perlakuan pemberian KMNO4, dengan skor
2.48 pada hari ke 7 HSP (Tabel 7.7).
Pada dasarnya semakin lama waktu penyimpanan menyebabkan semakin
rendah masa kesegaran dan bunga mulai mekar. Hal ini dipengaruhi oleh adanya
proses respirasi bunga selama penyimpanan (Amiarsi dan Yulianingsih, 2012).
dalam proses respirasi terjadi perubahan senyawa-senyawa dan komponen lainnya
dalam bunga menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu CO2 dan air.
Komponen-komponen dan senyawa-senyawa tersebut setiap harinya menjadi
semakin berkurang sehingga terjadi kerusakan pada jaringan dinding sel bunga
dan akibatnya bunga menjadi layu (Amiarsi dan Yulianingsih, 2012).
Perlakuan bunga kontrol dibalik menyebabkan kemekaran bunga semakin
cepat, sebab nutrisi yang ada dalam jaringan lebih tertahan dan tidak keluar. Hal
ini terjadi karena bunga Gladiol mengalami stress terlebih dahulu pada bagian
batang bawah. Pada saat bunga Gladiol di tempatkan dalam vas berisi air maka
batang bawah bunga Gladiol yang mengalami stress tersebut akan lebih mudah
menyerap air dalam jumlah banyak. Air yang diserap oleh bunga membawa
oksigen dan pada akhirnya akan meningkatkan laju respirasi bunga. Jika laju
respirasi pada bunga meningkat maka akan menyebabkan kelayuan bunga yang
lebih cepat.
Sementara perlakuan dengan Pemberian KMNO4 pada bunga potong gladiol
cenderung dapat mempertahankan umur simpan (Vase life) bunga, sebagaimana
dikemukakan oleh Rahardjo, dkk. (2012), bahwa KMNO4 dapat menyerap gas
etilen yang dikeluarkan oleh bunga, sehingga menurunkan laju respirasi bunga
mawar potong. Bunga yang diberi perlakuan penggantian air setiap pengamatan,
akan memiliki daya simpan yang tidak begitu lama dan tidak terlalu sebentar. Air
yang baru akan membawa oksigen yang lebih banyak sehingga sirkulasi udara di
dalam vas akan lebih baik dan bunga menjadi tidak cepat layu. Sementara itu,

pengaruh pemotongan batang bunga setiap kali pengamatan akan membantu


menghambat kerusakan batang bawah yang disebabkan oleh adanya penyumbatan
oleh mikroorganisme sehingga air tidak dapat terserap dengan baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, kemekaran Bunga
Gladiol tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol bunga dibalik sedangkan skoring
terendah ditunjukkan pada perlakuan pemberian KMNO4. Perlakuan bunga
kontrol dibalik menyebabkan kemekaran bunga semakin cepat, sebab nutrisi yang
ada dalam jaringan lebih tertahan dan tidak keluar. Perlakuan dengan pemberian
KMNO4 pada bunga potong gladiol cenderung dapat mempertahankan umur
simpan (Vase life) bunga.

Referensi:
Amiarsi dan Yulianingsih, 2012. Pengaruh pengemasan dan penyimpanan
terhadap kesegaran bunga mawar potong. J. Horti. 22(1): 94-101. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Jones, R. B. dan M. Hill. 1993. The Effect of Germicides on the Longevity of Cut
Flowers. J. Amer. Soc. HORT. SCI. 118(3):350-35.

Modul Praktikum Teknologi Penanganan Pasca Panen: Ketahanan Simpan Bunga


Potong (Vase-life).

Rahardjo, M.M., Suprihati & Marina, M. 2012. Pengaruh konsentrasi dan jenis
bahan pembawa (carrier) KMNO4 (kallium permanganate) sebagai
absorban etilen erhadap vase life mawar potong (Rosa hybrida).

Widyawan dan Prahastuti. 1994. Agibisnis Tanaman Hias. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai