TAUFIK NUGROHO
2110148
Skripsi
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan
Pada Lanjut Usia (Lansia) Yang Mengalami Arthritis
Rheumatoid Di Wilayah Kerja
Puskesmas Cendrawasih
Makassar
Skripsi
Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk mencapai gelar serjana keperawatan
TAUFIK NUGROHO
2110148
ii
III
iv
ABSTRAK
TAUFIK NUGROHO. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kecemasan pada Lanjut Usia (Lansia) yang mengalami Arthritis
Rheumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar
(dibimbing oleh Akbar Harisa dan Sri Ranti)
Gangguan jiwa adalah suatu kondisi terganggunya fungsi mental,
emosi, pikiran dan kemauan serta perilaku yang verbal sehingga dapat
mengakibatkan terganggunya fungsi humanistic individu. Salah satunya
gangguan jiwa dimasyarakat adalah kecemasan yang dialami oleh pasien
Arthritis Rheumatoid pada lanjut usia (Lansia), karena Arthritis
Rheumatoid merupakan salah satu penyakit yang cukup serius dan cukup
menjadi beban bagi penderita karena
mengganggu aktifitas dan
produktifitas. Sehingga diperlukan dukungan keluarga yang bertujuan
untuk membagi beban, juga memberi dukungan informasi, materi dan
emosional, dalam mengurangi atau menghilangkan kecemasan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan pada lanjut usia (lansia) yang mengalami
Arthritis Rheumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Analitik dengan pendekatan Crossectional. Populasi pada penelitian ini
adalah Lansia yang mengalami Arthritis Rheumatoid di wilayah kerja
Puskesmas Cendrawasih Makassar, yaitu sebanyak 36 orang. Sampel
pada penelitian ini diperoleh dengan teknik Purposive Sampling,
berjumlah 33 responden. Instrumen penelitian dengan menggunakan
kuesioner. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai hitung p = 0,008
pada variabel dukungan keluarga. Dari variabel tersebut menyatakan nilai
p lebih kecil dari nilai =0,05. Dan dapat di simpulkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima atau ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pada lanjut usia (Lansia) yang mengalami Arthritis
Rheumatoid di wilayah kerja
Puskesmas Cendrawasih Makassar.
Diharapkan bagi keluarga dapat menambah pengetahuan khususnya bagi
keluarga yang memiliki lansia yang mengalami Arthritis Rheumatoid, dan
untuk membantu merawat lansia yang mengalami kecemasan.
Kata kunci : Arthritis Rheumatoid, Tingkat Kecemasan
Kepustakaan : 28 buah (2004-2013)
ABSTRACT
TAUFIK NUGROHO. The relation of family support with the level of
anxiety on eldery who Arthritis Rheumatoid in local goverment Puskesmas
Cendrawasih Makassar.(supervised by Akbar Harisa and Sri Ranti)
Mental disorder is a condition disruption of mental functions,
emotion, mind and volition and verbal action is disturbed and cause the
individual humanistic function disturbed. One of mental disorder in the
society is anxiety experinced by Arthritis Rheumatoid patiens on elderly,
one Arthritis Rheumatoid is a quite serious disease and become a burden
for suffere is since to disturb activity and productivity. There fore family
support is needed that aims shares the burden alsoshares information,
material and emotions to reduce or eliminate the anxiety. This study aims
to determine relations of family support with the level of anxiety on elderly
who suffered arthritis Rheumatoid in local goverment Puskesmas
Cendrawasih Makassar. Type of research is an descriptive analytic with
crosssectional approach. The population in this study is elderly who
suffered Arthritis Rheumatoid in Puskesmas Cendrawasih Makassar as
many as 36 people. The sampling method that used in this study is
purposive sampling with a sample as many as 33 respondent. Instrument
of the research is the method of questionnaire. Based on chi square test
the result showed that the value count p=0,008 on variable family support
from that variable revealed that value p is smaller than value a=0,05 and
can be concluded that Ho is rejected and Ha accepted which means there
is arelations of family support with the level of anxiety on elderly who
suffered Arthritis Rheumatoid in local goverment Puskesmas Cendrawasih
Makassar. Family is expected can increarge knowledge especially of
families who have elderly who suffered Arthritis Rheumatoid to help taking
care elderly who experinced anxiety.
Keywords : Rheumatoid arthritis , anxiety levels
Literatur : 28 items (2004-2013)
vi
KATA PENGANTAR
vii
dukungan
moril
kepada
penulis
sehingga
viii
Taufik Nugroho
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................
vi
vii
xii
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................
E. Hipotesis Penelitian.......................................................
12
16
24
35
40
40
41
42
42
42
44
45
47
58
50
50
B. Pembahasan ................................................................
53
56
A. Kesimpulan ...................................................................
56
B. Saran ............................................................................
56
58
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
50
51
xii
52
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
39
40
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
60
61
62
69
70
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di
dalam kehidupan manusia. Proses menua adalah proses sepanjang
hidup, tidak hanya di mulai dari suatu waktu tertentu, tapi di mulai dari
permulaan kehidupan.menjadi tua merupakan proses alamiah, yang
berarti seseorang telah memulai tiga tahap kehidupanya, yaitu
anak,dewasa,dan tua. Tiga ini berbeda, bak secara biologis maupun
psikologis. Memasuki usia tua mengalami kemunduranya, misalnya
kemunduran fisik yang di tandai dengan kulit yang mengendur,rambut
memutih,gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,penglihatan
semakin memburuk, gerakan lambat, dan figure tubuh yang tidah
proposional.19
Proses menua merupakan proses yang terus menerus
berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua
makhluk hidup. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ
tubuh tidak akan sama.11
Secara individual, pada usia diatas 50 tahun terjadi proses
penuaan secara alamiah. Hal ini dapat menimbulkan masalah
fisik,mental,social, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola
perekonomian dan pertanian ke industri, maka pola penyakit juga
bergeser
dari
penyakit
menular
III
1
ke
penyakit
tidak
menular
Puskesmas
Cendrawasih
Makassar
adalah
salah
satu
orang.
Hasil penelitian gambaran perilaku lansia terhadap kecemasan
di Panti Sosial Tresna Werdha Theodora Makassar terlihat bahwa dari
11 responden yang diteliti ada 27,3% mengalami cemas dan depresi,
dan hanya 9,1% cemas namun tidak depresi. Adapun 18,2%
mengalami cemas disertai dengan masalah kesehatan dan 18,2%
yang cemas namun tidak mengalami masalah kesehatan. Kemudian
18,2% mengalami cemas namun ada dukungan keluarga dan 18,2%
cemas tapi tidak ada dukungan keluarga dan .9,1% mengalami cemas
tapi tidak terganggu dengan kondisi lingkungan panti dan 27,3%
cemas sehingga terganggu dengan kondisi lingkungan panti.13
Berdasarkan
mengetahui
masalah
Hubungan
tersebut
Dukungan
peneliti
Keluarga
tertarik
dengan
untuk
Tingkat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian latar belakang tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan Dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami Arthritis
Rheumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan lansia yang mengalami Arthritis Rheumatoid di
Wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya dukungan keluarga pada lansia yang mengalami
Arthritis Rheumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih
Makassar
b. Diketahuinya tingkat kecemasan pada lansia yang mengalami
Arthritis Rheumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih
Makassar
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Profesi Perawat
Sebagai
masukan
dan
informasi
untuk
menambah
E. Hipotesis penelitian
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pada lansia yang mengalami Arthritis Reumatoid.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Ada
hubungan
dukungan
keluarga
dengan
tingkat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Arthritis Rheumatoid
1. Definisi Artritis Reumatoid
Rheumatoid
Arthritis
(RA)
adalah
penyakit
inflamasi
dengan
faktor
genetik.
Namun
berbagai
faktor
punggung,
sendi
penahan
berat
tubuh
(lutut
dan
panggul).18
Arthritis
rheumatoid
juvenil-dikarakteristikkan
dengan
pertumbuhan
yang
berlebih
pada
lapisan
synovial
10
11
12
radiologik.
Peradangan
sendi
yang
kronik
kulit
mengendur,
rambut
memutih,
gigi
ompong,
13
pendengaran
kurang
jelas,penglihatan
semakin
memburuk,
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri
atau
45
14
menyusut,
fungsinya
menurun
dan
kekuatannya berkurang.
8) Pembuluh darah penting khususnya
yang terletak
kadar
kolestrol
tinggi
dan
lain-lain
yang
15
nilai
seseorang
sering
diukur
oleh
16
Kecemasan
di
alami
secara
subjektif
dan
di
17
b. Faktor presipitasi
1) Ancaman terhadap integritas fisik.
2) Ancaman terhadap harga diri.23
3. Tingkatan dan Karakteristik kecemasan
Kecemasan dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan yaitu :
a. Kecemasan ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari; kecemasan ini menyebabkan individu menjadi
waspada
dan
meningkatkan
lapangan
persepsinya.
kewaspadaan,
peningkatan
persepsi
dan
18
yang berlebihan,
diaforesis,
perubahan
berkurangnya
ketidakmampuan
untuk
jarak
belajar,
persepsi
secara
berat,
ketidakmampuan
untuk
19
d. Panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror.
Hal yang terinci terpecah dsri proporsinya. Kehilangan kendali,
individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan
sesuatu
walaupun
disorganisasi
dengan
kepribadian
dan
arahan.
Panik
menimbulkan
mencakup
peningkatan
orang
lain,
persepsi
yang
menyimmpang
dan
20
kecerdasan;
dapat
berubah
kesulitan
untuk
21
j.
k. Gejala gastroinstinal; dapat berupa sulit menelan, mualmuntah, berat badan menurun, konstipasi, perut melilit, nyeri
lambung, rasa panas di perut, atau perut kembung.
l.
22
6. Teori Kecemasan
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal
kecemasan, antara lain :
a. Teori Psikoanalitik
Dalam pandangan psikoanalitik, kecemasan adalah
konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian:
id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitif, sedangkan superego mencermikan hati nurani dan
dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau Aku, berfungsi
menengahi tuntunan dari dua elemen yang bertentangan
tersebut, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
b. Teori interpersonal
Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul
dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan
interpersonal.
Kecemasan
juga
berhubungan
dengan
23
keluarga
menunjukan
bahwa
gangguank
perasaan
tidak
nyaman
dan
berfokus
pada
24
Respon adaptif
Antisipasi
Ringan
respon Maladaptif
Sedang
Berat
Panik
kelahiran,
dan
adopsi
mempertahankan
yang
budaya,
bertujuan
dan
untuk
meningkatkan
25
keturunan
dan
mempunyai
keturunan
dan
membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau
rumah tangga.22
26
3. Struktur keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat struktur keluarga
terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
seadarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.8
27
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat
berlatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan adalah fungsi
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi.9
f. Fungsi biologis adalah fungsi biologis, bukan hanya ditujukan
untuk meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan
membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
g. Fungsi psikologis adalah fungsi psikologis, terlihat bagaimana
keluarga
memberikan
kasih
sayang
dan
rasa
aman,
28
rangka
membentuk
memberikan
perilaku
anak,
pengetahuan,
keterampilan,
mempersiapkan
anak
untuk
adalah
perawatan
menuju
anggota
kebutuhan
keluarga
agar
pemeliharaan
kesehatan
dan
selalu
terpelihara.
3) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan.22
5. Jenis dukungan keluarga
Jenis dukungan keluarga terdiri dari empat jenis atau
dimensi dukungan antara lain :
a. Dukungan emosional
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk
istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi yang meliputi ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap lansia.
b. Dukungan penghargaan (penilaian)
Keluarga
bertindak
sebagai
bimbingan
umpan
balik,
29
nasehat,
petunjuk-petunjuk,
sarana-sarana
atau
dorongan
semangat,
pemberian
nasehat
atau
30
kedalam
kebutuhan
primer
seseorang
misalnya
31
kesehatan.
mencantumkan
lima
Asuhan
tugas
keperawatan
keluarga
sebagai
keluarga,
paparan
bagaimana
masalah
dirasakan
oleh
keluarga,
32
keluarga
menyerah
atau
tidak
terhadap
masalah
yang
kesehatan,
bagaimana
system
pengambilan
seperti
bagaimana
keluarga
mengetahui
keadaan
yang
dilakukan
keluarga,
upaya
pemeliharaan
33
merupakan
reaksi
pilihan
dari
beberapa
34
individu
mengenai
diri
sendiri;
seseorang
seseorang
tentang
dirinya
sendiri
akan
klien
tentang
kesehatan
dapat
menjadi
dalam
kesehatan.
pencegahan
mengaplikasikan
Motivasi
menjadi
kesehatan.
model
tanda
Nilai,
dari
keyakinan
tindakan
keyakinan
dan
35
yang
dihubungkan
tatanan
keluarga
sesuai
dengan
bercerita, tempat
36
kesehatan
agar
dia
merasa
diperhatikan,
mendapat
mempertahankan
kesehatannya.
Peran
keluarga
dalam
37
perawatan usia lanjut antara lain menjaga atau merawat usia lanjut,
mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi
perubahan
sosial
memfasilitasi
ekonomi,
kebutuhan
serta
spiritual
memberikan
bag
usia
motivasi
lanjut.
dan
Tugas
38
konstruktif
mengadakan
individu
perubahan
termotivasi
terutama
untuk
perubahan
belajar
terhadap
39
Kerangka Teori
Dukungan Keluarga
adalah bentuk pertolongan
yang dapat berupa materi,
emosi, dan informasi yang
diberikan oleh keluarga
ataupun orang yang
dicintai oleh keluarga yang
bersangkutan
Keluarga
memberi
dukungan
pada lansia
1. Dukungan
emosional
2. Dukungan
penghargaan
3. Dukungan
instrumental
4. Dukungan
informatif
Lansia mendapat
perhatian, disenangi,
dihargai dan
dianggap bagian dari
keluarga
Lansia tidak
mengalami
kecemasan
Keluarga
kurang
memberi
dukungan
pada lansia
1. Dukungan
emosional
2. Dukungan
penghargaan
3. Dukungan
instrumental
4. Dukungan
informatif
Lansia kurang
mendapat perhatian,
kurang disenangi,
kurang dihargai dan
kurang dianggap
bagian dari keluarga
Lansia mengalami
kecemasan
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada
tinjauan pustaka serta masalah penelitian maka dapat disusun
kerangka konsep penelitian dengan menggunakan beberapa variabel
sebagai berikut :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Tingkat kecemasan
pada lansia yang
mengalami arthritis
rheumatoid
Dukungan keluarga
Motivasi keluarga
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel yang tidak di teliti
: Variabel Dependen
40
41
B. Definisi operasional
Definisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati.
Variabel
penelitian
Independen
Defenisi Operasional
Dukungan
bentuk
keluarga
Kriteria Objektif
pertolongan Baik
Skala
jika Ordinal
responden
informasi
yang
diberikan
oleh 15
keluarga.
Kurang baik
skor
jika
responden
memperoleh
skor
<15
Dependen
Tingkat
kecemasan
pada lansia
yang
mengalami
arthritis
rheumatoid
Kekhawatiran
tidak
jelas
menyebar,
berkaitan
skor
dengan 14-27
responden
memperoleh
28-56
skor
42
C. Rancangan Penelitian
Desain penelitian menggunakan metode deskriptif analitik
dengan pendekatan Crossectional yaitu rancangan yang mengkaji
hubungan variabel indevpenden dan variabel dependen pada saat
bersamaan, subyek penelitian ini adalah lansia yang mengalami
arthritis rheumatoid di wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih
Makassar.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus
2014 sampai pada tanggal 9 September 2014.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di beberapa kelurahan
Wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia yang
mengalami
Arthritis
Rheumatoid
diwilayah
kerja
puskesmas
43
2. Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
metode Nonprobability sampling yaitu dengan teknik purposive
sampling, Peneliti menentukan sendiri sampel yang sesuai dengan
kriteria sampel.
Kriteria sampel sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi :
1) Lansia yang mengalami Arthritis Rheumatoid diwilayah
kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar.
2) Lansia yang mengalami kecemasan.
3) Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi :
1) Lansia yang tidak mengalami kecemasan.
2) Lansia yang mengalami penyakit lain.
Penentuan
besar
sampel
dalam
n=
()
keterangan :
N = total populasi
n = total sampel
d = tingkat signifikan
penelitian
ini
44
n=
(,)
36
=
1+36(0,0025)
= 36
= 33,02
1,09
= 33 orang
F. Alat dan Bahan Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan
kuesioner yang terdiri dari :
1. Kuesioner tentang biodata responden yang terdiri dari nama, umur,
pekerjaan, jumlah anggota keluarga, alamat dan pendidikan
terakhir.
2. Lembar tentang dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan
lanjut usia (lansia) yang mengalami Artritis Reumatoid, peneliti
menggunakan skala Likert yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan
alternatif jawaban SL (skor 3), KK (skor 2), TP (skor 1). Dikatakan
baik jika responden memperoleh skor sama dengan 15 atau lebih
dari 15, dikatakan kurang jika skor kurang dari 15.
45
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
46
2. Pengolahan Data
Prosedur pengolahan data yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Editing
Editing
adalah
pengecekan
jumlah
kuesioner,
47
ini
menghasilkan
distribusi
frekuensi
dan
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan tiap-tiap
variabel bebas dan variabel tergantung dengan menggunakan uji
statistik dengan tingkat kemaknaan () : 0,05. Uji statistik yang
digunakan adalah Chi-Square. Adapun rumus Chi-Square yang
digunakan adalah :
48
(fo fe)2
fe
keterangan :
x2 : nilai chi-square
fo : frekuensi observasi
fe : frekuensi espektasi
a. Apabila x2 hitung x2 tabel atau p 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak artinya ada hubungan.
b. Apabila x2 hitung x2 tabel atau p 0,05 maka H0
ditolak dan Ha diterima artinya tidak ada hubungan.
I. Etika Penelitian
1. Lembar Persetujuan (Informed consent)
Penelitian ini akan dilakukan dengan cara memberikan
lembar
persetujuan
kepada
responden
untuk
melakukan
responden
dan
beberapa
daftar
pertanyaan,
jika
49
semua
berkas
yang
mencantumkan
identitas
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data penelitiaan ini dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Cendrawasih Makassar. Sampel yang digunakan adalah
Lanjut Usia (Lansia) yang mengalami Arthritis Rheumatoid yaitu
sebanyak 33 orang. Setelah dilakukan Penelitian ini dan mengumpul
data yang selanjutnya dianalisis dengan hasil sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
a. Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Dukungan
Keluarga
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan
Keluarga pada Lanjut Usia (Lansia) yang mengalami
Arthritis Rheumatoid diWilayah Kerja Puskesmas
Cendrawasih Makassar 2014
Dukungan Keluarga
Baik
21
63,6%
Kurang baik
12
36,4%
Jumlah
33
100%
50
51
b. Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Tingkat
23
69,7%
Cemas Berat
10
30,3%
Jumlah
33
100%
2. Analisa bivariat
Pada tahap ini dilakukan tabulasi silang antara variabel
independen (dukungan keluarga) dengan variabel dependen
(tingkat kecemasan lansia yang mengalami Arthritis Rheumatoid).
Hasil analisa variabel tersebut sebagai berikut :
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan
Lanjut Usia (Lansia) yang mengalami Arthritis Rheumatoid di
Wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar.
52
Tabel 4.3
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan
pada Lanjut Usia (Lansia) yang Mengalami Arthritis
Rheumatoid diWilayah Kerja Puskesmas
Cendrawasih Makassar 2014
Tingkat Kecemasan Lansia
Dukungan
Keluarga
Baik
Kurang Baik
Jumlah
Sedang
n
18
5
23
%
54,5%
15,2%
69,7%
Berat
n
3
7
10
p:0,008
Total
%
9,1%
21,2%
30,3%
n
21
12
33
%
63,6%
36,4%
100%
OR : 0,7
p =
0,008 lebih kecil dari nilai = 0,05. Dari analisis tersebut dapat
diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau ada hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lanjut usia
(lansia) di wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar.
Pada analisa dengan odds ratio 0,7 artinya apabila responden
memiliki dukungan keluarga yang kurang baik, maka akan
mempunyai peluang 0,7 kali untuk mengalami kecemasan.
53
B. Pembahasan
Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada lanjut
usia (lansia) yang mengalami Arthritis Rheumatoid.
Berdasarkan
responden
yang
analisis
bivariat,
dukungan
menunjukkan
keluarganya
baik
bahwa
dengan
pada
tingkat
bahwa
dukungan
keluarga
merupakan
sumber
54
dengan apa yang dianggap sebagai sesuatu yang membantu. Hal ini
terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup atau tidak sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh individu, individu merasa tidak
pernah dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak
memperhatikan dukungan yang diberikan.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Duval
dalam Mubarak (2009) bahwa keluarga sebagai konteks yang vital
bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, keluarga memiliki
pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas seseorang
individu dan perasaan harga diri. Keluarga memainkan suatu peranan
yang bersifat mendukung selama penyembuhan dan pemulihan,
dalam bentuk kunjungan dari partisipasi keluarga dalam perawatan
seseorang anggota keluarga.
55
yang
diinginkan
seseorang
untuk
mengatasi
atau
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa ada dukungan keluarga bagi Lansia
yang mengalami Athritis Rheumatoid, yang dukungan keluarganya
baik sebanyak 21 responden dan kurang baik sebanyak 12 responden,
dan ada pula kecemasan pada Lansia yang mengalami Athritis
Rheumatoid dengan cemas sedang sebanyak 23 responden dan
cemas berat sebanyak 10 responden. Maka dengan penelitian ini
didapatkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pada Lansia yang mengalami Athritis Rheumatoid di
wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar dengan jumlah
sampel sebanyak 33 responden.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti menyarankan :
1. Bagi Masyarakat/Keluarga
Diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya bagi
keluarga
yang
Rheumatoid,
memiliki
dan
untuk
lansia
yang
membantu
mengalami kecemasan.
56
mengalami
merawat
Arthritis
lansia
yang
57
mengenai
tingkat
kecemasan
pada
lansia
yang
58
DAFTAR PUSTAKA
1. Ayu H.K., (2010), Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga,
Sagung Seto, Jakarta.
2. Bandiyah S., (2009), Lanjut Usia Dan Keperawatan Gerontik, Mulia
Medika, Yogyakarta.
3. Christine B., (2013), Kamus Saku Keperawatan Edisi 3, EGC, Jakarta.
4. Darmojo., (2004), Buku Ajar Geriatri, Beberapa Aspek Gerontologi
Dan Pengantar Geriatri, FKUI, Jakarta.
5. Deiby., (2013), Kekambuhan Penyakit Reumatik Pada Usia lanjut,
http://www.Academia.edu.(online) Diakses 31 Mei 2014.
6. Dewi U., (2010), Kecemasan Pada Pasien Yang Mengalami Masalah
Kesehatan, http://www.Jurnal.ac.id, (onlione) Diakses 16 Juni 2014.
7. Efendi S., (2008), Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori Dan
Praktek Dalam Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
8. Efendi S., (2009), Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori Dan
Praktek Dalam Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
9. Friedman., (2003), Keperawatan Keluarga : Teori Dan Praktik,
Salemba Medika, Jakarta.
10. Hamid A., (2010), Artikel Kementerian Sosial RI, Penduduk Lanjut
Usia di Indonesia Dan Masalah Kesejahteraannya, Jakarta,
http://www.Kemsos.go.id, (online) diakses 30 Mei 2014.
11. Idawati., (2009), Pengaruh Pemberian Bekam Bering Terhadap
Perubahan Tingkat Nyeri Reumatik pada Lanjut usia dikelurahan
Sambung jawa kec.Mamajang Kota Makassar. Sripsi (tidak
diterbitkan) Sekolah tinggi ilmu kesehatan Gema Insan Akademik
makassar.
12. Lipsig & Noman., (2010), Hamilton Axienty Rating Scale, WWW.
Atlantap Ssychiatry, Com/ Forms/HAM-A, Pdf, diakses 30 Mei 2014.
13. Irto dkk., (2011), Gambaran Perilaku Lansia Terhadap Kecemasan Di
Panti Sosial Tresna Werda Theodora Makassar. (Skripsi), Diakses 29
juni 2014.
14. Lukman & Nurna., (2009), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal, Salemba Medika, Jakarta.
59
60
LAMPIRAN 1
: 2110148
Peneliti,
Taufik. N
2110148
61
Lampiran 2
Responden
(........................................)
62
Lampiran 3
KUESIONER
Hubungan Dukungan Keluarga DenganTingkat Kecemasan
(lanjut usia) Lansia Yang Mengalami Arthritis Rheumatoid
Di wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih Makassar
No. urut :
A. Indentifikasi Responden
a. Nama Responden
b. Umur Responden
c. Pekerjaan
e. Alamat
f. Pendidikan Terakhir
Tahun
63
B. Dukungan Keluarga
Petunjuk pengisian kuesioner
1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan di bawah ini
2. Pilihlah salah satu jawaban yang responden anggap paling sesuai
dengan pendapat dan keadaan responden.
3. Berilah tanda check list () setiap pernyataan yang diberikan,
sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
SL
Selalu, bernilai 3
KK
Kadang-kadang 2
TP
No
1.
Pernyataan
Keluarga
mendampingi
SL
saya
dalam
semangat
untuk
keadaan perawatan.
2.
Keluarga
memberi
keberhasilan penyembuhan.
3.
4.
Keluarga
tampak
mendukung
usaha
perawatan saya.
5.
6.
7.
8.
KK
TP
64
9.
Keluarga
mengungkapkan
perasaannya
10.
65
C. Tingkat Kecemasan
Petunjuk pengunaan alat ukur Hamilton Scale For Ansxiety ( HARS)
adalah :
Berikan tanda silang (X) terpadat pada kolom di bawah ini, sesuai
dengan manifestasi kecemasan yang di alami/ di rasakan oleh
responden.
Responden boleh memilih lebih dari satu jawaban
Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan
kategori:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada.
Gejala Kecemasan
No
1.
2.
Ketegangan
a. Merasa Tegang
b. Lesu
c. Tidak Bisa Istrahat Tenang
d. Mudah Terkejut
e. Mudah Menangis
f. Gelisah
g. Gemetar.
KODE
66
3.
Ketakutan
a. Pada Gelap
b. Terhadap Orang Asing
c. Ditinggal Sendiri
d. Pada Keramaian Lalu Lintas.
e. Pada Kerumuhan Orang Banyak.
4.
Gangguan Tidur
a. Sukar Memulai Tidur
b. Terbangun Pada Malam Hari
c. Tidur Tidak Banyak
d. Bangun Dengan Lesu
e. Banyak Mimpi-Mimpi
f. Mimpi Buruk
g. Mimpi Menakutkan.
5.
Gangguan Kecerdasan
a. Sukar Konsentrasi
b. Daya Ingat Menurun
c. Daya Ingat Buruk.
6.
Dini
Hari
Perasaan
67
8.
9.
Gejala Kardiovaskuler
a. Takikardia
(Denyut
Jantung
Cepat)
b. Berdebar-Debar
c. Nyeri Dada
d. Denyut Nadi Mengeras
e. Rasa Lesu/ Lemas Seperti Mau
Pingsan.
10. Gejala Respirasi
a. Rasa Tertekan Atau Sempit Di
Dada
b. Rasa Tercekik
c. Sering Menarik Nafas
d. Nafas Pendek Dan Sesak
11. Gejala Gastrointestinal
a. Sulit Menelan
b. Perut Melilit
c. Nyeri Sebelum Dan Sesudah
Makan
d. Perasaan Terbakar Di Perut
e. Mual
f. Muntah
g. Buang Air Besar Lembek
h. Sukar Buang Air Besar
i.
68
Laku
(Sikap)
Pada
Wawancara
a. Gelisah
b. Tidak Tenang
c. Jadi Gemetar
d. Kerut Kering
e. Muka Tegang
f. Otot Tegang/ Mengeram
g. Napas Pendek Dan Cepat
h. Muka Merah.
69
MASTER TABEL
No
Nama Usia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Ny. Y
Ny. G
Tn. B
Ny. T
Ny. W
Ny. S
Tn. R
Tn. W
Ny. S
Ny.E
Ny. F
Ny. H
Tn. T
Ny. D
Ny. M
Tn. N
Ny. G
Ny. F
Tn. B
Tn. S
Ny. S
Ny. B
Ny. R
Tn. S
Ny.E
Ny. S
Tn. E
Tn. P
Tn. W
Ny. L
Ny. M
Ny. L
Ny. T
65 thn
63 thn
71 thn
75 thn
63 thn
63 thn
66 thn
61 thn
82 thn
62 thn
61 thn
67 thn
63 thn
69 thn
77 thn
72 thn
64 thn
64 thn
70 thn
69 thn
66 thn
68 thn
73 thn
76 thn
60 thn
68 thn
62 thn
88 thn
65 thn
60 thn
62 thn
71 thn
61 thn
Pendidikan
SMA
SMA
SMP
SMP
SMA
SMA
SD
SMP
SMA
Tidak Sekolah
SMP
SMP
SMA
SMA
SMP
SMP
SMA
SD
SMA
SMP
SMA
SMA
SMP
SMP
SD
SD
SMP
SMA
SMP
SD
SMP
Tidak Sekolah
SMA
Dukungan
Keluarga
Kurang baik
Baik
Kurang Baik
Baik
Kurang baik
Baik
Kurang baik
Baik
Baik
Baik
Kurang Baik
Kurang baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Kurang baik
Baik
Baik
Kurang baik
Baik
Baik
Kurang baik
Baik
Kurang Baik
Kurang baik
Baik
Baik
Kurang baik
Baik
Baik
Tingkat
Kecemasan
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas berat
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas sedang
Cemas berat
Cemas sedang
Cemas sedang
Keterangan:
Dukungan Keluarga :
Tingkat Kecemasan :
1. Baik
1. Cemas Sedang
2. Kurang Baik
2. Cemas Berat
JADWAL PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN
PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DIRUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
MAKASSAR
BULAN
NO
URAIAN KEGIATAN
MARET
1
Identifikasi dan
justifikasi Masalah
pengambilan data
awal
Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan Hasil
Seminar Proposal
Pengumpulan Data
7
8
9
10
Pengolahan Data
dan Analisa Data
Seminar Hasil
Penelitian
Perbaikan Hasil
Seminar
Publikasi
APRIL
4
1 2
MEI
4
JUNI
1 2 3 4 1 2 3 4
JULI
1
AGUSTUS
2 3 4 1
SEPTEMBER
4 1 2 3 4
OKTOBER
1
71
UJI STATISTIK
A. Uji Univariat
DukunganKeluarga
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Baik
21
63,6
63,6
63,6
kurang baik
12
36,4
36,4
100,0
Total
33
100,0
100,0
72
Tingkat Kecemasan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
cemas sedang
23
69,7
69,7
69,7
cemas berat
10
30,3
30,3
100,0
Total
33
100,0
100,0
73
B. UJI BIVARIAT
Tingkat Kecemasan
Percent
33
TingkatKecemasan
Missing
100,0%
Total
Percent
0
Percent
0,0%
33
100,0%
Count
Expected Count
% within
DukunganKeluarga
% within
TingkatKecemasan
% of Total
kurang baik
Count
Expected Count
% within
DukunganKeluarga
% within
TingkatKecemasan
% of Total
Total
Count
Expected Count
% within
DukunganKeluarga
% within
TingkatKecemasan
% of Total
cemas berat
Total
18
21
14,6
6,4
21,0
85,7%
14,3%
100,0%
78,3%
30,0%
63,6%
54,5%
9,1%
63,6%
12
8,4
3,6
12,0
41,7%
58,3%
100,0%
21,7%
70,0%
36,4%
15,2%
21,2%
36,4%
23
10
33
23,0
10,0
33,0
69,7%
30,3%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
69,7%
30,3%
100,0%
74
Chi-Square Tests
Exact
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
Df
a
,008
5,085
,024
6,960
,008
7,015
b
,016
Linear-by-Linear
6,802
Association
N of Valid Cases
,009
33
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,64.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
8,400
1,571
44,917
2,057
1,030
4,109
,245
,077
,775
kurang baik)
For cohort
TingkatKecemasan = cemas
sedang
For cohort
TingkatKecemasan = cemas
berat
N of Valid Cases
33
,013
75
76
77
78
79