b. Jumlah eritrosit
c. Jumlah retikulosit
h. Jumlah trombosit
: menurun (aplastik)
meningkat (DB)
normal atau tinggi (hemolitik)
i. Hemoglobin elektropoisis
j. Bilirubin serum
: Meningkat
l. Besi serum
m. TBC serum
: Meningkat
n. Feritin serum
: Meningkat
q. Guaiak
r. analisa gaster
10. Penatalaksanaan.
Terapi yang di berikan pada pasien anemia berbeda-beda tergantung dari jenis dan tipe
anemia. Berikut penjelasan :
a. Anemia defisiensi besi.
- Terapi Kausal : diobati penyebab pendarahan , missal : hemoroid bila tidak
dilakukan terpi kausal anemia akan kambuh.
- Pemberian preparat besi : besi oral ferious sulpat 3x2 mg. Besi parenteral
diindikasikan pada pasien intoleransi obat berat, colitis useratif dan perlu peningkatan
besi secara tepat (bumil, preoperasi) preparat yang tersedia iron dextrancomplex, iron
sorbital citric acid complex di berikan sampai 6 bulan.
- Diet vitamin c, transfuse darah sebagai pengobatan tambahan.
b. Anemia Penyakit Kronis.
-Obati penyakit dasar
-Transfusi jarang pada derajat anemia ringan.
-Pemberian elektropoited untuk menaikan kadar hb.
-Jika anemia disertai defisiensi preparat besi, berikan besi dan hentikan apabila
Hb : 9-10 g/dl (Bakta, 2013,41).
c. Anemia Sideroblastik.
-Transfusi darah
-Pemberian vitamin B6
d. Anemia Megaloblastik
-Jika defisiensi B12 ; hydroxycobalamin 1 m 200mg/ hari
-Jika defisiensi asam folat : berikan asam folat 5 mg/ hari selama 4 bulan.
-Observasi respon terhadap terapi ; Hb harus baik 2 3 g/dl tiap 2 minggu
(Bakta,2013 :48 )
e. Anemia Pernisiosa.
- Terapi pemberian B12
-Terapi pemeliharaan.
- Monitor adanya kemungkinan karsinoma (Bakta 2003, 49)
f. Anemia Hemolitik
- Terapi gawat darurat ; pada hemolisis intravascular terjadi syok dan gagal ginjal
akut, pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Terapi suportif Simtomatik : untuk mendeteksi hemolisis terutama di
limpa.Pada anemia hemolitik heredifer harus di berikan transfuse darah. Pada anemia
hemolitik kronik dianjurkan pemberian asam folat 0, 15 0,3 mg/hari.
(Bakta, 2003: 69)
d. Eliminasi.
Gejala
: Flatulen, hematemesis, melena, diare, atau konstipasi
penurunan haluaran urine.
Tanda
: Distensi abdomen.
apatis.
g. Nyeri/ kenyamanan.
Gejala
: sakit kepala.
h. Pernafasan.
Gejala
Tanda
: takipnea, disneu
i. Keamanan.
Gejala
sering inspeksi.
Tanda
(aplastik)
j. Seksualitas.
Gejala
impoten.
Tanda
2. Diagnosa Keperawatan.
1. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan dispnue.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d penurunan O2 ke otak ditandai
dengan penurunan kesadran nyeri kepala.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk
mencerna makanan yang di perlukan dalam pembentukan sel darah merah d.d mual
muntah, anoreksia, BB menurun.
3. Intervensi keperawatan.
1. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi d.d dispnue, takipnue.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama x24 jam di harapkan
pola nafas kembali efektif dengan criteria hasil :
-
Intervensi :
Mandiri.
-
Pantau TTV
Monitor usaha pernafasan.
Berikan posisi semifowler.
Ajarkan napas dalam.
Evaluasi pernafasan klien setelah diberikan intervensi.
Kolaborasi
-
Intervensi :
Mandiri.
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk
mencerna makanan.
Tujuan : setelah diberikan askep selama x 24 jam di harapkan resiko tidak
terjadi dengan criteria hasil:
-
Intervensi :
-
Mandiri.
Kaji riwayat nutrisi.
Obs dan catat masukan makanan pasien.
Beri makan sedikit dengan frekkuensi sering.
Obs mual muntah.
Obs hygine mulut pasien.
Kolaborasi.
Kolaborasi dengan ahli gizi.
Pantau hasil Lab.
Beri obat sesuai indikasi.
4. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (asam laktat) d.d perilaku distraksi
(gelisah) , pasien mengeluh nyeri kepala, meringis dispnue/ takipnue.
Tujuan : setelah di berika askep selama x 24 jam di harapkan pasien tidak ada
nyeri dengan criteria hasil :
-
Intervensi :
-
Mandiri.
Kaji keluhan nyeri pasien.
Obs adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah gelisah
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Kolaborasi.
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti analgetik.
Intervensi :
Mandiri.
-
6. PK Anemia
Tujuan : setelah di berikan askep selama . X24 jam di harapkan perawat dapat
menanggani dan meminimalisir komplikasi dari anemia dengan criteria hasil :
-
Hb 12 -16 g%
Konjungtiva tidak pucat
Pasien mengatakan kelemahan berkurang
Perdarahan tidak terjadi.
Intervensi :
Mandiri.
-
4. Implementasi.
Tindakan implementasi keperawatan di lakukan sesuai intervensi yang di buat
atau yang direncanakan.
5. Evaluasi.
Dx 1 : pola nafas pasien kembli efektif
DX2 : terjadi peningkatan perfusi jaringan.
Dx3 : resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi
Dx4: nyeri berkurang.
Dx5 : pasien tampak mempertahankan / meningkatkan ambulansi aktifitas.
Dx 6 Perawat dapat menangani dan meminimalisir komplikasi dari anemia.