Bencana Banjarnegara
Disusun oleh:
Kelompok 8
Suci Rahma Manda Sari
Tri Oktariani Putri
Tria Erma Juliana
Vinny Aprio Mita
Tingkat:
III B
Dosen Pembimbing :
Susyani, SSiT, M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaiakan makalah ini sebagai salah satu
tugas mata kuliah Penyelenggaraan Makanan Darurat pada semester ganjil ini. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah, kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam membuat makalah ini.Kritik
dan saran sangat dibutuhkan demi perbaikan dimasa mendatang. Pada akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul . 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi ... 3
BAB I PENDAHULUAN
4
5
5
6
6
7
9
10
10
10
23
DAFTAR PUSTAKA 24
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas
manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh
gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan
biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda
manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda),
kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah
atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan
dengan pernyataan: bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan
ketidakberdayaan. Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan
menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa
bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah alam juga
ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk
bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,
sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban
umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak
akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki
ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana
merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk
mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir.
Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah
4
penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang
cukup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi bencana alam?
2. Bagaimana kondisi banjarnegara setelah terjadi bencana alam tersebut?
3. Masalah apa sajakah yang timbul akibat bencana alam tersebut?
4. Bagaimana tindakan pemerintah terhadap kejadian tersebut?
5. Intervensi apa sajakah yang dapat dilakukan guna meminimalisir
dampak bencana alam tersebut?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi bencana alam
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kondisi banjarnegara
setelahterjadi bencana alam tersebut
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahamiMasalah apa sajakah
yang timbul akibat bencana alam tersebut
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahamiBagaimana tindakan
pemerintah terhadap kejadian tersebut
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Intervensi apa saja yang
dapat dilakukan guna meminimalisir dampak bencana alam tersebut
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti
sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau
penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang
disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006).
Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan
pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan
kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Sedangkan Bencana alam
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yangdisebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir,kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
B. Klasifikasi
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari
dalam bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam
geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang
disebabkan oleh faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam
klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung,
kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
6
BAB III
8
PEMBAHASAN
A. Kondisi Bencana Alam di Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, pada Jumat 12
Desember 2014 Tarikh Umum (TU) lalu diguyur hujan yang sangat deras
yang menyebabkan meluapnya Sungai Serayu, sungai utama di kabupaten
ini dan sempat menenggelamkan sejumlah rumah. Titik-titik tanah longsor
pun bermunculan di mana-mana di kabupaten ini.
Dusun ini berada di jalur jalan raya utama yang menghubungkan
Kota Banjarnegara dengan Leksana (ibu kota Kecamatan Karangkobar)
dan Dataran Tinggi Dieng. Terdapat sekitar 150 rumah di dusun ini. Desa
Sampang sendiri berpenduduk lebih dari 2.000 jiwa dengan 1.805 orang di
antaranya terdaftar sebagai pemilih dalam daftar pemilih tetap Pilpres
2014 lalu seperti dipublikasikan KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Pada Jumat senja itu pada pukul 17:00 WIB Situasi di dusun
jemblung, desa sampang kecamatan karangkoba berubah dramatis.
Didahului suara mirip ledakan keras hingga dua kali, lereng sisi utara
Gunung Telagalele yang persis ada di hadapan dusun ini mendadak
longsor.Materialnya mengalir deras tak tertahankan ke kaki gunung.
Hampir segenap dusun beserta penduduknya kontan terkubur di bawah
timbunan lumpur tebal. Longsor dahsyat ini juga menimbun jalan raya
beserta kendaraan apa pun yang sedang melintasinya saat itu. Hanya dalam
lima menit, lansekap yang semula indah kini berubah menjadi timbunan
tanah yang mengerikan. Luas kawasan yang terkena hantaman longsor
dalam bencana dahsyat ini mencapai tak kurang dari 15 hektar dan
sebagian menyumbat Sungai Petir, salah satu anak Sungai Merawu dalam
DAS (daerah aliran sungai) Serayu.
Hingga Minggu 13 Desember 2014 TU, tim evakuasi yang kini
sudah beranggotakan lebih dari 2.000 orang dari segenap eksponen
relawan telah menemukan 42 jasad korban. Dari perkiraan 108 jasad yang
terkubur, maka masih ada 66 orang yang belum ditemukan. Ribuan
9
untuk
Meminimalisir
Dampak
Bencana
Alam
di
Banjarnegara
1. Intervensi pasca bencana
Intervensi gizi yang dilakukan dalam bencana alam ini adalah
dalam keadaan pasca bencana. Kegiatan penanganan gizi yang
dilakukan adalah melaksanakan pemantauan dan evaluasi sebagai
bagian dari surveilans, untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan
(need assessment) dan melaksanakan kegiatan pembinaan gizi sebagai
tindak lanjut atau respon dari informasi yang diperoleh secara
terintegrasi dengan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat (public
10
konselor
MP-ASI,
LSM
perempuan
yangberpengalaman)
f. Kebiasaan PMBA termasuk cara pemberiannya (cangkir/botol),
kebiasaan PMBA sebelum situasi bencana dan perubahannya
Data kuantitatif meliputi:
a. Jumlah bayi dan anak baduta dengan atau tanpa keluarga menurut
kelompok umur; 0-5 bulan, 6-11 bulan, 12-23 bulan
b. Jumlah ibu menyusui yang sudah tidak menyusui lagi
c. Angka kesakitan dan kematian bayi dan anak di pengungsian
2. Kebutuhan mendesak
a. Untuk mendukung pemenuhan makanan siap saji di dapur umum,
diperlukan bantuan beras, bahan utama lauk dan sayur, bumbu
dapur, gula psir, minyak goreng dan mie instan. Setiap hari mereka
akan membagikan 5000 bungkus nasi. masih diperlukan juga air
mineral dan air bersih untuk keperluan minum dan MCK.
11
Penghitungan kebutuhan.
Penyusunan menu 2.100 kkal, 50 g protein dan 40 g lemak
Penyusunan menu untuk kelompok rentan
Pendampingan penyelenggaraan makanan sejak dari persiapan
sampai pendistribusian
e. Pengawasan logistik bantuan bahan makanan, termasuk bantuan
susu formula bayi
f. Pelaksanaan surveilans gizi untuk memantau keadaan gizi
pengungsi khususnya balita dan ibu hamil
g. Pelaksanaan tindak lanjut atau respon sesuai hasil surveilans gizi
13
atau
keluarga
bayi
yangbersangkutan
Identitas agama dan alamat pendonor ASI diketahuidengan
setelah
mengetahui
identitas
susu
formula
dengan
pengawasan
atau
Selingan
Siang
Menu hari
III
ASI
Mi goring
I
ASI
Bubur beras
II
ASI
Nasi
IV
ASI
Nasi goring
V
ASI
Nasi
abon
Ikan kaleng
Campur
Abon
uduk
Saus tomat
daging
Perkedel
kaleng
Daging
Biscuit
Nasi
Buah kaleng
Nasi
Biscuit
Nasi
Buah kaleng
Nasi
kaleng
Biscuit
Nasi
Sup sayur
Tumis
Sup daging
Ikan sarden
Tim teri
kaleng dan
dendeng
kaleng
sambal
bumbu
teri
manis
goreng
tomat
15
Jumlah
Pagi
makanan
Nasi penukar
Lauk penukar
Buah
Susu
Minyak
Gula
Multi vitamin
porsi (g)
3,25 P
3P
2P
2p
2,5 p
2p
-
p
1p
1p
p
2p
1 sachet
dan
mineral
Selingan
siang
Selingan
pagi
p
1p
p
-
p
1p
p
-
sore
p
1p
p
-
sore
malam
p
1p
p
-
1p
p
-
(1 g)
(taburia)
Selingan
Menu hari
III
II
IV
Bubur beras
Nasi
Abon
Ikan
Susu
saus tomat
daging
susu
kaleng
Biscuit
Buah kaleng
susu
Biscuit
Buah kaleng
Susu
Biscuit
Minuman
Minuman
Minuman
Minuman
Minuman
Nasi uduk
Abon
Perkedel
Susu
daging
kaleng
sirup,
dll)
jus, sirup,
dll)
jus, sirup,
(the,
jus,
dll)
16
Siang
Nasi
Nasi uduk
Nasi
Nasi
Abon ikan
Sup
Tumis
jamurkaleng
Dendeng
bawang
santan
danteri
manis
Buah kaleng
Biscuit
Buah kaleng
Biscuit
Buah kaleng
Minuman
Minuman
Minuman
Minuman
Minuman
Ikan
Selingan
Nasi
tuna Daging kaleng
sirup,
jus, sirup,
jus, sirup,
dll)
Nasi
Nasi
dll)
Nasi
dll)
Nasi
dll)
Nasi
Sup jamur
Tumis
Sup daging
Ikan sarden
Tim teri
kaleng dan
Dendeng
kaleng
bumbu
bumbu
teri
manis
Susu
sambal
tomat
Susu
Susu
goreng
Susu
(the,
jus,
Susu
Catatan:
lebih besar
Setelah hari ke-5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan
segar
Menu dapat lebih bervariasi dengan diberikan makanan
selingan berupa buah + biskuit, dan makan siang/sore
kacangan
Sayuran dapat dipilih dari sayuran yang tersedia, apapun jenis
sayurannya
17
Pembagian Porsi Menu Makanan Sehari Untuk Ibu Hamil dan Ibu
Menyusui (2200 kkal)
Bahan Makanan
Jumlah
Pagi
Selingan
Siang Selingan
Malam
Porsi (p)
6 p + 1p
1 p + 1/2
Pagi
1p
2p
Sore
p
1,5p + p
makanan penukar
Lauk Hewani atau
3p
p
1p
1p
1p
3p
1p
1p
1p
Penukar
Sayur atau bahan
3p
1p
1p
1p
makanan Penukar
Buah atau bahan
4p
1p
1p
1p
1p
makanan Penukar
Gula
Minyak
Susu
2p
5p
1p
1p
1,5 p
-
1p
-
1p
-
1p
-
1,5 p
1p
bahan makanan
Penukar
Lauk Nabati atau
bahan makanan
18
Catatan:
Bila makanan segar sudah dapat diperoleh, makanan kaleng seperti ikan
kaleng, daging kaleng supaya segera diganti dengan bahan makanan segar
ataupun tempe, tahu, kacang-kacangan, sayuran dapatdipilih dari sayuran
yang tersedia, apapun jenis sayurannyaSelain itu ibu hamil dan ibu
menyusui perlu diberikan nasehat atauanjuran gizi dan kesehatan melalui
kegiatan konseling menyusui dankonseling MP-ASI serta pendistribusian
Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil.
e. Penanganan Gizi Lanjut Usia
Usia lanjut, perlu makanan dalam porsi kecil tetapi padat gizi dan
mudah dicerna. Dalam pemberian makanan pada usia lanjut
19
susu
formula
harus
dijamin
selama
bayi
membutuhkannya.
3) Diusahakan agar pemberian susu formula dibawah supervisi
dan monitoring yang ketat oleh tenaga kesehatan terlatih.
4) Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi yang memadai
dan konseling tentang cara penyajian susu formula yang aman
dan praktek pemberian makan bayi yang tepat.
5) Hanya susu formula yang memenuhi standar
Codex
8) Susu Kental Manis dan Susu cair tidak boleh diberikan kepada
bayi berumur kurang dari 12 bulan.
9) Susu formula diberi label dengan petunjuk yang jelas tentang
cara penyajian, masa kadaluwarsa minimal 1 tahun, dalam
bahasa yang dimengerti oleh ibu, pengasuh atau keluarga.
10) Botol dan dot tidak boleh di distribusikan dan tidak dianjurkan
untuk
digunakan.
Pemberian
susu
formula
hendaknya
karena
dikhawatirkan
akan
digunakan
sebagai
pengganti ASI.
12) Untuk mengurangi bahaya pemberian susu formula, beberapa
hal di bawah ini sebisa mungkin dipenuhi:
a. Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan,
diberikan sabun untuk mencuci.
b. Alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya.
c. Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan
gunakan botol susu).
d. Bahan bakar dan
air
bersih
yang
cukup
(bila
BAB IV
PENUTUP
21
A. Kesimpulan
Bencana
adalah
peristiwa
atau
rangkaian
peristiwa
yang
kesehatan
masyarakat
(public
health
response)untuk
DAFTAR PUSTAKA
22
http://regional.kompasiana.com/2014/12/16/longsor-dahsyat-
jemblung-dantakdir-kebumian-banjarnegara-710641.html.Diakses
tanggal 6 januari 2015.
Longsor dibanjarnegara, belasan orang tewas.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/12/141213_indones
ia_longsor_banjarnegara. Diakses tanggal 6 januari 2015.
Karina charitas Indonesia.Respon jaringan charitas keuskupan.
http://www.karina.or.id/index.php/9-uncategorised/231-respon-longsorbanjarnegara. diakses tanggal 6 januari 2015.
http://www.academia.edu/4688215/DEFINISI_DAN_JENIS_BENCANA
diakses tanggal 7 januari 2015
Kemenkes RI. 2007. Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
23