Anda di halaman 1dari 40

BAB 7 PESAWAT PENERIMA

7.1. PENGANTAR
Pesawat penerima radio melakukan fungsi-fungsi yang berikut ini. Mereka
memisahkan sebuah sinyal radio yang dikehendaki dari semua sinyal radio yang
mungkin diterima oleh antena, dan menolak semua sinyal lain tersebut. Sinyal yang
dipisahkan tersebut kemudian diperkuatnya sampai ke suatu tingkat yang dapat
digunakan. Akhirnya, sinyal suara dipisahkannya dari pembawa (carrier) radio, dan
diteruskannya ke pemakai.
Bab ini akan mempelajari prinsip-prinsip kerja dari beberapa pesawat
penerima radio yang umum dipakai, sebagian besar pembahasan didasarkan pada
diagram-diagram blok, sedangkan untuk rangkaian terperinci dari masing-masing
blok, pembawa dipersilahkan melihat kembali bab-bab yang terdahulu.
7.2. PENERIMA SUPERHETERODYNE
Penerima-penerima model lama yang dipakai untuk penerimaan sinyal yang
dimodulasi-amplitudo atau sinyal-sinyal telegraf dengan pembawa yang terputusputus (interupted carrier telegraph signals) menggunakan prinsip frekuensi radio
yang ditala atau tuned radio frequency (disingkat TRF). Ini hanya berupa sebuah
rantai penguat-penguat, yang masing-masing ditala pada frekuensi yang sama dan
diikuti oleh sebuah rangkaian detektor. Penerima semacam ini mempunyai
selektivitas sinyal keterbatasan yang buruk, terutama bila diharuskan untuk menala
pada cakupan-cakupan frekuensi yang lebar, karena Q dari rangkaian-rangkaian tala
berubah-ubah dengan frekuensi.
Penerima superheterodyne dikembangkan untuk memperbaiki selektivitas
saluran berbatasan (adjacent channel selectivity) ini dengan menempatkan bagian
terbesar

dari

selektivitas

frekuensi

pada

tingkat-tingkat

frekuensi-antara

(intermediate frequency = IF) setelah konversi yang pertama. Adalah jauh lebih
mudah untuk mendapatkan selektivitas ini pada IF, karena rangkaian-rangkaian
tinggal tetap ditala pada IF, dan tidak berubah-ubah meskipun dipilih stasiun yang
berbeda. Prinsip superheterodyne adalah sedemikian bahwa jika dua buah sinyal
sinusoida dengan frekuensi yang berbeda dicampur, sehingga keduanya saling

mengalikan (multiply) atau saling menambah (add) dan kemudian diteruskan lewat
sebuah rangkaian dengan fungsi transfer tidak-linear, maka sinyal keluaran akan
mengandung komponen-komponen sinyal pada frekuensi-frekuensi yang merupakan
jumlah, selisih, dan masing-masing dari kedua frekuensi asal tersebut. Juga akan
terdapat campuran-campuran harmonis dari sinyal-sinyal ini, tetapi jika kedua
frekuensi dasar dipilih dengan hati-hati, ini tidak akan saling mengganggu (interfere).

Gambar 7.1. (a) Rangkaian penerima superhiterodyne, (b) Spektra sinyal dalam
sinyal superheterodyne

Prinsip inilah yang menjadi dasar dari modulasi amplitudo dan semua proses
konversi frekuensi seperti misalnya, multipleks frekuensi dari saluran-saluran
telepon. Penerima siaran duperheterodyne adalah penerapan yang orisinil dari pinsip
ini, dan masih merupakan salah satu yang terbesar. Istilah superheterodyne adalah
singkatan dari supersonic heterodyne, yang dapat diartikan sebagai pembangkitan
frekuensi-frekuensi campuran (beat frewuencies) di atas batas pendengaran.
Penerima superheterodyne dasar dilukiskan dalam Gambar 7.1. Tingkat
pertama adalah sebuah penguat RF ditala, yang kegunaan utamanya adalah untuk
memperbaiki perbandingan S/N (lihat Bagian 4.9.1). Tingkat ini juga memberikan
sedikit perbaikan dalam selektivitas RF dan penurunan pancaran kembali dari
osilator (oscillator re radiation). Tetapi, pada penerima-penerima yang murah tingkat
ini biasanya ditiadakan. Keluaran dari RF talah diumpankan ke masukan sinyal dari
sebuah rangkaian osilator penyampur dimana terjadi pembangkitan frekuensifrekuensi campuran (heterodyning). Rangkaian osilator biasanya ditala dengan
penalaan kapasitansi, dan ketiga kapasitor tala (tuning capacitor) disatukan (ganged)
secara mekanis pada sebuah sumbu dan tombol pengaturan bersama. Osilator dan
penyampur dapat merupakan rangkaian-rangkaian terpisah, atau dapat juga
dikombinasikan seperti dalam rangkaian penyampur autodyne.
Keluaran penyampur (frekuensi selisih untuk konversi ke bawah dalam
penerima) diumpankan ke dua buah penguat tala IF, yang ditala tetap dan
mempunyai cukup selektivitas untuk menolak sinyal-sinyal dari saluran yang
berbatasan. Keluaran dari penguat IF dimasukkan ke detektor, dimana sinyal audio
dihasilkan kembali, atau didemodulasi (demodulated). Detektor juga menyediakan
sinyal-sinyak untuk pengaturan perolehan otomatis (automatic gain control = AGC)
dalam penerima-penerima AM, atau pengaturan frekuensi otomatis (automatic
frequency control = AFC) dalam penerima-penerima FM. Sinyal AGC dikenakan
pada satu atau beberapa dari penguat IF dan RF, sedangkan sinyal AFC digunakan

untuk membetulkan frekuensi osilator lokal. Keluaran audio diteruskan melalui


sebuah pengatur volume ke penguat audio, yang biasanya terdiri dari satu penguat
tegangan tingkat rendah yang diikuti oleh sebuah penguat daya, dan akhirnya
dihubungkan ke sebuah pengeras suara.

7.3. PILIHAN FREKUENSI ANTARA DAN FREKUENSI OSILATOR


Frekuensi antara (intermediate frequency = IF) pada umumnya dipilih lebih
rendah daripada frekuensi sinyal terendah yang akan diubah, meskipun dalam
beberapa hal khusus suatu konversi ke atas boleh juga digunakan. Frekuensi yang
sebenarnya terpili adalah suatu kompromi. Makin rendah IF yang dipilih, makin
mudah pula untuk mendapatkan selektivitas yang diperlukan untuk menolak sinyalsinyal dari saluran yang berbatasan. Tetapi penolakan sinyal-sinyal bayangan (image
signals) akan membaik dengan menaikkan frekuensi (lihat Bagian 7.4). Jika IF
terlalu tinggi, dan jatuh ke dalam cakupan frekuensi sinyal, mungkin terjadi
pengumpanan langsung, yaitu sinyal langsung masuk ke bagian IF.
Pilihan cakupan frekuensi osilator terutama ditentukan oleh cakupan penalaan
kapasitor tala, yang dinyatakan sebagai suatu perbandingan, yaitu :
f
C
cakupaan maks maks
C min f min

(7.1)

Frekuensi osilator f0 dapat dibuat lebih kecil atau lebih besar daripada frekuensi
sinyal fg. Jika dibuat lebih kecil, maka
IF = fs f0

(7.2a)

Jika dibuat lebih besar, maka


IF = f0 fs

(7.2b)

Jika frekuensi osilator dibuat lebih rendah daripada frekuensi sinyal, cakupan
talaan osilator akan lebih besar daripada jika frekuensi osilator dipilih lebih tinggi.
Jika juga dipilih suatu nilai IF yang tinggi, cakupan talaan kapasitor osilator akan
jadi berlebihan. Masalah ini tidak begitu kritis apda frekuensi-frekuensi sinyal yang

lebih tinggi, tetapi adalah cukup serius untuk jalur MF (medium frequency =
frekuensi menengah), seperti dilukiskan dalam contoh berikut ini.
Contoh 7.1

Hitunglah cakupan talaan yang perlu untuk kapasitor dalam sebuah


penerima superheterodyne MF yang bekerja pada cakupan sinyalsinyal dari 500 kHz hingga 1600 kHz, dan menggunakan IF sebesar
465 kHz, jika osilatornya adalah :
(a) Lebih tinggi daripada sinyal frekuensi
(b) Lebih rendah daripada sinyal frekuensi

Penyelesaian Cakupan frekuensi dari frekuensi sinyal adalah 500 sampai 1600
kkHz, yang memberikan perbandingan frekuensi sebesar
f s maks
f s min

1600
3,2
500

Karena kapasitansi yang perlu untuk menala rangkaian berubah sesuai


dengan kebalikan dari frekuensi, perbandingan kapasitansi diperlukan
menjadi
C s maks
C s min

f maks
f min

3,2 2 10,24

(a) Untuk f0 > fg, cakupan f6 adalah


465 + (500 sampai 1600) = 965 sampai 2065( kHz
Ini memberikan perbandingan frekuensi untuk osilator menjadi
f maks
2065

2,14
f min
965

dan perbandingan kapasitansi untuk kapasitor osilator adalah


C maks
2,14 2 4,58
C min

(b) Untuk f0 < fg, dari persamaan (7.2a), cakupan f0 adalah


-465 + (500 sampai 1600) = 35 sampai 1135 kHz
Perbandingan-perbandingan yang bersesuaian adalah
f maks 1135
C maks
2065

32,4 dan

32,4 2 1052 (tidak praktis!)


f min
35
C min
965

Cakupan osilator atas harus digunakan. Kombinasi IF dan frekuensifrekuensi osilator ini adalah khas untuk hampir semua penerima siaran
AM untuk jalur MF yang dimaksudkan untuk pasaran domestik.

7.4. PENOLAKAN BAYANGAN


Rangkaian penyampur superheterodyne menghasilkan komponen-komponen
sinyal pada frekuensi IF yang adalah selisih antara osilator dan frekuensi sinyal.
Persamaan (7.2) menunjukkan bahwa sinyal dapat berada di atas atau di bawah
frekuensi osilator dan masih menghasilkan suatu sinyal IF. Jika ujung depat (tingkat
RF) penerima tidak mempunyai talaan yang sangat selektif, yang memang akan
demikian halnya jika hanya digunakan sebuah rangkaian tala tunggal, bila ditala pada
suatu frekuensi sinyal f0 IF, tingkat RF juga akan memberikan respon pada sinya f0
+ IF. Sinyal yang lain ini disebutkan sebagai frekuensi bayangan fi yang diberikan
oleh :
fi = fs 2IF

(7.3)

dimana tanda plus digunakan bila fo > fs dan tanda minus bila f0 < fs. frekuensi
bayangan hanya dapat ditolak oleh selektivitas rangkaian-rangkaian tala yang
ditempatkan di depan penyampur. Jika frekuensi bayangan sudah terlanjur diubah
menjadi IF, frekuensi tersebut tidak mungkin dipisahkan lagi dari sinyal yang
dikehendaki.
Ujung depan sebuah penerima adalah satu atau beberapa rangkaian resonansi
yang ditala, yang berfungsi sebagai filter. Sebuah rangkaian semacam ini dilukiskan
dalam Gambar 7.2 (a), dimana suatu rangkaian tala paralel didorong oleh sebuah
sumber arus konstan Is (sebuah penguat) dan menghasilkan tegangan keluaran V0.
Responsnya pada suatu frekuensi yang dekat dengan tetapi tidak pada resonansi
dapat diperoleh sebagai berikut. Besarnya administrasi paralel dari rangkaian
resonansi diberikan oleh

Y Y0
o

yQ 2 Y0 1 yQ 2

(7.82)

dimana
y

(7.65)

dan dimana adalah kurang dari satu dekade di atas atau di bawah 0. Tegangan
keluaran dalam cakupan frekuensi ini diberikan oleh
Vo

Is
Y

Is
Yo 1 yQ 2

(7.4)

yang pada resonansi ( = 0) dapat diringkat menjadi V0 (res) = Is/yo. Respons relatif
pada suatu frekuensi di luar resonansi diberikan oleh

Ar

Vo

Vo res

1
1 yQ 2

(7.5)

untuk rangkaian tala tunggal. Jika beberapa rangkaian tala dimasukkan dan
diisolasikan dengan penguat-penguat, maka respons keseluruhan diberikan oleh
hasil-kali
Ar tot Ar 1 Ar 2

(7.6)

Perbandingan-perbandingan Ar biasanya dinyatakan dalam decibel (dB) dengan


menggunakan Persamaan (A4)

Gambar 7.2. (a) Rangkaian tala paralel, (b) Penolakan frekuensi bayangan

Gambar 7.2 (b) menunjukkan respons sebuah rangkaian tala tunggal yang
dibuat grafiknya terhadap frekuensi. Respons puncak terjadi pada sinyal fs, dengan
hanya sedikit sekali penurunan respons pada batas-batas dari bandpass IF, yang juga
diperlihatkan. Frekuensi f0 ditunjukkan pada fs + IF dan bayangan pada fs + 2 IF.
Kemampuan penolakan bayangan ialah besarnya penurunan respons dalam decibel
terhadap respons pada frekuensi resonansi dan dapat dihitung dengan mudah untuk
kasus rangkaian tunggal. Contoh berikut ini akan melukiskan masalahnya.
Contoh 7.2 Sebuah penerima siaran AM mempunyai IF = 465 kHz dan ditala pada
500 kHz dengan suatu Q sebesar 50 pada frekuensi tersebut.
Hitunglah penolakan bayangan dalam dB.
Penyelesaian

Dari Persamaan (7.5), respons relatif adalah


Ar

1
1 y 2Q 2

Dari Persamaan (7.3)


Fi = fs + 2IF = 500 + (2 x 465) = 1430 kHz
Dari Persamaan (7.65)
500
1430

50
500
1430

126

yQ

Ar

1
atau 42 dB
126

Jadi, jika sebuah pemancar dengan kuat sinyal yang sama dengan
sinyal yang dikendaki diterima pada bayangan, yaitu 1430 kHz,
sinyal tersebut akan timbul pada keluaran diperlemah (attenuated)
dengan 42 dB. Seandainya ditambahkan sebuat penguat tala RF,
maka selektivitas akan menjadi lipat dua, dan penolakan bayangan
akan menjadi 84 dB jadi lebih dari cukup.
Suatu fenomena yang mirip dengan penolakan bayangan dan terjadi pada
frekuensi-frekuensi tinggi adalah apa yang dinamakan penerimaan ganda (double
spotting). Hal ini terjadi karena alasan yang persis sama seperti dalam respons
bayangan, dan kejadiannya adalah sebagai berikut. Sementara osilator lokal ditala
menurun pada spektrumnya, sebuah sinya fs diterima, yaitu pada frekuensi f0-IF.
Sementara frekuensi osilator lokal terus diturunkan, sinyal yang sama diterima lagi,
kali ini dengan osilator lokal ditala di bawah frekuensi sinyal, sehingga fs (sekarang
frekuensi bayangan) sekarang adalah fo + IF. Amplitudonya akan berkurang,
tergantung pada besarnya penolakan bayangan dari penguat RF. Jadi pengaruh
penerimaan ganda ialah bahwa pemancar yang sama kelihatannya diterima pada dua
posisi setelah yang berbeda pada penunjuk gelombang.
Satu penyelesaian untuk masalah-masalah respons bayangan dan penerimaan
ganda ini ialah dengan mempertajam selektivitas dari penguat RF, atau dengan
menaikkan IF sehingga bayangannya terletak di luar respons dari penguat, atau suatu
kombinasi dari kedua cara tersebut.

Cara penyelesaian lain untuk masalah respons bayangan ialah dengan memilih
suatu frekuensi IF pertama yang terletak di atas frekuensi maksimum yang akan
ditala, dengan osilator lokal menala cakupan di atas frekuensi itu. Frekuensifrekuensi bayangan untuk sistem semacam ini terletak bahkan lebih tinggi lagi, yaitu
di atas frekuensi-frekuensi osilator dan dapat dengan mudah dihilangkan pada tingkat
RF dengan sebuah filter lo-pass yang cutoff-nya terletak di bawah IF pertama.
Sampai belum lama berselang sistem ini agak kurang praktis, karena filter-filter IF
dengan bandpass yang cukup sempit untuk frekuensi-frekuensi tinggi tidak dapat
diperoleh. Tetapi perkembangan-perkembangan terakhir dalam filter-filter kristal dan
keramik telah menyediakan bermacam-macam filter IF dengan jalur sempit untuk
frekuensi-frekuensi dalam daerah VHF, dan sistem ini sekarang adalah cukup praktis.

7.5. SELEKTIVITAS SALURAN YANG BERBATASAN


Selektivitas tingkat-tingkat RF sebuah penerima adalah fungsi dari frekuensi,
yaitu terbaik pada frekuensi-frekuensi rendah menjadi makin buruk dengan
meningkatnya frekuensi. Selain itu, adalah juga sulit untuk menyelaraskan (track)
beberapa rangkaian tala dengan Q tinggi bila mereka itu beresonansi. Karena alasan
ini, selektivitas tingkat-tingkat RF pada kebanyakan penerima biasanya sengaja
dibiarkan lebih lebar daripada yang perlu untuk operasi saluran tunggal, dan
selektivitas akhir diperoleh pada penguat IF.
Penentuan saluran dalam suatu spektrum yang semakin padat mengharuskan
bahwa saluran-saluran ditempatkan sedekat mungkin satu dari yang lain; jarak 10
kHz adalah khas untuk stasiun-stasiun AM dalam jalur-jalur MF dan HF (High
Frequency). Untuk stasiun-stasiun FM digunakan jarak yang lebih lebar, dan bahkan
lebih lebar lagi untuk sistem-sistem televisi dan gelombang mikro. Haruslah
mungkin bagi dua stasiun untuk menempati saluran-saluran yang berbatasan
(adjacent) dengan jarak yang minimum di antaranya, dengan penerima harus mampu
memisahkannya. Karakteristik bandpass saluran IF yang ideal dilukiskan dalam
Gambar 7.3 (a). Karakteristik itu mempunyai respons dengan puncak rata di dalam
jalurnya, berpusat pada frekuensi saluran f1, mempunyai tepi-tepi yang lurus dan

tegak dan mempunyai penolakan yang merata dan idealnya tak terhingga di luar jalur
tersebut.
Pada keadaan-keadaan yang ideal ini, tidak ada sinyal dari jalur di sekitar
frekuensi saluran yang berbatasan f2 yang akan mengganggu sinyal f1. Tetapi, filterfilter dalam praktek adalah jauh dari ideal, dan sedikit banyak ada juga sinyal dari
saluran berbatasan yang akan dibiarkan masuk. Sebuah penerima yang baik
seharusnya memberikan penolakan saluran-saluran berbatasan antara 60 sampai 80
dB dan mungkin lebih besar lagi untuk siaran kualitan tinggi. Pada masa yang lalu
selektivitas IF secara khas telah diperoleh dengan menggunakan beberapa rangkaianrangkaian tala dengan Q tinggi yang dihubungkan kaskada dalam bermacam-macam
kombinasi. Sistem yang paling sederhana cukup menggunakan sebuah penguat IF
yang terdiri dari dua penguat atau lebih dan beberapa transformator yang kurang
kuat-digandeng (undercoupled) yang semuanya ditala pada IF. Masing-masing
menyumbangkan sebuah lengkung resonansi tunggal, dan respons IF total hanyalah
merupakan perkalian dari semua lengkung-lengkung IF. Nilai-nilai Q dipilih
sedemikian sehingga respons keseluruhan mempunyai lebar jalur 3 dB yang sama
dengan bandpass yang diperlukan, dan tepi-tepi yang lebih curam diperoleh dengan
setiap penambahan rangkaian pada rantai tersebut. Meskipun selektivitas saluran
berbatasan yang cukup baik dapat diperoleh dengan lima rangkaian, sistem ini
mempunyai sedikit kekurangan yaitu dalam cacat amplitudo dan cacat fasa yang
ditimbulkannya pada seluruh lebar jalur. Respons sistem ini ditunjukkan dalam
Gambar 7.3 (b).
Karakteristik cacat dalam jalur (in band distortion) yang lebih baik diperoleh
dengan sistem tala tunggal tanpa terlalu mengorbankan selektivitas, yaitu dengan
penalaan bergantian (stangger tuning). Untuk ini diperlukan suatu jumlah rangkaian
tala yang ganjil, dan semuanya ini ditala sedemikian sehingga salah satu adalah pada
frekuensi tengah, dan setiap pasangan berikutnya ditala pada sepasang berikutnya
ditala pada sepasang frekuensi yang berjarak sama dan berturut-turut makin jauh dari
frekuensi tengah tersebut, seperti dilukiskan dalam Gambar 7.3 (c). respons
keseluruhan adalah juga hasil-hasil dari masing-masing respons, tetapi kali ini
terlihat adanya beberapa puncak, yang membentuk ombak kecil pada puncak band

pass. Ombak ini dapat diratakan dengan menambahkan lebih banyak rangkaian
tala, yang ditala lebih berdekatan satu dengan yang lain. Kecuraman dari tepi-tepi
respons juga tergantung pada banyaknya rangkaian tala yang digunakan.
Transformator tala ganda yang digandeng terlalu kuat (overcoupled)
memberikan suatu variasi yang unik pada masalah penalaan berganti. Bila dua buah
rangkaian ditala pada frekuensi yang sama dan kemudian digandengkan dengan kuat,
respons keseluruhan akan mempunyai puncak dua, seperti terlihat dalam Gambar
7.19. Penyimpanan frekuensi puncak tersebut dari tengah adalah tergantung pada
tingkat kuatnya gandengan, dan kecuraman tepi-tepi tergantung pada Q rangkaian.
Dua buah transformator semacam ini atau lebih dihubungkan kaskada untuk
membuat filter IF keseluruhannya. Keuntungan sistem ini bila dibandingkan dengan
sistem tala berganti ialah bahwa penguat-penguat pengisolasi (isolating amplifier)
hanya perlu ditempatkan diantara pasangan-pasangan rangkaian tala, dan bukannya
diantara masing-masing rangkaian, sehingga mengurangi jumlah banyaknya penguat
yang diperlukan. Sebuah penguat IF yang khas dengan transformator-transformator
yang digandeng terlalu kuat akan terdiri dari tiga buah transformator dan dua buah
penguat. Transformator pertama akan digandeng kuat, dan setiap transformator
lainnya ditala-ganda dan digandeng terlalu kuat, sehingga memberikan sebuah
bandpass dengan ombak yang berpuncak lima. Besarnya ombak ini dapat dengan
mudah dibuat kurang dari 1 dB, sedangkan cacat fasa tidak merupakan masalah yang
serius. Analisis penguat jenis ini telah disajikan dalam Bab 5.

GAMBAR 7.3. Selektivitas saluran berbatasan; (a) Karakteristik bandpass ideal


yang menunjukkan sebuah saluran yang berbatasan; (b) Respons dari rangkaianrangkaian tala-tunggal yang dihubungkan kaskada; (c) Respons dari rangkaianrangkaian tala-berganti; (d) Respons dari rangkaian-rangkaian tala-ganda yang terlalu
kuat digandeng.

Bandpass IF dalam penerima-penerima komunikasi yang lebih mahal dan


dalam penerima untuk tujuan khusus yang dibuat akhir-akhir ini biasanya
menggunakan satu atau beberapa penguat IC dan filter-filter khusus seperti misalnya
filter terali kristal atau filter resonator mekanis seperti yang telah dibicarakan dalam
Bagian 7.15.
Penguat-penguat operasional frekuensi tinggi sudah pula tersedia dalam
bentuk IC, sehingga memungkinkan pembuatan filter-filter aktif dengan bermacammacam karakteristik bandpass tanpa menggunakan induktor. Ini memungkinkan
pengurangan yang bearti pada ukuran fisik penerima. Keseluruhan penguat IF
sekarang dapat dibuat dalam satu chip saha, dan keseluruhan penerima dengan
menggunakan dua atau tiga chip semacam ini. Topik ini telah dibicarakan dengan
lebih terperinci dalam Bagian 5.5.1.

7.6. RESPONS-RESPONS PALSU


Bagian tentang penolakan bayang telah menunjukkan bahwa suatu pilihan IF
yang saksama dan penyelarasan yang baik dari kumparan-kumparan Q tinggi pada
tingkat RF akan menekan frekuensi bayangan dengan efektif. Respons-respons palsu
(spurious response) adalah hal yang lain lagi. Ini akan timbul bila diterima suatu
sinyak kedua dekat dengan frekuensi sinyal yang dikehendaki, sehingga sinyal itu
dapat melewati rangkaian tala RF dan masuk ke penyampur. Karena penyampur
adalah inheren sebua alat yang tidak linear, harmonisa-harmonisa dari frekuensi
osilator, sinyal yang dikehendaki, dan sinyal yang tidak dikehendaki semuanya akan
dihasilkan dan dicampur dalam penyampur. Bila jumlah atau selisih dari salah satu
hasil-hasil kebetulan jatuh ke dalam passband dari IF, ini akan menyebabkan

terjadinya gangguan terhadap komponen IF yang dikehendaki, yang disebabkan oleh


respons palsu tersebut.
Secara umum, sebuah IF akan dihasilkan bila salah satu dari persamaanpersaam berikut ini dipenuhi.
IF nf o mf u

(7.7)

Dimana
f0 = frekuensi osilator
fu = sinyal yang tidak dikehendaki
m = 1, 2, 3, . (nomor harmonisa dari sinyal)
n = 1, 2, 3, .. (nomor harmonisa dari osilator)
Dengan menyusun kembali kedua persamaan ini, diperoleh persamaan-persamaan
yang memberikan semua frekuensi-frekuensi tak dikehendaki yang mungkin timbul,
yang dapat menyebabkan interferensi; persamaan ini merupakan fungsi dari
frekuensi osilator,
fu

n
IF
fo
m
m

(7.8)

Setiap sinyal yang berada di dalam daerah dari lebar jalur IF ( 5 kHz
untuk AM biasa) dari frekuensi sinyal yang ttidak dikehendaki fu akan menyebabkan
interferensi dengan sinyal yang dikehendaki, bila sinyal yang tidak dikehendaki
tersebut masih cukup kuat setelah melewati ujung depan pesawat.
Pengurangan respons-respons palsu (spurious response) memerlukan beberapa
hal. Pertama, ujung depan harus dirancang dengan saksama sehingga lebar jalur tidak
sedikit pun lebih dari yang benar-benar diperlukan, sehingga kekuatan sinyal-sinyal
gangguan dapat dikurangi. Kemudian, osilator harus dirancang dengan baik sehingga
keluarannya

mengandung

harmonisa

seminimum

mungkin.

Dan

akhirnya,

penyampur juga harus dirancang dan disetel supaya menghasilkan harmonisa yang
sedikit mungkin dan dengan amplitudo yang serendah mungkin. Sudah tentu, setiap

usaha untuk mengurangi respons-respons palsu tersebut harus terjadi sebelum proses
penyampuran, jika kita ingin berhasil. Sinyal-sinyal yang tidak diinginkan tidak
dapat dihilangkan bila penyampuran telah berlangsung.
Respons-respons palsu sebua penerima dapat dipetakan terhadap frekuensi
osilator seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 7.4. di sepanjang daerah tala penerima
tersebut.

Gambar

resnpos

palsu

ini

kemudian

dapat

digunakan

untuk

mengidentifikasi sinyal-sinyal palsi yang terjadi secara grafis.


Contoh 7.3

Sebuah penerima siaran AM bekerja dengan IF pada 465 kHz,


sedangkan osilatornya ditala di atas frekuensi sinyal. Lebar jalr 60
dB dari ujung depannya adalah 500 kHz.
(a) Carilah semua frekuensi yang dapat menyebabkan suatu
respons IF untuk nilai-nilai m, n hingga 3 (semuanya ada 18).
(b) Identifikasikanlah frekuensi-frekuensi sinyal dan bayangan.
(c) Frekuensi-frekuensi sinyal tak dikehendaki yang manakah yang
mungkin menyebabkan respons yang mengganggu dalam
penerima ini?
(d) Apakah sebuah sinyal kuat pada 1200 kHz akan menyebabkan
nada interferensi? Jika benar demikian, berapakah frekuensi
nada tersebut ?

Penyelesaian (a)
n

fv
m

IF
m

fu (selisih)

fu (jumlah)

1565

465

1100

2030

782,5

232,5

550

1015

521,7

155

366,7

676,7

3130

465

2665

3595

1565

232,5

1332,5

1797,5

1043,3

155

888,3

1198,3

4695

465

4230

5160

2347,5

232,5

2115

2580

1565

155

1410

1720

GAMBAR 7.4. Grafik respons palsu untuk sebuah penerima dengan IF 465 kHz
dimana f0 = fs + IF = 1100 + 465 = 1565 kHz
(b) fs = 1100 kHz . fi = 2030 kHz
(c) Sinyal-sinyal yang berada dalam daerah fs BW = 1100 250 kHz dapat
menyebabkan interferensi
(i)

n = 1 . m = 2 (sinyal dengan harmonisa kedua dari osilator)

(ii)

n = 2 . m = 3 (harmonisa kedua sinyal dengan harmonisa ketiga osilator),


pada 888 kHz

(iii) n = 2 . m = 3 . pada 1198,3 kHz


(e) Sebuah sinyal pada 1200 kHz akan menyebabkan nada interferensi karena
berada dalam daerah 5 kHz dari nilai fu pada 1198,3 kHz. Nada yang
dihasilkan adalah 1200 1198,3 = 1,7 kHz.
7.7. PENYELARASAN
Talaan osilator dari sebuah penerima superheterodyne harus mengikuti atau
selaras (track) dengan talaan rangkaian sinyal sehingga untuk semua setelan
penunjuk gelombang (dial setting), selisih antara keduanya adalah tepat sama dengan
IF. Dalam contoh 7.1 telah diperlihatkan bahwa untuk jalur MF, diperlukan untuk
suatu cakupan tala kapasitansi sebesar 10,24 : 1 pada rangkaian osilator sebesar 4,58.
Sebuah kapasitansi yang lebih kecil daripada yang tersedia untuk tingkat RF
diperlukan pada bagian osilator, jika penyelarasan (tracking) yang semestinya akan
diperoleh.
Kapasitansi yang berbeda ini dapat diperoleh dengan berbagai cara. Untuk
penerima-penerima jalur tunggal, dapat digunakan sebuah kapasitor tala khusus yang
dirancang untuk tetap selaras di seluruh cakupan untuk jalur tersebut. Dalam hal ini,
rotor bagian osilator dapat dibuat dengan jumlah pelat yang lebih kecil, sehingga
kapasitansi total adalah lebih rendah, dan salah satu dari pelat-pelat itu dapat dibagibagi (segmented) sehingga memungkinkan dilakukannya penyetelan-penyetelan kecil
di sepanjang cakupan tala, yang akan memberikan penyelarasan yang hampir
sempurna.
Bila sebuah penerima dibuat untuk menala lebih dari satu jalur (atau band),
maka kapasitor-kapasitor yang dibuat khusus tidak dapat digunakan; sebaliknya,
yang harus dipakai ialah kapasitor-kapasitor bersumbu satu (ganged) dengan bagianbagian yang identik. Suatu nilai yang lain untuk induktansi dan kapasitor-kapasitor
tambahan khusus yang dinamakan trimmer dan padder digunakan untuk mengatur
kapasitansi osilator sehingga mempunyai cakupan yang semestinya. Rangkaian dapat
dibuat untuk pengaturan hanya dengan sebuah kapasitor padder kecil yang

dihubungkan seri dengan kapasitor tala. Atau rangkaian mungkin juga disetel dengan
sebuah kapasitor trimmer tunggal yang dihubungkan paralel dengan kapasitor tala,
atau suatu kombinasi dari keduanya mungkin juga digunakan. Gambar 7.5.
melukiskan metoda-metoda untuk menghubungkan rangkaian-rangkaian tala, bila
digunakan kapasitor-kapasitor sama yang disatu-sumbukan. Baik setelan trimmer
maupun setelah padder memungkinkan osilator untuk mengimbangi frekuensi yang
dikehendaki pada kedua ujung jalur, tetapi tidak ditengah-tengahnya, sementara
kesalahan penyelarasan yang lebih atau kurang ditimbulkan di tengah-tengah jalur
(midband). Untuk rangkaian padder, osilator menala di bahwa frekuensi yang
seharusnya pada tengah jalur, sehingga IF yang ditimbulkan adalah lebih tinggi dari
yang seharusnya dan suatu kesalahan positif telah terjadi. Rangkaian trimmer
menyebabkan osilator menala tinggi, dan dihasilkan suatu kesalahan negatif.

GAMBAR 7.5.

Metoda-metoda penyelarasan penerima superheterodyne: (a)

Penyelarasan padder; (b) Penyelarasan trimmer, (c) Penyelarasan kombinasi atau


penyelarasan tiga-titik. Dalam setiap kasus, kedua bagian dari kapasitor tala
mempunyai nilai yang sama, dan kesalahan penyelarasan yang terjadi diperlihatkan.
Selain itu, kesalahan yang jauh lebih besar ditimbulkan oleh rangkaian padder.
Rangkaian kombinasi adalah sedemikian sehingga dapat diatur untuk memberikan
kesalahan nol pada tiga titik di sepanjang band, yaitu pada kedua ujung dan di
tengah.

Nilai kapasitor padder yang diperlukan untuk rangkaian Gambar 7.5 (a)
diperoleh sebagai berikut :
1.

Hitunglah

frekuensi-frekuensi

osilator

monimum

dan

maksimum

dan

perbandingan kapasitansi osilator yang diperlukan.


2.

Dapatkan perbandingan kapasitansi dan nilai maksimum dari kapasitansi tala


rangkaian sinyal.

3.

Kapasitansi tala osilator diberikan oleh


Co C s ser C P

CsCP
Cs C P

(7.9)

Dan akan mempunyai nilai-nilai yang tepat benar pada f0

maks

dan f0 min. Karena

itu dengan menggunakan perbandingan-perbandingan.


C maks
C min

C s maks ser C P
C s min ser C P

C s maks C s min C P
C s min C s maks C P

(7.10)

Dan persamaan ini dapat langsung diselesaikan untuk Cp.


4. Nilai kumparan osilator kemudian didapatkan sebagai
Lo

2f o min

Co maks

2f o maks 2 Co min

(7.11)

Nilai kapasitor trimmer yang diperlukan dalam Gambar 7.5 (b) didapatkan
dengan cara yang sama, kecuali bahwa dalam langkah 3.
C o C s par Ct C s CT

(7.12)

Untuk penyelarasan tiga-titik, Gambar 7.5 (c), harus dibuat dua persamaan
yang merupakan fungsi dari CP dan CT.
Contoh 7.4.

Hitunglah nilai kapasitor padder dan induktor osilator untuk


mendapatkan dua titik untuk penerima dari Contoh 7.1, dengan
memisalkan bahwa nilai Cs

maks

adalah 350 pF. Hitunglah juga

kesalahan dalam frekuensi penyelarasan osilator untuk frekuensi


sinyal 1 MHz.

Penyelesaian

(a) Dari Contoh 7.1 (a)


C maks

C s maks

4,58

C min

C s min

C s min

f o maks

10,24

f o min

2065 kHz
Sekarang
965 kHz

350
34,2 pF
10,24

Dan dari Persamaan (7.10)

4,58 10,24

34,2 C P
350 C P

Yang memberikan
C P 221,3 pF

(b)
350 x 221,3
135,6 pF
350 221,3
34,2 x 221,3
C o min
29,6 pF
34,2 221,3
C o maks

Yang memberikan
135,6
4,58
29,6

Seperti diminta. Kemudian


Lo

2 x 965 MHz 2 x 135,6 pF

(c) Pada 1 MHz


C s maks
C s min

f tengah

f min

1000

500

Maka
C s tengah

Dan

350
87,5 pF
4

201,5 H

C o tengah

87,5 x 221,3
62,7 pF
87,5 221,3

Yang memberikan nilai sebenarnya dari


f ot tengah

1
2

Lo C o tengah

1
2 x

201,5 H x 62,7 pF

1418 kHz

Nilai yang dikehendaki adalah


fo = 1000 + 465 = 1465 kHz
Yang memberikan kesalahan penyelarasan sebesar
Kesalahan = 1418 1465 = 47 kHz
Frekuensi osilator adalah lebih rendah dari yang seharusnya, jadi
stasiun akan tampak pada suatu titik yang lebih tinggi pada
petunjuk gelombang daripada yang ditunjukkan, dan rangkaian tala
sinyal akan ditala 47 kHz tinggi.

7.8. PENGATURAN PEROLEHAN OTOMATIS


Bila sebuah penerima yang tidak menggunakan pengaturan perolehan
otomatis (automatic gain control = AGC) ditala pada sebuah stasiun yang kuat,
sinyal mungkin membebani lebih tingkat-tingkat IF dan AF penerima, dan
menyebabkan cacat berat serta suara keras yang sangat mengganggu. Hal ini dapat
dicegah dengan menggunakan suatu pengatur perolehan manual (dengan tangan)
pada tingkat RF pertama, tetapi biasanya disediakan salah satu bentuk dari AGC.
AGC menurunkan suatu tegangan bias yang sebanding dengan kuat sinyal rata-rata
yang diterima dan menggunakan bias ini untuk mengubah satu atau beberapa tingkattingkat IF dan RF. Jika tingkat tegangan rata-rata naik, besarnya bias AGC juga
meningkat, dan perolehan dari tingkat-tingkat yang diatur akan berkurang. Bila tidak
ada sinyal, terdapat bias AGC minimum, dan penguat-penguat memberikan
perolehan maksimum.
AGC sederhana digunakan pada kebanyakan penerima-penerima untuk
pemakaian di rumah-rumah dan pada banyak penerima-penerima komunikasi yang
murah. Pada pesawat-pesawat dengan AGC sederhana, bias AGC mulai meningkat
sefera setelah tingkat sinyal yang diterima melebihi tingkat kebisingan pada latar
belakang dan penerima segera menjadi kurang peka. Detektor AM yang digunakan
dalam penerima-penerima ini adalah sebuah penyearah atau perata setengah
gelombang (half wave rectifier) yang menghasilkan suatu tingkat dc yang sebanding

dengan tingkat sinyal rata-rata. Tingkat dc ini diteruskan lewat sebuah filter lowpass
RC untuk menghilangkan sinyal audio dan kemudian dipasangkan sebagai bias untuk
basis dari tingkat RF dan/atau IF dari transister penguat. Konstans waktu filter harus
sedemikian sehingga paling sedikit 10 kali lebih panjang daripada perioda frekuensi
modulasi terendah yang diterima, yang biasanya adalah sekitar 50 Hz, atau kira-kira
0,2 det. Jika konstanta waktu dibuat lebih panjang, memang akan didapat filtering
yang lebih baik, tetapi akan timbul pula keterlambatan yang mengganggu dalam
terpakainya pengatur AGC bila penerima sedang ditala dari satu sinyal ke sinyal
yang lain. Rangkaian pada Gambar 7.6 (a) menggunakan konstanta waktu sepanjang
kira-kira det.
Rangkaian yang ditunjukkan menggunakan dioda detektor sinyal utama untuk
dua keperluan, yaitu untuk deteksi dan penyediaan bias AGC. Diperlukan suatu
kompromi dari masing-masing tujuan, dan pada penerima-penerima yang lebih baik
digunakan sebuah detektor kedua terutama untuk AGC. Sinyal-sinyal dapat juga
diambil lebih awal dari IF terpisah untuk mencatu AGC, jadi mengurangi beban pada
rangkaian-rangkaian IF.
Response yang lebih baik dapat diperoleh dengan memasukkan perolehan
syang lebih besar dalam rantai umpan-balik. Ini dicapai dengan menyediakan sebuah
tingkat penguat dc setelah bagian filter. Penguat ini memberikan resistansi sumber
yang cukup sehingga beberapa tingkat RF/IF dapat dengan mudah didorong oleh
saluran AGC yang sama.
Dalam rangkaian-rangkaian yang digandengkan dengan transformator,
hubungan ke tingkat RF dapat diperoleh dengan mudah. Ujung yang lebih rendah
dari sekunder transformator masukan diisolasi dari tanah dengan sebuah kapasitor
bypas dan langsung dihubungkan ke saluran AGC. Sebuah resistansi yang kembali
ke catu kolektor memberikan arus bias yang diperlukan ke basis untuk memelihara
perolehan kelas A yang penuh, dalam keadaan tanpa sinyal atau sinyal yang rendah
sekali. Bila beberapa tingkat yang bekerja pada frekuensi yang sama dihubungkan ke
saluran AGC yang sama, harus disediakan pelepasan-gandengan (decoupling)
diantara tingkat-tingkat tersebut untuk mencegah ketidakstabilan. Ini dapat dilakukan
dengan mudah dengan menggunakan AGC ke tingkat yang terdahulu melalui suatu

bagian filter kedua dengan konstanta waktu yang sama, dan dengan menyediakan
bypas lokal yang cukup pada setiap titik masukan tingkat.

GAMBAR 7.6. Pengaturan perolehan otomatis: (a) AGC sederhana yang digunakan
untuk sebuah penguat IF; (b) Respons sebuah penerima dengan bermacam-macam
jenis AGC dan tanpa AGC.
AGC yang diperlambat digunakan pada kebanyakan penerima-penerima
komunikasi yang lebih baik. AGC yang diperlambat didapatkan bila pembangkitan
bias AGC dicegah sampai tingkat sinyal melebihi suatu ambang yang telah
ditentukan sebelumnya, dan setelah itu baru meningkat dengan sebanding. Nilai

ambang dapat ditetapkan oleh rancangan rangkaian, atau boleh juga dibuat dapat
diatur, tetapi biasanya diatur untuk mulai berpengaruh bila sunyal sudah membesar
hampir ke tingkat yang menghasilkan keluaran maksimum penerima apda keadaan
kepekaan maksimum (perolehan penuh). Karakteristik respon AGC yang diperlambat
dilukiskan dalam Gambar 7.6 (b), dimana respons ini dibandingkan dengan responsrespons tanpa AGC dan dengan AGC sederhana.
AGC yang diperlambat adalah paling mudah diperoleh bila sebuah penguat
AGC dimasukkan ke dalam rangkaian. Dalam hal ini, penguat itu dibias jauh
melebihi cut off melebihi bias tetap terlebih dahulu, sebelum ada bias yang
diteruskan ke penguat-penguat yang diatur.
Pada penerima-penerima FM yang tidak terlalu mahal AGC biasanya tidak
disediakan, karena penerima ini mempunyai perolehan penguat yang cukup sehingga
bagaimanapun tingkat terakhir bekerja dalam keadaan kejenuhan untuk kebanyakan
sinyal untuk mendapatkan pembatasan amplitudo yang diperlukan untuk deteksi
yang baik. AGC mungkin disediakan juga pada beberapa penerima-penerima FM
untuk mencegah pembebanan lebih (overloading) tingkat RF, dan dalam hal ini
digunakan untuk mengatur tingkat RF sehingga tidak terjadi kejenuhan pada tingkattingkat IF yang terdahulu untuk sinyal-sinyal yang sangat kuat.
Gambar 10.21 menunjukkan diagram blok sebuah penerima FM yang
menggunakan AGC. Dalam hal ini diambil sampel (contoh) sinyal IF dari suatu titik
tepat di depan masukan ke penguat IF pembatas (limiting) , yang dengan demikian
akan meniadakan variasi-variasi dalam tingkat sinyal. Sampel ini kemudian
dimasukkan ke sebuah detektor khusus yang digunakan hanya untuk memperoleh
sinyal AGC, yaitu suatu rangkaian detektor amplitudo puncak, sama seperti yang
diberikan dalam Gambar 7.6. Sinyal AGC yang dihasilkan kemudian dipergunakan
untuk mengatur prapenguat RF dan penguat IF yang pertama. Konstanta waktunya
adalah sama seperti yang digunakan dalam penerima AM.
Dalam penerima-penerima SSB besarnya sinyal RF adalah nol pada modulasi
nol, dan akan meningkat ke suatu maksimum selama periode-periode sinyal puncak.
Disini tidak terdapat tingkat pembawa rata-rata yang dapat digunakan sebagai

pedoman AGC. Dalam hal ini AGC diturunkan dengan mengambil sampel sinyal IF
dari suatu titik tepat sebelum filter-filter jalur-sisi dan detektor SSB, dan
memasukkan sampel ke sebuah detektor puncak yang sengaja ditempatkan untuk
AGC. Sebuah penerimaan SSB yang menggunakan rancangan ini terlihat dalam
Gambar 9.8. Sinyal AGC yang diperoleh untuk mengatur penguat RF dan kedua
penguat IF, dan sekaligus menyediakan pula sinyal gerbang (gating) untuk
menghidupkan rangkaian squelch atau muting. Karena sinyal mempunyai waktuwaktu kosong (gap) yang besar diantara sukukata-sukukata, rangkaian AGC harus
memberikan respons yang cepat, tetapi kemudian mengecil dengan sangat perlahanlahan. Jika tidak ada terjadi sinyal-hilang (dropout) yang mengganggu diantara
sukukata-sukukata. Waktu respons yang biasa adalah beberapa milidetik dengan
waktu pengecilan (decay) sebesar beberapa detik. Biasanya disediakan suatu
kemudahan yang memungkinkan operator untuk menyetel waktu pengecilan yang
sesuai dengan pilihannya.
Pada pesawat-pesawat televisi digunakan suatu bentukd ari AGC (keyed
AGC). Bentu gelombang pulsa sinkro horizontal yang diperlihatkan dalam Gambar
18.19 (c) terdiri dari suatu tingkat hitam (black level) yang digunakan sebagai
ambang AGC, dengan pulsa sinkro yang tinggi ditumpangkan di atasnya. Pulsa ini
memicu (trigger) osilator horizontal dan memulai pulsa flyback positif pada
keluaran horizontal. Bila tidak ada sinyal, pula positif dari flyback digunakan untuk
memberikan muatan ke saluran AGC hingga suatu nilai yang dekat dengan nol volt
(rata-rata setelah difilter). Bila diperoleh sinyal kuat, sebuah pulsa yang mengarahnegatif yang amplitudonya sebanding dengan tinggi pulsa sinkro yang diterima di
atas tingkat hitam akan dikurangkan dari pulsa pengisian (charging) AGC, sehingga
dihasilkan suatu tegangan pengarur AGC negatif untuk mengurangi perolehan dari
penguat-penguat RF. Pada bagian periode horizontal yang terletak di luar pulsa
sinkro, rangkaian AGC dibiarkan beristirahat sambil perlahan-lahan melepaskan
muatannya lewat suatu beban resistif. Seperti terlihat dari Gambar 18.20, sinyal AGC
yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke prapenguat RF dan kedua tingkat penguat
IF atau lebih.

7.9. PENERIMA DENGAN KONVERSI-GANDA


Selektivitas ujung-depan dari setiap penerima harus menolak frekuensi
bayangan pertama yang terletak pada 2 IF di atas frekuensi sinyal yang dikehendaki,
dan untuk terjadinya hal ini, IF itu harus tinggi. Tetapi, dengan membesarnya IF,
bandpass juga membesar. Di atas jalur HF (kira-kira 30 MHz), adalah tidak mungkin
untuk mendapatkan bandpass yang diperlukan dengan penolakan bayangan yang
tidak dengan menggunakan rangkaian-rangkaian yang biasa. Karena itu penerimapenerima superheterodyne dengan konversi tunggal yang hanya menggunakan satu
IF jarang dipakai di atas 20 atau 30 MHz.
Penerima konversi ganda (double convertion receiver) memberikan jalan
keluar untuk masalah ini, dengan memungkinkan penerima mempunyai penolakan
bayangan yang baik dan bandpass IF yang sempit, dengan tidak perlu berkompromi.
Gambar 7.7 (a) menunjukkan diagram blok dari sebuah penerima konversi ganda
yang mungkin digunakan untuk jalur mobil FM (FM mobile band) 150 MHz,
sehingga memungkinkan diperolehnya selektivitas yang cukup pada penalaan tingkat
RF untuk menolak bayangan dari IF pertama pada 171,4 MHz. tetapi, dengan jarak
sebesar 25 kHz di antara saluran-saluran, beberapa saluran yang berbatasan akan
dibiarkan lewat ke penyampur pertama. Penalaan variabel jarang digunakan,
meskipun mungkin dipergunakan lebih dari satu saluran dengan penyakelaran
(swiutching); maka osilator pertama biasanya adalah seperangkat kristal-kristal yang
dipilih dengan sebuah sakelar untuk mengoperasikan osilator dalam daerah 10 MHz,
yang kemudian diikuti oleh serangkaian tingkat-tingkat pengali harmonisa
(harmonic multiplier stages) untuk memperoleh sinyal osilator yang dikehendaki
pada daerah 160 MHz. tingkat RF adalah juga ditala tetap, dan biasanya cukup lebar
untuk melewatkan beberapa saluran dekat frekuensi 150 MHz yang terpisah dengan
jarak 15 kHz. Gambar 7.7 (b) melukiskan selektivitas tingkat RF ini.
Filter IF pertama adalah sebuah blok filter yang dirancang dengan bandpass kira-kira
150kHz (cukup sinyal-sinyal siaran FM) dan berpusat pada 10,7 MHz. Biasanya
tingkat-tingkat penyampur akan memberikan cukup perolehan, dan sebuah penguat

tersendiri tidak diperlukan lagi. Biasanya digunakan filter-filter dari jenis terali.
Kristal (crystal-lattice).

7.7 penerima superheterodyne konversi


ganda (a)skema blok (b)Respon tingkat RF(c)Respon tingkat IF pertama (d)respon
tingkat IF kedua

Filter-filter keramik piezolektris yang juga telah dikembangkan adalah sedikit lebih
murah dari pada Kristal-kristal kuarsa, tetapi ini tidak memberikan Q yang sama
tingginya, serta karakteristik selektivitasnya adalah agak lebih buruk. Gambar 7.7 (c)
menunjukkan selektivitas dari IF pertama yang cukup tajan untuk menghilangkan
bayangan kedua pada 11,63 MHz, tetapi tidak cukup panjang untuk menolak saluransaluran yang berbatasan.Gambar 7.7(d) menunjukkan selektivitas filter IF kedua
yang terpusat pada 465 kHz dan mempunyai lebar 15 kHz, sehingga dapat menolak
saluran-saluran berbatasan pada 480 kHz dan mempunyai lebar 15 kHz, sehingga
dapat menolak saluran-saluranberbatasan pada 480 kHz dan 450 kHz.
Kebanyakan dari komunikasi dalam jalur VHF diatas 30 MHz menggunakan
FM, jadi tingkat-tingkat IF dirancang untuk menjadi jenuh dan memberikan
pembatasan amplitude. Suatu sinyal AGC diturunkan secara terpisah dari sinyal IF
yang tidak dibatasi, dan digunakan untuk mengatur perolehan dari penguata-penguat
IF dan RF.

7.10 PENERIMA KOMUNIKASI HF


Penerima-penerima komunikasi untuk penggunaan pada jallur HF yaitu dari 2
hingga 30 MHz biasanya adalah penerima-penerima serbaguna, yang dibuat untuk
beberapa ragam komunikasi. Ragam komunikasi ini meliputi sinyal-sinyal siaran AM
biasa; komunikasi suara SSB yang biasanya adalah dari jenis pembawa yang
dikurangi (reduced carrier) atau pembawa pemandu (pilot-carrier),telegrafi pembawa
yang terputus-putus (interrupted carrier), termasuk Morse,teletype, dan data digital;

dan telegrafi sub-pembawa suara). Penerima-penerima ini dibuat dapat ditala secata
continue disepanjang beberapa cakupan frekuensi yang meliputi sprektrum total dari
1 hingga 30 MHz. Jalur-jalur tambahan untuk meliputi jalur-jalur LF dan MF dari
100 kHz sampai 1,6 MHz mungkin juga dimasukan.
Berbagai keistimewaan dapat dimasukkan kedalam suatu penerima
komunikasi tertentu, dan skema blok dalam gambar 7.8 memperlihatkan suatu
susunan yang melukiskan beberapa dari keistimewaan tersebut. Rangkaian ini pada
dasarnya adalah sebuah penerima superheterodyme konversi-ganda yang dirancang
untuk pemnerimaan sinyal-sinyall yang dimodulasi amplitude. Penguat RF ditalaganda dan dirancang untuk selaras dengan osilator lokal. Sebuah saklar sengan
bagian banyak (multisection) memungkinkan hubungan dari salah satu dari empat
perangkat kumparan-kumparan dan trimmer-trimmer ke sebuah kapasitor tala
mekanis tiga bagian (three-gang), sehingga cakupan dari 500 kHz-30 MHz dapat
ditala dalam empat cakupan yang saling menutupi sebaian (overlap);
1. Cakupan siaran MF,dari 500 hingga 1600 kHz.
2. 1,5 sampai 4,5 MHz, yang kebanyakan meliputi komunikasi-komunikasi
untuk kapal terbang dan kapal laut.
3. 4,5 sampai 10 MHz, yang meliputi saluran-saluran komunikasi umum dan
dua buah jalur-jalur siaran tersebut.
4. 10 sampai 30 MHz, yang meliputi beberapa siaran internasional dan
komunikasi umum, atas

dasar selang waktu yang tidak tertentu

(sporadic) etrgantung pada keadaan ionosfer.

Gambar.7.8 Sebuah penerima komunikasi HF serbaguna


Penyebaran jalur (bandspread) diberikan

oleh sebuah kapasitor variable

terpisah yang parallel depan kapasitor tala osilator utama, yang memungkinkan
sedikit variasi talaan yang dikalibrasi disekitar

frekuensi yang tercantum pada

petunjuk frekuensi utama. Biasanya diatur sehingga memungkinkan penalaan diatas


dan sibawah frekuensi yang ditunjukkan.
Dalam contoh ini, IF pertama dipilih sebesar 465kHz. Bandpass pada IF
pertama ini dapat agak lebar, misalnya 15kHz. Sebagian besar dari selektivitas
saluran yang berbatasan dihasilkan pada IF kedua,yang disini dipilih 150kHz.
Sebuah osilator local tetap pada 615kHz memberikan konversi kebawah.

IF kedua langsung diumpankan kesebuah detektor AM biasa dan rangkaian


AGC. Dalam rangkaian ini, AGC mempunyai beberapa fungsi.pada sinyal yang
melemah, AGC melakukan fungsinya yang biasa dalam mengatur perolehan penguat
RF/IF . sinyal dari detektor AGC menggerakkan sebuah meter panel, yang
memberikan petunjuk tentang kekuatan sinyal yang dikalibarsi delam decibel. Mater
kekuatan sinyal ini berguna untuk menbandingkan kualitas sinyal yang diterim.
Sinyal AGC juga menggerkakan sebuah rangkaian penekanan suara atau muting
squelch circuit, yang memutuskan hubungan keluaran audio bila kekuatan sinyal
jatuh ke bawah suatu ambangyang dapat disetel, sehingga kebisingan yang
menggangu selama selang waktu tidak ada sinyal yang dapat dihilangkan. Sebuah
sakelar di sediakan untukmemnungkinkan

dimatikanya rangkaian ini sementara

dilakukan penalaran ke berbagai saluran. Sebuah sakelar lain memungkinkan


dimatikanya seluruh rangkaian AGC selama telegraf Morse.
Sebuah rangkaian SSb lengkap termasuk penguat pembawa filter, filter filter
USB atau uppersideband dan LSB atau lowersideband yang dapat di switch, serta
modulator balans, ada pula tersedia. Filter filter jalur sisi yang diambil dari jenis
Kristal, keramik atau mekanis. Dapat juga disediakan kemungkinan untuk sinyal ISB
dengan memasukkan sebuah osilator local. Pengaturan frekuansi otomatis mingkin
juga digunkan untuk mestabilkan osilator pertama bila sedang menerima sinyal SSB
pembawa yang dikurangi (reduced carrier SSB signal).
Penerimaan sinyal telegraf pembawa terputus putus menimbulkan masalah
yang khusus. Sebuah detektor biasatidak akan mengeluarkan sebuah sinyal yang
dapat terdengar. Ini dibetulkan dengan memasukkan osilator frekuensi selisih (beat
frequenqy oscillator = BFO) yang ditala ke setiap posisi dalam passband dari IF
kedua. Bila FBO ini ditala 1 kHz dari satu ke sisi dari frekuensi tengah dansuatu
telegraf sedang diterima pada frekuensi tengah, keduanya akan bercampur dan
menghasilkan suatu modulasi 1 kHz selama adanya frekuensi pembawa. Hasilnya
dimodulasikan untuk meberikan sinyal telegraf sebagi rentetan nada 1 kHz yang
dapat terdengar. Jika sebuah rele luar atau exsternal akan digerakan sinyal telegraf
baik versi suara yang memberikan nada selisih, ataupun sinyal AGC, dapat digunkan
untuk menggerakkanya. Karena sinyal yang diterima mungkin hanya terpisah sejauh

beberapa ratus hertz saja satu dari dan yang lain di dalam spectrum, pemisahanya
mungkin agak sulit. Kadang sebuah filter notch atau takik terpisah yang dapat
ditala kesetiap posisi dalam passband audio digunakan untuk menghilangkan sinyalsinyal yang tidak dikehendaki. Filter-filter IF jalur-sempit kadang-kadang juga
disediakan, sehingga memungkinkan pemillihan pasbband-passband sampai yang
sempitnya 400 Hz.
Bila akan diterima telegraf FSK , filter-filter saluran telegraf khusus
disediakan pada rangkaian audio. Untuk FSK, frekuensi-frekuensi mark dan
space (tanda dan kosong) berkombinasi dengan sinyal BFO untuk menghasilkan
nada-nada mark dan space. Sebuah filter tersendiri digunakan untuk memisahkan
masing-masing nada ini dan meneruskannya ke suatu rangkaina digital, yang
membentuk kembali sinyal telegraf tersebut dalam bentuk DC yang di pulsa. Karena
filter-filter ini berjalur sempit , mereka dapat juga digunakan untuk memisahkan
frekuensi selisih dari suatu sinyal pembawa yang terputus-putus dari kebisingan latar
belakang.
Pada penerima-penerima multiband (yang mempunyai band atau jalur
majemuk), kalibrasi talaan sering merupakan masalah; maka untuk keperluan
kalibrasi ulang, biasanya disediakan sebuah osilator marker khusus (marker =
pemberi tanda). Osilator marker biasanya adalah sebuah osilator Kristal 100 kHz
(atau 1 MHz) yang dapat di hidupkan bila diperlukan. Osilator ini mempunyai
sebuah timmer yang memungkinkan perubahan frekuensi marker dengan beberapa
hetz. Sinyal keluaranya mendorong sebuah penguat yang jenuh menghasilkan
harmonisa-harmonisa pada selang 100 kHz disepanjang seluruh cakupan
penerimaan . Penyetelan kalibrasi dial dimungkinkan oleh sebuah trimer lain dari
osilator yang dipasang pada panel, atau dengan sebuah alat pengatur mekanis pada
skala talaan. Kalibrasi dilakukan dengan mula-mula menala penerima pada sebuah
stasiun standart frekuensi

(seperti misalnya WWV pada 10,0000 MHz)

dan

menyetel osilator marker sampai didapat selisih nol (zero beating) dengan frekuensi
standart tersebut. Selisih nol ini dicapai cukup dengan penyetelan frekuensi osilator
sampai frekuensi nada selisih yang terdengar menjadi nol. Ketelitian penyetelan ini
adalah didalam batas cutoff frekuensi rendah dari rangkaian-rangkaian audio

penerima itu, yang biasanya ada sekitar 100Hz. Kemudian pesawat ditala kebagian
dari dial dimana kalibrasi akan dilakukan. Trimerr penyebar jalur di atur ke nol, dan
dial utama di setel dengan menggunakan BFO yang ditetapkan pada frekuensi IF
tengah, dan menyetel sampai didapat selisih nol (zero beating) denga talaan utama.
Kemudian pengaturan kalibrasi dapat dilakukan untuk menepatkan tanda-tanda
kalibrasi skala. Setelah itu BFO dan marker dapat dimatikan , dan dial akan
memberikan penunjukan yang benar selama penala bandspread tetap pada posisi nol.
Bermacam-macam varisai penerima jenis ini sudah diproduksi, dengan harga
yang berkisar dari kurang dari $ 100 untuk model-model kit yang murah, sampaia
beberapa ribu dollar untuk model-model yang lebih rumit. Sudah tentu, kemajuankemajuan dalam LSI (large scale intergration) akan memberikan perbaikan yang
sangat berarti dalam tingkat fasilitas-fasilitas dan keistimewaan yang dapat diperoleh
untuk suatu harga tertentu. Sampai belum lama berselang , tabung-tabung vakum
telah memberikan karakteristik-karakteristik yang terbaik dilihat dari sudut
kebisingan , linieritas, dan respon palsu, tetapi tabung-tabung tersebut terlalu besar
ukuranya.Rangkaian-rangkaian yang seluruhnya menghgunakan transistor adalah
yang paling umu dapat diperoleh sekarnag, dan versi-versi yang menggunakan IC
pasti akan tersedia pula dalam waktu dekat.

SOAL:
1. Sebuah penerima menerima jalur HF 3 30 MHz dalam satu cakupan,
dengan menggunakan IF sebesar 40525 MHz. hitunglah daerah dari
frekuensi-frekuensi osilator, daerah dari frekuensi-frekuensi bayangan, dan
jenis-jenis filter yang diperlukan untuk membuat penerima itu berfungsi
dengan semestinya.
2. Sebuah penerima super heterodyne akan menala cakupan dari 4 10 MHz,
dengan IF sebesar 1,8MHz. Sebuah kapasitor tiga-gang dengan kapasiansi
maksimum 325 pF per bagian akan digunakan pesawat tersebut. Hitunglah:
(a) Induktansi kumparan rangkaian-RF; (b) Perbandingan talaan frekuensi
rangkaian-RF; (c) perbandingan talaan kapasitansi rangkaian-RF; (d)
Kapasitansi minimum per bagian yang diperlukan; (e) frekuensi osilator
maksimum dan minimum dan perbandingan penolakan bayangan dalam
decibel pada frekuensi itu.
3. (a) hitunglah daerah frekuensi bayangan penerima pada soal 2. Apakah ada
yang jatuh pada passband penerima? (b) jika rangkaian-rangkaian ujung
depan mempunyai Q efektif gabungan sebesar 50 pada ujung atas dari jalur,
hitunglah perbandingan penolakan bayangan dalam decibel pada frekuensi
itu.
4. (a) Hitunglah frekuensi respons palsu yang mungkin untuk penerima dalam
Soal 2, dengan memisalkan bahwa pesawat ditala kesuatu sinyal dari 7,3
MHz dan bawahnya harmonisa-harmonisa sampai yang ketiga saja yang
perlu diperhitungkan. (b) Yang manakah berada di daerah 2 IF dari
frekuensi sinyal pada 7,3 MHz?
5. Bagian osilator pada penerima dalam soal 2 akan dibuat dengan
menggunakan sebuah kapasitor pader. Tentukanlah nilai kapasitor pader
dan inductor osilator yang diperlukan.
6. Ulangi contoh 7.4 untuk rangkaian trimmer dari Gambar 7.5(b).
7. Hitunglah nilai-nilai dari Cr dan Cp yang dieprlukan untuk rangkaian dari
Gambar 7.5(c), dengan memisalkan penerima dari contoh 7.1, kapasitor
tala sebesar 350 pF per bagian, dan frekuensi silang penyelarasan (tracking
crossover frequency) pada 1000 kHz.

JAWABAN:
1. Diketahui : fs = 3 sampai 30 MHz
IF = 40,525 MHz
a) Daerah dari frekuensi Osilator:
Untuk fo > fs :

40,525 MHz + (3 sampai 30 MHz) = 43,525 MHz sampai 70,525


MHz
Untuk fo < fs :

-40,525 MHz + (3 sampai 30 MHz) = -37,525 MHz sampai


-10,525 MHz
b) Daerah dari frekuensi Bayangan:
Untuk fo > fs :

fi = fs + 2IF
fi = (3 sanmpai 30 MHz) + 2 x 40,525 MHz
fi = (3 sanmpai 30 MHz) + 81,05
fi = 84,05 sanmpai 111,05 MHz
Untuk fo < fs :

fi = fs - 2IF
fi = (3 sanmpai 30 MHz) - 2 x 40,525 MHz
fi = (3 sanmpai 30 MHz) - 81,05
fi = -78,05 sanmpai -51,05 MHz
c) Jenis Filter : Band Pass Filter (BPF)

2. Diketahui : fs = 4 sampai 10 MHz


IF = 1,8 MHz
Comax = 325 pF
a) Induktansi kumparan rangkaian-RF :
Lo =
=

=
=
= 4,88 H
b) Perbandingan talaan frekuensi rangkaian-RF :
=
= 2,5 MHz
c) Perbandingan talaan kapasitansi rangkaian-RF :
)2 = (

)2= (

)2

= 6,25 pF
d) Kapasitansi minimum per bagian yang diperlukan:
Cs min =
= 52 pF
e) Frekuensi osilator maksimum dan minimum dan perbandingan
penolakan bayangan dalam decibel:
Daerah dari frekuensi Osilator:
Untuk fo > fs :

1,8 MHz + (4 sampai 10 MHz) = 5,8 MHz sampai 11,8 MHz


=
= 2,03 MHz
Untuk fo < fs :

-1,8 MHz + (4 sampai 10 MHz) = 2,2 MHz sampai 7,2 MHz


=
= 3,27 MHz
Jadi frekuensi Osilator maksimum = 3,27 MHz & frekuensi
Osilator maksimum = 7,2 MHz
Perbandingan penolakan bayangan dalam decibel:

Ar

1
1 y 2Q 2

Fi = fs + 2IF = 10 + (2 x 1,8) = 13.24 MHz

10
13,24

50
10
13
,24

yQ

28,44
Ar

1
28,44

3. Diket
Fs= 2,5 MHz
Q = 50
IF =1,8 MHz
a. Ditanya hitung frekuensi bayangan
Fi =fs +2IF
Fi=2,5 +2(1,8)=6,1 MHz
b. Ditanya penolakan bayangan
Ar

1
1 y 2Q 2

6,1 2,5

50
2,5 6,1
101,5
1
Ar
atau 40dB
101,5

yQ

5. Diketahui : fs = 4-10 MHz


IF = 1,8 MHz
Cmax = 325 pF
Talaan kapasitor

fsmaks 10

2,5
fsmin
4
Csmaks f maks

Csmin f min

(2,5) 2 6,25

Jika fo >fg

1,8 + ( 4 sampai 10 ) = 5,8 sampai 11,8


f maks
f min
C maks
C min

Jika fo < fg

11,8
2,03
5,8

2,032 4,669

-1,8 + ( 4 sampai 10 ) = 2,2 sampai 8,2


f maks

f min
C maks
C min
C maks

8,2
3,72
2,2

3,72 2 15,9
4,669

C min

Csmaks
6,25
Csmin
f maks

f min
Cs

11,8
5,8

325
52 pF
6,25

4,669 (6,25)

4,669

(52 Cp )
(325 Cp )

(325 6,25Cp )
(2031,25 6,25Cp )

4,669( 2031,25 6,25Cp ) 325 6,25Cp


9483,907 29,18Cp 325 6,25Cp
9483,907 325 6,25Cp 29,18Cp
9158,9 22,93Cp

Cp

9158,9
22,93

Cp 399,4 pF

Comaks

Comin

325 x399,4
129805

179,18
325 399,4
724,4
52 x399,4
20768,8

46,009
52 399,4
451,4

maka,

Lo

179,18
3,89
46,009

1
( 2,7 x11,8) x179,18 pF
2

1
983949,5566

1,016 H

Anda mungkin juga menyukai