Sap Poli Anak All
Sap Poli Anak All
220112120009
Masriah
220112120043
Annisa Zaitun
220112120090
Srihatin
220112120076
Meilina Diah
220112120024
Emi Novita
220112120074
Kurniawati
220112120087
Neli Tarneli
220112120059
220112120102
220112120057
Pokok Bahasan
: Keperawatan Anak
Topik
Sasaran
PELAKSANAAN kEGIATAN
Tempat
Hari/ Waktu
Waktu
: 30 Menit
Pemberi Materi
: Kurniawati
Tujuan Institusional
Keluarga dapat memberikan asuhan keperawatan lanjutan di rumah pada anak
dengan ALL
II; Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan, keluarga dapat mengetahui dan memahami
tentang asuhan keperawatan lanjutan dirumah pada anak dengan Acut Limfoblastik
Leukemia (ALL), sehingga diharapkan keluarga dengan anak ALL mampu
melaksanakan keperawatan lanjutan dirumah untuk meningkatkan kulitas hidup anak
menjadi semakin baik.
I;
III;
KNOW
Sasaran mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan lanjutan dalam aspek
fisik di rumah pada anak dengan ALL
Sasaran mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan lanjutan dalam aspek
psikologis di rumah pada anak dengan ALL
Sasaran mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan lanjutan dalam aspek
sosial di rumah pada anak dengan ALL
Sasaran mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan lanjutan dalam aspek
spiritual di rumah pada anak dengan ALL
DO
Sasaran bertanya mengenai materi yang telah diberikan jika terdapat hal-hal yang
kurang dimengerti atau hal-hal yang berhubungan dengan asuhan keperawatan anak
dengan ALL
SHOW
Sasaran memperhatikan selama penyampaian materi
Sasaran termotivasi untuk bertanya
Sasaran termotivasi untuk melakukan asuhan keperawatan lanjutan di rumah pada
anak dengan ALL
V;
Materi
Terlampir
Metode Pengajaran
Ceramah dan Tanya Jawab
VI;
Power Point
Leafleat
Alokasi Waktu dan Tahap Pengajaran
Apersepsi
: 3 Menit
Penjelasan Materi
: 15 Menit
VIII;
Evaluasi
Penutup
IX;
: 10 Menit
: 2 Menit
Strategi Instruksional
A; Memperkenalkan diri
B; Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah memberi pemahaman pada
peserta didik
C; Menjelaskan materi pengajaran yang terdiri dari:
Menjelaskan tentang asuhan keperawatan lanjutan pada anak dengan ALL
dalam aspek fisik dengan media power point
Menjelaskan tentang asuhan keperawatan lanjutan pada anak dengan ALL
dalam aspek psikologis dengan media power point
Menjelaskan tentang asuhan keperawatan lanjutan pada anak dengan ALL
dalam aspek sosial dengan media power point
Menjelaskan tentang asuhan keperawatan lanjutan pada anak dengan ALL
dalam aspek spiritual dengan media power point
D; Melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik, yaitu dengan memberikan kesempatan peserta untuk bertanya
mengenai hal-hal yang kurang dimengerti dan menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah dijelaskan.
E; Memberikan kesimpulan dari materi penyuluhan
F; Menutup penyuluhan
X; Kegiatan
Tahap
Pra Kegiatan
Apersepsi
Kegiatan
Kegiatan Pendidik
Metode
Peserta
Media
Waktu
Menyiapkan perlengkapan
Menyiapkan setting ruangan
Melakukan perkenalan
Menjelaskan tujuan
Menyimak
Menyimak
Ceramah
Ceramah
1 menit
1 Menit
pembelajaran
Menyimak
Menjelaskan cakupan materi
Ceramah
1 Menit
Materi
Brainstroming tentang
Menguraikan
Tanya
Power
pendapat
Jawab
Point
Ceramah
Power
Ceramah
point
Power
Menyimak
ALL
Menjelaskan tentang asuhan
5 Menit
3 Menit
Ceramah
Power
aspek fisik
Menjelaskan tentang asuhan
keperawatan lanjutan pada
Menyimak
3Menit
point
1 Menit
Point
Menyimak
2 Menit
Ceramah
Power
Point
Menyimak
Ceramah
Power
aspek sosial
Menjelaskan tentang asuhan
Point
1 Menit
Memberikan kesempatan/
Bertanya
mengundang pertanyaan
Jawab
Menyimak
atau komentar peserta.
Menjawab pertanyaan atau
Tanya
Tanya
2 Menit
Menjawab
2 Menit
2 Menit
Tanya
Jawab
asuhan keperawatan
2 Menit
Jawab
menyebutkan tentang
Jawab
Menjawab
menyebutkan tentang
Tanya
Menjawab
1 Menit
Tanya
Jawab
Menjawab
asuhan keperawatan
1 Menit
Tanya
Jawab
Penutup
Memberikan kesimpulan
Menyimak
Ceramah
1 Menit
Ceramah
1 Menit
XI;
Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana peserta memahami dan mengerti tentang materi
yang telah diberikan, peserta diberikan pertanyaan :
1; Sebutkan minimal 3 respon terhadap kemoterapi dan bagaimana cara
perawatannya?
Jawaban :
Diare. Berikan cairan per oral. Lakukan perawatan kulit pada bokong dan daerah
perineum. Pantau efektivitas obat antidiare. Hindari makanan dan buah-buahan
tinggi-selulose Beri makan sedikit tapi sering; jika mungkin beri makanan yang
disukai anak. Kurangi atau jangan berikan daging.
Anoreksia. Observasi adanya tanda-tanda kekurangan cairan (dehidrasi). Beri
makan sedikit tapi sering yang berupa makanan lunak kaya zat gizi dan kalori.
Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat diterima walaupun tidak lapar.
Hindari minum sebelum makan. Tekankan pada anak bahwa makan adalah bagian
penting dalam program pengobatan.
Mulut kering. Makanan atau minuman diberikan dengan suhu dingin. Bentuk
makanan cair. Kunyah permen karet atau hard candy.
Mual dan muntah. Beri makanan kering. Hindari makanan yang berbau
merangsang. Hindari makanan lemak tinggi. Makan dan minum perlahan-lahan.
2;
3;
Hindari makanan atau minuman terlalu manis. Batasi cairan pada saat makan.
Tidak tiduran setelah makan.
Retensi cairan. Pantau asupan dan keluaran cairan. Timbang berat badan harian.
Bila ada anak sesak nafas (gawat pernapasan) segera dibawa ke rumah sakit. Ubah
posisi tidur anak sesering mungkin.
Hiperuremia. Pantau asupan dan keluaran. Anjurkan anak untuk banyak minum.
Lakukan perawatan kulit anak agar rasa gatal berkurang.
Demam dan menggigil. Catat frekuensi gejala. Berikan rasa nyaman dengan
memberinya selimut dan mandi hangat-hangat kuku (tepid sponge).
Sariawan (stomatitis dan ulkus mulut). Berikan rasa nyaman dengan sering
berkumur, memakai cairan pencuci mulut, dan permen yang keras.
Rambut rontok (alopesia). Persiapkan anak dan keluarga untuk menghadapi
kerontokan rambut. Yakinkan hati anak dan keluarga bahwa kerontokan rambut
tersebut hanya sementara. Siapkan anak dan keluarga tentang tumbuhnya rambut
baru yang berbeda warna dan tekstur dari rambutnya semula. Gunakan syal, topi,
atau wig sebelum rambut mulai rontok sebagai usaha untuk mengalihkan perhatian.
Sering keramas untuk mencegah cradle cap. Cegah penggunaan bahan kimia
rambut, seperti larutan pengkriting rambut yang permanen, ketika rambut tumbuh
kembali. Bantu anak memilih pakaian yang dapat meningkatkan aspek positif
penampilan anak.
Sebutkan tanda-tanda komplikasi dari penyakit ALL?
Jawaban :
Somnolens radiasi: Dimulai 6 minggu setelah menerima radiasi kraniospinal,
anak menunjukkan keletihan berat dan anoreksia selama kira-kira 1 sampai 3
minggu. Orang tua sering kali merasa khawatir tentang terjadinya kambuhan pada
saat ini dan perlu untuk diyakinkan.
Gejala SSP: Sakit kepala, penglihatan kabur atau ganda, muntah. Gejala-gejala
tersebut dapat mengindikasikan keterlibatan SSP dalam leukemia.
Gejala pernapasan: Batuk dan sesak nafas. Gejala tersebut mengindikasikan
adanya pneumosistitis atau infeksi pernapasan lainnya.
Sebukan minimal 3 bagaimana cara perawatan untuk mencegah perdarahan?
Jawaban :
Pantau adanya tanda dan gejala perdarahan.
Periksa adanya memar dan kemerahan pada kulit.
Periksa adanya mimisan dan gusi berdarah.
Jaga agar kuku tetap pendek.
Hindari penumpuan beban pada alat gerak yang sakit
4;
5;
Hindari kecelakaan dan cedera. Pastikan lingkungan ruangan termasuk barangbarang yang ada di ruangan agar benar-benar aman dan tidak berisiko mencederai
anak.
Anjurkan aktivitas bermain yang tenang.
Sebutkan minimal 3 bagaimana cara perawatan untuk mencegah infeksi?
Jawaban :
Waspadai bahwa demam dan batuk adalah tanda yang terpenting dari infeksi.
Lebih banyak pasien yang meninggal karena infeksi daripada karena penyakitnya.
Buatkan kamar protektif yang semi steril mendekati ruangan isolasi di rumah
sakit.
Minta anak memakai masker bila keluar rumah atau bersama orang lain terutama
bila sedang menderita neutropenik berat (leukosit kurang dari 1000/mm3).
Cuci tangan dengan alkohol 80%. Gunakan semprotan alkohol untuk cuci tangan
sebelum dan sesudah memegang anak.
Kurangi kontak dengan orang lain. Pada saat agranulositosis (jumlah total
neutrofil <>
Perawatan gigi dan mulut harus dikerjakan setiap hari. Setiap habis makan dan
terutama kalau mau tidur harus dilakukan sikat gigi (dengan sikat gigi yang
harus), kumur betadin dan kumur antijamur.
Setiap hari diwajibkan memeriksa kulit secara menyeluruh dari ujung rambut
kepala sampai ujung kaki. Daerah kemaluan juga harus diperhatikan, daerah
tersebut sering terabaikan dan justru di daerah itu pula sering muncul infeksi
kulit.
Makanan hygienis.
Jaga kebersihan diri anak termasuk kuku yang bersih.
Bagaimana melakukan asuhan keperawatan dirumah dalam aspek
psikologis?
Jawaban :
Berikan pendidikan kesehatan kepada anak bahwa prosedur pengobatan sangat
penting bagi peningkatan kesehatan anak. Hal ini untuk mengurangi stres
terhadap prosedur pengobatan.
Melakukan koping positif. Reaksi anak sebagian besar bergantung pada usianya,
informasi yang diberikan kepada anak, dan dampak fisik penyakit.
Long, B.C, 1996. Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Smeltzer C. Suzannne, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa
AndryHartono, dkk.. Jakarta : EGC.
Palestin, B. 2011. Perawatan Lanjutan di rumah Pada Penderita Leukemia Anak..
http://bondankomunitas.blogspot.com/2008/03/perawatan-lanjutan-di-rumahpada.html
Lampiran Materi
A; Pendahuluan
Menurut penelitian, anak dengan leukemia yang berusia lebih muda memiliki
harapan hidup lebih tinggi 61-77% dibanding remaja berusia 20 tahun. Kurang lebih
80% penderita dengan LLA memiliki peluang hidup lebih lama setelah mendapatkan
protokol pengobatan LLA meskipun 4060% pada kelompok tersebut bergantung pada
jenis protokol yang digunakan. Berdasarkan kewilayahan, penatalaksanaan pengobatan
dan perawatan anak dengan LLA di negara-negara maju dapat meningkatkan angka
kesembuhan (cure rate) sampai dengan 80%, sedangkan angka kesembuhan di negaranegara berkembang masih berkisar antara 10-48% karena pasien terlambat mendapatkan
pengobatan yang adekuat atau justru tidak taat menyelesaikan protokol pengobatan.
Penyebab utama hal tersebut adalah faktor latar belakang pendidikan dan tingkat
ekonomi orangtua yang kurang serta sikap tim kesehatan terhadap penatalaksanaan LLA.
Pengobatan utama LLA adalah kemoterapi yang diberikan secara kombinasi
dengan lama pengobatan dua tahun melalui beberapa fase, yaitu: fase induksi,
konsolidasi, intensifikasi dan pemeliharaan. Monitor terhadap efek samping kemoterapi
jangka pendek dan jangka panjang perlu dilakukan. Keberhasilan penatalaksanaan
leukemia anak dalam memperpanjang umur harapan hidupnya perlu sangat dipengaruhi
oleh penanganan yang komprehensif dengan upaya perawatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup anak. Keterlibatan berbagai pihak dapat memberikan arti
bagi peningkatan kualitas hidup penderita LLA, antara lain: keterlibatan berbagai profesi
kesehatan, orang tua, psikolog, organisasi social penunjang, faktor risiko, pengobatan
penunjang, dan ketaatan pengobatan.
Salah satu komponen utama dalam penatalaksanaan leukemia anak adalah
perawatan lanjutan (follow-up) penderita LLA. Makalah ini akan membahas perawatan
lanjutan penderita LLA di rumah dengan menggunakan pendekatan model kualitas hidup
penderita leukemia anak.
B; Model kualitas hidup penderita LLA
Model kualitas hidup penderita LLA dikembangkan dari pemikiran bahwa dengan
semakin meningkatnya harapan hidup penderita LLA, petugas kesehatan tidak cukup
hanya berfokus pada hasil dan efektivitas pengobatan saja namun perlu
disuplementasikan intervensi perawatan yang komprehensif. Oleh karenanya, indikatorindikator dalam model kualitas hidup penderita LLA mencerminkan dampak
penatalaksanaan penderita LLA. Model di atas terdiri dari empat ranah kualitas hidup
anak penderita LLA, yaitu: (1) kesehatan fisik dan mengatasi manifestasi klinis (physical
well-being and symptoms); (2) kesehatan psikologis (psychological well-being); (3)
kesehatan sosial (social well-being); dan (4) kesehatan spiritual (spiritual well-being).
Ranah-ranah tersebut sesuai dengan berbagai publikasi mengenai dimensi kualitas hidup
penderita keganasan.
Intervensi keperawatan penderita leukemia anak di rumah pada prinsipnya sama dengan
penatalaksanaan perawatan akut.
1; Aspek kesehatan fisik dan mengatasi manifestasi klinis (physical well-being and
symptoms)
a. Memantau respons anak terhadap pengobatan kemoterapi.
Diare. Berikan cairan per oral. Lakukan perawatan kulit pada bokong dan daerah
perineum. Pantau efektivitas obat antidiare. Hindari makanan dan buah-buahan
tinggi-selulose Beri makan sedikit tapi sering; jika mungkin beri makanan yang
disukai anak. Kurangi atau jangan berikan daging.
Anoreksia. Observasi adanya tanda-tanda kekurangan cairan (dehidrasi). Beri
makan sedikit tapi sering yang berupa makanan lunak kaya zat gizi dan kalori.
Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat diterima walaupun tidak lapar.
Hindari minum sebelum makan. Tekankan pada anak bahwa makan adalah bagian
penting dalam program pengobatan.
Mulut kering. Makanan atau minuman diberikan dengan suhu dingin. Bentuk
makanan cair. Kunyah permen karet atau hard candy.
Mual dan muntah. Beri makanan kering. Hindari makanan yang berbau
merangsang. Hindari makanan lemak tinggi. Makan dan minum perlahan-lahan.
Hindari makanan atau minuman terlalu manis. Batasi cairan pada saat makan.
Tidak tiduran setelah makan.
Retensi cairan. Pantau asupan dan keluaran cairan. Timbang berat badan harian.
Bila ada anak sesak nafas (gawat pernapasan) segera dibawa ke rumah sakit. Ubah
posisi tidur anak sesering mungkin.
Hiperuremia. Pantau asupan dan keluaran. Anjurkan anak untuk banyak minum.
Lakukan perawatan kulit anak agar rasa gatal berkurang.
Demam dan menggigil. Catat frekuensi gejala. Berikan rasa nyaman dengan
memberinya selimut dan mandi hangat-hangat kuku (tepid sponge).
Sariawan (stomatitis dan ulkus mulut). Berikan rasa nyaman dengan sering
berkumur, memakai cairan pencuci mulut, dan permen yang keras.
Rambut rontok (alopesia). Persiapkan anak dan keluarga untuk menghadapi
kerontokan rambut. Yakinkan hati anak dan keluarga bahwa kerontokan rambut
tersebut hanya sementara. Siapkan anak dan keluarga tentang tumbuhnya rambut
baru yang berbeda warna dan tekstur dari rambutnya semula. Gunakan syal, topi,
atau wig sebelum rambut mulai rontok sebagai usaha untuk mengalihkan perhatian.
Sering keramas untuk mencegah cradle cap. Cegah penggunaan bahan kimia
rambut, seperti larutan pengkriting rambut yang permanen, ketika rambut tumbuh
kembali. Bantu anak memilih pakaian yang dapat meningkatkan aspek positif
penampilan anak.
b. Mencegah infeksi sekunder serta memantau adanya tanda dan gejala infeksi
Waspadai bahwa demam dan batuk adalah tanda yang terpenting dari infeksi.
Lebih banyak pasien yang meninggal karena infeksi daripada karena penyakitnya.
Buatkan kamar protektif yang semi steril mendekati ruangan isolasi di rumah
sakit.
Minta anak memakai masker bila keluar rumah atau bersama orang lain terutama
bila sedang menderita neutropenik berat (leukosit kurang dari 1000/mm3).
Cuci tangan dengan alkohol 80%. Gunakan semprotan alkohol untuk cuci tangan
sebelum dan sesudah memegang anak.
Kurangi kontak dengan orang lain. Pada saat agranulositosis (jumlah total
neutrofil <>
Perawatan gigi dan mulut harus dikerjakan setiap hari. Setiap habis makan dan
terutama kalau mau tidur harus dilakukan sikat gigi (dengan sikat gigi yang
harus), kumur betadin dan kumur antijamur.
Setiap hari diwajibkan memeriksa kulit secara menyeluruh dari ujung rambut
kepala sampai ujung kaki. Daerah kemaluan juga harus diperhatikan, daerah
tersebut sering terabaikan dan justru di daerah itu pula sering muncul infeksi
kulit.
Makanan hygienis.
e. Pemberian nutrisi.
dari kebutuhan energi total. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B
kompleks, C dan E. Bila perlu ditambah dalam bentuk suplemen.
Sesuai dengan keadaan pasien, makanan dapat diberikan dalam bentuk makanan
padat, makanan cair, atau kombinasi. Untuk makanan padat dapat berbentuk
makanan biasa, makanan lunak, atau makanan lumat.
Hindari makanan yang masih panas h. Berikan cukup istirahat dan tidur
Melakukan koping positif. Reaksi anak sebagian besar bergantung pada usianya,
informasi yang diberikan kepada anak, dan dampak fisik penyakit.
Beri penyuluhan kepada anak dan keluarga mengenai penatalaksanaan penyakit dan
pengobatan termasuk konsekuensi jangka panjang baik rencana perawatan dan
finansial keluarga. Dampak jangka panjang kanker masa kanak-kanak: 1) Katarak.
Rujuk anak ke spesialis mata dan persiapkan untuk kemungkinan operasi katarak. 2)
Hilang pendengaran. Rujuk anak ke dokter THT dan ahli terapi wicara; persiapkan
untuk kemungkinan penggunaan alas pendengaran. 3) Fibrosis pulmonal. Anjurkan
anak mendapat vaksin flu dan perawatan segera untuk infeksi pernapasan; anjurkan
orang tua untuk menghentikan merokok. 4) Kardiorniopati, kerusakan perikardium,
aterosklerosis dini, dan aritmia ventrikular. Rujuk anak ke spesialis jantung. 5)
Enteritis dan sirosis kronis. Rujuk anak ke ahli nutrisi, mungkin diperlukan modifikasi
diet 6) Nefritisisistitis kronis. Rujuk anak ke spesialis penyakit dalam (nefrolog),
pertahankan hidrasi, dan persiapkan anak untuk kemungkinan dialisis. 7)
Skoliosis/kifosis, wajah asimetris, atau masalah pada gigi. Rujuk anak pada pelayanan
rehabilitasi dan dokter gigi; anjurkan perawatan oral yang tepat; beritahu anak untuk
menghindari permainan atau olahraga yang berat. 8) Imunosupresi yang memanjang.
Anjurkan tindakan pengendalian infeksi, beri antibiotik profilaksis, periksa
laboratorium untuk cek hitung darah, dan amati tanda-tanda infeksi. 9) Disfungsi
testis atau ovarium. Rujuk anak ke spesialis endokrin. Diskusikan terapi hormon
pengganti. 10) Hipotiroidisme atau disfungsi hipotalamus. Rujuk anak ke spesialis
endokrin dan persiapkan anak menghadapi postur tubuhnya yang pendek. 11)
Gangguan sistem saraf pusat, antara lain leukoensefalopati, neuropati perifer, dan
defek kognitif. Pantau perkembangan dan kolaborasi dengan staf sekolah dan keluarga
untuk membantu anak melakukan kemampuan yang optimal. 12) Keganasan
sekunder. Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam perawatan tindak lanjut yang
sedang berjalan untuk memantau kemungkinan keganasan sekunder.
Beri pendidikan kesehatan pada orang tua secara rinci mengenai aspek-aspek
penatalaksanaan medis untuk memantapkan ketaatan orangtua dan anak, yaitu: 1)
Proses penyakit -- tanda, gejala, komplikasi, dan aturan pengobatan. 2) Pemberian
obat -- respons terapeutik terhadap pengobatan, reaksi terhadap pengobatan yang
tidak diinginkan. 3) Prosedur pengobatanlangkah-langkah prosedur dan jadwalnya
4) Aktivitas-aktivitas yang dilarang 5) Kebutuhan alat -- perawatan dan pemeliharaan,
nomor telepon kantor yang menjual kebutuyhan alat 6) Nama dan nomor telepon
kontak untuk pemeriksaan lanjut (misalnya: rumah sakit, klinik, dokter, perawat)
Minta orang tua untuk mengidentifikasi gejala yang menandakan penurunan kondisi
dan yang perlu dilaporkan kepada dokter.
Berikan informasi pada anak dan keluarga tentang dukungan sosial kemasyarakatan
bagi perawatan jangka-panjang. 1) Dukungan pihak sekolah 2) Kelompok orang tua
dengan
permasalahan
yang
sama.
Orangtua
membutuhkan
teman
senasib
Pantau adanya gangguan dalam fungsi dan peran keluarga. 1) Dasari semua intervensi
pada latar belakang budaya, agama, tingkat pendidikan, dan sosial ekonomi keluarga.
2) Libatkan dukungan sosial anggota keluarga lain dalam program pengobatan dan
perawatan anak 3) Tingkatkan keutuhan keluarga agar dapat memberikan lingkungan
psikologis yang positif bagi anak.
Cegah adanya isolasi sosial bagi anak. Tingkatkan peran peer-group sebagai sumber
pemdukung sosial.