Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
a. Menghitung jumlah trombosit
b. Penentuan kadar haemoglobin darah
B. Tujuan Percobaan
a. Menghitung jumlah trombosit dalam darah
b. Dapat menentukan kadar haemoglobin

II.HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Trombosit
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil Jumlah Trombosit
No
1
2
3
4
5
6

Probandus
Trombosit (mm3)

540.000/mm3

156.000/mm3

192.000/mm3

44.000/mm3

178.000/mm3

242.000/mm3
Menurut Tambayong (2002), trombosit adalah

Keterangan
Tidak normal
Normal
Normal
Tidak normal
Normal
Normal
badan kecil tanpa

nukleus dan tidak berwarna yang ada dalam darah semua mamalia. Badan kecil
tersebut berfungsi untuk pembekuan darah pada tempat cedera pembuluh darah,
serta berfungsi mencegah kehilangan darah yang berlebihan. Trombosit adalah
cakram bikonveks tipis, berdiameter 2-3 m yang bulat atau lonjong bila dilihat
dari atas. Pada orang dewasa jumlahnya sekitar 150.000 sampai 350.000 per
milimeter kubik darah, pada anak-anak prematur 100.000 300.000 per milimeter
kubik darah, dan pada bayi 200.000 - 475.000 per milimeter kubik darah. Berikut
gambar trombosit :

Gambar 1. Trombosit (Tambayong, 2002).

Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah, dalam


keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Namun, dalam
beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik ke daerah
tersebut sebagai respons terhadap kolagen yang terpanjang pada lapisan
subendotel pembuluh. Trombosit melekat ke permukaan yang rusak dan
mengeluarkan beberapa zat (serotonin dan histamin) yang menyebabkan
terjadinya vasokontriksi pembuluh. Fungsi lain dari trombosit yaitu untuk
mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera.
Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat
trombosit yang secara efektif menambal daerah yang luka (Handayani dan
Haribowo, 2008)
Penimbunan

trombosit

yang

berlebihan

dapat

menyebabkan

penurunan aliran darah ke jaringan atau sumbat menjadi sangat besar. Sehingga
lepas dari tempat semula dan mengalir ke hilir sebagai suatu embolus dan
menyumbat aliran ke hilir. Untuk mencegah pembentukan suatu emboli, maka
trombosit mengeluarkan bahan-bahan yang membatasi luas penggumpalan mereka
sendiri (Handayani dan Haribowo, 2008)
Bahan utama yang dikeluarkan oleh trombosit untuk membatasi
pembekuan adalah prostaglandin tromboksan A2 dan prostasikilin 12.
Tromboksan

A2

merangsang

penguraian

trombosit

dan

menyebabkan

vasokontriksi lebih lanjut pada pembuluh darah. Sedangkan prostasiklin 12


merangsang agregasi trombosit dan pelebaran pembuluh, sehingga semakin
meningkatkan respons trombosit (Handayani dan Haribowo, 2008)
Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang melalui fragmentasi
sitoplasma megakariosit, yaitu sel besar dengan nukleus banyak. Trombosit
dibentuk dan dilepaskan ke dalam darah, tempat trombosit bertahan hidup
sembilan sampai sepuluh hari. Meskipun tidak memiliki nukleus dan tidak
sanggup membuat protein, trombosit tetap dapat melakukan berbagai aktivitas selsel utuh. Trombosit mengkonsumsi oksigen dan mempunyai metabolisme aktif
yang bergantung pada enzim pembangkit energi dari satu atau dua mitokondria
kecil dalam sitoplasmanya (Tambayong, 2002).

Pengaturan pembentukan trombosit dilakukan oleh trombopoietin,


yang analog dengan eritripoietin pada pembentukan eritrosit. Zat baru
teridentifikasi dan merupakan suatu ligan untuk reseptor c-mpl. Interleukin II juga
memiliki

aktivitas

trombopoietik

dan

dapat

digunakan

sebagai

obat.

Trombopoietin memiliki homologi yang substansial dengan eritropoietin dan


meningkatkan tidak saja produksi trombosit, tetapi juga proliferasi megakariosit.
Apabila terdapat stres hemostatik yang parah atau stimulasi sumsum tulang
produksi trombosit dapat meningkat sebesar tujuh sampai sepuluh kali lipat.
Trombosit yang baru dibentuk berukuran lebih besar dan memiliki kapasitas
hemostatik yang lebih kuat daripada trombosit matang yang sudah beredar (Pendit
dan Wulandari, 2002).
Faktor lain yang menyebabkan penurunan jumlah trombosit adalah
penggunaan obat aspirin, kloromisetin, sulfonamid, quindin, dan diuretik tiazid.
Heparin trombositopenia diinduksi atau purpura thrombocytopenic menyebabkan
pendarahan yang berlebihan. Kelebihan trombosit dalam darah disebut
trombositemia, ada dua jenis yaitu primer dan sekunder. Primer disebabkan oleh
adanya keganasan (kanker), polisitemia vera atau penyakit sumsum tulang yang
lainnya. Sedangkan, jenis sekunder disebabkan oleh infeksi akut, olahraga
berlebihan, stress, dan ovulasi (Pendit dan Wulandari, 2002).
Kita harus mewaspadai, bahwa kadar trombosit yang terlalu rendah itu
bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan (trombositopenia).
Maka sebaliknya kita juga harus mewaspadai bahwa kadar trombosit yang terlalu
tinggi juga akan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan koagulasi atau
penggumpalan. Penggumpalan darah pada tempat tempat yang sangat rentan
terkena sumbatan sehingga bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan
seperti stroke maupun jantung koroner yang juga dapat menyebabkan kematian
(Pendit dan Wulandari, 2002).
Kelainan trombosit bawaan atau defisiensi faktor plasma adalah
penyebab berbagai penyakit pada manusia. Yang paling terkenal adalah hemofili,
kelainan darah yang terdapat pada satu diantara 10.000 pria. Penyebabnya adalah
kurangnya satu faktor plasma yang perlu untuk pembekuan (Tambayong, 2002).

Percobaan ini bertujuan untuk menghitung jumlah trombosit dalam


darah. Jari probandus dibersihkan dengan alkohol, hal tersebut bertujuan untuk
sterilisasi, sehingga jari probandus bebas dari infeksi atau mikrobia berbahaya.
Setelah itu jari probandus ditusuk menggunakan jarum francke, digunakan jarum
francke karena jarum tersebut adalah jarum yang steril sehingga aman untuk
menusuk jari probandus. Jarum ini hanya untuk sekali pakai, lalu dibuang.
Darah dihisap menggunakan piper eritrosit hingga angka 0,5. Lalu
larutan ress ecker dihisap hingga angka 101. Larutan ress ecker berfungsi sebagai
pengencer darah (pelarut) dan juga sebagai pewarna berupa brilliant crecyl blue.
Kandungan dari ress ecker adalah natrium sitrat yang berfungsi sebagai pencegah
koagulasi, menjaga sel darah merah, menyediakan gravitasi spesifik rendah,
brilliant crecyl blue sebagai pemberi warna pada platelet, dan air terdionisasi
sebagai pelarut (Pal dan Pal, 2005).
Kemudian larutan dikocok selama lima menit, tujuan pengocokan
adalah untuk menghomogenkan larutan supaya darah tercampur dengan ress
ecker. Larutan ditunggu selama sepuluh menit agar trombosit mengendap. Lalu
letakkan larutan tersebut pada bilik hitung. Trombosit yang dihitung pada bilik
hitung adalah yang berwarna biru dan terletak pada kolom E yang diambil lima
kotak sampel seperti pada gambar dua. Penghitungan dibantu dengan
menggunakan blood counter untuk memudahkan dalam menghitung dan
mengurangi kesalahan penghitungan.
Setelah mendapatkan jumlah trombosit, jumlah tersebut dihitung
menggunakan rumus berikut ini :
Jumla h trombosit ( mm3 )=Trombosit ter h itung 2000
Pada orang dewasa jumlah trombosit normal sekitar 150.000 sampai 350.000 per
milimeter kubik darah. Dari tabel satu dapat dilihat bahwa probandus kedua (lakilaki), ketiga (perempuan), kelima (perempuan), dan keenam (laki-laki) memiliki
jumlah trombosit normal yaitu 156.000/mm3, 192.000/mm3, 178.000/mm3, dan
242.000/mm3.

Sedangkan

probandus

pertama

(laki-laki)

dan

keempat

(perempuan) memiliki jumlah trombosit tidak normal yaitu 540.000/mm 3 dan


44.000/mm3. Ketidaknormalan jumlah trombosit pada probandus pertama dan
keempat mengalami trombositemia sekunder yang dapat disebabkan oleh stress

berat, mengkonsumsi heparin dll atau sedang mengalami ovulasi bagi yang
perempuan.

E
E

E
e

L
L
Gambar 2. Bilik Thoma (Pal dan Pal, 2005).
B. Menentukan Kadar HB
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 2. Hasil Kadar HB
N
Probandus
Tinggi Tabung (g/dL)
o
1

17,2
2
3
4
5
6

Keterangan
Tidak normal

8,6
Tidak normal

15,6
Normal

15,6
Normal

12
Normal

11
Tidak normal
Haemoglobin adalah suatu subtansi protein dalam sel-sel darah merah

yang terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa oksigen. Jumlah hemoglobin
normal pada pria adalah 13,5 18 g/dL dan wanita 12 16 g/dL, sedangkan pada
bayi baru lahir 12-24 g/dL, enam bulan sampai empat tahun 10-15 g/dL, dan lima
tahun sampai 14 tahun 11-16 g/dL. Nilai haemoglobin yang tinggi dapat
disebabkan karena hemokonsentrasi akibat dehidrasi. Nilai haemoglobin yang
rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia (Ester, 1995).
Setiap molekul haemoglobin memiliki empat tempat pengikatan untuk
oksigen, oksigen yang terikat disebut oksihemoglobin. Keempat cabang
haemoglobin dalam sel darah merah dapat mengikat oksigen sebagian atau
seluruhnya. Tugas akhir haemoglobin adalah menyerap karbon dioksida dan ion
hidrogen serta membawanya ke paru-paru tempat zat tersebut dilepaskan ke udara
(Corwin, 2008).
Haemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk
sel darah yang bikonkaf. Jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka
keluwesan sel darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal
inilah yang menjadi alasan mengapa kekurangan zat besi bisa mengakibatkan
anemia (Corwin, 2008).

Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Kekurangan


haemoglobin menyebabkan terjadinya anemia, yang ditandai dengan gejala
kelelahan, sesak napas, pucat dan pusing. Kelebihan haemoglobin akan
menyebabkan terjadinya kekentalan darah jika kadarnya sekitar 18-19 g/dL, yang
dapat mengakibatkan stroke (Kee, 1997).
Kadar haemoglobin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
salah satunya penyakit. Penyakit dapat menurunkan kadar Hb darah adalah
anemia, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit Hodgkins. Selain itu pemberian
obat-obatan dapat menurunkan hasil haemoglobin, contoh obatnya adalah aspirin,
dopram, indocin, sulfonimide, dan tridione. Kadar haemoglobin juga dapat
dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb
meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut.
Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring) dan variasi
diurnal (tertinggi pagi hari) (Kee, 1997).
Menurut Rahardja (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Hb
adalah umur, jenis kelamin, geografi, nutrisi, dan faktor kesehatan. Semakin tua
umur seseorang maka semakin berkurang kadar Hb-nya. Berdasarkan jenis
kelamin pada umumnya pria memiliki kadar Hb lebih tinggi dibandingkan wanita,
hal ini berhubungan dengan kandungan hormon pada pria maupun wanita. Kadar
Hb wanita lebih rendah dikarenakan faktor aktivitasnya yang lebih sedikit
dibandingkan aktivitas pria, selain itu wanita mengalami menstruasi.
Berdasarkan geografi makhluk hidup yang tinggal di dataran tinggi
tubuhnya cenderung lebih aktif dalam memproduksi sel darah merah untuk
meningkatkan suhu tubuh dan lebih aktif mengikat kadar O 2 yang lebih rendah
daripada di dataran rendah. Hb makhluk hidup yang tinggal dipesisir cenderung
mempunyai Hb lebih rendah sebab tubuh memproduksi sel darah merah dalam
keadaan normal. Berdasarkan nutrisi, bila makanan yang dikonsumsi banyak
mengandung Fe maka sel darah yang diproduksi akan meningkat sehingga
hemoglobin yang ada dalam darah juga meningkat. Begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan kesehatan, kesehatan sangat mempengaruhi kadar Hb dalam darah,
jika kesehatan terjaga dengan baik maka kadar Hb normal (Rahardja, 2006).

Hemometer

sahli

adalah

alat

pengukur

kadar

haemoglobin

berdasarkan cara hematin asam dan terdiri dari alat pembanding warna, tabung,
pengenceran, pipet darah, dan pipet pengencer. Batang standar yang terdapat
dalam alat pembanding warna itu terbuat dari kaca yang tidak dapat memucat.
Tabung pengencer yang berupa persegi atau bulat sering mempunyai garis tanda
pada kedua belah sisinya. Garis-garis tanda pada sisi pertama menunjukan kadar
haemoglobin dalam persen dan garis tanda pada sisi lain menunjukan kadar
haemoglobin dalam gram/100ml darah (g/dL) (Ghazali, 2011).
Garis tanda yang menunjukan persen makin ditiadakan karena tidak
bermakna. Pipet darah yang terdapat pada hemometer ( pipethemoglobin)
mempunyai garis tanda 20 mm (20 1). Pipet pengencer adala pipet polos biasa
untukmeneteskan cairan. Kerugian pipet ini penggunaanya membutuhkan
keahlian dan kurang teliti dibandingkan mikropipet, sedangkan keuntungannya
adalah lebih murah dan mudah didapatkan (Ghazali, 2011).
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar hemoglobin.
Percobaan dimulai dengan HCl 0,1 N sebanyak dua mL dimasukkan ke tabung
pengencer hemometer. HCl berfungsi sebagai penghemolisis darah, supaya
hemoglobin dari sel darah merah keluar menuju cairan diluar sel. Hemoglobin
yang direaksikan dengan HCl akan membentuk kompleks warna coklat. Reaksi
yang terjadi :
Hb + HCl Globin +ferotiene
2 ferotiene + O + O2 + 2 HCl penhenekrolid (coklat)
Jari probandus dibersihkan dengan alkohol dengan tujuan untuk
sterilisasi, sehingga jar probandus bebas dari infeksi ataupun mikrobia berbahaya.
Setelah itu jari probandus ditusuk menggunakan jarum francke, digunakan jarum
francke karena jarum tersebut adalah jarum yang steril sehingga aman untuk
menusuk jari probandus. Jarum ini hanya untuk sekali pakai, lalu dibuang.
Tetesan darah pertama dihapus, karena darah pertama tidak steril atau
terkontaminasi perlakuan ini untuk mencegah agar hasil yang didapatkan tepat.
Kemudian tetesan darah berikutnya dihisap dengan pipet hemoglobin sampai garis
tanda 20, dimasukkan ke dalam tabung hemometer dan stopwatch dinyalakan.

Tabung hemometer dimasukkan dalam kontrol, larutan diaduk dengan batang


pengaduk dengan tujuan supaya larutan menjadi homogen.
Aquades ditambahkan setetes demi setetes sambil diaduk, aquades
ditambahkan hingga warna larutan sama dengan warna larutan standar pada sisi
kanan kontrol. Aquades berfungsi sebagai pelarut, agar warna larutan sama
dengan warna standar pada hemometer. Setiap kali tetesan aquades masuk ke
dalam tabung hemometer, harus langsung diaduk supaya larutan tercampur
merata. Perataan campuran bertujuan untuk mencegah kesalahan dalam
menentukan warna.
Jumlah haemoglobin normal pada pria adalah 13,5 18 g/dL dan
wanita 12 16 g/dL. Dari tabel dua dapat dilihat bahwa tinggi masing-masing
tabung bervariasi, tinggi tabung menentukan kadar anemia seseorang. Probandus
pertama (perempuan), kedua (perempuan), dan keenam (perempuan) tinggi
tabungnya (kadar haemoglobin) berturut-turut adalah 17,2 g/dL, 8,6 g/dL, dan 11
g/dL, kadar haemoglobin ketiga probandus tidak normal. Ketidaknormalan kadar
haemoglobin dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan probandus yang sedang
tidak begitu sehat atau probandus sedang mengalami menstruasi. Untuk
probandus ketiga (laik-laki), keempat (laki-laki), dan kelima (perempuan) tinggi
tabungnya (kadar hemoglobin) berturut-turut adalah 15,6 g/dL, 15,6 g/dL, dan 12
g/dL, ketiga probandus ini memiliki kadar hemoglobin yang normal.

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. 2008. Handbook of Pathophysiology Third Edition. Lippincott
Williams & Wilkins. USA. pp. 208-210.
Ester, M. 1995. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan
Implikasi Keperawatan Edisi 1. EGC. Jakarta. pp. 114.
Ghazali. 2001. Hemometer. http://www.scribd.com/doc/54683582/Hemometer. 29
Oktober 2013.
Handayani, W. dan Haribowo, S. A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika.
Jakarta. pp. 12-13.
Kee, J. L. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan
Implikasi Keperawatan Edisi 2. EGC. Jakarta. pp. 114-115.
Pal, G. K. dan Pal, P. 2005. Textbook of Practical Physiology Second Edition.
Orient Longman Private Limited. India. pp. 116.
Pendit, U. B. dan Wulandari, D. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Edisi 11. EGC. Jakarta. pp. 156-157.
Rahardja, T . 2006 . Histologi Dasar . Erlangga. Jakarta. pp. 21-22.
Tambayong, J. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC. Jakarta. pp. 102-103.

III.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan penentuan kadar hemoglobin dan menghitung
jumlah trombosit, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Jumlah hemoglobin normal pada pria adalah 13,5 18 g/dL dan wanita 12

16 g/dL. Probandus pertama (perempuan), kedua (perempuan), dan


keenam (perempuan) tinggi tabungnya (kadar hemoglobin) berturut-turut
adalah 17,2 g/dL, 8,6 g/dL, dan 11 g/dL, kadar hemoglobin ketiga
probandus tidak normal. Probandus ketiga (laik-laki), keempat (laki-laki),
dan kelima (perempuan) tinggi tabungnya (kadar hemoglobin) berturutturut adalah 15,6 g/dL, 15,6 g/dL, dan 12 g/dL, ketiga probandus ini
memiliki kadar hemoglobin yang normal.
2. Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu salah
satunya penyakit. Penyakit dapat menurunkan kadar Hb darah adalah
anemia, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit Hodgkins. Selain itu
pemberian obat-obatan dapat menurunkan hasil hemoglobin, contoh
obatnya adalah aspirin, dopram, indocin, sulfonimide, dan tridione.
3. Pada orang dewasa jumlah trombosit normal sekitar 150.000 sampai
350.000 per milimeter kubik darah. Dari tabel probandus kedua (laki-

laki), ketiga (perempuan), kelima (perempuan), dan keenam (laki-laki)


memiliki jumlah trombosit normal yaitu 156.000/mm 3, 192.000/mm3,
178.000/mm3, dan 242.000/mm3. Sedangkan probandus pertama (laki-laki)
dan keempat (perempuan) memiliki jumlah trombosit tidak normal yaitu
540.000/mm3 dan 44.000/mm3.

LAMPIRAN
a. Perhitungan
1. Jumlah trombosit (mm3) =
2. Jumlah trombosit (mm3) =
3. Jumlah trombosit (mm3) =
4. Jumlah trombosit (mm3) =
5. Jumlah trombosit (mm3) =
6. Jumlah trombosit (mm3) =

260 x 2000 = 540.000/mm3


78 x 2000 = 156.000/mm3
96 x 2000 = 192.000/mm3
22 x 2000 = 44.000/mm3
89 x 2000 = 178.000/mm3
121 x 2000 = 242.000/mm3

b. Dokumentasi

Gambar 1. Hasil Penentuan Kadar Hb

Gambar 2. Larutan HCl 0,1 N

Gambar 3. Pipet Eritrosit

Gambar 5. Bilik Hitung

Gambar 4. Larutan Ress Ecker

Gambar 6. Proses Penghisapan Darah

Anda mungkin juga menyukai