Anda di halaman 1dari 25

Jahe

Jahe

Status konservasi
Aman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak
Monocots
termasuk)
(tidak
Commelinids
termasuk)
Ordo:
Zingiberales
Famili:
Zingiberaceae
Genus:
Zingiber
Spesies:
Z. officinale
Nama binomial
Zingiber officinale
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempahrempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas
tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh
William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Sejarah
Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari
Republik Rakyat Cina Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan
hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman
kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera
menjadi komoditas yang populer di Eropa.
Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa
dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador
dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.

Ciri morfologis

Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk
rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat.
Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai
daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5
cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah.
Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik
berjumlah dua.

Pengolahan dan pemasaran


Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama
disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak
dikonsumsi. Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe dipanen pada umur
tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua.
Jahe segar Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga dipasarkan dalam bentuk
jahe segar, yaitu setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran.
Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:

Jahe kering
Awetan jahe
Jahe bubuk
Minyak jahe
Oleoresin jahe

Jahe kering
Merupakan potongan jahe yang dikeringkan dengan irisan memotong serat irisan tipis
(digebing). Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.

Awetan jahe
Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar. Yang paling sering ditemui di
pasaran adalah, tingting jahe (permen jahe), acar, asinan, sirup, dan jahe instan. Beberapa
jenis olahan jahe ini disukai konsumen dari daerah Asia dan Australia.

Bubuk jahe
Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri, jahe
dikeringkan selanjutnya digiling dengan kehalusan butiran bubuk yang ditentukan. Bubuk
jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya
menggunakan bahan baku jahe kering.

Oleoresin jahe
Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan cokelat
dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.

Habitat
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali
jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per
tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara
tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

Varietas
Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:

Jahe gajah/jahe badak


Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk
dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.

Jahe kuning
Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi
lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.

Jahe merah
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga
cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit
warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.

Produk jahe
Di masyarakat barat, ginger ale merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan
Tiongkok sangat menyukai asinan jahe. Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa
dan Jepang.
Di Indonesia, sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang digemari
karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah pegunungan.

Curcuma xanthorrhiza
(Temulawak)
Morfologi, Anatomi dan Fisiologi
Temulawak yang merupakan famili Zingiberaceae mengandung minyak atsiri dan
kurkuminoid. Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan
daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman,
terutama pada tanah gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi
besar.
Temulawak berkhasiat untuk mencegah dan mengatasi beraneka macam penyakit.
Berbagai khasiat dari temulawak, antara lain, gangguan lever, mencegah hepatitis,
meningkatkan produksi cairan empedu, membantu pencernaan, mengatasi radang
kandung empedu, radang lambung dan gangguan ginjal.
Morfologi tanaman Curcuma xanthorrhiza
a. Akar
Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap.
Rimpang induk dapat memiliki 3-4 buah rimpang. Warna kulit rimpang cokelat
kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang oranye tua atau kuning.
Rimpang temulawak terbentuk di dalam tanah pada kedalaman sekitar 16 cm. Tiap
rumpun umumnya memiliki 6 buah rimpang tua dan 5 buah rimpang muda. Rimpang
Temulawak sangat berkhasiat untuk antiradang, anti keracunan empedu, penurun kadar
kolesterol, diuretic (peluruh kencing), penambah ASI, tonikum, dan penghilang nyeri
sendi.
b. Batang
Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk
batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 sampai 2,5 meter berwarna hijau atau
cokelat gelap. Pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang.Tumbuhan yang
patinya mudah dicerna ini dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 750
meter di atas permukaan laut. Umbi akan muncul dari pangkal batang, warnanya kuning
tua atau coklat muda, panjangnya sampai 15 sentimeter dan bergaris tengah 6 sentimeter.
Baunya harum dan rasanya pahit agak pedas.
c.Daun
Tiap batang mempunyai daun 2 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai
bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap,panjang daun
31 84cm dan lebar 10 18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 80cm.
Mulai dari pangkalnya sudah memunculkan tangkai daun yang panjang berdiri tegak.
Tinggi tanaman antara 2 sampai 2,5 m. Daunnya bundar panjang , mirip daun pisang.
Dibawah ini adalah morfologi dari Curcuma xanthorrhiza (Temulawak) yang berupa
bentuk bunga, buah dan biji.
d.Bunga
Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan. bunganya
berukuran pendek dan lebar, warna putih atau kuning tua dan pangkal bunga berwarna

ungu. Bunga mejemuk berbentuk bulir, bulat panjang, panjang 9-23 cm, lebar 4-6 cm.
Bunga muncul secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar dan
beraneka ragam dalam warna dan ukurannya. Mahkota bunga berwarna merah. Bunga
mekar pada pagi hari dan berangsur-angsur layu di sore hari Kelopak bunga berwarna
putih berbulu, panjang 8 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang
keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan
ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25 2cm dan lebar 1cm.
e. Buah
Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya
berwarna kekuning-kuningan. Warna kulit rimpang cokelat kemerahan atau kuning tua,
sedangkan warna daging rimpang oranye tua atau kuning.
f. Biji
Sejauh ini, temulawak belum pernah dilaporkan menghasilkan biji. Karena penanaman
temulawak dengan cara menanam rimpang temulawak tersebut. Perbanyakan tanaman
temulawak dilakukan menggunakan rimpang rimpangnya baik berupa rimpang induk
(rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang).
Anatomi Curcuma xanthorrhiza
( Temulawak )
Makroskopis
Keping tipis, berbentuk bundar atau jorong , ringa, keras, rapuh, garis tengahnya sampai
6 cm, dan tebal 2 mm sampai 5 mm.
Permukaan berkerut, warna coklat kuning sampai coklat. Bidang irisan berwarna coklat
kuning buram, melengkung tidak beraturan dan tidak rata. Sering dengan tonjolan
melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks. Korteksnya sempit dan
mempunyai tebal 3 mm sampai 4 mm. Bekas patahan berdebu, berwarna kuning jingga
sampai coklat jingga terang.
Mikroskopik
Epidermisnya bergabus, dan terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut bersel satu.
Hipedermis agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang berkembang.
Korteks dan silinder pusat parenkimatik terdiri dari sel parenkim berdinding tipis berisi
butir pati. Dalam parenkim tersebar banyak sel minyak yang berisi minyak berwarna
kuning dan zat berwarna jingga., juga terdapat idioblas berisi hablur kalsium oksalat
berbentuk jarum kecil. Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang ampai bulat telur
memanjang. Panjang butir 20m sampai 70 m, lebar 5m samapai 30 m, tebal 3m
sampai 10 m, lamella jelas dan hilus di tepi. Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar
tidak beraturan pada parenkim korteks dan pada silinder pusat. Berkas pembuluh
disebelah dalam endodermis tersusun dalam lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu
dengan yang lainnya. Pembuluh didampingi oleh sel sekresi yang panjangnya sampai 200
m, berisi zat berbutir warna coklat dengan besi (III) klorida LP menjadi lebih tua.
Fisiologi Curcuma xanthorrhiza
Temulawak
Temulawak telah lama diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan
fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas senyawa
berwarna kuning kurkumin dan turunannya. Kurkuminoid yang memberi warna kuning
pada rimpang bersifat antibakteria, anti-kangker, anti-tumor dan anti-radang,
mengandungi anti-oksidan dan hypokolesteromik. Sedangkan minyak atsiri berbau dan
berasa yang khas. Kandungan minyak atsiri pada rimpang temulawak 3-12% Sedangkan
untuk kurkuminoid, dalam temulawak 1-2%. Untuk menentukan persentase ini dilakukan
pemanasan pada temperatur 50-55o C , supaya tidak merusak zat aktifnya dan untuk
mendapatkan warna yang baik dari kurkuminoid.
Kajian dan penyelidikan atas temulawak (Curcuma xanthorrhiza) membuktikan bahawa
rimpangnya mengandungi banyak zat kimiawi yang memberikan kesan positif terhadap
organ dalam manusia seperti empedu, hati dan pankreas. Pengaruhnya keatas empedu

ialah dapat mencegah pembentukan batu dan kolesistisis. Dalam hati, zat temulawak
merangsang sel hati membuat empedu, mencegah hepatatis dan penyakit hati, membantu
menurunkan kadar SGOT dan SGPT dan sebagai anti-hepatotoksik. Selain itu, ia dapat
merangsang fungsi pankreas, menambah selera makan, berkemampuan merangsang
perjalanan sistem hormon metabolisme dan fisiologi tubuh.
Bahan berkhasiat tanaman obat adalah senyawa organik, yang kandungan utamanya
adalah karbon. Jika dihipotesiskan bahwa fotosintesis 14CO2 pada tanaman temulawak
akan menghasilkan karbohidrat sederhana yang mengandung 14C, pada proses biosintesis
lanjut akan dihasilkan komponen berkhasiat obat (minyak atsiri dan kurkuminoid) yang
bertanda 14C. Yang menjadi masalah pada studi ini adalah bagaimana mengelola proses
fotosintesis 14CO2 tersebut untuk mendapatkan produk bertanda radioaktif 14C.
Komposisi kimia dari rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen,
kurkumin satu sampai dua persen, dan minyak atsirinya antara 6 hingga 10 persen.
Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia
antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap.
Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Temulawak
mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan kandungan
flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa membunuh
mikroba. Buahnya mengandung minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten,
fenchon, metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfer), dan minyak lemak.
Komponen utama rimpang temulawak:
Pati 48.18% - 59.64% - membantu proses metabolisma dan fisiologi organ badan.
Protin 29.00% - 30.00%
Abu 5.26% - 7.07%
Serat 2.58% - 4.83% - memulihkan kecergasan badan (bersifat tonik)
Kurkumin 1.60% - 2.20% - melancarkan proses pencernaan tubuh
Minyak asiri 6.00% - 10.00% - meningkatkan fungsi ginjal
Phelandren - melancarkan pengeluaran toksik dalam tubuh melalui air kencing
Kamfer
Turmerol - membantu proses metabolisme
Borneol - memulihkan kesehatan tubuh badan akibat serangan penyakit
Sineal Xanthorrhizol

Kunir
?

Kunyit/Kunir

Curcuma longa

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Ordo:
Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Curcuma
Spesies: C. longa
Nama binomial
Curcuma
longa
Linnaeus[1]

Rizoma kunyit
Kunir atau kunyit, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah
termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman
ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan
Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah
mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau
untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai
daerah dengan beberapa nama lokal, seperti Turmeric (Inggris), Kurkuma (Belanda),
Kunyit (Indonesia dan Malaysia), Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura).

Kegunaan
Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di negara-negara
Asia. Kunyit sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan sejenis gulai, dan juga
digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan, atau sebagai pengawet. [2] Produk
farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan berbagai obat paten, misalnya
untuk peradangan sendi (arthritis- rheumatoid) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium
deklofenak, piroksikam, dan fenil butason dengan harga yang relatif mahal atau suplemen
makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul.
Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul
(Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen makanan dibuat dari
bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E,
Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon 90.

Sebagai obat
Umbi (rimpang) yang berumur lebih dari satu tahun dapat dipakai sebagai obat, umbi
(rimpang) kunyit berkhasiat untuk mendinginkan badan, membersihkan, mempengaruhi
bagian perut Khususnya pada lambung , merangsang, melepaskan lebihan gas di usus,
menghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah, selain dari itu juga
digunakan sebagai bahan dalam masakan.
Kunyit juga digunakan sebagai obat anti gatal, anti septik dan anti kejang serta
mengurangi pembengkakan selaput lendir mulut. Kunyit dikonsumsi dalam bentuk
perasan yang disebut filtrat, juga diminum sebagai ekstrak atau diguna sebagai salap
untuk mengobati bengkak dan terkilir. Kunyit juga berkhasiat untuk menyembuhkan
hidung yang tersumbat, caranya dengan membakar kunyit dan menghirupnya. [2]
Kunyit bisa dipakai untuk menyembuhkan beberapa hal yang berkaitan dengan
penyimpangan pada kerja ginjal, terutama pada bebrapa kasus-kasus yang ditandai
dengan bau badan yang tidak sedap dan mata yang tidak tahan terhadap sinar,
penggunaan kunyit adalah sangat effektif, yaitu dengan meminum segelas juice kunyit
(dibuang ampasnya), selama 2 minggu berturut-turut.
Cara sederhana adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ambil segenggam kunyit, lalu kupas


Parut atau juice dengan blender (biasa ditambahkan air secukupnya)
Didihkan 2-3 kali (biasa ditandai dengan pemuaian)
Tambahkan garam sedikit (seujung sendok)
Saring dan Peras
Tuangkan perasan jeruk nipis (1 - 3 biji, sesuai selera)
Tambahkan gula atau madu
Minum (lebih baik dalam keadaan hangat)

Ramuan diatas juga sangat efektif untuk menyembuhkan flu/demam pada ibu-ibu yang
hamil (tidak perlu dilakukan setiap hari, biasanya 1-2 hari sudah bisa sembuh), sehingga
terhindar dari penggunaan obat-obatan kimia yang bisa berbahaya terhadap janin yang
dikandungnya. Bila dikonsumsi oleh para ibu hamil, dipercaya bayi yang lahir akan
bersih dari lemak-lemak yang seringkali menempel/menutupi seluruh badan bayi.
Penggunaan kunyit instant, sebaiknya tidak dilakukan untuk pengobatan (khususnya
untuk ibu-ibu hamil), karena ada kandungan-kandungan lain yang mungkin bisa
berbahaya bagi kandungan terutama obat pengawet dan pewarna.

Kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi untuk
pengobatan hepatitis, antioksidan, gangguan pencernaan, anti mikroba, anti kolesterol,
anti HIV, anti tumor (menginduksi apostosis), menghambat perkembangan sel tumor
payudara, menghambat ploriferasi sel tumor pada usus besar, anti invasi, anti rheumatoid
arthritis (rematik).Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid
tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili,
Cangkrang (Waterproken).
Kunyit mempunyai prospek yang cerah pada sektor industri hilir dalam berbagai bentuk
seperti ekstrak, minyak, pati, makanan/minuman, kosmetika, produk farmasi dan
IKOT/IOT.

Kandungan kimia
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang
terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin
sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari
Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren , sabinen ,
borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat
sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu
zat besi, fosfor, dan kalsium.

Lempuyang
?

Lempuyang

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
Spesies: Z. zerumbet
Nama binomial
Zingiber
zerumbet
(L.) J.E.Smith

Lempuyang atau lempuyang wangi (Zingiber zerumbet (L.) Roscoe ex Sm., sin. Z.
aromaticum Valeton) adalah sejenis rempah-rempah yang berkhasiat obat. Rimpangnya
dimanfaatkan sebagai campuran obat. Lempuyang atau puyang adalah salah satu bahan
utama jamu yang cukup populer, jamu cabe puyang.
Lempuyang diketahui mampu menginduksi apoptosis sel-sel kanker. Hasil kajian di
Jepang menemukan bahwa ekstrak rimpang lempuyang dapat menekan pertumbuhan selsel melanoma pada mencit percobaan. Efek penekanan (inhibitor) diketahui terjadi
melalui penghambatan terhadap ekspresi gen tirosinase pada sel melanoma.

Lengkuas
?

Lengkuas

Lengkuas (Alpinia galanga)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Zingiberales
Famili:
Zingiberaceae
Upafamili: Alpinioideae
Bangsa:
Alpinieae
Genus:
Alpinia
Spesies: A. galanga
Nama binomial
Alpinia
galanga
(L.) Willd.

A. galanga plant

Deskripsi Umum
Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang
bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat
memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional.
Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian
dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan
tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah Alpinia purpurata K Schum.

Deskripsi Morfologi
Akar
Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4 cm, dan
bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan
pucat,mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan
bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila
dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan
liat.
Batang
Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang
semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari
pangkal batang tua.
Daun
Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun disebelah
bawah dan atas biasanya lebih kecil daripada yang di tengah. Bentuk daun lanset
memanjang dan ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan
daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun
kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau.
Bunga
merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan
atau putih kekuningan. Ukuran perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah
bunga di bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, panjang bibir bunga
2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota
bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan pangkalnya
berwarna hijau.
Buah
buahnya berupanya buah buni, berbentuk bulat, keras. ketika muda berwarna hijaukuning, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter 1 cm. Ada juga
yang buahnya berwarna merah.
Biji
bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong,dan berwarna hitam.

Kegunaan Lengkuas :
Untuk penyegar (tonikum}, menjaga kesehatan, dan menjaga stamina Pria, dengan
beberapa pelengkap, terkenal dengan Jamu Kudu Laos terdiri dari ramuan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Laos.
Mengkudu.
Bawang Putih.
Merica.
Kedaung.
Asam jawa.
Gula jawa + gula pasir secukupnya
garam secukupnya.

Cara mengolah
Semua bahan ditumbuk atau diblender sampai halus dijadikan dua kelompok yaitu ;
1. Lengkuas dengan Mengkudu.
2. Bawang putih, Merica dan biji kedaung (digoreng sangrai atau sangan).
Setelah digiling sampai halus, semua bahan dicampur dengan Asam Jawa didimasak
sampai mendidih selanjutnya gula dan garam dimasukkan, diperas dan disaring. Kudu
Laos ini bisa bertahan sampai 24 jam, setelah itu rasanya sudah berobah.
Selain untuk masakan dan Jamu lengkuas masih bisa dipergunkan untuk yang lainnya
diantaranya untuk menyembuhkan jamur kulit (panu) dengan cara bagian yang masih
muda dekat tunas diiris melintang dan bagian irisan tadi dicacah dengan pisau kemudian
cacahan tadi di tetesi minyak tanah, setelah itu digosokkan pada kulit yang terkena jamur
kilit. Cara penggosokan jangan sampai kulit

Anatomi
Anatomi Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,5% v/b. Epidermis terdiri dari satu
lapisan kecil agak pipih. Dinding berwarna kuning kecoklatan, kutikula jelas. Korteks
parenkimatik, jaringan korteks bagian luar terdiri dari beberapa lapis sel dengan dinding
tipis berwarna kuning kecoklatan, jaringan korteks bagian dalm terdiri dari sel parenkim
besar, dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang-kadang bernoktah halus, berisi butir pati.
Pada parekim tersebar idioblas berisi minyak dan zat samak, berwarna coklat muda atau
tua yang dengan penambahan besi (III) klorida LP warna berubah menjadi kehitaman.
Butir pati tunggal, bentuk lonjong atau bulat telur, lamela tidak jelas, panjang butir 8 m
60 m, umumnya 25 m 50 m.
Endodermis terdiri dari sel yang lebih kecil dari sel parenkim, dinding sel tipis, tidak
berisi pati. Berkas pembuluh kolateral, tersebar dalam parenkim, dikelilingi serabut.
Serabut kecil memanjang, dinding sel tebal, tidak berlignin, lebar lumen 20 m -40 m,
bernoktah. Xilem umumnya berupa pembuluh jala, pembuluh noktah dan pembuluh
tangga, lebar 20 m 60 m, tidak berlignin. Floem sedikit dan tidak jelas.

Fisiologi
Fotosintesis
Fotosintesis pada lengkuas sama seperti proses fotosintesis pada tumbuhan umumnya.
dimana proses fotositesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk
menghasilkan makanan dengan memanfaatkan energi cahaya. Tumbuhan menggunakan
karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis.
Reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut :
12H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor
elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan
ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II
mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan
kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi
bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem
I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya
mereduksi NADP menjadi NADPH. ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses
fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang
terpicu adalah siklus Calvin dimana karbon dioksida diubah menjadi ribulosa (dan
kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak
bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan
gelap (tanpa cahaya).
Respirasi
Reaksi respirasi termasuk dalam reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul
gula menjadi molekul-molekul anorganik berupa CO 2 dan H2O. Respirasi atau
pernapasan berfungsi untuk mendapatkan energi dari bahan-bahan organi melalui proses
pemecahan gula yang disebut dengan proses glikolisis. Senyawa gula pada tanaman
didapatkan dari proses fotosintesis. Butiran amilum yang tersimpan dalm berbagai
jaringan dan organ penyimpan cadangan makanan akan diubah kembali dalam bentuk
glukosa fosfat di dalam sitoplasma sel. Akhirnya senyawa glukosa fosfat tersebut akan
dipecah menjadi piruvat dan masuk dalam siklus Krebs. Selama glikolisis berlangsung
dan dalam siklus Krebs akan dihasilkan gas CO2 yang akan dikeluarkan dari sel. Gas
tersebut akan berdifusi akan terkumpul dalam rongga-rongga antar sel dan bila tekanan
telah cukup akan dikeluarkan.
Reaksinya adalah:
C6H12O6 (glukosa) + 6O2 6H2O + 6CO2 + ATP Glukosa yang dihasilkan pada proses
fotosintesis dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi
seluler yang terjadi pada tumbuhan. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan
bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.

Kandungan dan Manfaat Lengkuas

Mengandung minyak atsiri antara lain: galangol, galangin, alpinen kamfer, methylcinnamate. Lengkuas berkasiat sebagai anti jamur, anti bakteri, menghangatkan,
membersihkan darah, menambah nafsumakan, mempermudah pengeluaran angin dari
dalam tubuh, mengencerkan dahak, mengharumkan dan merangsang otot.

Temu giring
?

Temu giring

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Curcuma
Spesies: C. heyneana
Nama binomial
Curcuma
heyneana
Val. et van Zijp.

Temu giring (Curcuma heyneana) adalah sejenis tumbuhan yang digunakan sebagai
bahan obat-obatan tradisional (jamu). Tumbuhan ini berkhasiat sebagai obat cacing. ia
mengandung piperazin sitrat, yang diketahui dapat menangkal serangan cacing gelang
(Ascaris).

Temu mangga
?

Temu mangga

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Curcuma
Spesies: C. mangga
Nama binomial
Curcuma
mangga
Val. et Zip.

Temu mangga atau kunyit mangga (Curcuma mangga Val. et Zip.) merupakan emponempon yang berkhasiat mirip dengan temu putih. Rimpangnya dimanfaatkan untuk
mengatasi gangguan pada perut

Temu lawak
?

Temulawak

Bunga temu lawak

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae

Divisi:
Upadivisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:

Magnoliophyta
Angiospermae
Monocotyledonae
Zingiberales
Zingiberaceae
Curcuma
Curcuma
xanthorrhiza
Nama binomial
Curcuma
xanthorrhiza
Roxb.

Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa,
kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat
ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan
Filipina tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina,
Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di
Madura disebut temu labak. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah
sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis.
Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang
gembur

Ciri Morfologi
Terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari 2 m. Batang
semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling bertumpang tindih,
warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang
kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua
atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk daun 2 9 helai dengan
bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan
terang sampai gelap, panjang daun 31 cm 84 cm dan lebar 10 cm 18 cm, panjang
tangkai daun termasuk helaian 43 cm 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan
pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik
dan bergerombol yakni perbungaan lateral,. tangkai ramping dan sisik berbentuk garis,
panjang tangkai 9cm 23cm dan lebar 4cm 6cm, berdaun pelindung banyak yang
panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna
putih berbulu, panjang 8mm 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang
keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan
ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25cm 2cm dan lebar 1cm,
sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam
yang menyengat dan rasanya pahit.

Pemanfaatan

Rimpang temu lawak dijual di pasar.


Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temu lawak untuk
dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 %
kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal
serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat,
meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, antiinflamasi, anemia, antioksidan, pencegah
kanker, dan antimikroba.

Sentra penanaman
Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil dengan menggunakan
teknologi budidaya yang sederhana, karena itu sulit menentukan letak sentra penanaman
temulawak di Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan, terutama di dataran sedang
dan tinggi, dapat ditemukan temulawak terutama di lahan yang teduh.

Aspek Budidaya
Bibit diperoleh dari perbanyakan secara vegetatif yaitu anakan yang tumbuh dari rimpang
tua yang berumur 9 bulan atau lebih, kemudian bibit tersebut ditunaskan terlebih dahulu
di tempat yang lembap dan gelap selama 2-3 minggu sebelum ditanam. Cara lain untuk
mendapatkan bibit adalah dengan memotong rimpang tua yang baru dipanen dan sudah
memiliki tunas (setiap potongan terdiri dari 2-3 mata tunas), kemudian dikeringkan
dengan cara dijemur selama 4-6 hari. Temulawak sebaiknya ditanam pada awal musim
hujan agar rimpang yang dihasilkan besar, sebaiknya tanaman juga diberi naungan.
Lahan penanaman diolah dengan cangkul sedalam 25-30 sentimeter, kemudian dibuat
bedengan berukuran 3-4 meter dengan panjang sesuai dengan ukuran lahan, untuk
mempermudah drainase agar rimpang tidak tergenang dan membusuk. Lubang tanam
dibuat dengan ukuran 20 sentimeter x 20 sentimeter x 20 sentimeter dengan jarak tanam
100 sentimeter x 75 sentimeter, pada setiap lubang tanam dimasukkan 2-3 kilogram
pupuk kandang. Penanaman bibit dapat pula dilakukan pada alur tanam/ rorak sepanjang
bedengan, kemudian pupuk kandang ditaburkan di sepanjang alur tanam, kemudian
masukkan rimpang bibit sedalam 7.5-10 sentimeter dengan mata tunas menghadap ke
atas.
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan gulma sebanyak 2-5 kali,
tergantung dari pertumbuhan gulma, sedangkan pembumbunan tanah dilakukan bila
terdapat banyak rimpang yang tumbuh menyembul dari tanah. Waktu panen yang paling
baik untuk temu lawak yaitu pada umur 11-12 bulan karena hasilnya lebih banyak dan

kualitas lebih baik daripada temu lawak yang dipanen pada umur 7-8 bulan. Pemanenan
dilakukan dengan cara menggali atau membongkar tanah disekitar rimpang dengan
menggunakan garpu atau cangkul.

Pertumbuhan

Iklim

Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan
terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini
tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian
temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah
tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.
Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 oC
Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.

Media tanam
Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah
berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun
demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur,
gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik
diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap
gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah
tidak mudah tergenang air.

Ketinggian
Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian
tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh
pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl. Temulawak yang ditanam di
dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri.
Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.

Hama dan penyakit


Hama
Hama temulawak adalah:

Ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp),


Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn) dan
Lalat rimpang (Mimegrala coerulenfrons Macquart)

Cara pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida Kiltop 500 EC atau Dimilin 25


WP dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

Penyakit

Jamur Fusarium disebabkan oleh fungus oxysporum Schlecht dan Phytium sp


serta bakteri Pseudomonas sp yang berpotensi untuk menyerang perakaran dan
rimpang temulawak baik di kebun atau setelah panen. Gejala Fusarium dapat
menyebabkan busuk akar rimpang dengan gejala daum menguning, layu, pucuk
mengering dan tanaman mati. Akar rimpang menjadi keriput dan berwarna

kehitam-hitaman dan bagian tengahnya membusuk. Jamur Phytium menyebabkan


daun menguning, pangkal batang dan rimpang busuk, berubah warna menjadi
coklat dan akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk. Cara pengendalian
dengan melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak menanam
tanaman yang berasal dari keluarga Zingiberaceae. Fungisida yang dapat
dipakaikan adalah Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi
0.1 - 0.2 %.

Penyakit layu disebabkan oleh Pseudomonas sp, gejala berupa kelayuan daun
bagian bawah yang diawali menguningnya daun, pangkal batang basah dan
rimpang yang dipotong mengeluarkan lendir seperti getah. Cara pengendaliannya
dengan pergiliran tanaman dan penyemprotan Agrimycin 15/1.5 WP atau grept 20
WP dengan konsentrasi 0.1 -0.2%.

Gulma
Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah
rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.

Pengendalian hama/penyakit secara organik


Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya
melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara
terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut
yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:

Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang
sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak
awal pertanaman
Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami

Kandungan dan Manfaat


Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri
yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat
sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).
Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati),
menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik
(peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan
nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.
Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai
sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan
untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temu
lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena
tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu
golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti.

Temu kunci
?

Temu kunci

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Boesenbergia
Spesies: B. rotunda
Nama binomial
Boesenbergia
rotunda
(L.) Mansf.

Temu kunci (Boesenbergia rotunda (L.) Mansf. syn. Curcuma rotunda L., B. pandurata
(Roxb.) Schlechter, Kaempferia pandurata Roxb.) adalah sejenis rempah-rempah yang
rimpangnya dipakai sebagai bumbu dalam masakan Asia Tenggara. Bentuk temu kunci
agak berbeda dengan temu-temuan yang lain karena tumbuhnya yang vertikal ke bawah.
Rimpang temu kunci berkhasiat mengatasi gangguan pencernaan. Daunnya diketahui
memiliki efek antiracun.

Di Thailand temu ini dikenal dengan nama krachai, sementara pustaka Inggris
menyebutnya fingerroot atau chinese ginger. Dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai ao
chun jiang.

Rimpang temu kunci.

Pemerian
Terna hingga 50 cm. Rimpang kuning terang, bulat telur memanjang, sangat beraroma;
akar kuat. Daun 3 atau 4; pelepahnya berwarna merah, ligula dengan 2-lekukan, ca. 5
mm; tangkai daun 716 cm, membentuk saluran; helai daun hijau pada kedua permukaan
elips meruncing, 2550 712 cm, licin dengan sedikit daun di dekat tulang utama daun
bagian bawah, dasarnya membulat. Bunga majemuk terminal pada batang semu, muncul
dari bagian dalam pelepah, agak duduk, 37 cm; seludang bunga meruncing, 45 cm.
Bunganya wangi. Kelopak bunga 1,5-2cm, ujungnya membelah. Mahkota bunga tersusun
membentuk tabung 4,55,5 cm; bercuping memanjang, 1,52 cm. Staminodia lateral
merah muda pucat, ca. 1,5 cm. Labellum putih atau merah muda dengan setrip ungu, 2,5
3,5 cm, cekung. Tangkai sari pendek; bercabang dua, 13 mm. Berbunga JulAug. 2n =
36.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di hutan lebat hingga ketinggian 1000m. Penyebaran dari
Yunnan ke selatan hingga Indonesia dan ke barat hingga India dan Sri Lanka;
dibudidayakan di Indocina.

TANAMAN OBAT
BOTANI
FARMASI

Oleh
Rafika Zidni Ilma
S1 Farmasi
Tingkat 1
10111035

Institute Ilmu kesehatan Bhakti


Wiyata Kediri
2011-2012

Anda mungkin juga menyukai