Tinjauan Pustaka Roti Tawar
Tinjauan Pustaka Roti Tawar
2) Roti Tawar
Roti tawar ialah salah satu jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu,
mentega, telur, susu, dan air. Roti ini biasanya tanpa diisi dengan bahan tambahan
lain serta memiliki bentuk kotak, panjang, dan tabung.
3) Cake
Cake adalah jenis roti yang memiliki rasa manis dengan tambahan rasa
(essense) rhum, jeruk, atau cokelat. Bahan dasarnya antara lain tepung terigu,
telur, susu, mentega, serta tanpa menggunakan isi. Jenis roti ini dibagi menjadi
spikuk, roll tart, zebra cake, fruit cake, brownies, muffin, tart cake, cake siram,
dan caramel.
4) Pastry
Pastry merupakan salah satu jenis roti kering yang dapat berupa kue sus,
grem, dan croissant. Roti ini dapat diisi dengan kacang, keju, cokelat, daging
ayam dan sapi, sosis, fla, atau tidak diisi apapun.
5) Donat
Donat adalah jenis roti tawar atau manis yang proses pematangannya
dengan cara digoreng atau dipanggang. Roti ini dikenal dengan bentuknya yang
khas yaitu terdapat lubang pada bagian tengahnya. Ada beberapa jenis donat yang
sudah dikenal secara umum, antara lain donat siram, donat keju, donat meisses,
donat kacang, dan donat isi.
2.3. Pengertian Brownies
Brownies merupakan kue khas Amerika yang pertama kali dikenal pada
tahun 1987. Seorang koki di Amerika yang sedang membuat cake cokelat lupa
memasukkan baking powder sehingga terciptalah cake bantat yang tidak
mengembang namun lezat rasanya. Kegagalan membuat cake ini justru
menciptakan jenis cake baru yang menjadi terkenal hingga sekarang. Tekstur
brownies dianggap unik karena seperti persilangan antara cake dengan cookies
yang renyah. Pada tahun 1907, Maria Willet Howard dalam Lowneys Cook Book
memunculkan resep Brownies dengan ekstra telur dan cokelat batangan. Menurut
situs The Amazing of Brownies, resep brownies pertama kali diterbitkan pada
tahun 1897 dalam Sears, Roebuck Catalogue. Pertama kali resep ini dibukukan di
The Boston Cooking School Cook Book oleh Fannie Merritt Farmer pada edisi
1906.
Nama brownies sendiri diambil karena cake tersebut dominan berwarna
cokelat pekat (brown), ditambah lagi karena bahan bakunya juga terdiri dari aneka
cokelat seperti dark chocolate, cokelat pasta, dan cokelat bubuk. Dalam
perkembangannya, banyak sekali brownies dengan aneka kreasi dan rasa yang
variatif. Penampilannya pun lebih cantik dan mengundang selera walaupun tidak
meninggalkan ciri khas asli brownies yang kaya akan rasa cokelatnya. Variasi
tersebut biasanya dengan menambah topping di atasnya seperti krim keju,
chocolate ganache, marshmellow, chocolate chip, atau taburan aneka jenis
kacang-kacangan.
Brownies tergolong jenis kue yang memiliki indeks glikemik tinggi artinya
dengan mengonsumsi brownies, gula darah dapat cepat naik sehingga sesaat
setelah mengonsumsi brownies badan akan lebih segar. Brownies juga
mengandung vitamin yang cukup lengkap seperti vitamin C, thiamin, riboflavin,
niasin, asam pantotenat, vitamin B6, dan vitamin B12. Komposisi angka
kecukupan gizi untuk setiap 100 gram brownies dapat dilihat pada Tabel 6.
Brownies dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu brownies panggang dan
brownies kukus. Berdasarkan penelitian dari Saragih (2011), secara umum tidak
terdapat perbedaan diantara keduanya. Perbedaannya terletak pada kandungan
kadar air di dalamnya. Brownies kukus memiliki kadar air yang lebih tinggi
dibanding brownies panggang sehingga memiliki daya simpan yang lebih rendah.
Apabila ditinjau dari segi rasa, brownies panggang lebih gurih. Namun, dari segi
kesehatan, brownies kukus lebih aman karena tidak terbentuk radikal bebas akibat
proses pemanggangan. Meskipun demikian, kekhawatiran berlebih terhadap
konsumsi brownies panggang tidaklah perlu. Hal ini dikarenakan secara alami
manusia juga selalu memproduksi radikal bebas di dalam tubuhnya. Selama
jumlah radikal bebas di dalam tubuh masih dalam batasan yang terkendali, maka
tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
berbagai macam produk agribisnis yang telah diteliti kelayakan usahanya, antara
lain jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah, kerupuk rambak, dan
yoghurt. Produk agribisnis tersebut memiliki kesamaan karakteristik dengan
brownies yaitu produk olahan yang telah siap untuk dikonsumsi. Napitupulu
(2009) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan
sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Lokasi penelitian dilakukan di CV.
Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Oktafiyani (2009)
melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan kerupuk
rambak dengan membandingkan penggunaan bahan baku kulit sapi dan kulit
kerbau. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal,
Jawa Tengah. Syafrul (2010) meneliti tentang analisis kelayakan usaha pembuatan
yoghurt di Perusahaan Dafarm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Periode pembangunan investasi setiap perusahaan berbeda-beda. Hal ini
tergantung dari lamanya waktu yang diperlukan untuk membangun investasi
sebelum
kegiatan
operasional
usaha
dilakukan.
Heidyningsih
(2009)
meningkat 16 persen dari skenario I dan diasumsikan konstan hingga akhir umur
usaha.
Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari
Brownies and Bakery menggunakan tiga skenario usaha. Pada skenario usaha
satu, proses analisis kelayakan dilakukan dengan mengacu pada kondisi
perusahaan saat ini. Asumsi yang digunakan ialah kegiatan produksi sudah
berjalan dengan optimal sehingga jumlah produksi tetap hingga akhir umur usaha.
Pada skenario usaha dua dan tiga, asumsi yang digunakan ialah adanya
peningkatan produksi sebesar 50 persen pada tahun pertama dan kedua
pengembangan usaha serta peningkatan produksi sebesar 100 persen pada tahun
ketiga hingga akhir umur usaha.
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan pada faktorfaktor yang akan memengaruhi biaya dan manfaat. Perubahan-perubahan yang
dimaksud berbeda tergantung dari pengalaman masing-masing perusahaan.
Analisis sensitivitas pada penelitian Heidyningsih (2009) berdasarkan pengalaman
perusahaan, yaitu perubahan harga output sebesar tujuh persen, peningkatan harga
input sebesar tujuh persen, dan perubahan penurunan produksi sebesar lima
persen.
Syafrul (2010) melakukan analisis sensitivitas terhadap usaha pembuatan
yoghurt. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan dari
usaha pembuatan yoghurt dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada.
Perubahan biasanya terjadi pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan biaya
bahan baku dan penurunan penjualan. Berdasarkan pengalaman perusahaan, usaha
ini pernah mengalami penurunan penjualan sebesar 36,57 persen. Nilai tersebut
berasal dari jumlah penjualan terkecil dalam satu bulan dibandingkan dengan nilai
rata-rata penjualan per bulannya. Biaya bahan baku juga memiliki pengaruh dalam
komponen biaya usaha. Biaya bahan baku terbesar adalah biaya pembelian susu
segar. Kenaikan harga susu segar pernah mengalami peningkatan sebesar 12,5
persen. Penurunan penjualan dan kenaikan harga bahan baku tersebut memerlukan
analisis sensitivitas untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan secara finansial.
Analisis sensitivitas juga dilakukan pada penelitian mengenai analisis
kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini dengan
Hasil
penelitian
memberikan
rekomendasi
untuk
menjaga
dan
mempertahankan usaha. Strategi yang paling sesuai dengan Elsari adalah strategi
intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan kondisi
perusahaan,
sebaiknya
perusahaan
melaksanakan
restrukturisasi
sistem
Rahmato
(2010)
mengadakan
penelitian
mengenai
strategi
pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery sedangkan penelitian yang akan
dilakukan terfokus pada analisis kelayakan rencana pengembangan usaha Elsari
Brownies and Bakery.