Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
Rahmat-Nya penulis dapat menyusun proposal dengan judul “USAHA PENGOLAHAN JAGUNG,
LU’AT TRADISIONAL DAN PEMBUATAN SYAL BERMOTIF ” dengan baik meskipun banyak tantangan
yang dihadapi.

Makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Yakobus Edvend Agu, S.Pd., M.Sc, selaku dosen pengampuh mata kuliah
kewirausahaan
2. Teman-teman seperjuangan yang juga turut memberikan saran, ide dan masukan
kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Namun, tidak terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan bagi para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
proposal ini.

Kefamenanu, Desember 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL.........................................................................................................................i

KATAPENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
1.4 Manfaat.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Usaha................................................................................................6


2.2 Gambaran Tentang Produk...............................................................................7
2.3 Strategi Pemasaran............................................................................................9
2.4 Rencana Pemasaran ..........................................................................................10
2.5 Metode Pendekatan...........................................................................................10
2.6 Metode Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................11
2.7 Instrumen Pelaksanaan......................................................................................12
2.8 Biaya Dan Jadwal Kegiatan .............................................................................12
2.9 Kendala dalam Perencanaan Usaha..................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................14

3.2 Saran.................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan ketahanan pangan dengan memanfaatkan
semaksimal mungkin pangan lokal sangat tepat karena tersedia dalam jumlah yang cukup di
seluruh daerah dan mudah dikembangkan di daerah setempat. Pangan lokal merupakan bahan
utama dalam pembuatan makanan tradisional berdasarkan resep secara turun-temurun yang
dikonsumsi oleh etnik di wilayah spesifik. Ini berarti pangan tradisional mempunyai peran
strategis dalam memantapkan ketahanan pangan. Salah satu komoditas pangan lokal yang
potensial diolah menjadi aneka ragam olahan makanan tradisional adalah jagung. Jenis pangan
tradisional berbasis jagung beraneka ragam yang tersebar di seluruh nusantara. Dalam beberapa
dekade terakhir, pangan pokok di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak, diarahkan pada
komoditas beras. Dampak dari kebijakan ini adalah meningkatnya kebutuhan beras nasional.
Peningkatan jumlah penduduk dan konsumsi beras per kapita, serta bergesernya pola makan
masyarakat dari nonberas ke beras berdampak luas terhadap peningkatan kebutuhan beras
nasional (Widowati dan Damardjati 2000). Mengantisipasi masalah tersebut diperlukan upaya
mengangkat kembali makanan tradisional berbasis jagung baik sebagai pangan pokok maupun
kudapan. Pengembangan pangan olahan tradisional jagung dalam diversifikasi pangan dapat
mendukung ketahanan pangan.
Menurut studi yang dilakukan di Cornell University, jagung merupakan salah satu
sumber antioksidan yang dapat melawan kanker yang disebabkan oleh radikal bebas. Jagung
merupakan sumber yang kaya akan senyawa fenolik asam ferulic, agen anti kanker yang telah
terbukti efektif dalam memerangi tumor pada kanker payudara dan kanker hati. Anthocyanin
yang ditemukan dalam jagung ungu juga bertindak sebagai pemulung radikal bebas yang dapat
menyebabkan kanker. Selain itu menurut para peneliti, minyak jagung telah menunjukkan efek
anti aterogenik pada tingkat kolesterol, sehingga mencegah resiko penyakit jantung. Jagung juga
dapat mencegah anemia. Vitamin B12 dan asam folat yang terdapat dalam jagung mencegah
anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin ini. Lebih jauh lagi jagung dapat menurunkan

3
Kolesterol Jahat (http://www.organicfacts.net/health-benefits/cereal/health-benefits-of-
corn.html). Jagung juga mengandung serat pangan (dietary fiber) dengan Indeks Glikemik (IG)
relatif rendah dibanding beras dari padi sehingga beras jagung menjadi bahan anjuran bagi
penderita diabetes. Kisaran IG beras atau padi (50-120) dan beras jagung (50-90) dan nilai
tersebut sangat relatif tergantung varietasnya. Isu di masyarakat bahwa jagung adalah pangan
sehat, bahkan bagi penderita penyakit gula (diabetes mellitus/DM) dan kelainan jantung. Pasien
diet dianjurkan secara medis untuk mengkonsumsi beras jagung sebagai pangan pokok, atau
makanan ringan berbasis jagung. Serat pangan (terutama serat larut) mampu menurunkan kadar
kolesterol dalam plasma darah melalui peningkatan ekskresi asam empedu ke feses, selain itu
serat pangan akan mengikat kolesterol untuk disekresikan ke feses sehingga menurunkan
absorpsi kolesterol diusus. Jagung juga kaya akan komponen pangan fungsional antara lain:
serat pangan yang dibutuhkan tubuh (dietary fiber), asam lemak esensial, isoflavon, mineral Fe
(tidak ada dalam terigu), karoten (pro vitamin A), komposisi asam amino esensial dan lainnya.
Pangan fungsional saat ini berkembang sangat pesat, seiring dengan semakin tingginya
permintaan akan pangan fungsional dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan, yang
berkaitan dengan semakin meningkatnya populasi lansia, adanya trend self medication,
berkembangnya produk komersial.
Salah satu olahan pangan tradisional dari jagung adalah bose. Jagung bose merupakan
makanan pokok penduduk NTT. Dari asal - usul nama, jagung bose memiliki arti jagung yang
dilunakkan. Untuk cara pembuatannya, jagung bose harus melewati proses yang cukup panjang.
Bose merupakan makanan yang berbahan dasar jagung dengan campuran kacang – kacangan
sebagai pengganti karbohidrat nonberas, rendah gula atau dapat dikonsumsi oleh penderita
Diabetes Militus (DM), menurunkan resiko penyakit jantung serta kandungan wasabi yang
sangat baik untuk kulit, mempunyai nilai jual dan dapat menarik konsumen. Makanan
tradisional bose sangatlah nikmat apabila dihidangkan bersamaan dengan sambal Lu’at yang
terasa pedas dimulut sebagai penambah selera makan. Sambal lu’at merupakan pelengkap menu
hidangan baik dirumah maupun dalam acara resmi.
Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku atau etnis di Nusa Tenggara Timur
merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi
kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal sebagai ciri
khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal. Pada suku atau daerah tertentu, corak atau

4
motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak
motif kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan
Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif.
Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan
corak motif binatang hanya sebagai pemanisnya saja.
Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya
memiliki banyak fungsi seperti :
1) Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh.
2) Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta atau upacara adat
3) Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin)
4) Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
5) Fungsi hukum adat sebagai denda adat untuk mengembalikan keseimbangan sosial yang
terganggu.
6) Dari segi ekonomis sebagai alat tukar.
7) Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
8) Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak atau desain tertentu
akan melindungi mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
9) Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni)
Dalam masyarakat tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga
yang bernilai tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses
pembuatannya atau penuangan motif tenunan hanya berdasarkan imajinasi penenun sehingga
dari segi ekonomi memiliki harga yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang dari
nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam
hias tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai spiritual dan mistik menurut adat. Dalam
perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K)
masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di
pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan
keluarganya dan kebutuhan busananya.
Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di
Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :

5
1) Tenun Ikat; disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan
benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain maka
benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk
menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi.
2) Tenun Buna; istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) “tenunan buna” yang
maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias atau motif pada kain
mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3) Tenun Lotis atau Sotis atau Songket; disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana
proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-
benang yang telah diwarnai.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam kesempatan ini, kami menyajikan suatu pilihan kuliner
pada tugas kewirausahaan program kreativitas mahasiswa dengan mengambil judul “Usaha
Pengolahan Jagung, Lu’at Tradisional dan Pembuatan Syal Bermotif ”

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana memproduksi jagung bose dengan variasi kacang-kacangan dan sambal luat.

2. Bagaimana menciptakan produk syal dari kain tenun bermotif.

3. Bagaimana menjalankan peluang usaha yang terbuka lebar dibidang industri makanan
sehat dan industry tekstil

1.3 TUJUAN

1) Menciptakan produk olahan jagung dengan variasi kacang- kacangan dan produk
sambal lu’at sebagai penambah selera makan.

2) Menciptakan produk syal dari kain tenun bermotif

3) Memanfaatkan peluang usaha yang terbuka lebar dibidang industri makanan sehat dan
industry tekstil

4) Memperkenalkan produk bose, sambal lu’at, dan syal dari kain tenun bermotif .

6
1.4 MANFAAT

1) Untuk Perguruan Tinggi


Adanya Olahan Jagung Sebagai Pengganti Menu Pokok Beras dan sambal lu’at Bercita
Rasa Global diharapkan dapat memperkaya bidang kewirausahaan dalam produk pangan
dan gizi. Adanya produk tas dari kain tenun bermotif dapat memperkaya bidang
kewirausahaan dalam produk industri tekstil.
2) Untuk Mahasiswa
Program ini dapat meningkatkan kreativitas, inovasi serta mampu bekerja sebagai team
work, selain itu program ini juga bisa membantu penghasilan meningkatkan pendapatan
dan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa.
3) Untuk Masyarakat
Program ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi karbohidrat pada masyarakat dan
mengurangi masalah gangguan penyakit yang disebabkan kekurangan karbohidrat,
sehingga pada akhirnya tercipta masyarakat yang sejahtera.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 . DESKRIPSI USAHA


1) Data perusahaan
Nama : SOTIS PEN LU”AT
Tempat : Kefa - Nusa Tenggara Timur
Bentuk Usaha : Pengolahan jagung menjadi makanan tradisional dan sambal
lu’at bercita rasa dan modifikasi kain tenun bermotif
menjadi syal.
2) Data Pengusaha
Nama : KELOMPOK MAHASISWA UNIMOR, FKIP
BIOLOGI
Alamat : Desa Naiola, Kec. Bikomi selatan, Kab.TTU
3) Alasan Menjalankan Usaha:
 Adanya peningkatan kebutuhan beras nasional, Peningkatan jumlah penduduk dan
konsumsi beras per kapita, serta bergesernya pola makan masyarakat dari nonberas ke
beras berdampak luas terhadap peningkatan kebutuhan beras nasional dan mengingat
manfaat jagung yang sangat penting bagi kesehatan tubuh, seperti mencegah anemia,
anti-kanker, menurunkan kolesterol dll, dan akan lebih nikmat lagi bila jagung bose
disajikan bersamaan dengan sambal Lu’at sebagai penambah atau pembangkit selera
makan.
 Kain tenun bermotif sangat potensial untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan konsumen.
4) Kelebihan Dari bisnis:
Ada banyak alasan mengapa bisnis Men Pen’namemperoleh kelebihan untuk
dijalankan diantaranya:
a. Mudah dijalankan

8
b. Harga pasar yang menjanjikan
c. Persediaan bahan baku yang sangat potensial
d. Pangsa pemasaran yang terjangkau

5) Bentuk Rencana Organisasi


a. Bentuk Kepemilikan : Kelompok
b. Mitra / Pemegang Saham utama : kelompok mahasiswa
c. Otoritas Kepala Tim Manajemen : Ketua Kelompok
d. Latar Belakang : Pemenuhan ekonomi
e. Peran Dan Tanggung Jawab Anggota : Mengupayakan produktifitas pangan
local, dan pemodifikasian kain tenun bermotif serta ikut terlibat dalam kegiatan
kelompok.
6) Distribusi
Penjualan jagung bose, sambal lu’at dan syal bermotif dilaksanakan dengan
pelanggan memesan dan datang ke tempat pameran. Pelanggan dari kalangan
masyarakat TTU terutama penduduk perumahan BTN. Promosi yang diupayakan
dapat berupa sarana media social yang ada seperti, facebook, iklan, dan penyebaran
pamflet pada tempat strategis dan melakukan pameran sehingga pelanggan
mendapatkan informasi dengan mudah.
7) Analisis Harga Pasar
 Target Pasar
Potensi usaha pengolahan jagung, pembuatan sambal Lu’at dan pembuatan syal
dari kain tenun bermotif, cukup menyebar merata diseluruh wilayah Indonesia
terutama di NTT. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum
memenuhi permintaan untuk pasar nasional dan internasional. Sehingga dalam
rencana usaha bisnis ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar local, yaitu di
perumahan BTN dan masyarakat TTU, pasar nasional bahkan internasional.

2.2 Gambaran Tentang Produk

a. Produk yang ditawarkan berupa

9
1) jagung bose

2) sambal lu’at

3) syal bermotif

b. Alat dan bahan


1) jagung bose

 lesung dan alu

 nyiru

 plastik

 jagung10 kg dan

 kacang - kacangan 5 kg

2) sambal lu’at

 mol

 senduk

 piring

 Lombok 2 kg

 Kemangi secukupnya

 Garam secukupnya

 Jeruk nipis

 Bawang putih 1 kg

10
3) syal bermotif

 Benang warna masing – masing 20 utas (disesuaikan dengan warna motif)

 Lilin lebah

 Mesin jahit

c. Prosedur kerja

1) jagung bose

 siapkan alat dan bahan

 jagung direndam selama ± 15 menit

 jagung di tumbuk hingga kulit arinya terkelupas

 ditapis hingga bersih

 dijemur hingga kering

 dicampuri dengan kacang hijjau dan kacang tanah

 dibungkus menggunakan plastic bening berlabel

2) sambal lu’at

 siapkan alat dan bahan

 Lombok dan bawang putih di mol menggunakan alat mol

 Jeruk nipis diiris tipis

 Dicampur dengan garam dan ajinomoto secukupnya

 Di isi di dalam botol sedang

11
3) syal bermotif

 Persiapan alat dan bahan

 Benang digulung pada batu bulat.

 Benang dirangkai pada rangka kayu berbentuk persegi panjang

 Benang yang telah dirangkai langsung ditenun (teknik tenun sotis dan
buna)

2.3 Strategi Pemasaran


 Segmentasi (Segmentation)
Pangsa pasar produk ini dibagi menjadi 3 segmen, yaitu kelompok mahasiswa
terutama mahasiswa UNIMOR, kelompok umum seperti dosen, karyawan dan
masyarakat sekitar kampus UNIMOR serta masyarakat Indonesia seluruhnya
yang berminat.
 Target (Targetting) Target utama dalam pemasaran produk ini adalah kelompok
mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus UNIMOR.
 Penempatan atau Citra Produk (Positioning)
Positioning merupakan citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen.
Persepsi konsumen terhadap produk merupakan kunci dari positioning. Produsen
seringkali menginginkan produknya sebagai produk unik dimata konsumen.
Produk ini pun juga diharapkan dapat menjadi produk yang unik,makanan sehat
yang disukai konsumen serta bermanfaat bagi kesehatan konsumen.

2.4 Rencana Pemasaran

 Produk bose, sambal lu’at dan syal bermotif merupakan produk unggulan khas
NTT yang sangat digemari oleh kalangan masyarakat baik dari anak-anak sampai
orang dewasa. Proses pembuatan produk ini sangat praktis dan mudah diterapkan
dalam industry rumah tangga (Home Industry).
 Harga

12
Produk ini akan dijual dengan harga:
1. Jagung bose :Rp. 10.000/ kg
2. Sambal luat : Rp. 5.000/ botol
3. Syal bermotif :Rp. 75.000/ lbr
 Tempat
Tempat pemasaran yang dipilih untuk produk awal usaha yaitu di kampus UNIMOR.
Lokasi pemasaran yang dipilih merupakan lokasi yang strategis, akses masuk mudah dan
pengeluaran biaya yang efisien.

2.5 Metode Pendekatan


Metode pendekatan yang digunakan adalah analisis kandungan gizi bahan baku.
Kandungan gizi ini dijadikan keutamaan produk yang dihasilkan. Berikut ini adalah
daftar nilai gizi yang terkandung dalam jagung:

Tabel 1. Kandungan zat makanan per 100 gr Jagung

Kalori 355 kalori


Protein 9,2 gr
Lemak 3,9 gr
Karbohidra 73,7 gr
t
Kalsium 10 mg
Fosfor 256 mg
Ferrum 2,4 mg
Vitamin A 510 SI
Vitamin B1 0,38 mg
Air 12 R

2.6 Metode Pelaksanaan Kegiatan

1) Persiapan tempat dan perlengkapan


2) Promosi dan publikasi

13
3) Produksi dan pemasaran produk

4) Evaluasi

a. Persiapan
Pada tahap persiapan ini kegiatan yang akan dilakukan untuk menentukan lokasi
tempat produksi dan pemasaran lengkap dengan layoutnya, peralatan produksi dan
pengadaan bahan baku.
b. Promosi dan Publikasi
Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan beberapa langkah :

 Membuat media promosi (brosur, leaflet, grand opening outlet dan launching
melalui media social network online).

 Melakukan uji tester produk kepada sekelompok orang untuk menarik


konsumen.

c. Produksi dan Pemasaran Produk


Hal yang pertama dilakukan adalah launching produk pada minggu pertama
penjualan, dan pada minggu-minggu selanjutnya dilakukan penjualan serta pemasaran
produk kepada masyarakatmelalui media sosial.
d. Evaluasi
Program Tahap yang terakhir adalah evaluasi program, setelah program selesai
dijalankan maka dilakukan evaluasi.

2.7 Instrumen Pelaksanaan


Susunan organisasi dari usaha ini sebagai berikut :

Jabatan organisasi terdiri dari:

a) Penanggung jawab Produksi dan Operasional

Mengelola produksi dan memastikan kelangsungan perusahaan berjalan baik

14
b) Penanggung jawab Keuangan

Mencatat arus kas masuk dan keluar serta bertanggung jawab mengelola keuangan
perusahaan.

c) Penanggung jawab R&D

Menciptakan produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada di pasaran.

d) Penanggung jawab Pemasaran

Mempromosikan dan memasarkan hasil produk perusahaan.

2.8 Biaya dan Jadwal kegiatan

Anggaran Biaya
No Uraian Subtotal
1 Peralatan penunjang (investasi) Rp. 750.000
2 Biaya operasional Rp. 700.000
3 Biaya Transportasi Rp. 500.000
4 Biaya bahan baku Rp. 2.500.000
Total Rp. 4.450.000

2.9 Kendala Dalam Perencanaan Usaha


Dalam implementasi usaha atau bisnis cendrung menuai hambatan atau tantangan baik
dalam pemasaran, keterlibatan kelompok maupun dana penunjang. Hal yang melatar
belakangi penyusunan perencanaan bisnis gagal diantaranya :
1. Tujuan yang ditetapkan oleh pengusaha tidak masuk akal.
2. Tujuan tidak terukur ( pengusaha tidak membuat komitmen total untuk bisnis atau untuk
keluarga).
3. Pengusaha tidak memiliki pengalaman dalam rencana bisnis.
4. Pengusaha tidak memiliki arti potensi ancaman atau kelemahan untuk bisnis.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Jagung (Zea mays) merupakan salah satu sumber antioksidan yang dapat melawan
kanker yang disebabkan oleh radikal bebas yang kaya akan senyawa fenolik asam ferulic, agen
anti kanker yang telah terbukti efektif dalam memerangi tumor pada kanker payudara dan kanker

16
hati. minyak jagung telah menunjukkan efek anti aterogenik pada tingkat kolesterol, sehingga
mencegah resiko penyakit jantung, mencegah anemia karena mengandung vitamin B12. Jagung
sangat potensial untuk diolah menjadi makanan tradisional seperti bose, dengan cara : jagung
direndam selam ± 15 menit, ditumbuk hingga kulit arinya terkelupas, ditapis hingga bersih,
dijemur hingga kering dan dicampuri dengan kacang hijjau dan kacang tanah lalu dibungkus
menggunakan plastic bening berlabel. Untuk menambah cita rasa pada bose, maka perlu
dihidangkan dengan sambal lu’at yang terasa pedas dimulut, sebagai pembangkit selera makan.
Sambal lu’at sangatlah prakis dalam proses pembuatannya, yakni Lombok dan bawang putih di
mol menggunakan alat mol, Jeruk nipis diiris tipis, dicampur dengan garam dan ajinomoto
secukupnya lalu diisi di dalam botol sedang berlabel. Produk syal bermotif kain tenun dapat
dilakukan dengan cara: Persiapan alat dan bahan, Benang digulung pada batu bulat, Benang
dirangkai pada rangka kayu berbentuk persegi panjang, Benang yang telah dirangkai langsung
ditenun (teknik tenun sotis dan buna).

3.2 SARAN
Dari kesimpulan di atas maka dapat disarankan agar masyarakat NTT untuk produk lokal
baik di bidang industry tekstil dan makanan sehat serta mencintai budaya daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Jagung Bose,Diposkan oleh REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG


ShelbiAsrianti/ Red: YudhaManggala Putra kulinerntt.blogspot.co.id
Kain tenun timor, Diposting oleh Tenun Timor on Senin, 23 Agustus 2010.
Sari novita. 2012. Olahan jagung sebagai pengganti menu pokok beras bercita rasa global, tesis.

17

Anda mungkin juga menyukai