Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
Rahmat-Nya penulis dapat menyusun proposal dengan judul “USAHA PENGOLAHAN JAGUNG,
LU’AT TRADISIONAL DAN PEMBUATAN SYAL BERMOTIF ” dengan baik meskipun banyak tantangan
yang dihadapi.
Makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Yakobus Edvend Agu, S.Pd., M.Sc, selaku dosen pengampuh mata kuliah
kewirausahaan
2. Teman-teman seperjuangan yang juga turut memberikan saran, ide dan masukan
kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Namun, tidak terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan bagi para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
proposal ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.........................................................................................................................i
KATAPENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Kolesterol Jahat (http://www.organicfacts.net/health-benefits/cereal/health-benefits-of-
corn.html). Jagung juga mengandung serat pangan (dietary fiber) dengan Indeks Glikemik (IG)
relatif rendah dibanding beras dari padi sehingga beras jagung menjadi bahan anjuran bagi
penderita diabetes. Kisaran IG beras atau padi (50-120) dan beras jagung (50-90) dan nilai
tersebut sangat relatif tergantung varietasnya. Isu di masyarakat bahwa jagung adalah pangan
sehat, bahkan bagi penderita penyakit gula (diabetes mellitus/DM) dan kelainan jantung. Pasien
diet dianjurkan secara medis untuk mengkonsumsi beras jagung sebagai pangan pokok, atau
makanan ringan berbasis jagung. Serat pangan (terutama serat larut) mampu menurunkan kadar
kolesterol dalam plasma darah melalui peningkatan ekskresi asam empedu ke feses, selain itu
serat pangan akan mengikat kolesterol untuk disekresikan ke feses sehingga menurunkan
absorpsi kolesterol diusus. Jagung juga kaya akan komponen pangan fungsional antara lain:
serat pangan yang dibutuhkan tubuh (dietary fiber), asam lemak esensial, isoflavon, mineral Fe
(tidak ada dalam terigu), karoten (pro vitamin A), komposisi asam amino esensial dan lainnya.
Pangan fungsional saat ini berkembang sangat pesat, seiring dengan semakin tingginya
permintaan akan pangan fungsional dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan, yang
berkaitan dengan semakin meningkatnya populasi lansia, adanya trend self medication,
berkembangnya produk komersial.
Salah satu olahan pangan tradisional dari jagung adalah bose. Jagung bose merupakan
makanan pokok penduduk NTT. Dari asal - usul nama, jagung bose memiliki arti jagung yang
dilunakkan. Untuk cara pembuatannya, jagung bose harus melewati proses yang cukup panjang.
Bose merupakan makanan yang berbahan dasar jagung dengan campuran kacang – kacangan
sebagai pengganti karbohidrat nonberas, rendah gula atau dapat dikonsumsi oleh penderita
Diabetes Militus (DM), menurunkan resiko penyakit jantung serta kandungan wasabi yang
sangat baik untuk kulit, mempunyai nilai jual dan dapat menarik konsumen. Makanan
tradisional bose sangatlah nikmat apabila dihidangkan bersamaan dengan sambal Lu’at yang
terasa pedas dimulut sebagai penambah selera makan. Sambal lu’at merupakan pelengkap menu
hidangan baik dirumah maupun dalam acara resmi.
Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku atau etnis di Nusa Tenggara Timur
merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi
kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal sebagai ciri
khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal. Pada suku atau daerah tertentu, corak atau
4
motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak
motif kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan
Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif.
Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan
corak motif binatang hanya sebagai pemanisnya saja.
Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya
memiliki banyak fungsi seperti :
1) Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh.
2) Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta atau upacara adat
3) Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin)
4) Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
5) Fungsi hukum adat sebagai denda adat untuk mengembalikan keseimbangan sosial yang
terganggu.
6) Dari segi ekonomis sebagai alat tukar.
7) Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
8) Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak atau desain tertentu
akan melindungi mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
9) Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni)
Dalam masyarakat tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga
yang bernilai tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses
pembuatannya atau penuangan motif tenunan hanya berdasarkan imajinasi penenun sehingga
dari segi ekonomi memiliki harga yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang dari
nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam
hias tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai spiritual dan mistik menurut adat. Dalam
perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K)
masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di
pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan
keluarganya dan kebutuhan busananya.
Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di
Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
5
1) Tenun Ikat; disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan
benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain maka
benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk
menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi.
2) Tenun Buna; istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) “tenunan buna” yang
maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias atau motif pada kain
mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3) Tenun Lotis atau Sotis atau Songket; disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana
proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-
benang yang telah diwarnai.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam kesempatan ini, kami menyajikan suatu pilihan kuliner
pada tugas kewirausahaan program kreativitas mahasiswa dengan mengambil judul “Usaha
Pengolahan Jagung, Lu’at Tradisional dan Pembuatan Syal Bermotif ”
1. Bagaimana memproduksi jagung bose dengan variasi kacang-kacangan dan sambal luat.
3. Bagaimana menjalankan peluang usaha yang terbuka lebar dibidang industri makanan
sehat dan industry tekstil
1.3 TUJUAN
1) Menciptakan produk olahan jagung dengan variasi kacang- kacangan dan produk
sambal lu’at sebagai penambah selera makan.
3) Memanfaatkan peluang usaha yang terbuka lebar dibidang industri makanan sehat dan
industry tekstil
4) Memperkenalkan produk bose, sambal lu’at, dan syal dari kain tenun bermotif .
6
1.4 MANFAAT
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
b. Harga pasar yang menjanjikan
c. Persediaan bahan baku yang sangat potensial
d. Pangsa pemasaran yang terjangkau
9
1) jagung bose
2) sambal lu’at
3) syal bermotif
nyiru
plastik
jagung10 kg dan
kacang - kacangan 5 kg
2) sambal lu’at
mol
senduk
piring
Lombok 2 kg
Kemangi secukupnya
Garam secukupnya
Jeruk nipis
Bawang putih 1 kg
10
3) syal bermotif
Lilin lebah
Mesin jahit
c. Prosedur kerja
1) jagung bose
2) sambal lu’at
11
3) syal bermotif
Benang yang telah dirangkai langsung ditenun (teknik tenun sotis dan
buna)
Produk bose, sambal lu’at dan syal bermotif merupakan produk unggulan khas
NTT yang sangat digemari oleh kalangan masyarakat baik dari anak-anak sampai
orang dewasa. Proses pembuatan produk ini sangat praktis dan mudah diterapkan
dalam industry rumah tangga (Home Industry).
Harga
12
Produk ini akan dijual dengan harga:
1. Jagung bose :Rp. 10.000/ kg
2. Sambal luat : Rp. 5.000/ botol
3. Syal bermotif :Rp. 75.000/ lbr
Tempat
Tempat pemasaran yang dipilih untuk produk awal usaha yaitu di kampus UNIMOR.
Lokasi pemasaran yang dipilih merupakan lokasi yang strategis, akses masuk mudah dan
pengeluaran biaya yang efisien.
13
3) Produksi dan pemasaran produk
4) Evaluasi
a. Persiapan
Pada tahap persiapan ini kegiatan yang akan dilakukan untuk menentukan lokasi
tempat produksi dan pemasaran lengkap dengan layoutnya, peralatan produksi dan
pengadaan bahan baku.
b. Promosi dan Publikasi
Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan beberapa langkah :
Membuat media promosi (brosur, leaflet, grand opening outlet dan launching
melalui media social network online).
14
b) Penanggung jawab Keuangan
Mencatat arus kas masuk dan keluar serta bertanggung jawab mengelola keuangan
perusahaan.
Menciptakan produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada di pasaran.
Anggaran Biaya
No Uraian Subtotal
1 Peralatan penunjang (investasi) Rp. 750.000
2 Biaya operasional Rp. 700.000
3 Biaya Transportasi Rp. 500.000
4 Biaya bahan baku Rp. 2.500.000
Total Rp. 4.450.000
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu sumber antioksidan yang dapat melawan
kanker yang disebabkan oleh radikal bebas yang kaya akan senyawa fenolik asam ferulic, agen
anti kanker yang telah terbukti efektif dalam memerangi tumor pada kanker payudara dan kanker
16
hati. minyak jagung telah menunjukkan efek anti aterogenik pada tingkat kolesterol, sehingga
mencegah resiko penyakit jantung, mencegah anemia karena mengandung vitamin B12. Jagung
sangat potensial untuk diolah menjadi makanan tradisional seperti bose, dengan cara : jagung
direndam selam ± 15 menit, ditumbuk hingga kulit arinya terkelupas, ditapis hingga bersih,
dijemur hingga kering dan dicampuri dengan kacang hijjau dan kacang tanah lalu dibungkus
menggunakan plastic bening berlabel. Untuk menambah cita rasa pada bose, maka perlu
dihidangkan dengan sambal lu’at yang terasa pedas dimulut, sebagai pembangkit selera makan.
Sambal lu’at sangatlah prakis dalam proses pembuatannya, yakni Lombok dan bawang putih di
mol menggunakan alat mol, Jeruk nipis diiris tipis, dicampur dengan garam dan ajinomoto
secukupnya lalu diisi di dalam botol sedang berlabel. Produk syal bermotif kain tenun dapat
dilakukan dengan cara: Persiapan alat dan bahan, Benang digulung pada batu bulat, Benang
dirangkai pada rangka kayu berbentuk persegi panjang, Benang yang telah dirangkai langsung
ditenun (teknik tenun sotis dan buna).
3.2 SARAN
Dari kesimpulan di atas maka dapat disarankan agar masyarakat NTT untuk produk lokal
baik di bidang industry tekstil dan makanan sehat serta mencintai budaya daerah.
DAFTAR PUSTAKA
17