Anda di halaman 1dari 11

Kelas: 6 A

LAPORAN KKL KEWIRAUSAHAAN

Produksi Roti PMT (Pak ManTo) Bakery

Disusun untuk Memenuhi Tugas Makul Kewirausahaan Islami


Pengampu : Drs. Aminuddin, M.S.I

Oleh: Kelompok 4
1. Intan Widhaningrum (163111012)
2. Berta Damara (163111019)
3. Adnan Jadi Al-Islam (163111022)
4. Imro Atun Sakurina (163111025)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAK. TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2019
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UKM (Usaha Kecil dan Menengah) diartikan sebagai bentuk usaha
ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan maupun badan usaha yang
telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Salah satu UKM yang ada di
Dukuh, Tlawong, Sawit, Boyolali adalah usaha produk makanan yaitu Roti.
Nama pabrik roti ini adalah PMT yang merupakan singkatan dari nama ayah
pemilik pabrik yaitu (Pak ManTo). Pemilik pabrik roti ini bernama Bapak
Suripto. Satu hal yang menarik peneliti untuk melakukan kegiatan KKL di pabrik
tersebut adalah cara pemilik pabrik dalam memperlakukan karyawan dan
tujuannya dalam memberdayakan pengangguran serta kegigihan Bapak Suripto
dalam merintis dan menekuni usaha roti miliknya.
Bapak Suripto sangat memperhatikan karyawannya dalam menjalankan
ibadah, inilah yang menjadi nilai plus dari seorang pemilik usaha yang tidak
hanya mengejar target, namun juga memementingkan ibadah. Setiap waktu sholat
Bapak Suripto selalu memantau karyawannya untuk sholat di masjid , terutama
untuk karyawan laki-laki melakukan ibadah sholat berjamaah di masjid ataukah
tidak. Pemberian fasilitas tempat tinggal, makan , dan lainnya sudah disediakan
dari pabrik, untuk yang tinggalnya jauh dari pabrik tanpa ada pemotongan gaji
sedikitpun.
UKM ini dikelola oleh perorangan yang bermula dari menjadi seorang
salesman di pabrik roti, hingga akhirnya mendirikan sebuah usaha kecil rumahan
dengan modal seadanya dan meminjam alat dan kini telah menjadi salah satu
pabrik roti yang sudah mendistribusikan produknya di eks karesidenan Surakarta.
Perusahaan ini membuat berbagai jenis roti diantaranya roti semir (coklat, mocca,
mesis, kelapa), roti sisir, dan roti kering. Meskipun masih berbentuk UKM pabrik
roti ini telah memiliki sistem pengendali mutu untuk mengecek kondisi produk
layak dipasarkah atau tidak. Sedangkan untuk target pasar yaitu masyarakat
menengah ke bawah. Maka dari itu perusahaan ini mematok harga yang relatif
sangat murah mulai dari 750-1000 rupiah per pcs. Produk dari pabrik roti PMT
ini sendiri juga sudah terdaftar oleh BPOM sehingga tidak perlu dikhawatirkan
lagi kandungan yang ada dalam produk olahan pabrik ini.

2
II. PROFIL USAHA
A. DATA USAHA
Nama Usaha : PMT Bakery => Penamaan dari nama pemilik
usaha pabrik yaitu ' Pak Manto'. Pak Manto
adalah Bapak dari Bapak Suripto
Lokasi/alamat : Dukuh, Rt 09 Rw.03, Tlawong, Sawit, Boyolali.
Jenis Usaha : UKM (Usaha Kecil dan Menengah)
Bentuk Usaha : Perseorangan Pabrik Roti (Bakery)
B. DATA PEMILIK
Nama Pemilik : Bp. Suripto
TTL : Boyolali , 21 Agustus 1975
Alamat Rumah : Kajen, Rt 08 Rw.03, Tlawong, Sawit, Boyolali.
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Kursus-Kursus : Pemilik tidak mengikuti kursus, tetapi selalu
mengikuti Seminar.
Pengalaman Kerja : Menjadi sales roti selama kurang lebih 11 tahun,
kemudian menjadi karyawan pabrik di bagian
produksi sambil mempelajari bagaimana cara
membuat roti yang benar yang kemudian beliau
terapkan, hingga menjadi pemilik usaha roti.
C. VISI DAN MISI
"Cepat mendapatkan untung dan Menuntaskan pengangguran serta
meningkatkan jumlah produksi roti perharinya”
III. ASPEK PRODUK
Secara terinci mengenai produk roti yang telah diteliti. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut:
A. Analisis Situasi.
Kebutuhan pokok manusia adalah sandang, pangan dan papan. Semakin
bertambahnya jumlah penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan yang
harus dipenuhi. Salah satunya adalah kebutuhan pangan, negara berkembang
seperti Indonesia biasanya mencukupi kebutuhan pangan dengan hasil
3
pertanian. Salah satu cara bapak Suripto menyejahterakan masyarakat
desanya, dengan cara memproduksi roti. Dan meminimalisir kaum
pengangguran di desa beliau, dengan cara menjadikan mereka yang memiliki
antusias untuk bekerja sebagai karyawan/karyawati di pabrik roti. Bapak
Suripto sudah mengembara selama 11 tahun sebagai seorang salesman
berbagai macam jenis roti. Beliau mendistribusikan roti-roti tersebut kepada
para pelanggannya. Setalah 11 tahun, akhirnya Bapak Suripto mulai
menganalis bisnis apa yang cepat mendatangkan keuntungan. Akhirnya
Bapak Suripto menemukan jawabannya yaitu bisnis roti. Walaupun sudah
banyak home industry yang membuat roti, namun Bapak Suripto ini tetap
memilih untuk membuka usaha pembuatan roti ini. Karena, Bapak Suripto ini
sudah paham mengenai seluk beluk pendistribusian roti-rotinya dan sudah
memiliki channel atau pelanggan sendiri. Serta di Desa tempat beliau tinggal
juga belum ada yang memproduksi roti.
B. Gambaran Produk.
PMT (Pak Manto) Bakery memproduksi bermacam-macam jenis roti,
diantaranya sebagai berikut : Roti Semir, Roti Mocca, Roti Coklat, Roti
Mesis, Roti Kelapa, Roti Sisir, Roti Tawar, dan Roti Kering. Roti yang
diproduksi oleh BMT Bakery bukanlah produk yang asing bagi kita, biasanya
sering kita jumpai di warung/toko sekitar tempat tinggal kita.
C. Keunggulan Produk.
Roti yang diproduksi oleh PMT Bakery adalah roti yang sering kita
temui di warung/toko di sekitar kita. Dan komposisinya pun tidak jauh
berbeda dengan komposisi roti sejenis yang lain. Keunggulan dari produk ini
adalah harga yang dijual sangatlah terjangkau, sehingga semua masyarakat
mampu membeli produk ini. Selain itu rti-roti yang dihasilkan lebih tahan
lama dibandingkan dengan roti-roti lain. Roti PMT Bakery mampu bertahan
hingga 10 hari jika disimpan di tempat yang sejuk dan tidak langsung terkena
matahari. Selain itu Produksi Roti PMT Bakery dalam menggunakan
pengawet tidak sepenuhnya semua pengawet. Akan tetapi, yang digunakan
agar roti lebih tahan lama, yaitu dengan menambahkan komposisi gula dalam
adonan.

4
D. Harga Produk.
Dari pabrik harga roti per pcs bisa terjual dengan seharga 750-1000
Rupiah. Harga per produk jika dijual di warung/toko mayoritas terjual dengan
seharga Rp 1000,00. Roti yang terjual dengan harga Rp 1000,00 adalah Roti
semir, Roti mocca, Roti coklat, Roti mesis, Roti kelapa dan Roti kering. Roti
sisir dijual dengan harga Rp 2.000,00. Dan roti tawar terjual dengan harga Rp
3.000,00. Maksimal roti dijual dengan harga yang terjangkau bagi
masyarakat. Sehingga dari semua lapisan masyarakat bisa membeli dan
merasakan produk dari PMT Bakery.
IV. ASPEK PEMASARAN
A. Target Pasar
Salah satu keunggulan produk yang menimbulkan daya tarik tersendiri
bagi pasar adalah harga yang ditawarkan sangat terjangkau. Bapak Suripto—
pemilik pabrik roti PMT Bakery tersebut—mematok harga produk dalam
kisaran Rp. 1000 – Rp. 3000 saja. Hal ini tentu saja sangat memudahkan bagi
masyarakat golongan tengah ke bawah untuk menikmati produk-produk
beliau. Hal ini menjadi bagian dari rencana Bapak Suripto, yaitu dengan
menargetkan masyarakat golongan menengah ke bawah sebagai konsumen.
Selain itu, juga berdasarkan inisiatif beliau untuk bisa memberdayakan
masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Karena itu banyak di antara warga desa
beliau yang menjadi karyawan beliau. Mereka merasa lebih tertunjang
kebutuhan hidupnya dengan gaji UMR yang beliau berikan.
B. Strategi Pemasaran
Beberapa strategi yang digunakan Bapak Suripto dalam memasarkan
produknya antara lain:
1. Kemasan yang menarik
Bapak Suripto sangat memperhatikan packaging atau kemasan
yang dipakai. Karena kemasan merupakan salah satu daya tarik untuk
memikat para konsumen. Seperti pepatah yang ada “Dari Mata Turun ke
Hati”. Menurut Bapak Suripto, dengan melihat kemasan yang manrik,
para konsumen bisa jatuh hati dan penasaran hingga akhirnya terpikat
untuk membeli roti-roti yang diproduksi PMT Bakery.

5
2. Distribusi yang luas dan mudah didapatkan
Bapak Suripto memasarkan roti-rotinya kepada para tengkulak
dan didistribusikan ke hampir seluruh wilayah Se-Eks Karasidenan
Surakarta. Dengan begitu, masyarakat yang ingin menikmati lezatnya
roti-roti PMT Bakery dapat dengan mudah untuk mendapatkannya.
Karena, roti-roti yang dihasilkan oleh PMT Bakery sudah
melalangbuana di se-Eks Karasidenan Surakarta.
3. Harga terjangkau
Strategi pemasaran yang selanjutnya adalah dengan membuat
harga dari roti-roti yang diproduksi oleh PMT Bakery sangat terjangkau
dengan kualitas yang sama dengan roti-roti yang harganya mahal.
4. Promosi
Bapak Suripto juga melakukan promosi untuk produk roti yang
dihasilkan kepada para calon tengkulak-tengkulak yang akan menjual
kembali roti-rotinya dengan menawarkan harga yang cukup miring
untuk para tengkulak-tengkulak tersebut.
V. RENCANA PRODUKSI DAN SDM
A. Proses Produksi
Secara umum proses pembuatan roti PMT Bakery sama dengan produksi
roti pada umumnya. Adapun langkah pembuatannya sebagai berikut:
1. Pemilihan Bahan
Pemilihan bahan baku ini Bapak Suripto memilih bahan baku yang
harganya lebih miring atau lebih murah dengan kualitas yang hampir
sama dengan bahan baku yang harganya lebih mahal. Walaupun begitu
Bapak Suripto tetap mengutamakan kualitas produknya. Bahan-bahan
yang diperlukan, diantaranya : tepung terigu protein tinggi, gula,
margarin, telur, pengembang dan lain sebagainya. Seharusnya dalam
proses produksi Bapak Suripto menggunakan tepung terigu dengan
protein tinggi. Namun, untuk menekan biaya produksi Bapak Suripto
memilih menggunakan tepung terigu dengan protein sedang. Bahan
pengawet yang digunakan hanya sedikit, karena harganya yang mahal
maka Bapak Suripto untuk menekan biaya produksi Bapak Suripto

6
menggunakan bahan pengawet alami, yakni dengan lebih meperbanyak
kadar gula pasir dalam roti.
2. Penimbangan Bahan
Penimbangan bahan-bahan yang sudah disediakan menggunakan
alat timbangan dan dilakukan oleh pegawai yang sudah dipercaya untuk
menimbang bahan-bahan tersebut.
3. Pengadukan / Mixing (30 S/D 45 Menit)
Pengadukan bahan adonan ini sudah dilakukan menggunakan alat
mesin berupa mixer.
4. Permentasi Awal ( 10 Menit S/D 20 Menit)
Setelah selesai proses pengadukan dan sudah tercampur rata
semua adonan rotinya hingga kalis. Kemudian adonan yang sudah kalis
tersebut difermentasikan dengan alat manual, yaitu hanya dengan plastik
saja.
5. Penimbangan Adonan
Setelah adonan mengembang kemudian kempeskan adonan
tersebut dan timbang adonan roti tersebut dengan ukuran berat yang sama.
Namun, saat observasi dilakukan, para pegawai yang bekerja di bagian
penimbangan adonan sudah tidak lagi menggunakan timbangan, mereka
hanya menggunakan feelling saja. Mungkin karena sudah berpengalaman
jadi sudah tidak memerlukan timbangan.
6. Pembulatan Adonan
Kemudian adonan yang sudah ditimbang, adonan tersebut
dibulatkan menggunakan tangan. Untuk adonan yang sudah dibulatkan,
harus ditata di loyang yang sudah disediakan guna untuk memudahkan
dalam proses fermentasi yang kedua.
7. Permentasi Kedua ( 10 S/D 15 Menit)
Seperti halnya fermentasi yang pertama, fermenatsi kedua ini
dilakukan agar roti dapat mengembang secara sempurna.
8. Pembuangan Gas Pada Adonan
Setelah adonan terfermentasi secara sempurna dan mengembang
secara sempurna pula. Kemudian kempeskan adonan tersebut guna untuk
menghilangkan gas yang ada pada adonan tersebut.
7
9. Pembentukan dan Pencetakan Adonan
Adonan yang sudah dikempeskan dapat di bentuk sesuai dengan
bentuk atau dicetak sesuai dengan apa yang diinginkan.
10. Permentasi Akhir
Setelah adonan dibentuk dan dicetak sesuai dengan keinginan,
adonan yang sudah dibentuk tersebut ke dalam loyang yang telah
disediakan. Guna melanjutkan proses fermentasi.
11. Pembakaran Adonan
Pembakaran adonan dilakukan dengn oven kompor. Penggunaan
oven kompor ini lebih murah dibandingkan dengan oven listrik.
12. Mengeluarkan Roti Dari Cetakan/Loyang
Roti ya ng sudah matang bisa dikeluarkan dari laoyang agar tidak
kempes.
13. Pendinginan
Dinginkan roti-roti tersebut agar ketika dikemas sudah dingin.
14. Pembungkusan
Packing untuk roti-roti ini masih menggunakan alat yang manual.
B. Kebutuhan SDM
Sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah para pekerja atau
karyawan yang dibutuhkan perusahan adalah orang-orang yang mempunyai
etos kerja tinggi serta loyalitas yang kuat pada perusahaan. Bapak Suripto
tidak mematok latar belakang pendidikan calon karyawan. Menurut beliau
selama orang tersebut memiliki keinginan dan kemampuan bekerja yang kuat,
dia bias bekerja di perusahaan beliau.
VI. ASPEK KEUANGAN / PEMBIAYAAN
A. Investasi Awal
Investasi awal yang dilakukan oleh Bapak Suripto tidak dapat
dinilai dengan uang, karena Bapak Suripto pada awal perintisan bisnis
pembuatan roti ini hanya bermodalkan uang sebesar Rp 4.000.000 dan untuk
mesin yang mendukung proses produksi, Bapak Suripto menggunakan sitem
pinjam dulu baru kemudian jika sudah ada uang baru membayarnya dan
tambah mesin lagi. Investasi awal yang paling berharga dan penting untuk
kemajuan bisnis ini adalah Kemitraan yang sudah dibangun selama 11
8
tahunan selama menjadi salesman, sehingga Bapak Suripto bisa meminjam
alat/mesin yang mendukung proses produksi kepada penjual alat /mesin
tersebut dan membayarnya belakangan.
Akan tetapi, saat ini bisnis Bapak Suripto ini mampu memproduksi 4000
pcs roti per harinya. Dengan dibantu 15 orang karyawannya. Adapun
keuntungan yang diperoleh Bapak Suripto per pcs roti hanya berkisar 10
sampai 15 % saja. Adapun harga produksi per pcs roti jenis : Roti semir, Roti
mocca, Roti coklat, Roti mesis, Roti kelapa adalah Rp 650;- dan dijual
kepada para pengepul seharga Rp 750;- per pcs.
B. Proyeksi Pendapatan
Perkiraan pendapatan Per hari untuk Roti semir, Roti mocca, Roti coklat, Roti
mesis, Roti kelapa :
Harga Jual : Rp 750;- x 4000 = Rp 3.000.000
Harga Produksi : Rp 650;- x 4000 = Rp 2.600.000 +
Rp 400.000/hari
Jadi, pendapatan per hari adari jenis Roti semir, Roti mocca, Roti
coklat, Roti mesis, Roti kelapa adalah sebesar Rp 400.000;-. Jadi, pendapatan
perbulannya adalah Rp 400.000 x 30 hari = Rp 12.000.000/ bulan
C. Analisis Break Even Point (BEP)
Titik balik modal akan terjadi diperkirakan sekitar 10
hari dengan perhitungan
Jumlah Modal / pendapatan tiap hari (Rp. 4.000.000,- /
Rp. 400.000,- = 10 hari)

9
LAMPIRAN

Proses Wawancara dengan Bapak Suripto di Rumah Bapak Suripto

Proses Produksi Roti dan beberapa Roti yang dihasilakn di Pabrik Roti

10
11

Anda mungkin juga menyukai