BASIC MAINTENANCE
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat
dan kasih sayang kepada seluruh umat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul
ini sesuai dengan yang diharapkan. Modul ini berjudul Basic Maintenance sebagai salah
satu materi dalam program Basic Mechanic Course di PT United Tractors Tbk.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan modul ini. Namun
demikian, tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan yang dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun atas segala kekurangannya, sehingga akan menjadi
sebuah perbaikan di kemudian hari.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih
pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Akhir kata penulis berharap
dengan segala kekurangannya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
vii
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
Maintenance / Perawatan adalah usaha atau tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar
kondisi dan performance dari sebuah mesin selalu dalam kondisi ready (sesuai dengan
keadaan mesin baru) dengan biaya perawatan yang serendah-serendahnya.
Inspection adalah pengontrolan yang dilakukan pada sebuah unit atau alat.
Down Time adalah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah unit saat tidak bias beroperasi atau
sedang mengalami kerusakan.
Replace adalah penggantian suatu komponen pada sebuah alat.
Adjusting adalah penyetelan pada sebuah komponen yang betujuan untuk mengembalikan
performance sesuai standart.
Repair adalah perbaikan yang dilakukan pada sebuah alat
Testing adalah pengetesan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi komponen pada unit.
High Availability adalah berdaya guna tinggi
Best Performance adalah bedaya guna mekanis yang paling baik
Reduce Repair Cost adalah mengurangi biaya perbaikan
Service adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya abnormal
(kerusakan),
sehingga
umur
alat
dapat
mencapai
umur
yang
direkomendasikan
pabrik/principle
Preventive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan brtujuan untuk mencegah
timbulnya kerusakan atau gangguan.
Periodic Maintenace adalah pelaksanaan sevice yang dilakukan setelah unit bekerja dalam
jumlah operasi tertentu (HM).
Periodic Inspection adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi unit
aman dioperasikan atau tidak. (daily and weekly)
Periodic Service adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada alat atau mesin secara berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah
ditentukan berdasarkan service meter/hour meter (HM)
Schedule Overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai
dengan standart overhaul masing-masing komponen yang ditentukan oleh pabrikan.
Condition Based Maintenance adalah perawatan yang dilakukan berdasarkan kondisi unit
setelah dilakukan pemeriksaan melalui Program Analisa Pelumas (PAP), Progaram
Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) atau Program
viii
pemeriksaan Harian (P2H) dan berdasarkan Part Service News (PSN) / modification
program yang dikeluarkan oleh factory.
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengembalikkan kondisi
mesin ke kondisi standart melalui pekerjaan Repaire atau Adjustment.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul Basic Maintenance ini berisi tentang dasar-dasar perawatan yang harus
dilakukan pada unit khususnya alat berat yang harus dimiliki peserta training, berdasarkan
kondisi unit ataupun sesuai dengan hours meter, dll. Pengetahuan tentang maintenance
ini sangat baik bila dilakukan sesuai rule yang diberikan pabrikan, karena mesin-mesin
alat berat adalah barang modal, bila terjadi kerusakan maka tidak dapat menghasilkan
income kepada para owner. Kerusakan yang terjadi pada unit 72% diakibatkan karena
kurang baiknya maintenance yang dilakukan.
Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar meliputi :
1. Pendukung Maintenance
2. Maintenance
3. Basic Machine Inspection
B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-modul yang
harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Petunjuk Bagi Peserta Pelatihan
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada instruktur.
b. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan.
2) Pahami setiap langkah kerja (Shop Manual, OMM, QA Sheet, SOP) dengan baik.
1
Elemen
Kompetensi
Pokok Pemelajaran
Kriteria Unjuk
Kerja
Lingkup Bahasan
Pengetahuan
Ketrampilan
1. Mengikuti
dan
memperhatik
an materi
pembelajaran
yang
diberikan
oleh
instruktur
secara
seksama dan
sesuai
prosedur
1. Memahami dan
mengerti lingkup
pembahasan
yang telah
disampaikan
1. Mampu
menjelaskan
materi yang
telah
disampaikan
dan
menganilasis
a kerusakan
yang terjadi
1. Mengetahui cara
cara melakukan
perawatan yang
baik dan tepat
1. Mampu
melakukan
perawatan
yang baik
untuk unit
1. Memahami dan
mengerti tentang
basic
maintenance
inspection
1. Mampu
melakukan
inspection
pada unit
1. Material
pendukung
Maintenance
1. Mengetahui
criteria F.O.W.A
yang baik dan
tepat untuk
penggunaan di
unit
1.
2.
3.
4.
5.
2. Maintenance
1. Mampu
melaksanakan
perawatan
dengan baik
1. Definisi Maintenance
2. Klasifikasi
Preventive
Maintenance
2.1 Periodic
Maintenance
a. Periodic
Inspection
b. Periodic Service
2.2 Schedule
Overhaul
2.3 Condition Based
Maintenance
a. Schedule Repair
b. Counter
Measure a
Factory
Modification
3. Corrective
Maintenance
3.1 Repair and
Adjusment
3.2 Breakdown
Maintenance
1. Mengikuti
Pembelajaran
dan
memperhatik
an
penyampaian
materi dari
instruktur
1. Basic Maintenance
inspection
a. PAP
b. Basic Inspection
c. P2U
2. Contoh-contoh
trouble minor dan
langkah
penyelesaiannya
3. Report
1. Mengikuti
dan
memperhatik
an materi
troubleshooti
ng yang
diberikan
oleh
instruktur
secara
seksama,
sesuai
prosedur S/
M
3. Basic Machine
Inspection
1. Mampu
melakukan
tahap-tahap
Basic Machine
Inspection pada
unit
1. Mampu
memecahkan
trouble Minor
dengan tepat
dan cepat
Fuel
Oil
Grease
Water
Air (udara)
Sikap
2. Memperhatik
an prosedur
perawatan
dan
keselamatan
kerja.
2. Mampu
membaca
flowchart trouble
shooting di S/M
2. Mampu
menangani
trouble yang
terjadi pada
unit
3. Mampu
menganalisa
gangguan
sederhana yang
terjadi pada unit
F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul ini, isilah dengan tanda cek (v) kemampuan yang telah
dimiliki peserta dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan.
3
Kompetensi
Jawaban
Ya
Tidak
Pernyataan
Bila
jawaban
ya
kerjakan
karakteristik
mendeskripsikan
dan menjelaskan
2.
tentang
definisi
Fuel
(bahan
bakar),
oli,
Maintenance
beserta
Maintenance.
item-
Soal latihan
1
3.
dilakukan
dan
pelaksanaan dari
maintenance itu
melakukan
sendiri
Saya
mampu
menjelaskan
troubleshooting
minor
Soal latihan
2
cara
dan
Soal latihan
3
tepat.
BAB II
PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
Alasan
Paraf
Belajar
perubahan
Instruktur
1. Material
Pendukung
Maintenance
2. Maintenance
3. Basic Machine
Inspection
B. Kegiatan Belajar
KEGIATAN BELAJAR I
Tujuan Kegiatan Belajar 1
Material Pendukung Maintenance
Elemen
Kegiatan
Kompetensi
Pembelajaran
Material
Pendukung
Maintenance
Memahami
Knowledge tentang
Fuel Diesel
Memahami
Knowledge tentang
Oil
Memahami
Knowledge tentang
grease
Memahami
Knowledge tentang
Water
Memahami
Knowledge tentang
Air (udara)
Ranah
Kompetensi
Indikator Keberhasilan
p
Kerosine memiliki viscosity rendah, sehingga tidak mampu melumasi bagianbagian yang bergesekan contohnya pada bagian Fuel System, sehingga tidak
dapat melumasi bagian-bagian bergesekan secara sempurna. Bila ini terjadi maka
akan terjadi keasuan yang abnormal
b.
gravity/ berat jenis) rendah, sehingga jumlah energy panas persatuan volume
menjadi turun.
2. Fuel (Light Diesel Oil)
Fuel ini adalah bahan bakar dengan rentang titik didih 2400 s/d 3500, di-distilasi
setelah kerosene. Fuel jenis ini yang paling cocok untuk ignition, combustion dan
viscosity yang diperlukan oleh engine diesel dari high speed yang kecil hingga mesinmesin konstruksi.
3. Fuel (Heavy Diesel Oil)
Fuel Jenis ini masih banyak bercampur minyak residu dan titik didihnya sama
dengan light diesel oil, biasanya digunakan untuk mesin bahan bakar boiler (mesin
uap), heating furnace (tungku pemanas) atau engine diesel medium speed ukuran
besar atau medium.
Berikut beberapa masalah bila fuel jenis ini digunakan pada engine diesel putaran
tinggi :
a. Cukup banyak mengandung kotoran, sehingga system bahan bakar pada engine
mudah menjadi buntu.
b. Mempunyai viscosity tinggi, sehingga partikel-partikel dari kabut minyak yang
diinjeksikan ukurannya besar-besar, sehingga mengakibatkan pembakaran kurang
sempurna (incomplete combustion), cenderung menghasilkan carbon dan exhaust
gas berwarna hitam (black smoke)
c. Kandungan Sulfur tinggi dan menyebabkan korosif
4. Kriteria Seleksi Fuel
a. Viscosity dan Density
Viscosity dan density secara langsung dikaitkan dengan performance engine,
emisi dan umur engine. Interval viscosity dan density yang dianjurkan adalah :
- Viscosity : 1.5 cST s/d 4.5 cST pada suhu 400C
- Density
b. Distillation (penyulingan)
Boilling range (tingkat didih) dari fuel adalah suatu sifat yang menentukan kualitas
fuel. Penentuan dari boiling range ditentukan dengan menggunakan ASTM test
Method D86 atau D2887 (Gas Chromotography Test Method)
c. Final Boilling Point
Fuel dapat terbakar
sempurna. Temperatur dimana fuel dapat menguap sempurna disebut End Point
8
Temperature pada ASTM D86 Distillation Test Method. Temperatur titik didih dari
fuel harus cukup rendah untuk mendapatkan penguapan sempurna pada
temperature ruang bakar yang mana tergantung dengan ambient temperature,
kecepatan engine, dan beban. Penguapan yang kurang baik lebih banyak terjadi
selama operasi pada musim dingin, idling yang terlalu lama dan beban ringan.
Dengan demikian, engine yang beroperasi dengan kondisi ini harus menggunakan
fuel dengan temperature Distillation End Point yang lebih rendah.
d. Kandungan Sulfur
Kandungan sulfur didalam fuel sangat mempengaruhi keausan engine dan emisi
gas. Sulfur teroksidasi atau berekasi ketika terjadi proses pembakaran membentuk
Sulfur Dioksida (SO2) dan sebagian lagi berlanjut menjadi Sulfur Trioksida (SO3).
Reaksi (1)
S + O2 SO2
Reaksi (2)
2SO2 + O2 2SO3
Reaksi (3)
Bila mana SO3 bereaksi kembali dengan oksigen maka akan menghasilkan
H2SO4, bila hal ini terjadi maka akan menghasilkan korosi pada piston dan liner.
Jika kandungan sulfur didalam fuel melebihi 0.5%, interval penggantian oli
diperpendek (dipercepat) sesuai dengan diagram dan periksa kondisi oli dalam
9
nilai standart yang diizinkan. Jika TBN (toal Basa Number) 20mgKOH/g, abu sulfat
harus dibawah 2.7%.
s/d
0.03%. Jika
kandungan ash meningkat, ini disebabkan terutama karena karat (rust), pasir atau
lumpur yang berasal dari luar.
9. Kandungan Air
Bila terdapat air didalam fuel menyebabkan rusaknya pelumasan pada bagianbagian yang sliding dari system fuel, pengkaratan pada bagian-bagian dari metal dan
fuel filter akan tersumbat lebih cepat sehingga kandungan air harus serendah mungkin.
11
Rekomendasi Fuel
12
Fuel Test
Sama Kemampuan
Penyalaannya
Sekarang ini cetane number hampir tidak pernah diukur, penggantinya ASTM
menggunkanan derajat API dan 50% temperature (0F) penyulingan (distillation) dan
suatu formula cetane index yang tetap.
Keterangan :
- API degree adalah satuan yang digunakan oleh American Petroleum Institute
untuk menunjukkan penentuan specific grafity petroleum, dan merupakan index
yang biasa digunakan di USA.
- 50% distillation temperature merupakan temperature dimana 50% dari fuel yang
ditest menguap (evaporate).
13
komposisi.
Senyawa
hydrocarbon
diklasifikasikan
kedalam
ATF
BRAKE
OIL
( Automatic
Transmission Fluid)
b. Dibawah ini tabel tentang jenis zat additive yang terkandung dalam oil serta
fungsinya
Jenis Additive
Kinerja
Mekanisme
Sejenis sabun, additive ini membersihkan dan melarutkan
Detergent :
calcium
sulphonate,
Magnesium
Sulphonate,
Calcium
Phenate,
Magnesium
Phenate
Oxidation
Detergency
Acid
Neutralization
Oxidation
15
inhibitor
Inhibitor,
Antiwear
Antiwear
Dispersant,
Succinimide
Dispersancy
VI imrover : OCP
(Olefin
Copolymer)
Silicon Oil :
Antifoam Agent
Antifoam
Extreme
pressure additive
(EP agent)
16
5. Standard Oli
ISO VG
17
8. Klasifikasi Viscosity
Klasifikasi oil ditunjukkan pada table dibawah. Huruf W mempunyai arti Winter
dan menjamin oli mudah mengalir pada temperature rendah. Sebagai contoh, oil
Multigrade SAE 15W-40, oli ini mempunyai kemampuan pelumasan yang baik sampai
150C dan memiliki viscosity yang sama seperti SAE 40 pada temperature 1000C. Maka
oli dibagi menjadi dua yaitu Single Grade dan Multi Grade.
18
Viscositas Index ( V I )
NILAI
KATEGORI V I
29-Jan
Rendah
30 - 79
Sedang
80 - 100
Tinggi
101 - 140
Baik
114 and UP
Sangat Baik
Contoh :
19
dari
alat
berat.
Bisnis
didasarkan
pada
kebutuhan
dari
bagian
kualitas
tinggi
itu
dan
tujuan
pelanggan
mencapai
"biaya
21
22
KOMATSU
EO 15W40-DH
ENGINE OIL
EO 15W30-DH
SHELL
Similar One Not
Available
CH-4 or CI-4
recommended
CASTROL
Similar One
Not Available
CH-4 or CI-4
recommended
EO30 DH
PERTAMINA
Similar One Not
Available
CH-4 or CI-4
recommended
Meditran
15W40, 10W, 30, 40
POWER
TRAIN OIL
HYDRAULIC
OIL
TO 10
Donax TC SAE 10
TFC SAE 10
Translik HD 10W
TO 30
Donax TC SAE 30
TFC SAE 30
Translik HD 30
Hyspin 46
Translik HD 10W
HO46
Tellus 46
23
f. Kontaminasi, adalah kerusaka oli yang disebabkan oleh pengaruh luar (contoh :
debu, bahan-bahan kimia dan lainnya)
g. Deteriosasi, adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh di dalam system
itu sendiri (contoh : suhu kerja, tekanan tinggi dan lainnya)
24
Gambar 1. 12 Grease
A. Pembuatan Grease
Grease tersusun atas beberapa komponen, yaitu :
1. Base oil
Kandungan base oil dalam pembuatan grease adalah 75-95 %. Beberapa tipe minyak
dasar dalam pembuatan grease adalah :
- minyak bumi dari jenis parafinik
- minyak nabati : minyak sawit, minyak jarak, dan lain-lain
- minyak sintetis : senyawa kompleks hidrokarbon
2. Bahan pengental (Thickener)
Komponen ini berfungsi sebagai bahan pengental dalam produk grease dengan
kandungan 5-20 %. Beberapa tipe pengental yang umum digunakan adalah :
- pengental organik sintetik (zat anorganik gel) : poliurea, sabun logam sederhana
dan sabun logam kompleks
- sabun yang terbentuk dari asam lemak ataupun ester yang berasal dari minyak
nabati.
3. Aditive
Aditive berfungsi meningkatkan performa grease dengan kandungan 0-15 %. Aditif
yang ditambahkan perlu diperhatikan terutama sifat biodegrability-nya terhadap
lingkungan.
Kemampuan grease sebagai bahan lubricant tergantung pada base oil, bahan
pengental serta aditifnya. Bahan pengental, ibarat busa, menyerap minyak dan
nantinya melepaskannya ke komponen yang dilumasi. Sebagian molekul bahan
pengental terserap ke permukaan logam yang dilumasi untuk mencegah terjadinya
kontak antar logam-logam. Sifat grease tersebut diperkuat dengan adanya aditif. Aditif
25
ini merupakan suatu bahan yang berfungsi sebagai vitamin bagi grease yang
kegunaannya antara lain :
a. Sebagai anti korosi
Minyak pelumas harus mampu mencegah atau mengurangi proses timbulnya
karat/proses korosi atau melindungi permukaan yang dilumasi dari terbentuknya
karat. Untuk meningkatkan kemampuan pencegahan timbulnya karat, maka
digunakan aditif sebagi anti korosi.
b. Sebagai anti aus
Untuk pembebanan kontak antara bidang yang relatif tinggi, pelumas harus
mampu mencegah keausan secara pasif dengan membentuk lapisan film yang kuat
di permukaan yang dilumasi, sehingga mampu mengurangi permukaan sentuh
logam yang dilumasi dan secara aktif bereaksi dengan permukaan logam untuk
mencegah terjadinya proses pemanasan setempat akibat beban yang tinggi.
c. Sebagai anti oksidan
Proses oksidasi menyebabkan kerusakan pelumas dan menyebabkan
timbulnya kotoran serta asam yang dapat menimbulkan masalah selanjutnya. Untuk
itu minyak pelumas harus mempunyai sifat/kemampuan tahan terhadap oksidasi,
guna melindungi diri dari proses kerusakan serta menetralisir asam-asam yang
mungkin terbentuk.
d. Mempertahankan kekentalan grease (viscosity index improver)
Aditif untuk mempertahankan kekentalan grease diperlukan untuk mencegah
pengenceran grease. Pada suhu mesin tinggi akibat mesin bekerja dengan waktu
lama dan pada suhu udara panas, grease akan mengencer. Peran grease yang
menjadi encer tentu saja akan kurang efektif. Oleh karena itu dibutuhkan bahan
aditif yang bersifat dapat mempertahankan kekentalan grease
B. Standar Grease
Grease pada dasarnya merupakan pelumas yang dipadatkan dengan sabun logam
atau non sabun logam. Ketentuan mutu dari grease ditentukan berdasarkan beberapa uji
mekanik, diantaranya adalah :
- ASTM D 2266 untuk menentukan sifat anti aus
- ASTM D 2596 untuk menentukan sifat tekanan ekstrim
- ASTM D 2596 untuk menentukan kestabilan mekanik dari grease
Seperti halnya kekentalan pada pelumas, untuk grease dinyatakan dengan
kekerasan (consistency). Pengelompokannya ditentukan oleh National Lubricating Grease
Institute (NLGI) yang membagi kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasan, dari
26
tingkat kekerasan 000 sampai dengan 6, seperti ditunjukkan pada tabel 9.1. Makin besar
angka NLGI, makin keras greasenya dan makin kecil nomor NLGI-nya makin makin lunak
greasenya.
1. Tabel NLGI Lubricating Grease Consistency Grades
NLGI No.
000
00
0
1
2
3
4
ASTM D-217
Penetrasi pada 25
oC
(0,1 mm)
445-475
400-430
355-385
310-340
265-295
220-250
175-205
Consistency
Semi cair
Semi cair
Semi cair
Lembut
Umumnya grease
Semi padat
Semi padat
130-160
Semi padat
85-115
Keras
2. Tabel. Spesifikasi Karakteristik dan Parameter Unjuk Kerja Grease Untuk Tingkat Mutu
NLGI GA, SNI 06-7069-8-2005
Batasan
Karakteristik
Penetrasi pada
25C
Satuan
Metode Uji
Min
Maks
220
340
ASTM D 217
NLGI
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
80
mm/10
NLGI
Warna
Jenis Pengental
Titik Leleh
% berat
C
Visual
ASTM 4628
ASTM D 566
3. Tabel. Spesifikasi Karakteristik dan Parameter Unjuk Kerja Grease Untuk Tingkat Mutu
NLGI GB, SNI 06-7069-8-2005
27
Batasan
Karakteristik
Satuan
Metode Uji
Min
Maks
mm/10
220
340
ASTM D 217
NLGI
NLGI
Warna
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
170
Penetrasi pada
25C
Jenis Pengental
Titik Leleh
% berat
C
Visual
ASTM 4628
ASTM D 566
4. Tabel. Spesifikasi Karakteristik dan Parameter Unjuk Kerja Grease Untuk Tingkat Mutu
NLGI GC, SNI 06-7069-8-2005
Batasan
Karakteristik
Satuan
Metode Uji
Min
Maks
mm/10
220
340
ASTM D 217
NLGI
NLGI
Warna
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
Sesuai Spesifikasi
Produk
220
Penetrasi pada
25C
Jenis Pengental
Titik Leleh
% berat
C
Visual
ASTM 4628
ASTM D 566
NLGI GB
NLGI GC
C. Karakteristik Grease
Kemampuan pelumasan grease tergantung pada bahan baku utama (base oil) serta
pengentalnya. Pengental dapat diidentikkan dengan serat yang dapat menyerap dan
kemudian melepaskannya ke komponen yang dilumasi. Sebagian molekul pengental
terserap ke permukaan logam yang dilumasi, yang bertujuan untuk mencegah kontak
langsung antar komponen. Sifat-sifat grease yang utama ada dua, yaitu konsistensi
(consistency) dan titik leleh (dropping point).
1. Penetrasi / konsistensi
Pengukurannya menggunakan alat khusus yang dinamakan One Quarter Scale
Cone Equipment. Untuk penggolongan penetrasi ini telah dibuat oleh NLGI, dimana
makin kecil nomor NLGI maka makin lunak greasenya.
2. Titik leleh (dropping point)
Titik leleh adalah temperatur pada saat grease mulai mencair. Titik leleh
digunakan untuk quality control dan pengenalan grease. Titik leleh tidak menunjukkan
batasan maksimum temperatur kerjanya. Pada umumnya suhu kerja greasejauh lebih
tinngi dari titik lelehnya.
Karakteristik lainnya dari grease dapat dilihat pada jenisnya, yaitu jenis sabun
(soap) atau bukan dari sabun (non soap). Sabun yang dimaksud adalah sabun metalik
atau abun logam. Pada umumnya grease adalah minyak mineral yang dipadatkan
dengan sabun logam. Dilihat dari sabun yang digunakan secara umum, gemuk lumas
dapat digolongkan ke dalam jenis :
a. Dasar aluminium (Al)
Sabun logam dengan menggunakan dasar aluminium mempunyai sifat
lembek, halus, transparan serta mempunyai ketahanan terhadap air. Jenis sabun
logam ini sangat baik untuk kondisi kerja dibawah suhu 50 0C.
b. Dasar kalsium (Ca)
Sabun logam dengan menggunakan dasar kalsium mempunyai sifat lembek,
halus dan tahan terhadap air. Jenis sabun logam ini sangat baik untuk kondisi kerja
dibawah suhu 50 0C.
c. Dasar natrium (Na)
29
Karakteristik
NLGI No.
Tipe Sabun
NaOH
Konsistensi
Lembut
270-310
Titik Lelah
118
Warna
Cokelat
30
Komatsu Genuine Grease Ideal untuk kondisi berat atau beban tinggi.
Berikut grafik antara resistance dengan dropping temperature.
Product
Name
High
Load
bearing
capacity
Anti
wear
Heat
Resis
tance
Water
Resist
ance
Low
Loading
Hyper White
grease
Heat resistant
bio Grease
Bio Grease
Biode
grada
bility
Suitabilit
y for
sliding
booms
sliding
section
Remark
Multipurpose
while grease
Synthetic ester
based
Biodegradable
grease
Plant ester
31
based
Biogradable
grease
Lithium
Grease
Molybdenium
Disulfide
0
0
0
0
General grease
Calcium
Grease
Crane Boom
White Grease
Hyper White
Grease
Molbydenum
Disulfide Grease
Bio Grease
Calcium Grease
Molybdenum
blended black
grease
Grease for light
loading
Special grease
for sliding
booms
Lithium Grease
32
33
10, artinya jika 10gr lime (CaO) larut dalam 1m3 (1.000.000 ml) air. Suatu factor
CaO/MgO = 1.4 (7.14gr magnesium oxide (MgO) bila ada 10gr calcium oxide (CaO)
digunakan untuk mengkoreksikan ke limestone hardness.
b. French hardness
10, artinya jika 10gr calcium carbonat (CaCO3) larut dalam 1m3 air. Dalam German
hardness = 0.56
c. British hardness
10, artinya 10gr calcium carbonat (CaCO3) larut dalam 0.7 m3 air. Dalam german
hardness = 0.8
3. Korosif Pengaruh dari Air
Jika metal dicelupkan kedalam air, timbul suatu perbedaan electric potential dan
hal ini sperti suatu cell (accu) yang kecil yang menghasilkan arus listrik. Jika ada
oxygen terurai dalam air (peristiwa elektrolisasi), menyebabkan terjadi pengoksidasian
hydrogen, mengakibatkan korosif. Lapisan tipis air yang melekat pada permukaan
material komponen mesin akan menimbulkan karat dan mengembangkan korosif.
Kategori Kekerasan Air (German Hardness)
a. Extremely soft water
0 4 Ppm
b. Soft water
4 - 8 Ppm
c. Medium water
8 - 12 Ppm
12 18 Ppm
e. Hard water
18 30 Ppm
diatas 30 Ppm
Note : 1 Ppm, sama dengan 1gr material yang terkandung dalam 1m3 fluid kekerasan
air misalkan 8, artinya 8grCaO (lime) terkandung dalam 1m3 air. Ppm (part per million).
4. Syarat air yang baik sebagai Coolant
- Mengandung tingkat pencemaran rendah
- Air tawar yang tidak mengandung garam
- Air dengan tingkat kekerasan rendah
- Air yang memenuhi standart kualitas untuk : City water (air ledeng), Air Suling, water
treatment.
5. Pengaruh air yang kotor sebagai coolant
- Mengandung tingkat pencemaran tinggi
- Tingkat kekerasan tinggi
35
- Air yang mengandung garam : air sungai, air dari saluran air sedrhana atau air
pompa, air sumur, air laut.
6. Standart Kualitas City Water
- Nilai pH
: 6.8 7.5
- Total hardness
: max 5 Ppm
: Max 5 Ppm
: max 5 Ppm
sangat
dibutuhkan
untuk
Bila fuel dan oxygen dimasukkan bersama dalam suatu ruangan dengan temperature
tinggi dan tekanan tinggi, moleku-molekul fuel terlepas dari gabungannya dan mengurai
menjadi atom-atom carbon (C) dan atom-atom hydrogen (H). Kemudian atom-atom dengan
cepat bereaksi dengan atom oxygen (O2) membentuk gas carbon dioksida (CO2) dan air H2O
(uap air pada temperature tinggi).
nCO2 + n H2O
Reaksi diatas dinamakan pembakaran (combustion). Jika semua molekul carbon dan
hydrogen didalam fuel
sempurna (complete combustion). Namun, jika ada kekurangan oxygen atau molekul
Carbon gagal bertemu dengan molekul oxgen sebelum pembakaran terjadi, terbentuk
carbon monoksida (CO) atau molekul carbon (C) tetap bebas dan tidak bereaksi dengan
oxygen, maka pembakaran ini disebut pembakaran tidak sempurna (incomplete
combustion).
36
Theoritical Air untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna adalah 14.5 : 1 (14.5gr
udara dibanding 1gr fuel).
A. Air Excess Ratio
Untuk mencegah pembakaran tidak sempurna, udara yang diperlukan harus lebih
banyak dari theoretical air. Air excess ratio menunjukkan berapa kali jumlah udara actual
yang disupply keruang bakar lebih besar dari pada theoretical air. Contoh, jika 18 liter
udara yang disupply untuk 1gr fuel, dan theoretical air 14.5gr, excess air ratio adalah 1.5.
Pada suatu engine, ukuran dari cylinder adalah tetap, sehingga jumlah udara yang dapat
masuk dengan sendirinya adalah tetap. Dengan demikian hubungan antara jumlah fuel
yang diinjeksikan dan excess air ratio adalah sebagai berikut:
- Jika fuel yang diinjeksikan lebih banyak, maka air excess ratio menjadi lebih kecil.
- Jika fuel yang diinjeksikan sedikit, air excess ratio menjadi lebih besar
Dengan kata lain, untuk mendapatkan HP yang efektif pada engine diesel untuk
mesin kontruksi, udara yang diperlukan 22 sampai 29 kali lebih besar dari berat fuel yang
diinjeksikan keruang bakar pada keadaan full load. Pada beban engine maximum berat
udara yang diperlukan adalah 1.5 sampai 2 kali berat udara teoritis yang diperlukan untuk
membakar sejumlah fuel maximum yang dinjeksikan ke ruang bakar. Maka,
Rangkuman Materi 1
1. Service meter adalah jumlah waktu yang digunakan untuk mengetahui seberapa
lama unit telag beroperasi, masing-masing unit memiliki service meter yang
terletak pada bagian monitor ataupun instrument clusternya, jumlah angka
tersebut dihitung hour meter (HM).
2. Refining Crude Oil :
3. Kriteria Fuel :
a. Viscosity dan density
b. Distillation (penyulingan)
c. Final Boilling Point
d. Kandungan Sulfur
e. Pour Point (titik tuang)
f.
j.
a.
b.
c.
d.
Gas Sealing (penyekat gas), mencegah kebocoran gas lewat antara piston
(ring) dan liner.
e.
5. Grease atau gemuk lumas adalah padatan atau semi padatan campuran pelumas
dengan bahan pengental yang berfungsi mengurangi gesekan dan keausan antara
dua bidang atau permukaan yang saling bersinggungan atau bergesekan.
Grade of Grease :
NLGI No.
000
00
0
1
2
3
4
5
6
ASTM D-217
Penetrasi pada 25
0
C
(0,1 mm)
445-475
400-430
355-385
310-340
265-295
220-250
175-205
130-160
85-115
Consistency
Semi cair
Semi cair
Semi cair
Lembut
Umumnya grease
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Keras
6. Kategori water :
39
Tugas 1
1.Mengetahui letak HM dan membaca HM pada unit.
2. Menjelaskan Kriteria-kriteria pada Fuel.
3. Menyebutkan dan menjelaskan fungsi dari Oli.
4. Menyebutkan Level grease dan jenis-jenis Grease.
5. Menyebutkan criteria water yang baik digunakan dan menjelaskan tntang pH
water.
6. Menjelaskan complete combustion dan in-complete combustion.
Soal Latihan 1
1. Apa kepanjangan dari SAE?
2. Apa yang dimaksud dengan kontaminasi dan deteriosasi?
3. Sebutkan fungsi dari oli?
4. Berapa ph water yang dijinkan untuk cooling system?
5. Apa fungsi dari cap radiator?
6. Sebutkan grade pada lubrication padat!
7. Apa yang dimaksud dengan Cetane number pada Fuel?
8. Sebutkan valve yang terdapat pada cap radiator dan jelaskan fungsinya masingmasing!
9. Berapa perbandingan udara dengan bahan bakar secara teoritis ?
10. Apa yang dimaksud dengan udara gemuk ?
40
NLGI No.
ASTM D-217
Consistency
Penetrasi pada 25
oC
(0,1 mm)
000
445-475
Semi cair
00
400-430
Semi cair
355-385
Semi cair
310-340
Lembut
265-295
Umumnya grease
220-250
Semi padat
175-205
Semi padat
130-160
Semi padat
85-115
Keras
41
Lembar Kerja 1
1) Tugas Praktik
- Mencari angka ph pada air radiator
- pengetesan cap radiator
- Membaca HM pada Unit
2) ALat dan Bahan
- Kertas Lakmus
- Radiator cap tester
- D85ESS-2 dan PC 200-7, -8
- Manual Book for Tools
- OMM dan SM
3) Keselamatan Kerja
Periksa suhu engine saat akan membuka cap radiator agar tidak tersembur,
dan hati-hati saat melakukan pengetesan pada cap radiator.
4) Langkah kerja
42
- Lalu baca hasil pengukuran tersebut, apakah kategori asam, basa atau
sesuai dengan standart.
43
KEGIATAN BELAJAR II
Tujuan Kegiatan Belajar 2
Maintenance
Elemen
Kompetensi
Kegiatan
Pembelajaran
Definisi Maintenance
Maintenance
Klasifikasi
Maintenance
Indikator
Keberhasilan
Ranah Kompetensi
P
Mampu Menjabarkan
definisi maintenance,
philosophy dan tujuan
dari maintenance
Mampu menyebutkan
klasifikasi dari
maintenance
44
paling
diakibatkan
besar
oleh
maintenance, yaitu :
1. 41%, kesalahan
pelaksanaan dalam
periodic maintenance
2. 31%, kesalahan
pelaksanaan dalam
periodic inspection
3. 28%, Kesalahan dalam
pengoperasian
Gambar 2. 1 Kerusakan pada Unit
Dengan demikian perawatan atau Maintenance dapat diartikan secara definitive yaitu,
segala kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan tidak normal (abnormal wear)
sehingga umur alat dapat mencapai umur yang ditetapkan oleh factory atau pabrik. Kegiatan
service meliputi :
1. Pengontrolan (Inspection)
2. Penggantian (Replace)
3. Penyetelan (Adjsuting)
4. Perbaikan (Repaire)
5. Pengetesan (Testing)
45
Tujuan
dari
seluruh
kegiatan
service
ringan
seperti,
membersihkan
filter,
46
A. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan alat. Perawatan ini
dilakukan tanpa perlu menunggu adanya gejala atau bahkan kerusakan pada unit.
47
Periodic Maintenance
Periodic maintenance adalah pelaksanaan service yang dilakukan setelah alat
bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam dapat dilihat dari pencatat jam
operasi (service meter) yang ada pada masing-masing unit.
Periodic maintenance dibagi menjadi dua, yaitu periodic inspection dan periodic
service.
a. Periodic Inspection
Periodic Inspection adalah inspeksi atau pemeriksaan harian (daily) tiap 10
hours dan mingguan (weekly) 50 hours sebelum unit dioperasikan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah unit ready / aman digunakan atau tidak.
Dalam pemeriksaan harian dapat menggunkan alat bantu, diantaranya :
-
Check sheet : suatu form atau daftar yang digunakan untuk mencatat hasil
operasi dari masing-masing alat dalam satu hari operasi
Daily check : sama seperti check sheet, tetapi ukurannya kecil (pocket)
sehingga mekanik atau operator mudah membawa dan mencatat hasil operasi
perharinya.
48
pemeriksaan
sebelum
menghidupkan
(check
before
starting),
dan kabel (wiring) dari kemungkinan lepas atau rusak. Pemeriksaan keliling
juga dilakukan untuk memastikan engine, radiator dan komponen lainnya
terbebas dari debu atau kotoran yang dapat menyebabkan temperature menjadi
tinggi. Berikut yang harus dilakukan sebelum menghidupkan engine di setiap
harinya (D85ESS-2A):
Pastikan unit di tempat yang rata sebelum melakukan pengecekan.
a)
b)
c)
Periksan kebocoran dari air atau oli dari daerah sekitaran engine.
d)
Periksa kebocoran oli dari power train case, final drive case, hydraulic tank,
hose dan joints.
e)
f)
g)
h)
50
maka
tambahkan
hingga
menambahkan
water,
tutup
semua
lampu
menyala
selesai
menambahkan
51
Note : Pada tutup fuel tank terdapat lubang pernafasan, bila lubang
tersebut buntu, maka tekanan di dalam tank akan meningkat.
tambahkan
oli
engine
melalui
lubang pengisian.
(5) Jika level oli berada diatas H,
L
tutup
pada
lubang
cover
di
sebelah
kanan
pemasukan,
lalu
ambil
kembali (dikeluarkan).
(4) Level oli harus berada diantara
lebel
dan
pada
dipstick
level
oli
diatas
H,
maka
melalui
drain
plug
level
oli
sudah
tepat,
53
54
bila
distributor
ini
terjadi
hubungi
Komatsu
untuk
perbaikan.
m) Pemeriksaan air, dan Endapan di dalam Separator Air.
Water separator memisahkan air yang tercampur dalam bahan bakar.
Jika gelang merah mengapung diatas garis merah, buanglah air dengan
prosedur sebagai berikut
(1) Kendorkan drain plug dan buanglah air yang terkumpul sampai gelang
warna merah mencapai dasar.
(2) Setelah air terbuang keseluruhannya, kencangkang kembali drain plug.
(3) Jika udara terhisap masuk saluran bahan bakar ketika membuang air,
lakukan metode mengeluarkan udara seperti filter bahan bakar.
n)
o)
56
p)
Starting Engine
Dalam OMM terdapat dua tipe starting, yaitu :
(1) Normal Starting
- Sebelum start engine periksa lever fuel pada posisi low idling posisi.
- Tarik lever fuel dan posisikan lever diantara posisi antar low dengan
Full speed posisi.
- Masukkan master key pada starting swith, lalu putar key ke posisi
START. Maka engine akan start.
- Ketika engine sudah start, lepaskan key maka key akan kembali ke
posisi ON.
- Posisikan posisi tsb selama 10 detik, selama waktu ini berlangsung,.
Jangan operasikan control lever fuel ke posisi FULL.
57
ON
Warming Up Operation
Hindari
mengoperasikan
atau
menggerakkan
lever
secara
Selama
pemanasan
lakukan
pemeriksaan
terhadap
Stopping Engine
Saat akan mematikan unit, hindari mematikan secara mendadak
kecuali kondisi tertentu.
59
b. Periodic service
Periodic service adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara berkala atau continue
dengan interval waktu yang telah ditentukan berdasarkan HM unit. Kegiatan ini
harus dilakukan dan sangat penting demi menjamin pengoperasina alat agar
terbebas dari kerusakan dan lainnya. Selain itu juga agar umur alat sesuai yang
direcomendasikan oleh factory. Waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam
pelaksanaa periodic service akan dikonversi dengan umur alat tersebut dan
berkurangnya biaya dalam perbaikan alat. Berikut jadwal periodic service yang
sesuai dengan shop Manual (D85ESS-2) :
Hour Meter
(HM)
250
500
1000
2000
4000
dst
Periodic Service
250 + (additional)
250 + 500
250 + 500 + 1000
250 + 500 + 1000 + 2000
250 + 500 + 1000 + 2000 + 4000
dst
Setelah start, running engine sekitar 5 menit pada putaran rendah (low idle)
untuk memanaskan sebelum beroperasi.
Selalu gunakan oli, bahan bakar, part dan lain-lainnya sesuai dengan anjuran
factory.
Untuk PS 250 jam pertama, maka harus diperlakukan secara khusus dan
harus dilakuakn dengan petunjuk yang benar. Ada beberapa item yang harus
diganti walaupun belum mencapai waktunya. Saat melakukan PS Initial pasti akan
mengeluarkan biaya yang besar, tetapi bila dilakukan secara baik maka setelah itu
cost akan kembali normal dan umur alat sesuai dengan ketentuan factory. Bila di
istilahkan seperti Kurva Bak Mandi (Bathtub Curve) seperti gambar dibawah:
Selama periode A (initial/ unit baru), perlu perhatian khusus agar periode B
(periodic service) dapat diperpanjang. Perawatan yang dilaksanakan selama
periode B perlu juga diperhatikan agar umur unit tercapai dan di periode C
(Overhoul) cost dapat berkurang / rendah. Semua hal yang berkaitan dengan
perawatan dapat dilihat pada buku Operation and Maintenance Manual (OMM).
61
Gunakan APD yang sesuai dengan pekerja, contoh helm, safety shoes dan
sarung tangan.
Ketika bekerja dengan lebih dari 1 orang (team), sesuaikan aba-aba dan
koordinasikan dengan baik sebelum pekerjaan dimulai demi tercapainya
keselamatan dalam bekerja.
Posisikan dan tempatkan unit pada permukaan tanah yang rata dan keras.
Turunkan attachment kemudian posisikan lever transmisi pada posisi netral
dan brake lever pada posisi lock. Pastikan semua control lever attachment
pada poisisi HOLD, jika memerlukan poisisi blade terangkat maka ganjal
dengan menggunakan alat penyangga yang mampu menahan berat dari
blade tsb dan pastikan AMAN.
Ketika membuka track, hindari meletakkan jari atau tangan diantara track
shoe. Gunakan selalu sarung tangan pengaman ketika mengerjakan cutting
edge. Gunakan alat pengukur khusus ketika memeriksa tekanan pada system
hydraulic.
62
Gunakan grease yang bersih dan selalu gunakan alat pengisi yang bersih
untuk mencegah kotoran masuk bersama grease dan oli.
Hati-hati ketika membuka tutup radiator dan drain plug, atas kemungkinan
terjadinya semburan air atau oli dengan temperature dan tekanan yang tinggi.
Ketika mengganti oli atau filter, periksa pelumas yang dibuang dan filternya
dari kemungkinan terdapat serbuk logam, potong-potongan logam atau benda
asing lainnya.
Ketika membuka bagian dari unit yang terdapat o-ring, gasket atau seal,
bersihkan dudukan o-ring, gasket atau seal, dang anti dengan yang baru.
Bersihkan segera tumpahan grease atau oli terutama pada tempat duduk
operator atau handrail.
63
Berikut table Fuel, Oil, Coolant dan Lubricant untuk Unit D85ESS-2 dengan S/N
3001 3033 :
64
Berikut table Fuel, Oil, Coolant dan Lubricant untuk Unit PC 200-8 dengan S/N
300001 Up
65
When Required
- Bersihkan bagian dalam system pendingin
- Periksa, bersihkan dang anti elemen pembersih udara (air filter)
- Periksa, kencangkan Track
- Periksa, kencangkan baut-baut pada track shoe
- Periksa electrical intake air heater
- Balik dang anti end bits, dan cutting edge
- Periksa, bersihkan sirip-sirip radiator
- Penyetelan celah idler.
Lubricating :
- Grease equalizer bar side pin (kiri dan kanan masing-masing 2 tempat)
- Periksa level oli pada final drive case, tambah jika kurang
- Periksa level oli pada hydraulic tank, tambah jika kurang
- Periksa level elektrolit baterai.
- Periksa kekencangan fan belt, stel jika diperlukan
- Drain air dan endapan pada fuel filter
- Ganti elemen powertrain oil filter
- Periksa brake performance
- Ganti oli engine oil pan. Ganti juga filter oli engine.
c) Service 500 HM
- Ganti Fuel catridge
- Lakukan juga Service 250 HM
d) Service 1000 HM
- Ganti oli powertrain case dan bersihkan strainer (powertrain dan
scavenging pump)
- Ganti oli final drive case
- Bersihkan powertrain case breather
- Grease universal Joint (2tempat)
- Ganti corrosion resistor
- Periksa semu bagian yang memerlukan pengencangan pada turbo
charger
- Periksa play dari rotor turbocharger
- Periksa kemungkinan kendor, rusak atau hilang mounting bolt.
- Lakukan juga service 250 HM dan 500 HM
67
e) Service 2000 HM
- Ganti oli hydraulic tank dan ganti elemen hydraulic oil filter
- Bersihkan dan periksa turbocharger
- Periksa elemen engine breather
- Periksa vibration damper
- Periksa alternator dan starting motor
- Periksa celah katup engine, stel jika diperlukan
- Lakukan juga service 250 HM, 500 HM dan 1000 HM
f)
Service 4000 HM
- Periksa water pump
- Lakukan juga service 250 HM, 500 HM, 1000 HM dan 2000 H
68
Lepaskan salah satu seal dari elemen bagian luar. Berapa kali
jumlah element bagian luar diberihkan dapat dilihat dari
banyaknya seal yang telah dilepas.
Ganti elemen bagian luar jika telah dibersihkan 6 kali berulangulang atau digunakan sepanjang tahun. Gani elemen bagian
dalam bersamaan.
Ganti seal washer (4) atau baut wing (5) dengan part yang baru
jika telah rusak.
69
pin
atau
dengan
kondisi
ketegangan
(a) Inspeksi.
Hentikan mesin pada permukaan rata (hentikan dengan
transmisi FORWARD /maju tanpa di rem). Kemudian letakkan
70
72
Urutan Pengencangan
(2) Membalik Dan Menganti Ujung Pahat (End Bits) Dan Sisi Pemotong
(Cutting Edges)
- Balik atau ganti ujung pahat dan sisi pemotong sebelum aus
sampai ujung blade.
73
tuas
pengaman
(safety
pemotong
sehubung
dengan
standar
- Standar keausan tertera dibawah ini.
1
2
3
4
Standar Keputusan
Dimensi Standar
Batas Reparasi
292
435
254
254
410
237
127
103
- Jika ujung pemotong dan ujung pahat pada kedua sisi telah aus,
ganti dengan yang baru.
- Jika telah aus sampai batas penyetel (fitting surface), reparasi
batas penyetel tersebut dan kemudian dibalik atau diganti.
dan
Torsi pengencangan nut : 45 +/- 5 kgm . Jika bolt (1) dan nut
(2) rusak, gantilah dengan yang baru secara bersamaan.
- Setelah beberapa jam pengoperasian, kencangkan kembali
seluruh nutnya.
(3) Pembersihan,Pemeriksaan Fin Radiator
Jika fin radiator tersumbat atau kotor, bersihkan dan periksalah
radiator tersebut.
- Lepaskan baut (1) (4 baut) dan tutup depan radiator (2)
75
Gambar 2. 42 Reservoir
76
- Jika oli terletak diatas tanda H, buang kelebihan oli motor melalui
lubang pembuang (drain plug), dan periksa permukaan oli sekali
lagi.
- Jika permukaan oli telah benar, kencangkan tutup pengisi oli
secara aman dan tutup penutup samping engine.
(4) Pemeriksaan Permukaan Oli di Power Train, Penambahan Oli
- Tarik dipstick (G), dan hapus oli dengan kain
- Masukkan dipstick (G) ke dalam lubang pengisi oli, kemudian tarik
lagi
- Permukaan oli harus diantara tanda H dan L di dipstick (G)
- Jika permukaan oli dibawah tanda L, tambah oli mesin melalui oli
filler (F).
- Jika oli di atas tanda H, buang kelebihan oli motor melalui tutup
buang (drain plug) (P), dan periksa permukaan oli lagi.
- Jika permukaan oli telah benar, kencangkan tutup pengisi oli
secara aman.
78
H
L
G
79
80
81
82
nipple.
Bersihkan
nipple
dari
kotoran,
lalu
isi
grease
Isi grease 3 kali menggerakan grease gun untuk masingmasing nipple dan periksa bahwa grease baru keluar
melalui seal lip.
(b) Grease Equalizer Bar Center Pin
nipple
dan
masukkan
grease
dengan
83
84
L
Gambar 2. 58 Hydraulic oil level
Gambar 2. 59 Battery
86
(5)
untuk
menyetel
tegangan
sabuk
supaya
dan baut
(1)
(2),
dan
(3)
untuk
87
(6)
(7)
88
menyembur keluar ,
kencangkan plug .
- Tutuplah penutup filter (1) , dan kencangkan baut (2) .
(8)
Brake Performance
- Hidupkan engine
- Pasang tuas pengaman (1), pada posisi bebas (free),
operasikan tuas pengontrol blade (2), dan naikkan blade.
Tinggalkan tuas pengontrol pada posisi bebas (free).
89
90
- Periksa oli yang keluar, dan jika ditemukan partikel logam atau
material asing berlebihan, harap hubungi distributor Komatsu.
- Pasang drain plug.
- Menggunakan kunci filter, putar filter cartridge (1) berlawan arah
jarum jam untuk melepaskan. Ketika melakukan hal ini, untuk
mencegah oli tumpah ke badan, jangan lakukan operasi secara
cepat dibawah cartridge. Terutama sekali, jika operasi ini
dilakukan segera setelah mematikan engine, olidalam jumlah
banyak akan keluar, jadi tunggu selama 10 menit sebelum
melakukan operasi ini.
- Bersihkan tempat filter, lumasi permukaanpacking filter cartridge
baru dengan oli engine (atau lapisi tipis-tipis dengan grease),
kemudain pasang ketempat filter.
- Ketika memasang, kencangkan sehinga pearmukaan packing
kontak dengan permukaan sehingga seal tempat filter, kemudian
kencangkan hingga putaran kemudian.
92
- Buang seluruh kotoran dari filter (6), kemudian cuci dengan fuel
dan semprot. Bersihkan selubung bagian dalam dan part yang
dilepas
- Kendorkan baut pengikat (7) dari filter pompa, kemudian lepas
penutup (8)
- Ambil per (9), kemudian ambil saringan (10)
- Buang segala kotoran dari filter (10), kemudian cuci dengan solar
atau oli semprot yang bersih. Bersihkan selumbung bagian dalam
dan part yang dilepas
- Pasang saringan ke posisi semula.
94
95
e)
96
97
- Tambah oli mesin sesuai ketentuan melalui lubang pengisi oli (F).
Untuk detail penggunaan oli.
(2) Pembersihan (Breather)
- Hapus seluruh kotoran sekitar breather pada tutup cam follower
- Lepas breather
- Cuci seluruh breather dengan solar, kemudian tiup dengan udara
bertekanan hingga kering
98
- Ganti O-ring breather dengan yang baru, lapisi dengan oli engine,
dan pasanglah
(3) Pemeriksaan Vibration Damper
Periksa bahwa tidak ada retak atau terkelupas dipermukaan luar
karet.
(4) Pemeriksaan Alternator, Starting Motor
Periksa starting motor dari kemungkinan terjadinya keausan pada
brush atau kerusakan pada bearing.. Jika motor seringkali di start,
lakukan pemeriksaan setiap 1000 jam.
(5) Pemeriksaan Intake dan exhaust valve
Hubungi distributor Komatsu untuk pemeriksaan dan penyetelan.
(6) Penggantian Oli Final Drive
99
- Buka plug oil level dan tutup filler plug, kemudian buka drain plug
dan buang olinya. Setelah oli dibuang, kencangkan tutupnya.
100
Machine model
: Komatsu D85ESS-2
Serial Number
: J10059
Date / Month
Service hour
250
Inspector
No.
Name
500
100
0
2000
4000
Parts Needed
Description
Quan
Service Hour
Unit
Tools
tity
1
250
500
1000
2000
4000
Remark
Lubricating
(1) Lift cylinder
Greas
support yoke
Greas
support shaft
Greas
ball joint
Greas
joint
Greas
thread
Grease equalizer
Greas
Grease pump
Grease pump
Grease pump
Grease pump
Grease pump
Grease gun
Pump the
grease gun lever
three times each
fitting
SAE
30
add oil
Engine
54
litre
55
litre
Oil
4
SAE
hydraulic tank,
15W-
oil level is
add oil
40
between L and
engine
H marks
oil
5
Check level of
Distille
Add distilled
battery
electrolyte
water
electrolyte is at
the specified
level (10 - 12
mm)
V-belt
pc
Wrench,
tension, adjust
V-
pc
scale
stretched or has
any cracks,
groove
replace both
belts
7
Drain water,
Container
101
sediment from
fuel filter
8
Replace power
Oil
filter
element
eleme
pc
Wrench
38
litre
nt
9
Check brake
performance
10
Change oil in
SAE
Container to
30
catch drained
cartridge must
Engine
oil (min. 38 l
be replaced
filter cartridge
Oil
capacity),
when the
Filter
socket
machine has
cartrid
wrench, filter
been operated
ge
wrench
pc
6 months,
whichever
comes first
11
12
Filter
cartridge
cartrid
ge
filter wrench
50
pc
litre
Container to
Change oil in
SAE
30
Container to
catch drained
clean strainers
Engine
oil (min. 50 l
(power train
Oil
capacity),
strainer,
Scave
scavenging pump
nging
strainer)
pump
wrench
pc
Spring
pc
Change oil in
SAE
54
litre
30
catch drained
Engine
oil (min. 54 l
Oil
capacity)
straine
r
13
14
Container to
Clean breather
Wash out
breather with
diesel oil and
flushing oil
15
16
Grease universal
Greas
joint
Wrench
Replace
Corros
corrosion resistor
ion
cartridge
resisto
cartrid
a further 2/3 of a
pc
Filter wrench,
tighten the
screw driver
parking surface
ge
17
Check all
tightening parts
turn
Special tool
special tool is
required for
102
of turbocharger
removing and
adjusting the
parts
18
Check play of
Special tool
special tool is
turbocharger
required for
rotor
removing and
adjusting the
parts
19
Check for
Bolt
12
pc
Special tool
Change oil in
SAE
55
litre
Container to
hydraulic tank,
15W-
catch drained
replace hydraulic
40 Oil
oil (min. 55 l
looseness of
sweep mount
bolts
20
capacity),
wrench
21
Clean, check
Special tool
turbocharger
special tool is
required for
removing and
adjusting the
parts
22
Clean engine
breather element
O-ring
pc
Air
Wash out
compressor
breather with
diesel oil and
flushing oil, then
blow it dry with
compressed air
23
Check vibration
Special tool
damper
special tool is
required for
removing and
adjusting the
parts
24
Check alternator,
Special tool
starting motor
if the engine is
started
frequently, carry
out inspection
every 1000
hours
special tool is
required for
removing and
adjusting the
parts
25
Check engine
Special tool
special tool is
valve clearance,
required for
adjust
removing and
adjusting the
parts
103
26
Check water
Special tool
special tool is
pump
required for
removing and
adjusting the
parts
merubah jadwal
General overhaul
g. Others
Gambar 2. 88 Engine Block
2) Inspection Program
b. Counter Measure and Factory Modification (by principle)
1) Service News
2) Modification Program
4. Corrective Maintenance
Corrective
maintenance
adalah
perawatan
yang
dilakukan
untuk
adanya gejala kerusakan atau rusak sama sekali. Corrective maintenance terbagi
menjadi dua, yaitu :
a. Repair and adjustment
Repair and adjustment adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki
kerusakan yang belum parah atau machine belum breakdown. Salah satu
contohnya adalah melakukan penyetelan belt alternator bila terjadi gangguan pada
system pengisian (no charging), salah satu cara memperbaikinya dengan
melakukan penyetelan pada alternator belt.
105
b. Breakdown Maintenance
Breakdown maintenance adalah perawatan yang dilaksanakan setelah
machine breakdown (tidak bisa digunakan). Hal ini bisa terjaid bila mana
mengabaikan kerusakan kecil atau cara pemeliharaan yang salah. Kerusakan
yang awalnya kecil semakin lama semakin parah dan menyebabkan komponen
lain ikut menjadi rusak, bila ini terjadi maka cost atau biaya yang harus digunakan
akan melambung tinggi.
Untuk menghindari hal ini, lakukan preventive maintenance secara baik dan
benar, bila ada gejala kerusakan segera lakukan perbaikan agar kerusakan yang
lebih besar dapat dihindari.
Rangkuman Materi 2
Maintenance adalah suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya
keausan abnormal (kerusakan), sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai
umur yang direkomendasikan oleh factory.
Tujuan dari maintenance :
- Menjaga agar suatu alat dalam keadaan siap pakai (High Availability :
berdaya guna fisik yang tinggi)
- Menjaga agar suatu alat dalam kemampuan yang prima (Best
Performance : berdaya guna mekanis yang paling baik).
- MEnjaga agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (Reduce Repair
Cost : mengurangi biaya perbaikan)
Maintenance dibagi menjadi dua, yaitu :
106
C. Service 50 HM
-
D. Serive 250 HM
-
Lubricating :
Periksa level oli pada final drive case, tambah jika kurang
Ganti oli engine oil pan. Ganti juga filter oli engine.
E. Service 500 HM
-
F. Service 1000 HM
-
G. Service 2000 HM
108
Ganti oli hydraulic tank dan ganti elemen hydraulic oil filter
H. Service 4000 HM
-
Lakukan juga service 250 HM, 500 HM, 1000 HM dan 2000 HM
Tugas 2
1. Menjelaskan tujuan dari Maintenance !
2. Menjelaskan Hierarki dari Maintenance !
3. Menjelaskan masing-masing bagian yang termasuk kedalam Maintenance
program !
Soal Latihan 2
1. Apa yang dimaksud dengan Maintenance ?
2. Berapa persenkah kerusakan yang timbul dari Periodic Inspection ?
3. Sebutkan tujuan dari Maintenance ?
4. Apa yang dimaksug dengan Preventive maintence dan Corrective Maintenance
5. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang termasuk pada Periodic Maintenance ?
6. Sebutkan hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat unit service 500 HM !
7. Saat kapan kita harus mengganti oli final drive case ?
8. Kapan inner elemen untuk filter udara (air filter) harus diganti ?
9. Bagaimana cara check leveling elektrolit baterai ?
10. Bagaimana cara pengecheckan kekencangan track?
3. Tujuan Maintenance :
Menjaga agar suatu alat dalam keadaan siap pakai (High Availability :
berdaya guna fisik yang tinggi)
MEnjaga agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (Reduce Repair
Cost : mengurangi biaya perbaikan)
4. Preventive Maintenace adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mencegah kemungkinan timnbulnya gangguan atau kerusakan pada
alat.
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikkan kondisi machine ke kondisi standart melalui pekerjaan repair
(perbaikan) atau adjustment (penyetelan).
5.
Periodic Inspection
Periodic service
6.
Service 500 HM
110
Lembar Kerja 2
1) Tugas Praktek
Periodic Service D85ESS-2, P2H, Pemeriksaan keausan undercarriage
2) Alat dan Bahan
APD, majun/lap bersih, Form P2H, undercarriage tools kit, Shop Manual.
3) Keselamatan Kerja
-
4) Langkah kerja
-
111
Elemen
Kegiatan
Kompetensi
Pembelajaran
Basic Machine
Inspection
Basic
Machine
Inspection
Minor Troubleshooting
Reporting
Ranah
Indikator Keberhasilan
Kompetensi
P
112
PAP
Normal
Referensi
Pemeliharaan
Keadaan darurat
(komponenkomponen)
Pengadaan Suku
Cadang
Tindakan
Darurat
Persiapan
Bugdjet
Program ini dilaksanakan dengan mengambil contoh minyak pelumas (smaple)
pada alat yang dilakukan secara berkala. Setiap sample yang diambil akan dianalisa di
laboratorium untuk mengetahui jenis serta kadar logam yang terdapat di dalam oli
tersebut, sehingga dapat diketahui kemungkinan kerusakan yang akan terjadi. Contoh,
dapat diketahui keausan yang tidak wajar pada bearing,
sebagainya.
Melalui PAP, dapat diketahui gejala penurunan kemampuan engine dan komponen
lain, masalah-masalah pembakaran, kebocoran air pendinginan atau bahan anti freeze
dan kotoran-kotoran yang bercampur dengan oli. Dengan demikian kerusakan yang
berakibat fatal dapat diketahui secepatnya. Selain itu, dengan melaksanakan PAP juga
113
Umur oil
dll.
- Oil sample paling lambat 5 (lima) hari setelah pengambilan sudah harus
diterima di HO
3. Tools PAP :
Suction pump
Botol
Tube
114
Small hole
b. In Line Sampler
- Metode ini berlaku untuk komponen yang mempunyai fluida bertekanan, contoh :
Engine, Hydraulic, Transmisi dan brake
- Pastikan coupler bersih sebelum dipasang
- Colokkan self-seal quick coupler pada press check valve dan pastikan sirkuit
dengan bertekanan rendah (0- 60 kg/cm2)
115
116
- Pasang alat E4, E1 pada slang ujung breather engine (1), lalu hubungkan
dengan tools E3, E2.
- Nyalakan engine pada kondisi Rated Output dan ukur tekanan blow-by.
Jika tidak memungkinkan untuk mengukur saat rated output dan stall speed,
maka ukur saat high idling. Pada keadaan ini nilai yang didapat sekitar 80%
dari kondisi rated output.
2) Manometer (media air)
Pengukuran blowby pressure juga dapat dilakukan menggunakan air sebagai
pengganti dari fungsi pressure gauge. Kondisi unit saat dilakukan pengukuran
sesuai dengan kondisi diatas (Rated output atau stall speed).
Note : hose yang digunakan harus bersih dari oli dan kotoran lainnya.
117
b
c
a
Gambar 3. 6 Manometer
c=a+b
Ket :
c = selisih jarak awal dengan kenaikan level air (mmH20)
118
- Pasang filter gauge pada tool G1 (note : pemasangan kertas tidak boleh
terbalik)
- Masukkan bagian ujung dari handy smook checker pada lubang muffler, lalu
naikkan accelerasi secara tiba-tiba dan pada saat yang bersamaan yang
memegang tools G1 mengambil sample dengan menarik ujung tool hingga udara
terhisap dan tertangkap oleh kertas yang telah terpasang.
- Lepaskan kertas dari tool dan konversi dengan skala warna yang telah tersedia.
119
Jika tidak terdapat oli di dalam hose, gauge tidak akan bekerja, maka selalu
bleeding oli dari hose sebelum melakukan pengukuran.
- Posisikan RPM engine di Rated Speed/ Stall Speed dan baca nilai pengukuran
pada gauge.
d. Pengukuran Tekanan Oli Engine
- Lepaskan sensor pengukur tekanan (1), lalu pasang pressure gauge C (10
kg/cm2).
- Hidupkan engine, dan ukur tekanan oli engine saat low idling dan high idling.
120
- Lepas cap (1) dari lubang pick-up, lalu pasang adapter dari tachometer A.
Ketika mengukur diluar dari kondisi di atas (torque converter stall), lihat
prosedur untuk menstall torque converter untuk langkah-langkahnya.
121
122
netral dan kondisikan rpm engine daari full throttle menjadi low idle untuk
menurunkan temperature oli torque converter.
g. Mengukur Temperatur gas Buang
- Lepaskan plug (1) dari manifold gas buang, dan pasang sensor temperature
(2).
- Sambungkan temperature digital gauge B dengan wiring harness (kabel).
123
Posisikan lever transmisi di posisi NETRAL dan ukur pada kondisi low idle
dan High idling.
Ketika putaran engine low dile, tempatkan lever F-R pada posisi F, dan
ukur tekanan
modulating.
Jalankan putaran engine di high idle dan stall kan torque converter, lalu
ukur tekanan modulatingnya.
Ketika putaran engine low idle, tempatkan lever F-R pada posisi R, dan
ukur
tekanan modulating.
Jalankan putaran engine di high idle dan stall kan torque converter, lalu
ukur tekanan modulatingnya.
3) Mengukur tekanan oli lubrication pada transmisi
- Lepaskan plug untuk pengukuran tekanan oli lubrication (9) (PT1/8) dan
pasang pressure gauge C (10kg/cm2).
125
- Tempatkan lever steering dan lever directional pada posisi NETRAL, dan
lakukan pengukuran saat kondisi engine Low idle dan High Idle.
4) Mengukur tekanan Clutch Steering
- Pasang pressure gauge C pada nipple sebelah kiri no 4 dan sebelah kanan no
5 untuk melakukan pengukuran tekanan clutch steering.
- Tempatkan lever steering dan lever directional di posisi NETRAL, lalu
operasikan lever steering secara full kearah dalam atau sisi luar, dan ukur
tekanan oli dengan posisi low idling dan high idling.
5) Mengukur tekanan di Steering Brake
- Pasang pressure gauge C pada nipple kiri no 2 dan nipple kanan no 3 untuk
melakukan pengukuran tekanan oli steering dan brake.
- Tempatkan lever steering dan directional di posisi NETRAL, dan lakukan
pengukuran tekanan oli dengan kondisi engine Low idling dan high idling.
- Disaat yang bersamaan check tekanan oli hydraulic adalah 0 Pa (0 kg/cm2)
ketika steering dan lever directional di operasikan secara full ke sisi dalam
atau luar, atau saat pedal brake tidak diinjak, atau saat parking brake dalam
posisi LOCK position.
126
- Lepaskan plug untuk pengukuran tekanan main relief (1) dan plug pengukuran
load sensing (2), lalu pasang pressure gauge C (400 kg/cm2).
- Operasikan blade tilt cylinder ke posisi end stroke hingga relief pada sirkuit,
lalu ukur tekanan oli dengan kondisi putaran engine low idling dan high idling.
2) Penyetelan pressure main relief
- Kendurkan locknut (4), dan putar screw untuk penyetelan (5) sesuai dengan
instruksi penyetelan.
Untuk menaikkan tekanan, putar searah jarum jam. Untuk menurunkan
tekanan, putar berlawanan jarum jam. Satu kali putaran pada screw
penyetelan akan menambah tekanan kurang lebih sebesar (200kg/cm2).
- Ketika mengecek kebocoran pada komponen dari control circuit, blok bagianbagian dari circuit dengan komponen yang terdapat pada table dibawah, dan
lakukan pengukuran relief valve.
127
2) Penyetelan
- Kendurkan lock nut (1), lalu putar screw (2) untuk penyetelan.
128
129
rekomendasi
secara
terperinci
mengenai
langkah-langkah
yang
130
x 100%
Setiap pemilik unit tidak aka nada yang berharap unit mereka selalu ready
sebagaimana tujuan dari maintenance pada bab sebelumnya, tetapi adakalanya unit
trouble maka harus segera diselesaikan trouble sampai ke akarnya agar tidak muncul
kembali permasalahan yang sebelumnya.
Pada masing-masing unit dilengkapi dengan Shop Manual yang berisi tentang datadata unit, structure and function, testing and asjusting, troubleshooting dan lain
sebagainya. Bila terjadi trouble alangkah bijaknya saat mengerjakan trouble sesuai
dengang guiden yang tertera di shop manual, dan juga bila melakukan analisa saat
trouble tidak boleh langsung memutuskan untuk membongkar suatu komponen, mulailah
dari hal yang paling terdekat dan berhubungan dengan trouble yang saat itu terjadi.
1. Item-item yang Perlu Diingat Sebelum Melakukan Troubleshooting
- Hentikan unit pada tempat yang rata, dan periksa safety pin, block dan parking
brake telah terpasang / aktif.
- Ketika bekerja dan mengopersaikan unit dua orang atau lebih, pastikan kata sandisandi yang telah disetujui dan pastikan tidak ada orang yang mendekat.
- Jika membuka tutup radiator saat temperature masih panas, kemungkinan air yang
terdapat didalam radiator akan menyembur dan dapat mengakibatkan luka bakar
bila mengenai kulit, maka tunggu hingga temperature turun.
- Jangan menyentuh komponen yang berputar dan memiliki temperature sangat
panas.
- Ketika melepas kabel, selalu lepas kabel negatife baterai terlebih dahulu.
- Ketika melepas plug atau cap dari lokasi memiliki tekanan seperti oli, air dan lainnya
maka harus merilis internal pressure terlebih dahulu.
2. Item-item yang harus diingat ketika mengerjakan komponen Electric.
a. Menangani wiring harnesses dan konektor
Kegagalan utama yang terjadi saat menangani wiring harness
- Terjadi kerusakan pada konektor (tidak terhubung antara male dan female)
- Terjadi kerusakan pada crimping atau solder dari konektor
- Terjadi kerusakan pada kabel (putus)
- Terdapat air masuk kedalam konektor
- Terdapat oli atau kotoran pada konektor
b. Melepas, memasang dan mengeringkan konektor dan wiring harnesses
1) Melepas konektor
- Tahan body konektor saat melepasnya
- Ketika melepaskan dari klip, tarik konektor searah dengan klip nya.
132
133
Failure in powertrain
134
b. Engine turns but no exhaust gas come out (fuel is not being injected)
General cause why engine turn but no exhaust
gas come out
-
135
2. Hydraulic
136
Note :
Travel in F1 (R1) with the engine at low idling, and operate the steering and directional lever slowly to the left or right.
The machine must stop or turn slowly
137
138
3. Electric
139
140
Pm-CLINIC SERVICE
PT. UNITED TRACTORS Tbk.
Site Sangatta
Unit Code
Unit S/N
D85ESS-2
Eng. model
Engine no.
-------- HOUR INSPECTION
WORK ORDER No.
SERVICE METER
INSPECTED BY
OPERATOR'S OPINION
Any abnormality ?
Sat
Us
(during operation)
ENGINE
T/M
Engine Full
Kg/cm
Engine Low
ITEM
CONDITION
Eng. Low,S/T lever operated full
Eng. Full,S/T lever operated full
Eng. Low,S/T lever Netral
Brake Press.
Eng. Full,S/T lever Netral
Apply brake at eng.
Brake performance
Full, T/M in F2
Eng. Low
Hyd. Oil Temp.
0
45 - 55 C
Blade Lift Press.
Eng. Full
Hyd. Oil Temp.
45 - 550C
Eng. Full
Blade Lift Speed
Unit
S/T
HYD
HYD
F/D
NOTE :
Kg/cm
PMS.
800 - 825
2050 - 2150
1670 - 1870
Max. 50
3.0 - 5.0
Min. 1.5
Min. 600
Max. 650
33.0 - 35.0
33.0 - 35.0
0.5 - 1.5
33.0 - 35.0
0 - 1.0
33.0 - 35.0
0 - 1.0
33.0 - 35.0
0 - 1.0
33.0 - 35.0
0 - 1.0
33.0 - 35.0
33.0 - 35.0
0.5 - 1.5
33.0 - 35.0
0 - 1.0
33.0 - 35.0
0 - 1.0
33.0 - 35.0
0 - 1.0
33.0 - 35.0
0 - 1.0
STD.
22 - 26
22 - 26
22 - 26
22 - 26
STD.
22 - 26
22 - 26
22 - 26
22 - 26
No movement
Kg/cm
C( F)
V
m (Ft)
Clutch Press.
Min.
Altitude
(during operation)
INTRUMENTAL INSPECTION
ITEM
CONDITION
Eng. Low
Eng.Speed
Eng. Full
T/C Stall
Blow-by Press.
T/C Stall
Eng. Rated speed (SAE 30)
Lub. Oil Press.
Eng. Low (SAE30)
Boost Press.
T/C Stall
Exhaust Gas
Ambient Temp.
Temp.
T/C Stall
Main Relief Press.
Modulating Press. T/M in N
Lubricating Press.
Mod. Press.F & 1st
T/M in F1
Mod. Time F & 1st
(N -->F1)
Mod. Press.F & 2nd T/M in F2
Mod. Time F & 2nd
(N -->F2)
Mod. Press.F & 3rd T/M in F3
Mod. Time F & 3rd
(N -->F3)
Mod. Press.R & 3rd T/M in F3
Mod. Time R & 3rd
(N -->F3)
Ambient Temp.
0
0
Max.
C( F)
Min. 160
Min. 160
200 - 220
200 - 220
2.5
2.5
Result.
Result.
Sat
Us
Us
NO Move
Sec
mm/15min
Max. 100
Max. 100
No excessive
metallic powder
Write - down any phenomena or information, you found by your five sences
during today's inspection
141
Form KSR ini diisikan setelah melakukan Periodic Service dan untuk form KSR
ini tersedia 3 lembar yang harus diisi. Lembar pertama untuk Customer, lembar kedua
untuk Distributor dan lembar ketiga untuk Branch.
142
Form ini akan didapat setelah oli sudah dilakukan pengecekkan pada sebuah
laboratorium.
145
146
P T .U N IT E D T R A C T O R S
T R A IN IN G C E N T R E
P E L A K S A N A A N P E R A W A T A N H A R IA N
BULLDOZER
IS IL A H T E R L E B IH D A H U L U H
L IN G K A R IL A H T A N G G A L P E L A K S A N A A N
BU LAN :
NAMA OPERATOR
NRP
10
11
12
13
14
CODE NUMBER
15
16
17
18
19
20
21
S E R IA L N U M B E R
22
23
24
25
26
27
28
J O B S IT E
29
30
31
P e r ik s a K e k e n c a n g a n tr a c k & ta b a h b ila p e r lu
02
P e r ik s a K e b o c o r a n & ta m b a h b ila p e r lu a d a :
~ R o lle r
~ Id le r
~ F in a l D r iv e
~ W in c h
03
P e r ik s a k e a u s a n c u ttin g e d g e , a n d b it, p o in r ip p e r
04
P e r ik s a k o n d is i f r a m e b la d e , b r a c e c e n tr e , a r a m d a n
te e th s p r o c k e t,tr a c k L in k , b u s h in g ,s h o e , tr u n n io n
p in n y a , b a u t - b a u t y a n g k e n d o r
05
P e r ik s a p in / lin g k a g e p a d a a tta c h m e n t d o z e r
06
D r a in a ir d a r i ta n k i b a h a n b a k a r
07
P e r ik s a k o n d is i g r ill & la m p u p e n e r a n g a n
08
P e r ik s a a ir r a d ia to r ta m b a h b ila p e r lu
09
P e r ik s a k e k e n c a n g a n f a n b e lt & a lte r n a to r b e lt
10
P e r ik s a o il e n g in e ta m b a h b ila p e r lu
11
P e r ik s a o il M a in c lu c th & T r a n s m is s io n T a m b a h b ila p e r lu
12
P e r ik s a o il f ilte r d a n f ilte r c o r r s io n r e s is to r
13
P e r ik s a o il d a m p e r ta m b a h b ila p e r lu
14
P e r ik s a b a h a n b a k a r b e r a p a lite r is in y a
15
16
P e r ik s a s e g e l h o u r m e te r
17
P e r ik s a w a te r s a p a r a to r d a n f u e l f ilte r
18
P e r ik s a f a n b e lt c o m p r e s o r A C
19
P e r ik s a s e g e l H o u r m e te r
20
P e r ik s a b o lt n u t : ~ In ta k e / a ir c le a n e r
21
B e r ila h g r e a s e p a d a s e m u a p in n y a
22
P e r ik s a a ir b a tte r y ta m b a h b ila p e r lu
23
P e r ik s a b a h a n b a k a r b e r a p a lite r is in y a
24
25
26
P e r ik s a le v e l o il d i p iv o t s h a f t
27
P e r ik s a k o n d is i T r a c k f r a m e & q u a liz e r b a r
~ E x h a u s p ip e
147
II.
PEMANASAN
BULAN :
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Perhatikan sekelilingnya.
SELESAI OPERASI
HOUR METER
FARAF OPERATOR
DIPERIKSA DAN DI SETUJUI FOREMAN / SUPERVISOR
SARAN DAN TINDAKAN FOREMAN / SUPERVISOR
148
Rangkuman Materi 3
1. PAP (Program Analisa Pelumas)
Program Analisa Pelumas (PAP) merupakan suatu system perawatan yang
dilaksanakan secara ilmiah
PAP
Normal
Referensi
Pemeliharaan
Pengadaan Suku
Cadang
Keadaan
darurat
Tindakan Darurat
Persiapan
mendekat.
- Jika membuka tutup radiator saat temperature masih panas, kemungkinan air
yang terdapat didalam radiator akan menyembur dan dapat mengakibatkan
luka bakar bila mengenai kulit, maka tunggu hingga temperature turun.
- Jangan menyentuh komponen yang berputar dan memiliki temperature
sangat panas.
- Ketika melepas kabel, selalu lepas kabel negatif baterai terlebih dahulu.
- Ketika melepas plug atau cap dari lokasi memiliki tekanan seperti oli, air dan
lainnya maka harus merilis internal pressure terlebih dahulu.
Tugas 3
1. Buka Shop Manual dan membaca testing and adjusting, flowchart untuk
troubleshooting pada masing-masing system
Soal Latihan 3
1. Jelaskan cara para pengambilan sampling oil dengan menggunakan suction pump
2. Sebutkan pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan pada engine related group
2. Item-item apa saja yang harus dilakukan sebelum troubleshooting ?
4. Bila pada unit saat starting switch diposisikan start tetapi sarting motor cant start,
apa yang harus dilakukan ?
Small
hole
150
Lembar Kerja 3
1) Tugas Praktik
- Mencari permasalahan pada Electrical System dan Hydraulic system
- Melakukan pemeriksaan sesuai Pm-clinik sheet.
2) ALat dan Bahan
- Shop Manual D85ESS-2
- Multi tester
- Tools Pm-Clinic
3) Keselamatan Kerja
- Saat melakukan pengukuran pada troubleshooting electric jangan sampai
salah cara pengukuran voltage, current, resistance dan continuitas
- Saat melakukan pengukuran pressure pastikan gauge yang digunakan
sesuai range pressure yang akan diukur
- Pastikan tidak ada orang disekitar unit saat melakukan pm-clinik
4) Langkah kerja
151
152
BAB III
EVALUASI
Aspek Pengetahuan
A. Multiple Choice
Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b , c dan d yang paling benar dari soalsoal di bawah ini.
1. Berikut ini merupakan fungsi dari maintenance, kecuali :
a. High Availibility (berdaya guna fisik yang tinggi), yaitu menjaga agar suatu alat
selalu dalam keadaan siap pakai
b. Best Performance (berdaya guna mekanis yang paling baik), yaitu menjaga
agar suatu alat selalu dalam kemampuan yang prima
c. Reduce Repair Cost (mengurangi
dilakukan adalah :
a. 250 HM.
b. 500 HM.
c. 750 HM.
d. 1000 HM.
8. Pada saat hour meter menunjuk 5000 HM, maka perawatan periodik yang
dilakukan adalah :
a. 500 HM.
b. 1000 HM.
c. 2000 HM.
d. 750 HM.
9. Pada standar kekentalan oli, terdapat istilah SAE. Apa kepanjangan dari SAE :
a. Service Api of Engineers
b. Society Api of Engineers
154
156
Benar Salah
1. Bila kandungan sulfur pada fuel melebihi batas standar yang diizinkan, maka
penggantian engine oil harus dilakukan lebih cepat dari jadwal.
2. Semakin tinggi nilai cetana pada diesel fuel maka semakin lambat fuel tersebut dapat
terbakar
3. Water separator berfungsi untuk memisahkan fuel dengan udara, agar pada sistem
bahan bakar menghasilkan tenaga yang maksimal
4. Jenis oli berdasarkan kandungan additivenya antara lain engine oil, hydraulic oil, gear
oil, brake oil dan transmission oil
5. Additive anti foam pada oli digunakan untuk mencegah terjadinya cavitation dan
kerusakan lapisan oil film akibat pecahnya gelembung udara
6. Pada outer dan inner element air cleaner dapat dilakukan pembersihan dengan cara
menyemprotkan udara bertekanan pada kedua elemen tersebut. Setelah outer dan
inner disemprot sebanyak 6 kali, maka element tersebut harus dilakukan penggantian
7.
Untuk mencegah terjadinya overheat pada engine, perlu dilakukan pembersihan fin
radiator secara berkala, dengan menyemprotkan udara bertekanan maksimal 10
kg/cm2 dari arah dalam ke luar
8. Berat jenis elektrolit battery setelah dilakukan charging full berkisar antara 1,26 1,
28
9. Oli yang digunakan pada final drive HD memiliki spesifikasi SAE 90
10. Bila exhaust gas berwarna putih berarti engine mengalami gangguan pada air cleaner
( saringan udara buntu)
11. Cara penggantian air radiator yang baik adalah :
Pada waktu engine baru selesai operasi atau engine dipanaskan dahulu , buka drain
plug, bila kotoran-kotorannya sudah terbuang semua dan air yang ada di dalam
radiator sudah habis , tutup kembali drain plugnya dan kemudian diisi sampai penuh
12. Air di dalam radiator bercampur dengan oil engine. Hal ini disebabkan oleh
kebocoran di dalam oil cooler
13. Beberapa komponen yang diperiksa/ diganti pada saat midlife maintenance antara
lain torque converter, tranmsisi serta differential
14. Pada kurva maintenance, periode initial service menghabiskan biaya paling sedikit,
karena tidak ada komponen/ oli yang diganti
15. Bila saat penginjeksian fuel terlalu maju/ awal, dapat mempercepat timing terjadinya
pembakaran sehingga akan menambah power output.
157
Fill In
1. Apa fungsi dari corrosion resistor ?
2. Berapa tekanan yang diijinkan untuk membersihkan filter udara?
3. Untuk Final drive D85ESS-2 menggunakan oli SAE berapa?
4. Apa yang dimaksud dengan deteriorisasi dan kontaminasi ?
5. Apa alat yang digunakan untuk mengambil oil sample ?
6. Sebutkan fungsi dari oli!
7. Apa yang dimaksud dengan flash point ?
8. Sebutkan tujuan dari maintenance !
9. Apa tujuan dari PPM ?
10. Jelaskan cara mengukur RPM engine dengan cara menstallkan torqueconverter !
Aspek Keterampilan
No
1
MATERI/ KOMPONEN
WAKTU
NILAI
Metode
Menjelaskan periodic service yang
dilaksanakan pada unit alat berat
Menjelaskan dan menunjukkan
lokasinya di unit preventive
30
158
Aspek Sikap
No
1
Aspek Penilaian
Kurang
Cukup
Baik
KRITERIA KELULUSAN
1. Nilai minimum standar kelulusan untuk setiap pelatihan adalah sebagai berikut:
Program
Peserta Pelatihan
Pelatihan
Nilai Teori
Nilai Praktek
Minimum
Minimum
Basic Training
Lulusan SMK
75
75
Lulusan D3/ S1
80
75
dan BTC
Customer
70
70
Mechanic/Intensif
80
75
Technical
Technical Officer
80
75
Training (PM,
Instructor
85
75
Customer
70
70
dan RMN)
Operator
70
70
Mechanic
80
75
Operation
Technical Officer
80
75
Training
Instructor
85
75
Customer
70
70
Parts Crew
75
Mechanic
80
Technical Officer
80
Instructor
85
Customer
70
Management
Parts Crew
75
Training
Mechanic
80
Technical Officer
80
Parts Training
159
Instructor
85
Customer
70
Mahasiswa
75
2. Nilai test teori dan praktek minimal pada point (1) diatas mempunyai bobot yang sama
dan berdiri sendiri pada setiap pelajaran, salah satu tidak memenuhi nilai minimal
tersebut, berarti tidak lulus, baik pada ujian per paket maupun pada ujian akhir.
3. Nilai Prestasi Rata-rata merupakan penggabungan Nilai Pengetahuan Rata-rata dengan
bobot 30% dan Nilai Keterampilan Rata-rata dengan bobot 70%. Nilai Prestasi Rata-rata
ini merupakan tolak ukur prestasi Peserta Pelatihan.
160
BAB IV
PENUTUP
161
DAFTAR PUSTAKA
162