Anda di halaman 1dari 17

PERTANYAAN UTK DIDISKUSIKAN

(dengan menggunakan bacaan yang sdh dibagikan)

1. Apa perbedaan antara pluralitas, pluralisme dan


pluralisme agama?
2. Apakah alasan ketua MUI Jatim tidak setuju menyebut
Gus Dur sebagai Bapak Pluralisme?
3. Apa pandangan Gus Dur sendiri tentang pluralisme?
4. Pendapat siapakah yang menyatakan pluralisme lebih
pada keterbukaan sikap daripada masalah kebenaran
5. Mengapa Indonesia sering dianggap sebagai negara
gagal?
6. Menurut pendapat kelompok anda, mengapa di
Indonesia kelompok minoritas selalu rentan terhadap
sasaran kekerasan?

PLURALITAS VS PLURALISME
(DALAM PERSPEKTIF AGAMA KRISTEN)

oleh
WIMMIE HANDIWIDJOJO

PENGERTIAN ISTILAH - 1
Istilah Plural berarti jamak
Pluralitas berarti kejamakan

Pluralitas adalah realitas yang harus diterima bahwa kondisi


Indonesia dan dunia menghadapi kejamakan baik suku,
budaya, cara berfikir, cara hidup, dan cara beragama. Jadi
Pluralitas menyadari adanya kepelbagaian di dunia.

Pluralisme suatu situasi di mana berbagai


agama berinteraksi dalam suasana saling
menghargai dan dilandasi rasa kesatuan
sekalipun berbeda faham.
Istilah ini berkembang ditengah-tengah eksklusivisme agama
dalam hal kecenderungan setiap agama untuk mengklaim
sebagai satu-satunya agama yang dapat memberikan jalan
keselamatan dan diluar itu tidak ada jalan lain.

PENGERTIAN
PENGERTIAN ISTILAH
ISTILAH -- 2
2
EKSKLUSIVISME = pandangan yg mempunyai
kecenderungan untuk memisahkan diri dari
masyarakat.

Setiap agama cenderung mengklaim sebagai satu-satunya


agama dimana terdapat jalan keselamatan dan diluar itu tidak
ada jalan lain.

PROSELITISME = pandangan yang menolak


adanya kebenaran pada agama lain
Paham ini menolak adanya kebenaran di agama lain sehingga
berusaha menjadikan pengikut agama lain menjadi pengikut
agama sendiri dengan berbagai cara

FUNDAMENTALISME = paham yg cenderung


memperjuangkan sesuatu secara radikal.

PENGERTIAN
PENGERTIAN ISTILAH
ISTILAH -- 3
3
SINKRETISME = pandangan yang mencampur-

adukkan keyakinan agama-agama berbeda (bersifat


kompromistis )
INKLUSIVISME = pandangan untuk menjadikan
agama-agama yang banyak itu sebagai salah satu
facet dari agama yang satu.
TOLERANSI = penghargaan, penerimaan dan
penghormatan terhadap kepelbagaian kepercayaan,
bentuk-bentuk ekspresi dan kebudayaan manusia dll
FANATISME = keyakinan (kepercayaan) yg terlalu
kuat (berlebihan) thd ajaran (politik, agama, dsb)

PENGERTIAN ISTILAH - 4
FANATISME

PROSELITISME
TINDAKAN DESTRUKTIF

EKSKLUSIVISME
FUNDAMENTALISME

SINKRETISME
PLURALISME

TOLERANSI
INKLUSIVISME

REALITASISTILAH
DUNIA?- 4
PENGERTIAN
1. Tidak ada lagi suatu tempat dan komunitas yang
homogen di dunia ini. Homogen dari sisi:
Ras dan suku bangsa
Budaya
Agama
2. Kondisi no (1) diatas sering menimbulkan eksklusivitas
3. Perjumpaan antar ras, budaya dan agama sering
menimbulkan gesekan yang berujung pada pertikaian
4. HETEROGENITAS/PLURALITAS adalah sebuah REALITAS
5. Tidak ada lagi kekuatan di jaman modern ini yang
dapat meniadakan pluralitas

MENGAPA PLURALISME HADIR?

PROSELITISME
EKSKLUSIVISME

FUNDAMENTALISME

PLURALISME AGAMA?
Pluralisme agama bisa dipahami dalam 3 kategori:
1. SOSIAL, semua agama berhak untuk ada dan hidup.
Kita harus belajar untuk toleran dan menghormati iman
atau kepercayaan dari penganut agama lain.
2. ETIKA /MORAL, semua pandangan moral dari masingmasing agama bersifat relatif dan sah. Kita tidak boleh
menghakimi penganut agama lain yang memiliki
pandangan moral berbeda, misalnya terhadap isu
pernikahan, aborsi, hukuman gantung, eutanasia, dll
3. TEOLOGI-FILOSOFI, agama-agama pada hakekatnya
setara, sama-sama benar dan sama-sama
menyelamatkan. Semua agama menuju pada Allah,
hanya jalannya yang berbeda-beda

FAKTOR PENDORONG PLURALISME AGAMA


1. IKLIM DEMOKRASI, mengingat realitas bangsa Indonesia yang
plural ini, maka demi membangun sebuah nation yang satu,
maka toleransi perlu di tingkatkan demi merekatkan semua
anak bangsa.
2. PRAGMATISME, orang terdorong untuk mempercayai
pluralisme agama daripada percaya bahwa hanya agama
tertentu yang benar, karena sudah muak dari aksi-2 fanatisme
agama yang bersifat destruktif.
3. RELATIVISME,agamamu benar menurutmu, agamaku benar
menurutku. Kita sama-sama benar. Kebenaran seolah-olah
menjadi bersifat relatif. Sehingga relativisme agama ingin
membawa prinsip win-win solution ke dalam area kebenaran.
4. PERENIALISME, Allah itu satu, tetapi masing-masing agama
meresponinya dan membahasakannya secara berbeda-beda,
maka muncullah banyak agama. Hakekat dari semua agama
adalah sama, hanya tampilan luarnya yang berbeda.

BAHAYA PLURALISME AGAMA


Meminjam istilah Bedjo, S.E., M.DIV, --- Pluralisme
agama terlihat simpatik karena ingin membangun
teologi yang terdengar amat toleran, semua agama
sama-sama benar. Semua agama menyelamatkan.
Tetapi ada bahaya yang muncul dengan pandangan
pluralisme agama seperti itu : --- Menjurus pada inklusivisme
Dengan penyamaan semua agama akan muncul
kecenderungan ingin memeras agama menjadi satu
agama universal menuju Yang SATU
Dapat merusak dogmatika agama
(contoh pandangan tentang surga dari kacamata Kristen,
Budhis dan Islam)

BAHAYA PLURALISME AGAMA


Menolak pernyataan khusus (khusus bagi Agama Kristen)
Mereka beranggapan bahwa tidak ada penyataan yang berpredikat
khusus dalam sejarah (baca: keselamatan dalam Yesus Kristus). Seluruh
sejarah adalah penyataan Allah. Semua agama benar dan
menyelamatkan.

Dapat mendangkalkan iman


Demi keharmonisan maka mengganggap semua agama benar adalah
mentalitas orang yang dangkal dan penakut. Selanjutnya, relativisme
kebenaran adalah sebuah pandangan yang salah

Menghasilkan toleransi yang semu


Toleransi atas dasar kepercayaan bahwa semua agama benar adalah
toleransi yang semu. Toleransi yang sejati seperti yang dikatakan Frans
Magnis Suseno, meskipun saya tidak meyakini kepercayaan Anda,
meskipun iman Anda bukan kebenaran bagi saya, saya sepenuhnya
menerima keberadaan Anda. Saya gembira bahwa Anda ada, saya
bersedia belajar dari Anda, saya bersedia bekerja sama dengan Anda.

PLURALISME DAN TOLERANSI DALAM


PANDANGAN ALKITAB
Eksklusivisme dan Partikularisme tetap dipertahankan dalam
ajaran Kristen (perhatikan, Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan
dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku - Yoh 14:6)
Pluralisme juga tetap dihargai, Yesus juga menerima keberadaan
bangsa lain dan mau bergaul dengannya (ilustrasi Orang Samaria
yang baik hati. Luk 10:25-37)
Toleransi adalah wujud dari aktualisasi iman Kristen tanpa
menggadaikan kredo (keyakinan) imannya. Seperti Yesus
mengajarkan untuk saling mengasihi, saling berbuat baik, dan
hidup dalam damai (Mat 5:9, 3,22, Mat 22:39, Luk 6:35, Ibr
12:14)
Fanatisme sempit tidak perlu diberi ruang, Yesus lebih
mementingkan harkat dan martabat manusia dibandingkan ritual
keagamaan. (Mat 9:14, 23:37, Markus 2:27)

PENOLAKAN THDP PLURALISME AGAMA


Gereja Roma Katolik, Vatikan mengeluarkan penolakan
terhadap pluralisme agama, melalui dekrit Dominus Iesus 28
Oktober 2000.
Di kalangan Protestan banyak ber munculan reaksi keras
terhadap faham pluralisme agama, hanya belum menjadi
sebuah pandangan resmi lembaga seperti PGI, PII dll.
Sebagai contoh: Pdt. Dr. Stevri I Lumintang, melakukan
penolakannya melalui bukunya yang berjudul, Theologia
Abu-Abu: Tantangan dan Ancaman Racun Pluralisme dalam
Teologi Kristen Masa Kini (2004).
MUI mengeluarkan fatwa penolakan pluralisme agama
tahun 2005

KESIMPULAN
Heterogenitas adalah realitas dunia. Tidak ada
lagi kekuatan di jaman modern ini yang dapat
meniadakan pluralitas.
Pluralisme berkembang sebagai reaksi
eksklusivisme dan fundamentalisme agama
yang sering membuat manusia terpecah-pecah
Fundamentalisme yang dibahan bakari oleh
Fanatisme sering menghasilkan tindakan
destruktif pada masyarkat (terorisme)
Pluralisme ujung-ujungnya bukannya keterbukaan
terhadap pluralitas tetapi kepada inklusivisme
yang ingin memeras agama menjadi satu agama
universalis dengan Tuhan bersama yang SATU..

KESIMPULAN
Eksklusivisme dan fundamentalisme agama perlu dibuka
agar kita dapat bersikap toleran dan tidak mudah
menghakimi agama lain.
Pluralisme agama dapat diterima sepanjang untuk
kepentingan sosial, toleransi dan kehidupan harmonis
sebagai sebuah nation, tetapi pluralisme agama dalam
kategori teologi-filosofi harus kita tolak dengan tegas.
Umat kristen boleh inklusif (bersifat terbuka dalam segala
hal) kecuali dalam KREDO (harus tetap eksklusif).
PLURALITAS YES, PLURALISME AGAMA NO

BERSIKAP INKLUSIF TETAPI BERIMAN EKSKLUSIF

DAFTAR PUSTAKA
Alkitab. Jakarta: LAI, 1988.
Bedjo, 2007, Pluralisme Agama Dalam Perspektif
Kristen, Paper pada seminar guru-guru Pendidikan
Agama Kristen Se-Surabaya
Coward, Harold, Pluralisme Agama Tantangan bagi
Agama-Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1989.
Lumintang, Stevri L. Teologia Abu-Abu: Tantangan dan
Ancaman Racun Pluralisme dalam Teologi Kristen Masa
Kini . Malang: Gandum Mas, 2004.
Suseno, Frans Magnis S.J. Menjadi Saksi Kristus di
Tengah Masyarakat Majemuk. Jakarta: Obor, 2004.

Anda mungkin juga menyukai