Menyusun konsep sebuah mata acara outdoor mungkin tidak sesulit melaksanakannya. Hanya diperlukan sedikit kemampuan
berhitung dan berimajinasi di sini. Mungkin, hal yang membuat kita merasa kesulitan adalah karena kita harus berurusan
dengan psikologi dan mental peserta agar mereka merasa comfort walaupun tidak nyaman dengan acara outdoor yang kita
rancang.
Salah satu mata acara outdoor yang akan kita bahas kali ini adalah Jurit Malam. Kegiatan ini merupakan sebuah
pengembangan dari tracking. Namun yang membedakannya dengantracking adalah dari tata cara pemberangkatan dan
kegiatan ini dilakukan MALAM HARI.
meter atau dibulatkan menjadi 3 menit. Aktivitas di pos sebaiknya tidak melebihi atau kurang dari waktu antara untuk mencegah
penumpukan atau bahkan keterlambatan peserta di tiap pos. Sehingga, dengan total waktu tempuh untuk jarak 5km, kecepatan
berjalan normal 5km/jam, jumlah pos 4 petak dengan aktivitas di masing-masing pos selama 3 menit, untuk 1 kali trip akan
memakan waktu 72 menit atau 1 jam 12 menit.
Aktivitas di pos sebaiknya tidak melebihi atau kurang dari waktu antara untuk mencegah penumpukan atau bahkan
keterlambatan peserta di tiap pos.
Untuk menghitung anggaran waktu keseluruhan kegiatan jurit malam, tinggal jumlahkan saja perkiraan waktu trip untuk 1
peserta dengan perkiraan total waktu pemberangkatan.
72 menit + 120 menit = 192 menit.
Jika kegiatan jurit malam dimulai pada pukul 01.00 dini hari, maka kegiatan jurit malam dengan jumlah peserta 40 orang, jarak
tempuh 5 km, jumlah pos utama 4 petak, dan waktu antara pemberangkatan setiap 3 menit, diprediksi selesai pukul 04.12.
Nah, kini saya akan berbagi tentang teknis merekayasa penugasan malam.
Pertama, kita tentukan alternatif misi/ tugas yang akan ditimpakan pada peserta. Lalu kita
adakan penjajakan/ survey secara tidak langsung sejauh mana peserta sudah pernah/ sudah
bisa menyelesaikan tugas tersebut. Jenis tugas biasanya dibuat justru bertolak belakang dengan
kondisi kenyamanan peserta. Misalnya tugas belajar bermain gitar justru akan ditimpakan pada
peserta yang sama sekali belum pernah bermain, atau bahkan memegang gitar. Tugas belajar
menyanyikan sebuah lagu sesuai notasi yang disediakan, tentu akan ditimpakan pada mereka
yang sangat awam dalam menyanyi, apalagi membaca not.
Hal berikutnya adalah mendistribusikan misi-misi tersebut pada peserta. Ada misi yang dapat
dilakukan secara individu, ada pula berpasangan. Tidak menutup kemungkinan suatu misi juga
dilaksanakan oleh 3 atau 4 orang. Perbandingan jumlah peserta, jenis misi, dan jumlah instruktur
akan dikombinasikan secara pas sehingga program dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Sebagai contoh, misi belajar dan mengajar main gitar diberikan pada 2 orang yang salah
satunya sudah bisa bermain gitar, sementara pasangannya belum bisa. Tugas menyanyi lagu
baru sesuai not, diberikan pada pasangan/ kelompok yang salah satu anggotanya memang bisa
menyanyi dan membaca not. Waktu pelaksanaan tugas juga mesti kita tentukan, misalnya
semua jenis tugas akan dilaksanakan selama 45 menit.
Penjelasan, jadwal dan urutan penugasan adalah sesuatu yang perlu dipahami oleh peserta
sebelum mereka beranjak tidur. Secara berkelompok, peserta diajak ke lokasi tertentu di mana
mereka akan melaksanakan tugas. Dalam kelompok tersebut lalu dibagi lagi dalam beberapa
kelompok kecil untuk menetapkan kelompok mana yang akan bertugas pertama kali, kedua,
ketiga, dan seterusnya. Waktu penugasan juga dipaparkan pada semua peserta; misal kelompok
pertama melaksanakan misi pada pukul 00.15 01.00, kelompok kedua pada 01.00 01. 45,
kelompok ketiga pada 01.45 02.30, dan seterusnya. Deskripsi misi hanya diberikan sekilas
untuk membuat peserta penasaran, atau boleh juga sama sekali tidak diberikan. Hal tersebut
ditentukan oleh seberapa rumit jenis tugasnya.
Pada saatnya nanti, kelompok pertama membangunkan instruktur untuk menuju lokasi
pelaksanaan, sekaligus mendapat deskripsi misi secara lebih jelas. Ketika kelompok sudah mulai
melaksanakan misinya, instruktur bisa mengawasinya dari jauh, atau bisa juga ditinggal tidur
kembali; ini juga tergantung dari aspek keamanan dan keselamatan peserta tinggal di lokasi
tersebut untuk menyelesaikan misi. Ketika waktu pengerjaan tugas kelompok pertama selesai,
mereka harus membangunkan kelompok kedua untuk mengerjakan tugas yang sama, demikian
seterusnya sampai semua kelompok peserta kebagian melaksanakan misi.