Aliran Melalui Unggun Diam Dan Terfluidisasi Menggunakan Udara Sebagai Fluida
Aliran Melalui Unggun Diam Dan Terfluidisasi Menggunakan Udara Sebagai Fluida
D. DASAR TEORI
Fluidisasi adalah metode pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair
maupun gas. Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida
dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi tinjau suatu kolom berisi sejumlah partikel padat
berbentuk bola. Pada laju alir yang cukup rendah butiran padat akan tetap diam karena gas
hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel
tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam atau fixed bed.
Kalau laju alir kemudian dinaikkan akan sampai pada satu keadaan dimana unggun
padatan akan tersuspensi didalam aliran gas yang melaluinya. Pada keadaan ini masingmasing butiran akan terpisahkan satu sama lain sehingga dapat bergerak dengan lebih mudah.
Pada kondisi butiran yang dapat bergerak ini. Sifat unggun akan menyerupai suatu cairan
dengan viskositas tinggi, misalnya adanya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat
hidrostatik dan sebagainya.
Dalam dunia industri dapat diaplikasikan dalam banyak hal seperti transportasi
padatan (conveyer solid) pencampuran Padatan halus, perpindahan permukaan logam, proses
drying dan sizing pada pembukaan, proses pertumbuhan partikel, dan kondensasi bahan yang
dapat mengalami sublimasi,adsorbsi (untuk pengering udara dan adsorben) dan masih banyak
aplikasi lain.
Pressure Drop
Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ni adalah mengetahui besarnya pressure
drop di dalam unggun padatan yang terfluidakan. Hal ini mempunyai arti yang cukup penting
karena selain erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan juga bisa
memberikan indikasi tentang kelakuanunggung selama operasi berlangsung. Penentuan
besarnya hilang tekan di dalamunggun terfluidakan:
Pressure Drop damal Unggun Diam
Korelasi matematik yang menggambarkan hubungan antara hilamg tekandan dengan laju alir
fluida dalam suatu sistem unggun diam diperoleh pertamakali pada tahun 1922 yaitu dengan
menggunakan bilangan-bilangan tak berdimensi. Untuk aliran laminar dengan kehilangan
energi terutama disebabkan oleh gaya viscous
......................................................................................... (1)
Dimana:
= Pressure drop persatuan panjang / tinggi unggun
= gravitasi buni
= Viskositas fluida
Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan persatuan volume unggun) dihitung dari
korelasi berikut:
......................................................... (2)
Sehingga persamaan tersebut menjadi:
.............................................................................. (3)
Atau
................................................................................. (4)
Persamaan ini kemudian diturunkan lagi oleh kozeny (1927) dennganmengasumsikan
bahwa unggun zat padat tersebut adalah ekivalen dengankumpulan saluran-saluran lurus yang
paralel mempunyai luas permukaan . Untuk aliran turbulen pressure drop digambarkan
sebagai gabungan dari viscous lossesdan kinetic energy loss
..................................................... (5)
Pada keadan ekstrim yaitu bila:
a.Aliran laminer (Re < 20) kinetic energy losses dapat diabaikan sehingga
...............................................................(6)
b.Aliran turbulen (Re > 1000), viscous losses dapat diabaikan sehingga
...................................................... (7)
Pressure Drop pada Unggun Terfluidakan
Pada unggun terfluidakan persamaan yang menggambarkan hubungan P/L dan U biasanya
digunakan peersamaan Ergun yaitu:2
= 150
.................................. (8)
adalah prositas unggun pada keadaan terfluidakan, pada keadaan ini dimana partilelpartikel zat padat seolah-olah terapung di dalam fluida sehingga terjadikesetimbangan antara
berat partikel dengan gaya apung dari fluida disekelilinggaya seret oleh fluida yang naik =
berat partikel gaya apung atau pressure drop pada unggun x luas penampang = volume
unggun x fraksi zat padatx densitas zat parat densitas fluida
= (A.L)
=
(. )
(. )
....................................................... (9)
................................................................... (10)
minimum dimana
fluidisasi
mulai
terjadi. Harganyadidapat
dengan
Porositas Unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong didalam ruang unggun yang secara matematik
ditulis
1.
Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju aliran fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel diam atau tidak bergerak.
2. Fenomena minumum atau incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir fluida mencapai
laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikelpartikel padat mulai terekspansi.
3.
4.
5. Fenomena sluging fluidization yang terjadi ketika yang terjadi ketika gelembung-gelembung
besar yang mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada
kondisi ini terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat.
6. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam unggun partikel padat terbentuk
saluran-saluran seperti tebing vertikal.
7.
melampaui
kecepatan maksimal aliran fliuida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran
fluida dan ekspansi mencapai nilai maksimum
Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor:
Laju alir fluida dan jenis fluida
Ukuran partikel
Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
Porositas unggun
Distribusi aliran
Distribusi bentuk aliran fluida
Diameter kolom
Tinggi
E. LANGKAH KERJA
a.
Mengisi kolom pengatur ukuran udara. Menutup kran pengatur ukuran udara.
b. Memeriksa apakah pembacaan manometer udara pada posisi nol ()), bila tidak atur hingga
posisi tersebut.
c.
Menjalankan pokpa udara dan mengatur aliran udara pada kenaikkan 1 L/min.
f.
F. DATA PENGAMATAN
Penurunan Tekanan
Tinggi Unggun
(mmH2O)
(mm)
Jenis Unggun
5
10
15
20
44
75
85
85
64
64
67
73
Diam
Diam
Terfluidisasi
Terfluidisasi
25
88
79
Terfluidisasi
Penurunan Tekanan
mmH2O
44
75
85
85
88
5
10
15
20
25
UNGGUN DIAM
Laju Alir Udara (L/min)
Penurunan Tekanan
mmH2O
5.75
5
23.1
10
UNGGUN TERFLUIDISASI
Penurunan Tekanan
mmH2O
42.63
56.81
72.18
G. PERHITUNGAN
Unggun Diam
1) Laju alir 5 L/min
=
Volume bed
=
= r2t
= 3.14 x (25x10-3)2x
(64x10-3)
= 0.75
Vsm
= 0.000125 m3
=
=
= 2.54
x 103 mmH2O
x103 mmH2O
x 103 mmH2O
= 5.75x10-2 mmH2O
Volume bed
= r2t
= 3.14 x (25x10-3)2x
(64x10-3)
= 0.75
Vsm
=
=
=
= 5.09
= 0.000125 m3
x 103 mmH2O
x103 mmH2O
x 103 mmH2O
= 23.1x10-2 mmH2O
Unggun Terfluidisasi
1. Laju alir 15 L/min
Volume bed
=
(67x10-3)
h
= r2t
= 3.14 x (25x10-3)2x
= 0.72
=
=
= 0.00013 m3
x103 mmH2O
x103 mmH2O
= 42.63x103 mmH2O
2. Laju alir 20 L/min
Volume bed
= r2t
= 3.14 x (25x10-3)2x
(73x10-3)
h
= 0.658
=
= 0.000143 m3
x103 mmH2O
x103 mmH2O
= 56.81x103 mmH2O
Volume bed
=
(79x10-3)
h
= r2t
= 3.14 x (25x10-3)2x
= 0.607
=
=
= 0.000155 m3
x103 mmH2O
x103 mmH2O
= 72.18x103 mmH2O
H. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan ini kami menggunakan pasir sebagai bahan utama dan setelah
percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa Fluidisasi adalah metode pengontakan
butiran-butiran padat dengan fluida baik cair maupun gas. Pertama kami mengisi kolom dan
mengatur udara dengan cara menutup kran dan pompa udara dinyalakan serta memeriksa
pembacaan manometer dan apabila tidak di posisi nol maka, kami harus mengaturnya terlebih
agar di posisi nol, dan juga laju aliran udara telah disetting maka butiran-butiran padatan akan
mulai bergerak karena dialiri fluida (udara). Semakin tinggi laju aliran udara yang diberikan
terhadap butiran-butiran padatan di dalam bed, maka pergerakan butiran-butiran padatan
tersebut semakin cepat. Kita dapat melihat kenaikan tinggi butiran padatan yang terangkat
keatas akibat laju aliran udara yang diberikan terhadap butiran-butiran padat semakin
meningkat, sehingga penurunan tekanan menjadi lebih besar.
Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah mengetahui besarnya
pressure drop (beda tekan) di dalam unggun padatan yang terfluidakan. Hal ini mempunyai
arti yang cukup penting karena selain erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang
diperlukan juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuanunggung selama operasi
berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan. Jenis unggun
terbagi menjadi 2, yaitu unggun diam dan unggun terfluidisasi. Pada laju alir yang cukup
rendah butiran padat akan tetap diam karena gas hanya mengalir melalui ruang
antar partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang
demikian disebut unggun diam atau fixed bed sedangkan yang terfluidisai adalah Pada laju
alir yang cukup tinggi butiran padat akan bergerak karena gas mengalir melalui ruang
antar partikel dan menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut.
Pada percobaan ini kami mengambil interval pembacaan yang yaitu sebesar 5 L/min.
Dimana unggun diam dapat kita lihat saat laju udara diberikan pada kenaikan 5-10 L/min,
dan unggun terfluidisasi dapat kita lihat saat laju udara diberikan pada kenaikan 15-25 L/min.
Butiran padat terlihat tidak terlalu banyak bergerak pada saat unggun diam. Sedangkan jenis
unggun terfluidisasi dapat terlihat ketika butiran-butiran padatan terangkat keatas karena laju
aliran udara yang besar. Dimana di unggun terfluidisasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti Laju alir fluida dan jenis fluida, Ukuran partikel, Jenis dan densitas partikel serta
faktor interlok antar partikel, Porositas unggun, Distribusi aliran, Distribusi bentuk aliran
fluida, Diameter kolom dan Tinggi.
I.
KESIMPULAN
Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan seperti fluida
karena di aliri udara.
Semakin besar laju alir udara yang diberikan, maka akan semakin besar pula penurunan
tekanannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Distribusi aliran
Distribusi bentuk aliran fluida
Diameter kolom
Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
.............Jobsheet.2011.Petunjuk Praktikum Satuan Operasi -1. Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang