1.2. Standarisasi
Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman, antara lain mengenai:
a.
b.
Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis
barang yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.
Standarisasi membatasi jumlah dan jenis barang, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain itu, standarisasi juga mengurangi
pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya standarisasi, mesinmesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien, sehingga
dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.
Di Indonesia hingga saat ini belum terbentuk suatu Badan Satandarisasi
Nasional. Namun demikian Indonesia telah menjadi anggota IEC maupun ISO.
Kegiatan standarisasi di Indonesia dilakukan oleh beberapa departemen untuk
bidangnya masing-masing. Untuk bidang teknik listrik arus kuat, usaha standarisasi
diprakarsai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perusahaan Umum
Listrik Negara (PLN) dan beberapa instansi lain.
1.3. Peraturan
Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan. Tujuan peraturanperaturan ini ialah:
a.
b.
Dapat diperkirakan bahwa kebanyakan orang tidak ahli di bidang listrik. Supaya
listrik dapat dipergunakan dengan seaman mungkin, maka syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan sangat ketat.
Peraturan instalasi listrik terdapat dalam buku Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000, disingkat PUIL 2000. Buku peraturan ini diterbitkan oleh Panitia
Revisi PUIL, lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. PUIL 2000 ini merupakan
pembaharuan dari PUIL 1987.
PUIL 1987 merupakan pembaharuan dari Peraturan Umum Instalasi Listrik 1977
, dan PUIL 1977 merupakan pembaharuan dari Peraturan Umum Instalasi Listrik
yang lama, yaitu PUIL NI 6. Sedangkan PUIL NI6 ini adalah terjemahan dari
Algemeene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Installaties in nederlandsch
Indie atau AVE Norm 2004, terbitan tahun 1937.
Dengan berlakunya PUIL 2000, maka PUIL 1987 tidak berlaku lagi. Demikian
pula peraturan atau ketentuanlain di bidang instalasi listrik, kecuali yang tidak
bertentangan dengan PUIL 2000.
Peralatan listrik hanya boleh dipergunakan untuk instalasi, apabila:
a.
b.
Di indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum
Listrik Negara, yaitu Pusat penyeledikan Masalah Kelistrikan, disingkat LMK.
Peralatan listrik yang mutunya diwasi oleh LMK dan telah disetujui, diizinkan
untuk memakai tanda persetujuan LMK (gambar1.1). Pada kabel yang berselubung
bahan termoplastik, misalnya berselubung PVC, tanda persetujuan ini dibuat timbul
dan diletakkan pada selubung luar kabel. Cara ini sulit dilaksanakan untuk kabelkabel ukuran kecil, misalnya NYA ukuran kecil. Untuk kabel-kabel demikian
digunakan kartu sebagai tanda persetujuan LMK (gambar 1.2).
10
11
bagaimana
cara
menghubungkan
bagian-bagian
instalasi,
tanpa
diagram dasar
diagram instalasi
2. diagram-diagram pelaksanaan
-
diagram pengawatan
diagram saluran
3. gambar instalasi
4. gambar situasi
12
13
14
15
16
17
18
Gambar 1.15 diagram garis ganda sakelar kutub satu dengan satu titik lampu
Gambar 1.16 memperlihatakan rangkaian yang sama dalam bentuk diagram
garis tunggal. Dalam diagram garis tunggal hantaran-hantaran yang sejenis
digambar dengan satu garis dengan beberapa garis lintang kecil. Jumlah garis
lintang ini menyatakan jumlah hantaran sejenis yang ada.
Gambar 1.16 rangkaian yang sama dalam bentuk diagram garis tunggal.
Sejumlah alat yang sejenis juga dapat dinyatakan dengan garis-garis lintang
kecil dalam lambang alat itu, seperti dalam gambar 1.17. gambar ini
memperlihatkan diagram garis tunggal suatu kotak bagi. Jumlah garis lintang kecil
dalam lambang pengaman ulir menyatakan jumlah pengaman ulir itu.
19
20
21
2.
standarisasi?
3.
mengatur standarisasi
Apa
tujuan-tujuan
dari
peraturan-peraturan
instalasi?
5.
6.
7.
8.
9.
Bagaimana
cara
menggambar
sakelar
dalam
diagram?
10.
22
11.
12.
23