Anda di halaman 1dari 3

Air Sebagai Komponen Utama Penyusun Makhluk Hidup

Air meliputi kira-kira 70% berat bersih dari sel dan merupakan unsur yang
menentukan bagi semua sel. Air merupakan uatu zat yang istimewa dalam
banyak hal. Dalam berbagai proses dalam sistem hidup menggunakan H 2O
sebagai pereaksi. Air merupakan sumber yang selalu tersedia untuk memberikan
ion-ion H30+ dan OH- baik melalui reaksi sendiri maupun melalui reaksi dengan
asam atau basa. Air merupakan pelarut yang baik bagi larutan ionik dan larutan
polar, dan pelarut yang tidak baik bagi larutan non-polar. Ketidakmampuan air
untuk melarutkan zat non-polar adalah fakor utama yang menentukan struktur
membran (David s.page.1997.hal:12-13).
Sifat fisik air berbeda sama sekali dengan pelarut lainnya, meliputi:
1.
Kalor penguapan; air dengan kalor penguapan yang tinggi membantu
pendinginan tubuh dengan penguapan luar biasa baiknya, yaitu dengan
keluarnya keringat.
2.
Kalor jenis; air merupakan buffer yang baik. Pada suatu sistem berair pada
suhu lingkungan yang panas, suhu sistem berair itu tidak akan naik dengan
cepat walaupun suhu sekelilingnya berubah dengan cepat. Dengan sifat ini,
sangat membantu orgnisme sehingga tidak mudah mengalami kekeringan.
3.
Titik didih; ini sangat tinggi untuk suatu zat dengan bobot molekul 18.air
tetap cair pada suhu suhu fisiologik.

Ahli kimia zaman dahulu mencoba menemukan pelarut universal yang dapat
melarutkan segalam macam zat dan mereka tidak menemukan zat pelarut yang
lebih baik daripada air. Namun demikian, air bukanlah merupakan pelarut
universal karena jika air merupakan pelarut universal maka air tidak dapat
disimpan dalam sel-sel tubuh manusia. Kenyatannya, sel-sel tubuh manusia
tersusun sebagaian besar adalah air. Tetapi air merupakan pelarut yang sangat
serbaguna, suatu ciri daripada air yang dapat ditelusuri melalui polaritas molekul
air. Suatu senyawa tidak perlu berbentuk senyawa ionik agar dapat larut dalam
air, senyawa polar juga merupakan senyawa yang dapat larut dalam air.
Misalnya, gula dapat larut dalam air karena molekul air dapat menyelubungi
molekul polar gula. Bahkan molekul sebesar protein dapt larut dalam air jika
memiliki daerah ionik dan daerah polar ada permukannya. Berbagai senyawa
polar dapat dilarutkan dalam air cairan-cairan biologis, seperti darah, sari
tumbuhan, maupun cairan-cairan dalam sel (Campbell. 1999. Hal: 45).
Lingkungan akua dari system biologi memiliki konsentrasi ion hydrogen yang
benar-benar tetap konstan. Dalam metabolism yang dinamik, keberadaan dan
produksi dari banyak biomolekul secara terus menerus mempengaruhi jumlah
H+ yang ada. Jika tidak terdapat mekanisme untuk mengontrol perubahan
konsentrasi H+, maka koordinasi efektif dari banyak reaksi yang merupakan

metabolisme akan hilang dengan cepat, akibatnya proses kehidupan akan mati.
Oleh karena itu, pengendalian konsentrasi H + sangat penting untuk menjaga
kelangsungan proses kehidupan.
Air sendiri menyumbang ion hidrogen bagi sistem biologi. Air mengalami ionisasi
menghasilkan suatu ion hydrogen dan suatu ion hidroksil (OH -). Ion hidrogen
tidak terdapat dalam larutan akua saja, tetapi juga dalam molekul air (transfer
proton) untuk membentuk ion hidronium (H 3O+).
H2O + H2O

H3O+ + OH-

Disosiasi dapat dinyatakan menurut konsep Hukum Aksi Massa, sebagai berikut:
Keq = [H+][ OH-] / [H2O]
Pernyataan ini menyatakan bahwa pada keseimbangan, hasil matematis dari
konsentrasi produk disosiasi ([H+][ OH-]) dibagi dengan konsentrasi air yang tidak
terdisosiasi ([H2O]) adalah sama dengan nilai yang diketahui sebagai konstan
keseimbangan (Keq). Konsentrasi H+ dalam air murnni adalah 1 x 10-7.
Konsentrasi ion hidrogen secara rutin dinyatakan sebagi nilai pH. pH
menyatakan [H+] sebagai fungsi lagaritmik dan didefinisikan sebagai logaritme
negetif dari konsentrasi ion hidrogen. Dalam system akua, penambahan atau
pengeluaran ion hidrogen akan dimengerti dengan baik dipandang dari konsep
asam dan basa Bronsted-Lowry. Suatu asam Bronsted-Lowry didefinisikan
sebagai suatu zat yang dapat mendonasikan proton (H +), sebaliknya, suatu basa
Bronsted-Lowry didefinisikan sebagai suatu zat yan dapat menerima suatu
proton. Asam ada dua maca, yaitu asam kuat dan asam lemah, demikian pula
dengan basa. Asam lemah, yang memperlihatkan suatu afinitas yang tinggi
terhadap protonnya, mempunyai kepentingan yang sangat besar karena
bertindak sebagai dapar untuk melawan perubahan pH, mengingat sistem
biologi sangat peka terhadap perubahan pH. Dengan demikian membantu
mempertahankan pH internal yang cocok dari suatu organisme.
Walaupun bukan merupakan biomolekul organik, air merupakan komponen yang
tersebar di seluruh sel hidup. Pada manusia, air terdistribusi hampir secara
merata di antara dua kompartemen utama (intraseluler dan ekstraseluler) dari
tubuh.
Tabel. Distribusi air dalam tubuh
Kompartemen

Cairan Tubuh Total (%)

Cairan intraseluler
Cairan ekstraseluler plasma
Interstisial dan limfe
Jaringan ikat padat, kartilago, dan
tulang

55.0
7.5

22.5

45.0

15.0

Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya
kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa
organikuntuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup diketahui memiliki
ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk
makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga
dibutuhkan dalam fotosintesis danrespirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya
matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan
digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara

Referensi:
Amstrong, Frank B.. 1995. Buku Ajar Biokimia. Kedokteran EGC.
Campbell. 1999. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Page David S.. 1997. Prinsip Biokimia. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai