Selain keempat air di atas, air juga dapat dibedakan menjadi air imbibisi dan air
kristal. Air imbibisi adalah air yang masuk kedalam bahan makanan dan akan
menyebabkan pengembangan volume. Air ini tidak merupakan komponen
penyusunan bahan tersebut. Contoh : air dengan beras membentuk nasi, pembentuk
gel dari bahan pati. Air kristal adalah air terikat dalam semua bahan, baik makanan
ataupun non-makanan yang berbentuk kristal seperti gula, garam CuSO4 dan lain-
lain.
E. Kadar Air
Kadar air dalam bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu bahan
pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian
mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air dalam makanan dapat
dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa),
metode destilasi, metode kimia, dan metode khusus.
Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan
mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti sayuran dan
susu, menggunakan destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya toluene, xilol, dan
heptana yang berat jenisnya lebih rendah daripada air. Untuk bahan dengan kadar gula
tinggi, kadar airnya dapat diukur dengan menggunakan refraktometer di samping
menentukan padatan terlarutnya pula. Di samping cara-cara fisik, ada pula cara-cara
kimia untuk menentukan kadar air. Mc Neil mengukur kadar air berdasarkan volume
gas asetilen yang dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan bahan yang akan
diperiksa. Cara ini dipergunakan untuk bahan-bahan, seperti sabun, tepung, kulit,
bubuk biji vanili, mentega dan sari buah. Karl Fischer pada tahun 1935 menggunakan
cara pengeringan berdasarkan reaksi kimia air dengan titrasi langsung dari basa
dengan larutan iodine, sulfur dioksida, dan piridina dalam methanol. Perubahan warna
menunjukkan titik akhir titrasi.
a. Penetapan Kandungan Air
Kadar air suatu bahan adalah persentase kandungan air dalam suatu bahan,
yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat
kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis
sebesar 100%, sedangkan kadar air berat kering dapat lebih dari 100%.
Kadar air berat basah (bb) adalah perbandingan antara berat air yang diuapkan
dengan berat bahan sebelum pengeringan (berat total). Kadar air berat basah dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:
Wm
m= x 100%
Wm+Wd
atau
Wm
m= x 100%
Wt
m = kadar air berat basah (% bb)
Wm = berat air dalam bahan (g)
Wd = berat bahan kering mutlak (g)
Wt = berat total = Wm + Wd, dalam g
Kadar air berat kering (bk) adalah perbandingan antara berat air yang
diuapkan dengan berat bahan setelah pengeringan. Jumlah air yang diuapkan
adalah berat bahan sebelum pengeringan dikurangi berat bahan setelah
pengeringan. Kadar air berat kering dinyatakan dalam persamaan berikut:
Wm
M= x 100%
Wd
Atau
100. m
M= x%
100−m
M = kadar air berat kering (% bk)
Wm = berat air dalam bahan (g)
Wd = berat bahan kering mutlak (g)
m = kadar air berat basah (%)
Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pengeringan dalam
waktu tertentu sehingga beratnya konstan. Pada proses pengeringan, air yang
terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan meskipun demikian
hasil yang diperoleh disebut juga sebagai berat bahan kering.
Kadar air bahan makanan dapat diukur dengan berbagai cara. Metode
pengukuran yang umum dilakukan di laboratorium adalah dengan cara
pengeringan di dalam oven atau dengan cara destilasi. Pengukuran kadar air
secara praktis di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan moisture tester,
yaitu alat pengukur kadar air secara elektronik.
Untuk memperpanjang daya tahan suatu bahan, sebagian air dalam bahan
harus dihilangkan dengan beberapa cara tergantung dari jenis bahan. Umumnya
dilakukan pengeringan, baik dengan penjemuran atau dengan alat pengering
buatan. Pada bahan yang berkadar air tinggi biasanya dilakukan evaporasi atau
penguapan untuk mengurangi kadar air. Misalnya: susu. Pada pembuatan susu
kental, untuk mengurangi kadar air dilakukan dengan cara dehidrasi.