H2O
• Reaktan, media reaksi,
stabilisator (biopolimer, suhu),
dan
• Sebagai fasilitor terhadap sifat
dinamis makromolekul (misalnya
enzim).
Air Dalam Bahan Pangan
• Tipe I
yaitu molekul air yang terikat secara kimia dengan
molekul-molekul lain melalui ikatan hidrogen yang
berenergi besar.
Air tipe ini tidak dapat membeku pada
proses pembekuan, tetapi dapat dihilangkan
dengan cara pengeringan biasa.
• Tipe II
yaitu molekul air yang terikat secara
kimia membentuk ikatan hidrogen
dengan molekul air lainnya
- Terdapat dalam mikrokapiler dan sifatnya
agak berbeda dari air murni.
- Lebih sukar dihilangkan.
- Penghilangan air akan mengakibatkan
penurunan Aw.
- Pertumbuhan Mikroba dan Reaksi-reaksi
Kimia Reaksi Browning, Hidrolisis &
Oksidasi Lemak akan dikurangi.
- Jika dihilangkan seluruhnya
kadar air : 3% - 7%
• Tipe III
yaitu molekul air yang terikat secara fisik dalam jaringan-
jaringan matriks bahan seperti membran, kapiler, serat,
dan lain–lain
Mudah diuapkan.
Dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroorganisme dan
media bagi reaksi-reaksi kimiawi
Bila diuapkan seluruhnya K. Air = 12%-25%
Aw = 0,8
• Tipe IV
yaitu air bebas yang tidak terikat dalam
jaringan suatu bahan atau air murni,
dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan
penuh
II. AIR BEBAS
Air bebas (free water) Air ini terdapat pada permukaan
bahan, sehingga dapat digunakan oleh mikroorganisme
untuk pertumbuhannya serta dapat dijadikan sebagai
media reaksi-reaksi kimia.
III. AIR KRISTAL
yaitu merupkan air yang terikat dalam semua bahan,
baik pangan maupun non pangan yang berbentuk
kristal, seperti gula, garam, CuSO4 dan lain-lain
IV. AIR IMBIBISI
yaitu merupakan air yang masuk ke dalam bahan pangan
dan akan menyebabkan pengembangan volume, tetapi air
ini tidak merupakan komponen penyusun bahan tersebut.
Peranan Air Dalam Bahan Pangan
Air dapat melarutkan berbagai bahan seperti garam, vitamin yang larut
air, mineral, dan senyawa-senyawa cita rasa seperti yang terkandung
dalam teh dan kopi.
3. Medium Pindah Panas
Pada proses pengolahan pangan sering dilakukan
pemasakan, dalam proses pemasakan tersebut
digunakan kalor (panas). Kalor tersebut akan
dihantarkan oleh air kebagian-bagian dalam bahan
pangan secara merata, hal ini karena air mempunyai
konduktivitas panas yang baik.
Hubungan antara Kandungan Air dalam Bahan
Pangan dengan Umur Simpan
Menurut Institute of Food Science and Technology (1974), umur simpan
produk pangan adalah selang waktu antara saat produksi hingga
konsumsi di mana produk berada dalam kondisi yang memuaskan
berdasarkan karakteristik penampakan, rasa, aroma, tekstur, dan nilai
gizi.
Faktor yang Mempengaruhi Sifat Umur
Simpan
• Faktor Internal
• Faktor Eksternal
Faktor Internal
• Pengendalian suhu
• Kelembaban relatif
• Mikroba di lingkungan
• Komposisi udara dalam kemasan
• Perlakuan suhu (contohnya pemanasan kembali atau
pemasakan)
• Penanganan konsumen
Upaya Memperpanjang Umur Simpan
Kadar Air
• Kandungan air dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut