Anda di halaman 1dari 16

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

BAB I
DESAIN KRITERIA
1.1.

UMUM

Perencanaan pondasi diupayakan memenuhi 4 kriteria :


a. Efisien dalam biaya
b. Efektif dalam berat struktur
c. Optimal dalam waktu dan metoda pelaksanaan
d. Efisien dalam pengoperasian dan pemeliharaan bangunan.
Hal ini perlu diperhatikan agar memperoleh desain bangunan yang efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan dari segi BMW (Biaya, Mutu dan Waktu).

1.2.

BUKU REFERENSI

1.
2.

Bouwless, 1993, Analisis dan Desain Pondasi Jilid 1 dan 2, Erlangga, Jakarta
Christady, Hary, Hardiyatmo, 2006, Teknik Pondasi Jilid 1 dan 2, Beta Offset,
Yogjakarta
Departemen PU, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia, LPMB, Jakarta
Ibid, 1991, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bangunan SK
SNI-T-15-03, Yayasan LPMB, Bandung
Ibid, 2002, Tata Cara Perencanaan Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan, SNI 03-1726-2002, Yayasan LPMB, Bandung
Ibid, 2002, Spesifikasi Beton Sruktural, SNI 03-6880-2002, Yayasan LPMB,
Bandung
Ibid, 2010, Peta Gempa Indonesia Juli 2010, -------, Jakarta
GEC FT Unpar, 2005, Manual Pondasi Tiang Edisi 3, Bandung
Suyono, S, dan Nakazawa,K, 1984, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi,
Pradnya Paramita, Jakarta
Vis dan Kusuma, Gideon, 1994, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang
SNI-1991, Erlangga, Jakarta
Ibid, 1994, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SNI1991, Erlangga, Jakarta

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

1.3.

SPESIFIKASI MATERIAL

1.3.1. Concrete Properties

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

1.3.2. Steel Reinforcement Properties

1.4.

DESAIN KRITERIA

Penentuan tipe pondasi bergantung pada kondisi tanah yang ada di sekitarnya.
Secara umum terdapat 2 jenis pondasi yang dapat digunakan yaitu :
1.

2.

Pondasi Dangkal (Pondasi I), jika kedalaman tanah keras terletak di dekat
permukaan tanah yaitu < -3,00 m. Tipe pondasi ini meliputi :
a. Pondasi persegi/bujur sangkar atau persegi panjang (spread
footing)
b. Pondasi lajur (strip footing)
c. Pondasi umpak (trapesium footing)
d. Pondasi raft (plat penuh)
e. Pondasi block (kaison, sumuran atau blok dengan angker)
f. Pondasi persegi/bujur sangkar yang diperbesar (enlarge pad atau
enlarge spread footing)
Pondasi Dalam (Pondasi II) , jika jika kedalaman tanah keras terletak jauh
dari permukaan tanah yaitu > -3,00 m. Tipe pondasi ini meliputi :
a. Pondasi tiang pancang
b. Pondasi tiang bor
c. Pondasi tiang strauss dan sebagainya

Pengertian tanah keras diasumsikan memiliki karakteristik sebagai berikut :


1.
Secara visual tidak terurai, masif, berbentuk batuan, tidak bisa dipecah
dengan manual tapi harus dengan ripper atau blasting.
2.
Mempunyai tekanan konus qc 200 kg/cm2 (uji DCPT/sondir)
dan atau nilai N-SPT 50.
Selanjutnya untuk optimalisasi perencanaan tipe pondasi dapat menggunakan
desain kriteria/spesifikasi teknik perencanaan/technical particular and guarantee
(TPG) sebagaimana tabel berikut :

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

TABEL DESAIN KRITERIA KELAS PONDASI TOWER BERDASARKAN DATA UJI TANAH
No. KELAS PONDASI
1 Tipe pondasi

2 Kelas dan jenis tanah

3 Daya dukung ijin pondasi


dangkal ( kg/cm2)

4 Sudut galian pondasi


(frustum angle )
5 Kedalaman m.air tanah

6 Asumsi berat jenis tanah

Concrete pad
dan chimney

Concrete pad
dan chimney

Concrete pad
dan chimney

Block or
anchor found

Raft/enlarge
pad & chimney

Pile
foundation

Concrete pad
dan chimney

Tanah sangat
Tanah baik
Tanah normal Batuan
baik/keras
tanpa air tanah homogen
N-SPT =
N-SPT =
N-SPT =
N-SPT > 60
50-60
40-50
30-40
qc-DCPT =
qc-DCPT =
qc-DCPT=
qc-DCPT >
100-200 kg/cm2 50-100 kg/cm2 30-50 kg/cm2
200 kg/cm2

Tanah jelek
Tanah sangat
tanpa air tanah jelek
N-SPT =
N-SPT
20-30
< 20
qc-DCPT=
qc-DCPT
20-30 kg/cm2
< 20 kg/cm2

Tanah normal
dengan air tanah
N-SPT =
30-50
qc-DCPT =
30-200 kg/cm2

2.50 - 5.00

1.20 -2.50

0.70 -1.20

> 5.00

0.50 - 0.70

< 0.50

0.70 -5.00

20

15

10

Bervariasi

Bervariasi

Di atas dasar
pondasi

Di bawah dasar
pondasi

Di bawah dasar Di bawah dasar Di bawah dasar


pondasi
pondasi
pondasi

1600

1600

1600

1950 / 950 *

1950 / 950 *

950 *

2400

2400

2400

2400

2400/1400 *

2400/1400 *

1400 *

/ batuan (?b kg/m3)

7 Berat jenis beton


(?c kg/m3)

8 Sketsa pondasi

Catatan :

1. Referensi yang dipakai adalah Standar Desain Kriteria Pondasi Tower Transmisi PLN
2. Tanda *) artinya digunakan sebagai berat sendiri beton ketika menghitung kestabilan terhadap uplift
3. Sebagai pendekatan pada tanah kohesif, dapat dipakai = qc / (20-40) dengan qc adalah tekanan konus hasil DCPT pd kedalaman
2-3 m dari muka tanah dan angka 20-40 merupakan faktor reduksi yang ditentukan Engineer sesuai tingkat kevalidan data uji tanah.

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

BAB II
TATA CARA PERHITUNGAN
2.1.

PEMBEBANAN

2.1.1. Beban Mati


Beban mati terdiri dari :
a.
Beban yang diperhitungkan bekerja ke pondasi tidak termasuk OLF (Overload
Factor) sebesar 1,50 (kondisi normal) dan 1,10 (kondisi broken), dan dipilih
yang terbesar dari sejumlah simulasi pembebanan pada berbagai macam
kondisi. Sebagai contoh hasil yang diperoleh sebagai berikut :

b.

2.1.2.
a.
b.

No

Jenis Beban yang


Bekerja ke Pondasi
tanpa OLF

Tower
SUTT
150 kV

Tower
SUTET
500 kV

Tower
GSM

Gedung Sekolah
3 Lantai

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Fz(+) (ton)
Fz(-)
(ton)
Fx
(ton)
Fy
(ton)
Mx
(tonm)
My
(tonm)
Mz
(tonm)

20,37
14,81
1,85
2,31
0,96
0,86
0,03

36,57
30,77
3,80
2,51
2,21
1,62
0,04

47,75
40,68
5,21
5,41
1,96
2,04
0,08

51,16
36,72
4,51
5,06
0,96
0,86
0,72

Beban chimney, pad dan tanah urugan galian pondasi (dengan


mempertimbangkan frustum angle masing-masing kelas pondasi) untuk
pondasi dangkal. Untuk pondasi dalam beban mati ini ditambah berat
kelompok tiang pancang/bor dan gaya geser negatif (negative skin friction).
Beban Hidup
Beban gempa
----> koefisien gempa = 0,15-0,45 menurut Peta Gempa
Indonesia, Juli 2010 (tergantung pada lokasi bangunan yang didesain)
Beban tumbukan benda hanyutan saat terjadi banjir (jika ada)
----> P
= beban tumbukan = Achm . Ah
Achm = luas penampang chimney yang
terkena aliran air banjir
Ah
= tekanan air banjir = k . Va
k
= koefisien bentuk penampang
chimney yg terkena aliran air banjir
Va
= kecepatan aliran banjir = 3 m/det
Referensi : Peraturan Pembebanan Jembatan Jalan Raya SNI 1990

2.1.3. Kombinasi Pembebanan


Beban total

= beban mati + beban hidup

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

OLF pondasi

2.2.

= 1,50 (kondisi normal)


= 1,20 (kondisi broken/ekstrim)

TATA CARA PERHITUNGAN PONDASI

2.2.1.

Pondasi Dangkal atau Pondasi I

2.2.1.1. Daya Dukung Ijin Pondasi


a.

Berdasarkan Korelasi Nilai N-SPT dengan dan Dr Menurut


Terzaghi (1943)

Untuk pondasi berbentuk bujur sangkar :


1,3.c.Nc + po.Nq + 0,4.sub.B.N .(Hardiyatmo,2006,pers.3.21.a)
ult
=
c
=
kohesi tanah pasir di dasar pondasi
? .t/m20.00 t/m2
Nc,Nq,N =
faktor daya dukung Terzaghi tergantung nilai . (Hardiyatmo,2006,tabel 3.1)
po
=
tekanan overburden / tekanan vertikal di dasar pondasi akibat berat tanah di sekitarnya
=
b . D (t/m2))
b.

Berdasarkan Korelasi Nilai N-SPT dengan dan Dr Menurut


Meyerhoff (1963)

ult

(sc.dc.ic).c.Nc + (sq.dq.iq).po.Nq + (sy.dy.iy).0,4.sub.B.N .(Har

Nc,Nq,Ny = faktor daya dukung Meyerhoff tergantung nilai


po
=
tekanan overburden/vertikal di dasar pondasi akibat
berat tanah di sekitarnya = Yb . D
sc,sq,sy
=
faktor bentuk pondasi Meyerhoff tergantung nilai
dc,dq,dy
=
faktor kedalaman pondasi Meyerhoff tergantung nilai
ic,iq,iy
=
faktor kemiringan beban Meyerhoff tergantung nilai
dan (sudut kemiringan beban terhadap sumbu vertikal)
c.

Berdasarkan Korelasi Nilai N-SPT dengan dan Dr Menurut


Mandel dan Salencon (1969)

ult

c.c.Nc + q.po.Nq + 0,5.y.sub.B.N


.(Hardiya
Ny

Nc,Nq,Ny = faktor daya dukung Meyerhoff tergantung nilai


po
=
tekanan overburden/vertikal di dasar pondasi akibat
berat tanah di sekitarnya = Yb . D

c,q,y
d.
ijin
e.

koefisien kenaikan kapasitas dukung Mandel

Berdasarkan Nilai N-SPT Menurut Meyerhoff (1963)


=

8.N.{(B+0,30)/B}

Berdasarkan Nilai N-SPT Menurut Bouwless (1968)

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

ijin
kd
f.

=
=

Berdasarkan Nilai Tekanan Konus qc Menurut Meyerhoff (1956)

ijin
g.

12,50.N.{(B+0,30)/B}.Kd
faktor kedalaman pondasi = {1+0,33.(D/B)}

(qc/50) . {(B+0,30)/B}

Berdasarkan Nilai Tekanan Konus qc Menurut Brien Hansen (1974)

ijin
FR

=
(qc/FR)
= faktor reduksi = 20 - 40

Dari perhitungan butir a s.d. g di atas, dipilih salah satu daya dukung ijin yang
optimal atau mewakili, untuk selanjutnya dipakai sebagai dasar perhitungan
kestabilan struktur pondasi. FS yang digunakan =2,003,00.
2.2.1.2. Kontrol Kestabilan Struktur
a.

Terhadap Gaya Angkat


Skema Pembebanan :

Fz(+)

Fz(-)

chimney

b
Fx or Fy

(h2+h3).tg

h1

muka tanah 0.00

pad atas (jika diperlukan)

Mx or My

h2
h3
h4
O
B1
pad bawah
B2
B2'

W total

Wchmn + Wpad + Wsoil

FSuplift

Wtotal / {Fz(-)/OLFtower} . OLFpond (normal) 2,00

b.

Terhadap Gaya Geser

V
f

C
B
L
H

=
=
=
=
=
=
=

Fz(+) + Wchm + Wpad


koefisien geser tanah dan pondasi beton = tg (2/3.)
sudut geser dalam tanah
kohesi tanah
lebar pondasi
panjang pondasi
Fx . OLFpond(normal)

FSgeser

(V . f + C . B . L) / H 1,50

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

c.

Terhadap Gaya Guling


Fz(+)

Fz(-)
b
Fx or Fy
G1

muka tanah 0.00

G4

h1
G6

G5

G7

h2

Mx or My
Pa

G2

h3
h4

G3

O
B1
B2
B2'

Gi
li

=
=

Fz(+)
a
Pa
hi
Fx atau Fy

=
=
=
=
=

FSguling
d.

berat tiap pias pondasi


jarak titik pusat tiap pias pondasi ke titik O (pusat
guling)
gaya kompresi dari support reaction tower
jarak Fz(+) ke titik O (pusat guling)
tekanan aktif tanah
jarak Pa ke titik O (pusat guling)
gaya horizontal dari support reaction tower (diambil
salah satu yang terbesar)
jarak Fx atau Fy ke titik O (pusat guling)

(Gi . li + Fz(+) . a) / (Pa . hi + Fx . b) 2,00

Terhadap Daya Dukung Tanah


Fz(+)

Fz(-)
b
Fx or Fy

h1

muka tanah 0.00

Mx or My

h2
h3
h4
O
B1
B2
min

maks

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

M
V
e

=
=
=

maks
min
d.

{(Fx atau Fy) . (h1 + h2 + h3 + h4)} + (Mx atau My)


Fz(+) + Wchm + Wpad
M / V

=
=

{ V / (B2.B2) } + { 6 . M / (B2.B2) } ijin


{ V / (B2.B2) } - { 6 . M / (B2.B2) } ijin

Terhadap Kekuatan Pad/Plat Pondasi

h1

muka tanah 0.00

h2
h3
h4

B1
B2

d/2

d/2
d/2
a

B3

B4

bidang kritis

d/2

Kontrol Tebal Pad Akibat Gaya Geser Pons


Vu
=
[{ Fz(+) / OLFtower} . OLFpond(normal)}] + Wchmn +
Wpad
Vn
=
Vu /
Vc
=
{(fc)^0,50 / 3} . bo . d

Vn <

Kontrol Tebal Pad Akibat Gaya Geser Friksi


Vu
=
{(Fx) + (Fy)}^0,50
Vn
=
Vu /
Vn
=
(d . Bnetto) . fy . (1,40 . 1) ---> kuat geser tulangan
Vn =
0,20 . fc . Ac ---> kuat geser beton

Vc < Vn <

Kontrol Tebal Pad Akibat Gaya Tarik/Uplift


Vn
=
Fz(-) . OLFpond(broken)
Vc
=
(1+2/) . {(fc)^0,50 / 6} . bo . d

Vn < .
Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

Kontrol Tebal Pad Akibat Gaya Tekan/Kompresi


Vn
=
Fz(+) . OLFpond(normal) + Wchmn + Wpad
Vc
=
(1+2/) . {(fc)^0,50 / 6} . bo . d

Vn < .
e.

Terhadap Penurunan
Si.1 =
penurunan segera di pusat pondasi
=
(maks . B1 . 4 . Ip) / E1
Si.2 =
penurunan segera di bawah dasar pondasi
=
(maks . B1 . 4 . Ip) / E1
Sc
=
penurunan konsolidasi
=
h2 . {e / (1 + eo)}
S
=
penurunan total = . (Si.1 + Si.2) + Sc

=
faktor koreksi kekakuan pondasi = 0.80

Efisiensi dan keamanan dimensi pondasi plat terutama diperoleh


dari :
1. Memperhatikan frustum angle tanah sesuai kelas
pondasinya
2. Kestabilan terhadap gaya angkat ---> FS 2,00
3. Ketebalan pad atas dan bawah yang memenuhi syarat geser
pons
---> Vn . Vc
4. Tegangan yang bekerja pada dasar pad ijin tanah
2.2.1.3. Penulangan Pad
Fz(+)

Fz(-)
b
Fx or Fy

h1

muka tanah 0.00

Mx or My

h2
h3
h4
O
B1
B2
min

maks

maks

W1

W2
0,50.B2

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

d
L1
L2
w1
w2
Mu
Mn
Mn
c
As

=
=
=
=
=
=
=
=
=

(h3 + h4) - tselimut


B1/2
B2/2
(L1 . maks + L2 . min) / (L1 + L2)
maks w1
L1 / 6 . (3.w1 + 2.w2)
Mu /
As . 0,80 . fy . (d-0,425.c)
[0,003 / {0,003 + (fy / Es)}] . d
As min = 0,0025 . b . d

TIPIKAL PONDASI PAD DAN CHIMNEY KELAS 1,2,3,5,7

2.2.1.4. Penulangan Chimney


Prosedur perhitungan menggunakan grafik dan tabel yang disusun Vis dan Gideon
sesuai dengan perencanaan beton SNI 1991.
Paktual / ( . Atiang . 0,85 . fc)
---> nilai sumbu vertikal
Paktual / {( . Atiang . 0,85 . fc)} . (e1 / h) ---> nilai sumbu horizontal
Dari grafik diperoleh r dan sehingga :
As
=
r . . Achmn > As min
=
0,01 . Achmn
dc
=
b cv (selimut beton)
Fres
=
{(Fx) + (Fy)}
Vu
=
Fres / (b . dc)
. Vc =
0,60 . (1/6 . fc)
. Vs maks=
0,60 . (2/3 . fc)
Vu
<
. Vc
---> tidak diperlukan sengkang
Vu
<
. Vs maks---> ukuran chimney memenuhi syarat
. Vc <
Vu
<
. Vs maks ---> diperlukan sengkang
Prodi D III Teknik Sipil Unpand

10

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

. Vs =
As
As min

Vu - . Vc
=
{( . Vs ) . b . y} / ( . fy)
=
(b . y) / (3 . fy)

tul.pokok

sengkang

2.2.2.

Pondasi Dalam atau Pondasi II

2.2.2.1. Daya Dukung Ijin Tiang


a.

Berdasarkan Nilai N-SPT Menurut Suyono dan Nakazawa (1984)


Qult
Qijin

b.

Berdasarkan Nilai N-SPT Menurut Meyerhoff (1976)


Qult
Qijin

c.

= 380 . Nb . Ab + 0,02 . Nrata . As


= Qult / FS ---> FS = 2,00 3,00

Berdasarkan Nilai N-SPT, C dan Menurut Terzaghi dan Peck (1948)


Qult
Qijin

d.

= qd . Apile + . D . ( li . fi)
= Qult / FS ---> FS = 2,00 3,00

= 2 . D . (B+L) . C + 1,30 . cb . Nc . B . L
= Qult / FS ---> FS = 2,00 3,00

Berdasarkan Nilai N-SPT, C dan Menurut Skempton (1966)


Qult
Qijin

= Ashaft . Ca + Apile . Cb . Nq
= Qult / FS ---> FS = 2,00 3,00

e.

Berdasarkan Nilai N-SPT, C dan Menurut Hardiyatmo (2006)

f.

Qult
= Ab . pb . Nq + As . po . Kd . tg
Qijin
= Qult / FS ---> FS = 2,00 3,00
Berdasarkan Nilai N-SPT, C dan Menurut Bouwless (1968)
Qijin

g.

Berdasarkan Data Sondir / DCPT


Qijin

h.

= 12,50 . N . {(B + 0,30) / B}2 . Kd

= (Ab . qc) / 3 + (O . fc) / 5

Berdasarkan Kekuatan Bahan Tiang

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

11

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

Qijin
i.

Berdasarkan Tekanan Konus Sondir Menurut Meyerhoff


Qijin

j.

= (qc / 50) . {(B + 0,30) / B}2

Berdasarkan Tekanan Konus Sondir Menurut Brien Hansen


Qijin

k.

= . fc . Apile

= qc / (20-40) ---> faktor reduksi = 20-40

Berdasarkan TPG PLN


Qijin
Qijin
Qijin
Qijin
Qijin
Qijin
Qijin

= 2,50 5,00 kg/cm2 (pondasi kelas 1)


= 1,20 2,50 kg/cm2 (pondasi kelas 2)
= 0,70 1,20 kg/cm2 (pondasi kelas 3)
= > 5,00
kg/cm2 (pondasi kelas 4)
= 0,50 0,70 kg/cm2 (pondasi kelas 5)
= < 0,50
kg/cm2 (pondasi kelas 6)
= 0,70 5,00 kg/cm2 (pondasi kelas 7) + ground water

Dari perhitungan butir a s.d. k di atas, dipilih salah satu daya dukung ijin yang
optimal atau mewakili untuk selanjutnya dipakai sebagai dasar perhitungan
kestabilan struktur pondasi. Dalam menentukan daya dukung sebuah tiang dalam
suatu kelompok tiang, Qijin harus dikalikan efisiensi tiang sebesar :
E
d
s
m
n
Pijin

= 1 [arc tg(d/s) . {(m-1).n + (n-1).m} / (90.m.n)}


= diameter tiang
= jarak antara tiang
= jumlah tiang dalam satu baris (arah x)
= jumlah tiang dalam satu kolom (arah y)
= Qijin . E

2.2.2.2. Kontrol Kestabilan Struktur


a.

Terhadap Gaya Tekan


Pijin
Pijin

b.

Fz(+) . OLFpond(normal) + Wchmn + Wpad + Wb.fill


+ Wpile + Pnegatif
(V / m.n) + (Mx . xi / xi) + (My . yi / yi)

Terhadap Gaya Angkat


Menurut Bouwless (1993) :
Pijin
Wchmn + Wpad + . D . ( li.fi) . npile . tg
FS
2,00
Menurut Hardiyatmo (2006) :
Pijin
.db .C . H + (/2) . S . . db . (2.L-H) . Kt . tg + W
FS
2,00

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

12

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

c.

Terhadap Defleksi Gaya Lateral di Puncak Tiang


Vc
V

= . D . E . R1 . {p / (E . R1)}^m . (50)^n
= {(Fx) + (Fy)}

Dari grafik defleksi lateral diperoleh yang terjadi.


ijin
= {(Vper tiang . (e + Zf)} / (12 . Ep . Ip)

ijin
d.

Terhadap Momen Lateral di Puncak Tiang


Vc
= . D . E . R1 . {p / (E . R1)}^m . (50)^n
V
= {(Fx) + (Fy)}
Dari grafik momen lateral diperoleh M ijin.
Maktual = Paktual/tiang . (kedalaman pile cap dari muka tanah)
Mijin
Maktual

e.

Terhadap Penurunan Kelompok Tiang


Si
Sc

f.

= 1 . o . qp . B / E
= p . mv . H
= faktor koreksi penurunan konsolidasi = 0,70
= Si + . Sc

Terhadap Keruntuhan Blok Pondasi Tiang


Qg = kapasitas geser kelompok tiang tanpa
memperhitungkan kuat dukung ujung tiang
= 2 . D . (B + L) . C
Paktual = Fz(+) . OLFpond(normal) + Wchmn + Wpad + Wb.fill
+ Wpile + Pnegatif
FS
= Qg / Paktual 1,20

2.2.2.3. Penulangan Pad


d
L1
L2
w1
w2
Mu
Mn
Mn
c
As

=
=
=
=
=
=
=
=
=

(h3 + h4) - tselimut


B1/2
B2/2
(L1 . maks + L2 . min) / (L1 + L2)
maks w1
L1 / 6 . (3.w1 + 2.w2)
Mu /
As . 0,80 . fy . (d-0,425.c)
[0,003 / {0,003 + (fy / Es)}] . d
As min = 0,0025 . b . d

Kontrol Tebal Pad Akibat Gaya Geser Pons


Vu
=
[{ Fz(+) / OLFtower} . OLFpond(normal)}] + Wchmn +
Wpad

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

13

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

Vn
Vc

=
=

Vu /
{(fc)^0,50 / 3} . bo . d

Vn <

Kontrol Tebal Pad Akibat Gaya Geser Friksi


Vu
=
{(Fx) + (Fy)}^0,50
Vn
=
Vu /
Vn
=
(d . Bnetto) . fy . (1,40 . 1) ---> kuat geser tulangan
Vn =
0,20 . fc . Ac ---> kuat geser beton

Vc < Vn <

Kontrol Tebal Pad Akibat Gaya Tarik/Uplift


Vn
=
Fz(-) . OLFpond(broken)
Vc
=
(1+2/) . {(fc)^0,50 / 6} . bo . d

Vn < .

Kontrol Tebal Pad Akibat Gaya Tekan/Kompresi


Vn
=
Fz(+) . OLFpond(normal) + Wchmn + Wpad
Vc
=
(1+2/) . {(fc)^0,50 / 6} . bo . d

Vn < .

2.2.2.4. Penulangan Chimney


Prosedur perhitungan menggunakan grafik dan tabel yang disusun Vis dan Gideon
sesuai dengan perencanaan beton SNI 1991.
Paktual / ( . Atiang . 0,85 . fc)
---> nilai sumbu vertikal
Paktual / {( . Atiang . 0,85 . fc)} . (e1 / h) ---> nilai sumbu horizontal
Dari grafik diperoleh r dan sehingga :
As
=
r . . Achmn > As min
=
0,01 . Achmn
dc
=
b cv (selimut beton)
Fres
=
{(Fx) + (Fy)}
Vu
=
Fres / (b . dc)
. Vc =
0,60 . (1/6 . fc)
. Vs maks=
0,60 . (2/3 . fc)
Vu
<
. Vc
---> tidak diperlukan sengkang
Vu
<
. Vs maks ---> ukuran chimney memenuhi syarat
. Vc <
Vu < . Vs maks ---> diperlukan sengkang
. Vs =
Vu - . Vc
As
=
{( . Vs ) . b . y} / ( . fy)
As min
=
(b . y) / (3 . fy)
b

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

14

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

tul.pokok

sengkang
2.2.2.5. Penulangan Tiang Pancang/Bor

Prosedur perhitungan menggunakan grafik dan tabel yang disusun Vis


dan Gideon sesuai dengan perencanaan beton SNI 1991.
Paktual / ( . Atiang . 0,85 . fc)
---> nilai sumbu vertikal
Paktual / {( . Atiang . 0,85 . fc)} . (e1 / h) ---> nilai sumbu horizontal
Dari grafik diperoleh r dan sehingga :
As
=
r . . Achmn > As min
=
0,01 . Achmn
dc
=
b cv (selimut beton)
Fres
=
{(Fx) + (Fy)}
Vu
=
Fres / (b . dc)
. Vc =
0,60 . (1/6 . fc)
. Vs maks=
0,60 . (2/3 . fc)
Vu
<
. Vc
---> tidak diperlukan sengkang
Vu
<
. Vs maks---> ukuran chimney memenuhi syarat
. Vc <
Vu
<
. Vs maks ---> diperlukan sengkang
. Vs =
Vu - . Vc
As
=
{( . Vs ) . b . y} / ( . fy)
As min
=
(b . y) / (3 . fy)

ddd

Tul. pokok
Sengkang

tul pokok
sengkang
h1
h2
h3 (jika ada)
h4

B1
B2
Prodi D III Teknik Sipil Unpand
TIPIKAL PONDASI 15
KELAS 4

tul pokok

Rekayasa Pondasi 1 dan 2

tul pokok
sengkang
h1
h2
h3
tul pokok
L
tiang bor

s
B2

tiang bor

s
s
B2
s
s
chimney

TIPIKAL PONDASI KELAS 6

Prodi D III Teknik Sipil Unpand

16

Anda mungkin juga menyukai