Cardioxdcytuyu
Cardioxdcytuyu
PENDAHULUAN
Syok dapat terjadi akibat berbagai keadaan yang dapat digolongkan sesuai
empat mekanisme etiologi dasarnya :
1.
Mekanisme kardiogenik
2.
Mekanisme obstruktif
3.
4.
mengenal gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok
dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya
perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
Langkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui
kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma, pengenalan syok berhubungan
langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua jenis syok dapat terjadi
pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok hipovolemik karena perdarahan.
Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang mengalami trauma di
atas diafragma dan syok neurogenik dapat disebabkan oleh trauma pada sistem
saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada
pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.1
Pada refarat ini kita akan membahas tentang syok kardiogenik mulai dari
definisi,
etiologi,
patofisiologi,
manifestasi
klinis,
diagnosis,
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sindrom klinis syok kardiogenik adalah suatu keadaan yang terjadi
karena tidak cukupnya curah jantung untuk mempertahankan fungsi alat-
alat vital akibat disfungsi otot jantung. Sering terjadi akibat disfungsi nyata
ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang masif, biasanya mengenai lebih
dari 40% ventrikel kiri. Ini merupakan keadaan yang gawat. Bahkan dengan
penanganan yang agresif pun angka kematian tetap tinggi.2
Syok
b.
Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri
dan kapiler-kapiler jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh
jaringan, sistem vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan
mengalirkan kembali ke jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang maka
dapat terjadi syok.
c.
Rendahnya
tahanan
pembuluh
darah
perifer
dapat
Kontusio miokard
b.
Tamponade jantung
c.
Pneumotoraks tension
d.
e.
Infark miokard 5
b.
c.
d.
Emboli paru
e.
f.
g.
2.3. Patofisiologi
Syok kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokard akut
biasanya terjadi bila kerusakan otot jantung lebih besar dari 40%,bisa juga
terjadi infark baru pada infark lama. Karena kerusakan iskemik dan nekrosis
berjalan progresif, maka terjadi perburukan hemodinamik yang berkembang
dalam waktu beberapa jam dan biasa sampai beberapa hari sejak mulainya
tanda-tanda infark miokard akut.4,6
Penurunan kontraktilitas jantung mengurangi curah jantung dan
meningkatkan volume dan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri sehingga
menyebabkan kongesti paru dan edema. Dengan menurunnya tekanan arteri
sistemik, maka terjadi perangsangan baroreseptor pada aorta dan sinus
karotikus.
Perangsangan
simpatoadrenal
menimbulkan
reflex
dengan
adanya
infark)
menyebabkan
meningkatnya
Mikrosirkulasi
Ketika curah jantung turun, tahanan vaskular sistemik akan berusaha
Neuroendokrin
Hipovolemia, hipotensi dan hipoksia dapat dideteksi oleh baroreseptor
Kardiovaskular
Tiga variabel seperti : pengisian atrium, tahanan terhadap tekanan
Gastrointestinal
Ginjal
Gagal ginjal akut adalah suatu komplikasi dari syok dan hipoperfusi,
2.5 Diagnosa
Syok kardiogenik dapat didiagnosa dengan melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis di dapat pasien
mengeluh sesak nafas dan rasa nyeri daerah torak, dari pemeriksaan fisik didapat
adanya tanda-tanda syok seperti gangguan sirkulasi perifer pucat, ekstremitas
dingin, nadi cepat dan halus tekanan darah rendah, vena perifer kolaps, serta dari
pemeriksaan penunjang dijumpainya adanya penyakit jantung, seperti infark
miokard yang luas, gangguan irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya
emboli paru, tamponade jantung, kelainan katub atau sekat jantung dan CVP
rendah.1,4,6
Pemeriksaan penunjang :
a. Electrocardiogram (ECG)
b. Sonogram
c. Scan jantung
d. Kateterisasi jantung
e. Rontgen dada
f. Enzim hepar
g. Elektrolit oksimetri nadi
h. AGD
i. Kreatinin
j. Albumin / transforin serum
k. HSD.4
2.6. Penanggulangan Syok
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki perfusi jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh, dan mempertahankan
suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus
segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan
nafas (A = air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.
Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan
ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C
= circulation) diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian
obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat
vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.1
Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian cairan
berlebihan yang akan membebani jantung. Harus diperhatikan oksigenasi darah dan
tindakan untuk menghilangkan nyeri.
Masalahnya yang ada adalah kurangnya kemampuan jantung untuk berkontraksi.
Tujuan utama pengobatan adalah meningkatkan curah jantung. Dan jika
penyebabnya infark maka tujuan pengobatannya adalah membatasi luas infark.4,6
2.
Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan
digerakkan
sampai
persiapan
transportasi
selesai,
kecuali
untuk
Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau
penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh
(berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan
untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah.
Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas
tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.
4.
Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau
kepala agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari
bagian tubuh lainnya.
5.
Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan bila ada sekresi atau muntah.
2.
Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas
(Gudel/oropharingeal airway).
3.
4.
Pasang satu atau lebih jalur infus intravena no. 18/16. Infus dengan cepat
larutan kristaloid atau kombinasi larutan kristaloid dan koloid sampai vena
(v. jugularis) yang kolaps terisi kembali.
10
Bila diduga syok karena perdarahan, ambil contoh darah dan mintakan
darah. Bila telah jelas ada peningkatan isi nadi dan tekanan darah, infus
harus dilambatkan.
Bahaya infus yang cepat adalah udem paru, terutama pasien tua.
Perhatian harus ditujukan agar jangan sampai terjadi kelebihan cairan. Bila
mungkin pasang CVP.1,7
Tekanan darah: bila tekanan darah < 90 mmHg pada pasien normotensi atau
tekanan darah turun > 40 mmHg pada pasien hipertensi, menunjukkan
masih perlunya transfusi cairan.
11
2.6.2
12
Dopamin
Kandungan: Dopamine HCl.
Indikasi:
Mengkoreksi perfusi yang kurang, curah jantung yang rendah, gagal ginjal
& sindroma shok akibat infark miokardial, trauma, septisemia endotoksik,
bedah jantung terbuka, gagal jantung.
Kontra Indikasi:
Feokromositoma, hipovolemia yang tidak terkoreksi, fibrilasi ventrikular
atau takhiaritmia yang tidak terkoreksi Hipertiroidisme.
Interaksi obat :
Obat-obat penghambat mono amin oksidase, siklopropan, anestesi halogen
hidrokarbon.
Efek Samping:
Aritmia, takhikardia supraventrikuler primer,mual, muntah, sakit kepala,
perangsangan susunan saraf pusat, takhiaritmia, angina, berdebar, sesak
nafas, hipotensi, vasokontriksi.
Kemasan:
Ampul 10 mg/ml
13
Dosis:
Kecepatan infus awalnya harus rendah : 2-5 g/kgbb berat badan/menit.
Pada pasien yang penyakitnya lebih serius, dosis awal dapat ditingkatkan
6-10 g/kg berat badan/menit sampai 20-30 g/kg berat badan/menit.10
Dobutamin
Indikasi: Diberikan secara infus IV pada gagal jantung berat akut.
Interaksi Obat:
a. Dobutamin menstimulasi adrenoseptor 1 pada jantung dan
meningkatkan kontraktilitas. Menyebabakan peningkatan curah
jantung bersama dengan tekanan pengisian ventrikel.
b. Kerja pada reseptor 2 menyebabkan vasodilitasi.
Dosis:
2-20 g/kg berat badan/menit jika tekanan darah <90 mmHg, namun tidak
terdapat tanda-tanda syok.8
Sediaan: 250 mg/20ml untuk infuse IV.7
Amiodarone HCl.
Indikasi:
a. Gangguan irama atrium, sinus takhikardi, ekstrasistol atrium, geletar
serambi.
b.
c.
Kontra Indikasi:
a. Sinus bradikardia, blok SA, blok atrio-ventrikular.
14
b. Distiroidisme.
c. Kehamilan.
d. Hipotensi atrial berat, kolaps pada jantung dan pembuluh darah,
insufisiensi jantung akut, intoleransi Iodin.
Perhatian:
a. Monitor tekanan darah dan fungsi tiroid secara teratur.
b. Hipertensi arteri, insufisiensi pernapasan yang parah, miokardiopati,
gagal jantung berat.
Interaksi Obat:
a. Antiaritmia kelas I, -bloker, Diltiazem, Verapamil, anestesi umum,
Fenoksedil, Lidoflazin, Prenilamin, Vinkamin.
b. Laksatif.
c.
Hipokalemik.
10-20 mg/kg berat badan dengan infus intravena (IV) sesuai indikasi
selama 24 jam.
b.
Pada
keadaan
darurat:
1-2
ampul
15
(5
mg/kg
berat
badan)
BAB III
KESIMPULAN
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi
jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung. Dapat didiagnosa dengan
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari
anamnesis di dapat pasien mengeluh sesak nafas dan rasa nyeri daerah torak,
dari pemeriksaan fisik didapat adanya tanda-tanda syok seperti gangguan
sirkulasi perifer pucat, ekstremitas dingin, nadi cepat dan halus tekanan darah
rendah, vena perifer kolaps, serta dari pemeriksaan penunjang dijumpainya
adanya penyakit jantung, seperti infark miokard yang luas, gangguan irama
jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya emboli paru, tamponade jantung,
kelainan katub atau sekat jantung dan CVP rendah.
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan
mengenal gejala-gejala syok, mengetahui dan mengantisipasi penyebab syok
serta efektivitas dan efisiensi kerja pada saat/menit-menit pertama penderita
mengalami syok.
Penanganan pertama dalam menangani syok adalah:
1. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan bila ada sekresi atau muntah.
2. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas
(Gudel/oropharingeal airway).
3. Berikan oksigen 6 liter/menit
4. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa
sungkup (Ambu bag) atau ETT.
16
5. Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi,
tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP). Hindari
kelebihan cairan karena akan membebani jantung.
cukup.
meningkatkan
Pemberian
kekuatan
Dopamin
dan
2,5-15
kecepatan
g/kgbb/menit
kontraksi
jantung
dapat
serta
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Azrifki.
Syok
Dan
Penaggulanganya
http://www.tempo.co.id/medika/arsip / 032001/sek-1.htm
2. Sylvia A.P dan Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Volume I Edisi 6. Jakarta : EGC; 2006
3. Aru, Bambang, Idrus alwi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. edisi
IV. Jakarta: FKUI;2006
4. Anonymous. Syok kardiogenik.http://www.lenterabiru.com/2009/01/.htm
5. Anonymous.http://www.primarytraumacare.org/PTCMain/Training/pfd/PT
C_INDO.pdf
6. Lily Ismudiati Rilantono,dkk. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta FKUI 2003
7. Katzung G,Bertram. Farmakologi Dasar Dan klinik. Edisi VI.
Jakarta.EGC; 2001
8. Aru, Bambang, Idrus alwi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III edisi
IV. Jakarta: FKUI;2006
9. Anonymous.www.primarytraumacare.org/PTCMain/Training/pfd/PTC_
INDO.pdf+penanganan+syok+kardiogenik+khusus.
10. Anonymous. http://medicastore.com/obat/1096/CETADOP.html
11. Anonymous. http://medicastore.com/obat/1317/CORDARONE.html
18
19