Referat Forensik
Referat Forensik
Dalam praktek banyak terdapat hal tentang luka tembak masuk pada tubuh manusia.
Seperti kita ketahui kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Jika
dilihat dari elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis.
Bila sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada
dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak
peluru, sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal
sebagai kelim memar (contusio ring).
Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya tergantung pada
arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka contusio ringnya akan
besar, sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio ringnya akan lebih lebar
dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil pada kulit. Peluru juga
mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga akan memberi gambaran
pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita hitam, tetapi kelim lemak ini
tidak selalu terdapat misalnya pada senjata yang jarang dibersihkan. Pada waktu
senjata ditembakkan, maka yang keluar dari laras senjata api adalah:
1. Api
2. Mesiu yang sama sekali terbakar (jelaga,roetneerslag)
3. Mesiu yang hanya sebagian saja yang terbakar
4. Mesiu yang tidak terbakar
5. Kotoran minyak senjata, karatan dan lain sebagainya
6. Anak pelurunya sendiri
akan dilakukan nanti, setelah semua kondisi gawat darurat dapat disingkirkan. Oleh
karena singkatnya waktu yang dimiliki untuk mempelajari medikolegal, seringkali
dokter merasa tidak mempunyai kewajiban untuk mendeskripskan luka secara detail.
Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari:
7. Lokasi luka
8. Ukuran dan bentuk defek
9. Lingkaran abrasi
10. Lipatan kulit yang utuh dan robek
11. Bubuk hitam sisa tembakan, jika ada
12. Tato, jika ada
13. Bagian yang ditembus/dilewati
14. Titik hitam atau tanda penyembuhan akibat bedah pengeluaran benda asing
dan susunannya
Penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan rambut,
pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka.
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun
demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan
gawat darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat
perlakuan orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada
pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh mungkin
sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka sudah ditutup
dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan apa yang telah
dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran luka
Jarak Tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam
keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan dilepaskan.
Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut : untuk membuktikan atau
menyangkal tuntutan; untuk menyatakan atau menyingkirkan kemungkinan bunuh
diri; membantu menilai ciri alami luka akibat kecelakaan. Meski kisaran jarak tembak
tidak dapat dinilai dengan ketajaman absolut, luka tembak dapat diklasifikasikan
sebagai luka tembak jarak dekat, sedang, dan jauh. Seperti yang tertera pada tabel
1. Perlu dicatat bahwa ciri-ciri yang terdapat pada tabel tersebut disebabkan oleh
senapan dan pistol, termasuk juga revolver dan pistol otomatis.
Arah Tembakan
Penggunaan senjata tanpa alur, luka tembak dekat akan memperoleh informasi
tentang sudut tembakan karena adanya ilmu ukur, serta ada tidaknya kelim jelaga.
Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta perubahan
warna pada kulit, jika sudut penembakan olique akan mengakibatkan luka tembak
berbentuk ellips, panjang luka dihubungkan dengan pengurangan sudut tembak.
Senapan akan memproduksi lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak dekat. Petunjuk
ini berguna untuk pembanding dengan shotgun. Luka tembak yang disebabkan
shotgun dengan sudut oblique akan membentuk luka seperti anak tangga. Jaringan
juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka karena adanya kontraksi otot.
Petunjuk lain yang penting untuk menginterpretasikan, yaitu:
1. Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan
dialihkan arah keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk.
2. Posisi tubuh korban secepatnya dinilai.
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar dari
permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetris dan lingkaran. Tembakan senjata
api dengan Sallow Cone akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada bagian
permukaan tangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan kemungkinan pada
samping
dada,
dinaikkan
tidak
akan
ikut
terkena,
sebaliknya akan terlihat luka pada dinding dada, dan bagian sisi dalam lengan atas.
Daerah lainnya adalah bagian samping wajah, dimana jika terkena tembakan, bagian
wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinan telinga akan ikut terkoyak.
Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada pleura dan
paru dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak dengan atau
tanpa luka laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala terkena,
menghancurkan
tulang
tengkorak
atau
wajah
dan
dapat
terjadi
kerusakan
intracranial, meskipun peluru logam tidak menembus kranium. Senapan juga dapat
menyebabkan luka tangensial.
Untungnya,
aplikasi
dari
beberapa
konsep
dasar
biasanya
akan
pada
satu
area.
Area
yang
tebal
dari
abrasi
tepi
yang
eksentris
dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh karena amunisi
yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru jenis Ricochets atau peluru yang
mengenai benda lain terlebih dulu, seperti jendela yang bergerak otomatis, sebelum
mengena tubuh. Kecepatan peluru teredam setelah mengena media perantara, hal
ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang tidak khas pada luka tembak
masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis lain dari luka masuk yang tidak khas terjadi
ketika mulut senjata api mengalami kontak langsung dengan kulit di atas permukaan
tulang, seperti pada tulang tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan,
maka hal ini akan menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam
luka di sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan,
dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka tembak
masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian
tengah
dengan
memberikan
defek
berbentuk
stellata
atau
penampakan
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka tembak
keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk. Bentuknya
tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti bintang,
iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat di prediksi.
Latar belakang variasi bentuknya adalah sebagai berikut:
1. Anak
peluru
terpental
dari
dalam
tubuh
sehingga
keluar
dari
tempatnya masuk.
2. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh
sehingga memberi bentuk iregular saat keluar.
3. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1
kesatuan melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki
jaket, maka jaket dapat terpisah komplit atau sebagian.
4. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat
fragmen tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru.
5. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur
anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit
berhubungan dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya.
Luka tembak keluar akan menghasilkan gambaran acak atau tdak teratur, tergantung
pada struktur anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya bergerigi,laserasi yang
tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan fraktur komunitf.
Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit keluar karena adanya hambatan yang
cukup besar. Tidak adanya penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru
mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki
penahan, maka bentuk luka tembak sirkular atau mendekati mendekati sirkular yang
disekelilingnya dibatasi oleh abrasi.
Teka-teki ilmiah forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka tembak
keluar. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan apabila pada luka
tembak luar terdapat penahan kulit, pada luka tembak masuk terdapat pakaian yang
menghalangi residu lain, senjata yang digunakan kaliber kecil (kaliber 22), dan tulang
tidak langsung berada di bawah kulit.
Luka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian pakaian,
pada posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat, bagian ikat
pinggang dari celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah baju,
dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian tangan menahan tempat keluar
anak peluru kemudian posisi pasien tiduran, duduk, atau menempel pada objek yang
keras. Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan
jaringan padat yang dapat menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat
dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti skapula dan ileum
atau bagian tipis dari tenglorak. Kebanyakan anak peluru masuk ke dalam tubuh dan
menghabiskan energi kinetiknya di kulit. Kulit adalah penghalang kedua yang paling
menghalangi lewatnya anak peluru. Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak
biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka tembak masuk akan sangat
sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping hidung, mulut, ketiak, vagina, dan
rektum.
sehingga
menghasilkan
energi
kinetic
yang
maksimum
untuk
mendorong
anak
peluru
keluar
dari
selongsongnya,
dan
jelas
melontar
dapat
berarti
dikatakan
juga
dengan
meningkatkan
meningkatkan
kecepatan
kecepatan
anak
peluru.
kotoran
dengan
jelaga
atau
partikel-partikel
amunisi.
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit,
dapat dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan
antara tulang kepala dengan selaput otak keras (tabula interna).
2. Luka tembak jarak dekat
Tanda luka tembak dengan jarak senjata ke kulit hanya beberapa inci
adalah adanya kelim jelaga disekitar tempat masuk anak peluru.
Luasnya kelim jelaga tergantung kepada jumlah gas yang dihasilkan,
luasnya bubuk mesiu yang terbakar, jumlah grafit yang dipakai untuk
menyelimuti bubuk mesiu. Pada luka tembak jarak dekat, bubuk mesiu
bebas dapat ditemukan didalam atau di sekitar tepi luka dan
disepanjang saluran luka. Kelim tato yang biasa tampak pada luka
jarak sedang, tidak tampak pada luka jarak pendek kemungkina karena
efek penapisan oleh jelaga.
Pada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan
membakar kulit secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar
dapat terlihat. Terbakarnya rambut pada area tersebut dapat saja
terjadi, namun jarang diperhatikan karena sifat rambut terbakar yang
rapuh sehingga patah dan mudah diterbangkan sehingga tidak
ditemukan kembali saat dilakukan pemeriksaan. Rambut terbakar
dapat ditemukan pada luka yang disebabkan senjata apapun.
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh
peristiwa
pembunuhan,
sedangkan
untuk
bunuh
diri
biasanya
1. Senjata
telah
di
set
sedemikian
rupa
sehingga
dapat
di
anak
peluru
saja.
Sedangkan
partikel
lainnya
tidak
didapatkan. Pada luka tembak jarak jauh ini hanya ditemukan luka
bersih dengan contusio ring. Pada arah tembakan tegak lurus
permukaan sasaran (tangensial) bentuk contusio ringnya konsentris,
bundar. Sedangkan pada tembakan miring bentuk contusio ringnya
oval.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan
outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis,
untuk mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau
adanya serat pakaian yang ikut masuk kedalam luka.
1. Luka Tembak Keluar (Luka Tembus)
Luka tembak keluar ini ialah bahwa setelah peluru membuat luka
tembak masuk dan saluran luka tembakan maka akhirnya peluru akan
mengenai kulit lagi dari sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar.
Kalau batas kekenyalan kulit dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi
robek dan akhirnya timbul suatu lubang luka baru lagi, dan luka baru
inilah yang dinamakan luka tembak keluar.
Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk dan
mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi
menjadi berubah. Tulang-tulang yang kena peluru tadi akan menjadi
patah pecah atau kadang-kadang remuk. Akibatnya waktu peluru
menembus terus dan membuat lubang luka tembak keluar, tidak
hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga diikuti oleh pecahanpecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar karena dorongan dari
peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai kekuatan
menembus juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka tembakan
keluar yang besar dan lebar, sedangkan bentuknya tidak tertentu.
Sering kali besar luka tembak keluar berlipat ganda dari pada besarnya
luka tembakan masuk. Misalnya saja luka tembakan masuk beserta
contusio ring sebesar kira-kira 8 mm dan luka tembakan keluar
sebesar uang logam. Berdasarkan ukurannya maka ada beberapa
kemungkinan, yaitu:
1. Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak
masuk, maka biasanya sebelum keluar anak peluru telah
mengenai tulang hingga berpecahan dan beberapa serpihannya
ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru baru yang
membuat luka keluar menjadi lebih lebar.
2. Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak
masuk, maka hal ini didapatkan bila anak peluru hanya
mengenai jaringan lunak tubuh dan daya tembus waktu keluar
dari kulit masih cukup besar.
tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun
pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah: pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan
kimiawi, dan pemeriksaan radiologik.
1. Pemeriksaan Mikroskopik
Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu
akibat trauma mekanis dan termis.
Luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat:
Kompresi ephitel,di sekitar luka tampak epithel yang normal dan yang
mengalami kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal
serta elongasi dari inti sel.
1. Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur
dengan butir-butir mesiu.
2. Epitel mengalami nekrose koagulatif,epitel sembab,vakuolisasi
sel-sel basal.
3. Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE,
akan lebih banyak mengambil warna biru (basofilik staining).
4. Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan
ini paling dominan), dan adanyabutir-butir mesiu.
5. Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi, dan
pignotik.
6. Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan,
berwarna hitam atau hitam kecoklatan.
7. Pada luka tembak tempel hard contact permukaan kulit
sekitar luka tidak terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit
sekali, butir-butir mesiu akan tampak banyak dilapisan
bawahnya, khususnya disepanjang tepi saluran luka.
8. Pada luka tembak tempel soft contact butir-butir mesiu
terdapat pada kulit dan jaringan dibawah kulit.
9. Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama
terdapat pada permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada
lapisan-lapisan kulit.
2. Pemeriksaan Kimiawi
Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat, sulfis,
sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat. ,Pada smokeles gun powder dapat
ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur
kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan merkuri.Unsurunsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri dapat di
temukan ialah timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan thalium.
Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian,
didalam atau di sekitar luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut
dapat dideteksi pada tangan yang menggenggam senjata.
Pemeriksaan dengan Sinar-X
Pemeriksaan foto roentgen pada luka tembak kurang bermanfaat. Ada
beberapa alasan penggunaan fotot rontgen yakni:
-