Anda di halaman 1dari 12

KERACUNAN MAKANAN

Jumat, 12 April, 2002 oleh:G s i a n t u r i

KERACUNAN MAKANAN
Gizi.net - Buruh PT LG Kembali Keracunan
Buruh pabrik elektronik PT LG Elektronic Indonesia di Desa Cirarab, Kecamatan Legok,
Kabupaten Tangerang, kembali mengalami keracunan makanan. Sejak Rabu (10/4) sore
sampai dengan Kamis pagi kemarin, sebanyak 125 buruh pabrik itu dilarikan ke tiga rumah
sakit (RS) di Tangerang karena diduga mengalami keracunan makanan.
Menurut beberapa buruh yang tengah dirawat di RS Qadr, mereka mulai merasakan mual- mual pada Rabu sore. Rasa
mual berlanjut dengan muntah-muntah dan buang air besar. Keracunan itu diduga berasal dari makanan yang mereka
makan di kantin pabrik, pada Rabu siang.
Buruh yang menderita keracunan segera dilarikan ke tiga rumah sakit terdekat. Di RS Qadr sebanyak 90 orang
dirawat, sedangkan di RS Siloam Gleneagles sebanyak 15 orang, dan di RS As Sobhirin 10 orang.
Sebagian dari buruh yang keracunan adalah mereka yang juga mengalami penderitaan yang sama pada bulan lalu.
Pada awalnya buruh merasakan mual-mual beberapa jam setelah makan siang.
Rasa mual di perut itu dirasakan sebagian buruh ketika masih bekerja di pabrik. "Saya
mulai merasa mual ketika masih bekerja di pabrik. Saat keracunan pada bulan lalu, rasa
mual baru terasa ketika sudah pulang ke rumah kontrakan," ujar seorang buruh
perempuan.
Sampai dengan Kamis siang, sejumlah buruh masih dirawat di tiga RS itu. Beberapa buruh
menyusul masuk ke rumah sakit pada Kamis pagi.
Keracunan yang dialami buruh PT LG merupakan peristiwa kedua dalam satu bulan ini. Pada
bulan lalu, sebanyak 139 buruh PT LG juga dilanda keracunan. Ketika itu penyebab
keracunan diduga pula berasal dari makanan di kantin pabrik. (MUL)
Sumber:
Kompas, Jumat, 12 April 2002
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0204/12/METRO/buru17.htm

Mengatasi Keracunan Makanan


Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makan atau
minuman yang memiliki kandungna bakteri, dan/atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan
kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh.
Beberapa gejala yang timbul akibat keracunan biasanya ringan tetapi dapat hingga berat dan
memerlukan perawatan di rumah sakit, beberapa keracunan juga dapat menyebabkan kematian.
Gejala-gejala yang dimaksud adalah nyeri perut, muntah, diare, sakit kepala, dan beberapa gejala
yang mengancam nyawa meliputi gaangguan pada fungsi neurologis, hati dan ginjal.
Menurut Center of Disease Control (CDC), sebagian besar keracunan makan akibat kesalahan

dalam mengolah makanan, seperti

Membiarkan makanan yang telah siap saji pada suhu yang baik bagi bakteri untuk
tumbuh.

Kesalahan memasak atau menghangatkan kembali makanan.

Kontaminasi silang

Kontaminasi oleh tangan pengolah makanan (koki)

Beberapa hal yang perlu dilakukan jika menemui kasus keracunan khususnya pada keracunan
yang memiliki gejala diare:
Rehidrasi dan suplementasi elektrolit yang tepat. Sehingga tidak terdapat syok
karena kurang cairan
Penyerap cairan untuk mengurangi kehilangan cairan seperti kaopektat,
aluminium hidroksida.
Jika gejala tetap persisten lebih dari 3 hari, maka hal yang paling tepat dilakukan
adalah membawa korban ke RS untuk menerima perawatan lebih intesnsif, sebab
pengobatan simptomatik saja tidak cukup, korban harus menerima cairan lebih
intensif melalui infus. Dan pada rumah sakit dapat dilakukan pemeriksaan
diagnosti lebih baik.
Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan

Pengelolaan sistem hiegen yang baik

Pengolahan makanan yang baik

Hindari terjadi kontaminasi dari mana pun

Simpan makanan dalam suhu yang tepat (< 5oC untuk makanan yang

disimpan dalam kulkas dan > 60oC untuk makanan yang panas).

Hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan yang
terbuat dari logam.

Hindari makan jamur yang liar.

Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.


Apakah Keracunan Makanan?

Keadaan di mana seseorang itu mengalami

Loya dan muntah


Memulas dan sakit perut
Cirit-birit
Kadangkala demam dan kesejukan

Bilakah Gejala-Gejala Ini Timbul

Biasanya gejala-gejala ini timbul beberapa jam selepas makan makanan yang tercemar (beracun)
atau beberapa hari kemudiannya.

Gejala yang dialami berbeza dari seseorang ke seorang yang lain bergantung kepada

Ketahanan seseorang
Jenis racun
Jumlah racun yang termakan
Umur seseorang

Apakah Punca Keracunan Makanan?

Punca utama ialah makan makanan yang


Mengandungi toksin atau racun semulajadi seperti setengah jenis kulat, cendawan, makanan
laut (shell-fish) dan sebagainya.

Tercemar oleh kuman yang merbahaya


Tercemar oleh bahan-bahan kimia
Tercemar oleh lalat, habuk dan sebagainya
Bagaimana Cara Jangkitan

Penjaja/penjual tidak menghirau kebersihan diri dan juga kebersihan gerainya


Penjaja/penjual tidak mengamalkan kebersihan ketika menyediakan makanan
Menjamah makanan dengan tangan yang kotor
Penjaja/penjual mendedahkan makanan kepada lalat, habuk dan sebagainya
Pengguna tidak peduli tentang kebersihan makanan yang dibeli
Bolehkah Masalah Ini Diatasi?

Masalah ini boleh diatasi jika kita semua sebagai pengguna, menuntut hak-hak kita untuk

Memilih makanan yang dijual oleh penjual yang mengamalkan kebersihan


Menjauhi gerai-gerai yang kotor dan tidak mengikut peraturan kebersihan
Mendapatkan sokongan dan kerjasama kawan dan saudara mara supaya menjauhi dari
membeli makanan dari gerai yang kotor
Menegur penjual yang tidak mengamalkan kebersihan
Melaporkan penjaja/peniaga yang kotor kepada Pejabat Kesihatan/Majlis Bandaran
Bolehkan Keracunan Makanan Berlaku Di Rumah?

Ya..
Jika tidak mengikut amalan-amalan kebersihan semasa menyedia, menyimpan, menghidang dan
juga semasa makan makanan
Patuhi amalan-amalan yang baik untuk mencegah keracunan makanan seperti :
1. Basuh tangan selepas ke tandas dan sebelum mengendali, menyedia dan menyentuh
makanan Jangan ambil makanan dengan tangan. Gunakanlah penceduk, garpu, sudu

atau penyepit yang bersih


2. Gunakanlah alat-alat yang bersih untuk menyediakan makanan. Jangan gunakan alat-alat

yang sama bagi makanan mentah dan yang dimasak


3. Simpan atau tudung makanan supaya terlindung dari lalat, serangga dan habuk
4. Simpan semua bahan makanan yang mudah rosak seperti daging, ikan, ayam, sayur dan
susu di dalam peti sejuk sehingga diperlukan. Jika tidak mempunyai peti sejuk, sebaikbaiknya beli bahan makanan untuk keperluan hari itu sahaja.
J IKA TERJADI KERACUNAN MAKANAN KEPADA ANDA ATAU KELUARGA
ANDA

Segera ke klinik atau hospital untuk mendapatkan rawatan


Simpan makanan yang disyaki menyebabkan keracunan, supaya pihak kakitangan kesihatan
dapat membuat kajian selanjutnya.
Pastikan orang lain tidak makan makanan tersebut
Laporkan semua kejadian keracunan di Pejabat Kesihatan atau Pusat Kesihatan yang
berhampiran dengan segera.
Persepsi Masyarakat Terhadap Dokter Spesialis

SUARA PEMBARUAN DAILY


Persepsi Masyarakat terhadap Dokter Spesialis
Oleh Iwan Darmansjah
Beberapa anggapan media massa dan masyarakat terhadap kasus almarhum Munir di pesawat
terbang sewaktu mengalami ajalnya agak mengherankan. Dokter Tarmizi Hakim yang saya kenal
sebagai superspesialis operasi jantung diberitakan sebagai dokter yang kompeten di pesawat
sehingga crew mempercayakan Munir kepadanya. Dengan segala hormat terhadap Tarmizi
tentang keahlian spesifiknya, saya yakin bahwa beliau tidak mengerti apa yang diderita Munir
dalam rintihannya yang seolah seperti muntah-berak biasa. Ini pun dikomentari sendiri oleh
Tarmizi, dan hal itu mungkin dapat ditanggapi oleh crew untuk mendarat ke kota terdekat jika
disadarinya.
Masyarakat telah terbiasa berkonsultasi kepada dokter yang spesialis dalam bidang organ
tersebut untuk segala yang dirasakan di tubuhnya. Jadi kalau pasien mengeluh atau menunjukkan
gejala perut, ya pergi ke dokter perut, dan dianggap bahwa dokter jantung kan juga telah dididik
menjadi dokter umum dahulu, baru kemudian berspesialisasi. Jadi dokter spesialis organ tertentu
(spesialisasi dokter sekarang terkotak-kotak) maka sakit flu pun ditangani olehnya. Padahal
dokter spesialis sering tidak tahu obat flu itu seperti apa sebaiknya yang dipilih. Ya, memang
mudah saja pikirnya, lihat dalam buku MIMS (buku yang dikeluarkan industri tentang obat-obat
spesialis) yang juga sudah menggolongkan obat ke dalam bermaca-macam golongan.
Penggolongan obat dalam kotak-kotak penyakit organ tertentu memang memudahkan dokter
memilih. Misalnya, mengambil salah satu obat yang digolongkan (obat bikin pintar, misalnya)
dan mengharapkan pasti pasiennya akan menjadi lebih pintar.
Dengan demikian, secara terselubung dokter spesialis menjadi dokter yang dipercayai
masyarakat untuk segala keluhannya. Apakah fenomena ini tidak memberi legitimasi terlalu
besar kepada seluruh profesi kedokteran?
Apakah dokter spesialis dibenarkan secara etis- walaupun ia dibenarkan menurut peraturan di
Indonesia-untuk mengobati bidang yang tidak dikuasainya? Apakah bisa dokter umum
mengobati semua penyakit? Apakah tidak waktunya untuk suatu pengakuan dan mendidik dokter

sebagai dokter ahli penyakit umum, yang memang lazim di negara lain? Apakah perlu mendidik
dalam spesialisasi langka? Semua pertanyaan ini menggelitik Departemen Kesehatan untuk
dibenahi.
Keahlian bidang keracunan memang langka di negeri ini. Semua kasus keracunan pun dianggap
bisa dimengerti dan diatasi dengan membaca buku atau di internet. One does not become an
expert by just reading. Karena informasi dianggap penting, POM pun menarik (secara politis)
bidang keracunan ke dalam kefarmasian. Legitimasi apa yang ada pada para farmasis untuk
mengambil alih bidang ini dengan menguasai suatu Pusat Informasi Keracunan ke dalam
domainnya?
Memang sebagian dari tugas laboratorium terletak dalam keahlian laboratorium yang bisa dilakukan
oleh farmasis, tapi apakah mengetahui dan melakukan pemeriksaan laboratorium melegitimasi orang
menjadi Clinical Toxicologist dan menilai kasus keracunan?
Toksikologi klinik lazimnya di seluruh dunia terletak dalam domain rumah sakit umum
(university hospital). Toksikologi juga bidangnya macam-macam, bisa experimental toxicologist
(bekerja di laboratorium dengan metode in vitro dan hewan percobaan), bisa sebagai patolog
(melihat sediaan irisan bawah mikroskop), bisa clinical toxicologist (mengenal gejala klinis dan
mengobati keracunan), dan sebagainya.
Misalnya, masalah Buyat saja sebenarnya begitu sederhana. Ketika saya membaca gejala-gejala
yang dilaporkan di koran dan bertanya apakah ada kejang atau/dan kelumpuhan dijawab dengan
tegas 'tidak ada'', tapi yang diributkan koran ialah 'kelainan kulit'. Kalau begitu bukan keracunan
merkuri (methyl Hg) saya katakan. Orang bingung dan mengatakan saya terlalu cepat
berkonklusi. Rasanya tidak, karena tanda khas keracunan Minamata ialah gejala-gejala otak
tersebut dan tidak ada keracunan merkuri bila tidak ada kejang dan paralisa. Bisa saja ada gejala
lain, namun sebagai gejala khas merupakan tanda-tanda pasti, dan bukan marker biasa. Ada
alasan ilmiahnya mengapa otak merupakan pusat gejala primer dan bukan ginjal misalnya.
Contoh lain lebih membingungkan.
Beberapa tahun lalu, pasien saya dirawat di rumah sakit spesialis jantung, seorang ibu tua yang
menderita gangguan ritme jantung. Ia juga penderita asma kronis dan kambuh hebat waktu itu.
Saya ditelepon keluarga pasien karena ibu tersebut keracunan obat asma karena dosisnya terlalu
tinggi, yang oleh dokternya (spesialis jantung) didiamkan saja. Atas pertanyaan mengapa dokter
tidak bertindak, dijawab 'tunggu doker paru'. Lalu, kapan dokter paru datang? Dijawabnya,
dokter paru datang dua kali seminggu. Selebihnya Anda bisa menerka apa yang akan terjadi.
Karena bidang toksikologi tidak menghasilkan uang, maka tidak seorang pun di negara ini
menjadi ahli benar. Hal ini menjadi masalah umum negara Indonesia karena gaji tidak
mencukupi. Di negara lain spesialisasi ditentukan oleh kesenangan ilmu karena mereka
menerima gaji sama seperti ahli ilmu klinik. Sedihnya, profesi tidak ditentukan oleh kebutuhan,
kesenangan, dan pilihan bebas manusia, tapi oleh uang.
Institut Toksikologi pun tidak ada karena biayanya sangat besar. Sewaktu saya kembali dari
belajar toksikologi di Inggris tahun 1973, saya mengajukan proposal kepada pemerintah untuk
mendirikan unit seperti ini, karena saya telah mengantisipasi akan terjadi banyak masalah
keracunan di negara yang sedang membangun.

Kedaruratan medik yg harus cepat diobati. Gejala awal ringan: mual dan muntah.
Keracunan berat (>6 g) timbulkan kerusakan hati terlambat (48-72 jam kemudian).
Mekanisme: saturasi kunyugasi metabolit dgn glukoronat, sulfat, glutathion;
nekrosis hati. Utk ikat protein hepar metabolit hydroxylamine menumpuk cegah
nekrosis hati, berikan secepatnya senyawaan gugus thiol (-SH) yaitu Nacetylcysteine.
Ukur kadar parasetamol; bila kadar masing-masing diatas 180, 90, dan 45 g/ml
setelah 4, 8, dan 12 jam keracunan, berikan N-acetylcystein.
Monitor enzim hati dan waktu protrombin (INR).
Keracunan lebih berat bersama metabolic inducers.
Keracunan Akut Tricyclic Antidepressants (TCA)
Keracunan krn efek antikolinergik sentral dan perifer, dan potensiasi aktifitas
simpatis. Gejala: mulut kering, midriasis/penglihatan kabur, retensi urin, takiaritmia
dan heart block, hipotensi, kesadaran terganggu, halusinasi, konvulsi, dan
gangguan pernafasan.
Obati aritmia dgn -blocker, lidocaine, atau fenitoin; gangguan hantaran jantung
dgn pacemaker; depresi nafas dgn ventilator, kejang dgn diazepam. Physostigmin
tak digunakan krn masa kerja pendek, efek samping banyak.
Keracunan Akut Barbiturat
Gejala: depressi SSP: tidur/koma, gelisah, delirim, halusinasi, konvulsi, depresi
nafas, hipotensi/syok, hipotermi.
Terapi: arang aktif, hemoperfusi.
Keracunan Akut Morfin
Pada bekas pencandu dan drug traffickers.
Gejala: depresi nafas, kesadaan turun, pin-point pupil.
Terapi: naloxon iv 0.4 mg, ulangi tiap 2-3 menit, dosis total 1.2 mg. Lanjutkan dgn
infus IV utk pertahankan respon. Berikan katartik/purgatif pd drug traffikcers.
Keracunan Akut Organofosfat (OF)
OF adalah insektisida rumah tangga, disalahgunakan untuk bunuh diri.
Gejala timbul oleh aktifitas ACH yg berlebihan krn OF ikat acetylcolinesterase
irrevesible: muntah, hipersalivasi, mencret, bronkokonstriksi, miosis, penurunan
kesadaran, depresi nafas.
Terapi: atropin sulfas 2 mg, tiap 2 menit, sampai terlihat tanda atropinisasi
(takikardi, midriasis) dan pertahankan. Pralidoxime 30 mg/kg, cholinesterase
reactivator untuk ikat OF.
Keracunan Akut Karbon Monoksida.
Usaha pembunuhan/bunuh diri, gas dari knalpot mobil, ikat Hb bentuk carboxyHb
yang tak bawa O2 dan ganggu oksigenasi jaringan, ganggu fungsi otak dan jantung.
sakit Gejala: gangguan psikomotor kejang, takikardi, sinkope, takipnea, koma
kabur, bingung kepala syok, depresi nafas. Timbulkan kerusakan otak dan
myokard irreversible.
Terapi: resusitasi nafas dengan oksigen
Keracunan Timbal
Timbal (Pb) adalah limbah lingkungan dan industri, masuk ke dalam tubuh melalui

mulut dan pernafasan. Diikat oleh Hb, 1-3% dalam serum, distribusi ke jaringan
lunak (hati dan ginjal), redistribusi ke tulang, gigi, dan rambut. Dlm tulang disimpan
sbg Pb fosfat. Paratiroid dan Vit D keluarkan Pb dari tulang, Pb darah naik, ekskresi
urin naik. T1/2: 1-2 bulan.
Gejala keracunan kronik: konstipasi, colic, palsy, ensefalopati, anemia mikrositer,
Fanconi-like syndrome, garis Pb di gigi.
Diagnosis: kadar Pb dan protoporphyrine darah.
Pengobatan: terapi kelasi bila Pb darah>30-50g/dl, dengan CaNa2EDTA,
dimercaprol, d-penicillamine atau succimer.
Keracunan Merkuri
Merkuri adalah limbah lingkungan dan industri, berupa gas (elemental mercury),
garam anorganik, dan garam organik. Methylmercury luas digunakan sbg fungisida
dan timbulkan keracunan pd manusia. Epidemi keracunan terjadi di Teluk Minamata
Jepang (1958), Irak (1972). Merkuri juga digunakan sbg zat pengawet vaksin.
Mekanisme kerja: ikat gugus SH enzim
Kinetika: Hg anorganik terkonsentrasi di ginjal, Hg organik terdistribusi luas dan
liwati BBB, kadanya tinggi di rambut yg kaya SH.
Gejala: metil Hg timbulkan gejala neurologik dan mata (skotoma dan penyempitan
lapangan penglihatan)
Diagnosis: Hg darah>4 mg/dl.
Terapi: Kelasi dengan dimercaprol atau penicillamine utk keracunan gas dan
inorganic mercury; polythiol resin utk methyl mercury utk putus rantai siklus
enterohepatik.
Keracunan Arsen
Arsen (As) adalah bahan alami dan limbah industri (semikonduktor
pestisida,herbisida, dan makanan ternak).
Dulu digunakan sbg obat, sekarang masih utk trypanosomiasis dan acute
promyelocytic leukemia.
Mekanisme kerja: As pentavalent rusak fosforilasi oksidatif di mitokondria; As
trivalent ikat SH enzim, terutama system pyruvate dehydrogenase.
Kinetik: yg diserab adalah garam arsenit, disimpan di hati, ginjal, jantung, dan paru;
di rambut dan kuku paling tinggi. Sama seperti fosfat, disimpan di tulang dan gigi
utk waktu lama; lewati placenta. T1/2: 3-5 hari, ekskresi oleh ginjal.
Keracunan akut: tak berasa, mirip gula; mulut terbakar, konstriksi tenggorokan,
sukar menelan, nyeri hebat lambung, muntah projektil, dirrhea berat, oliquria,
proteinuria, hematuria, kaku otot, dan sangat haus. Kematian didahului konvulsi
dan koma. Pengobatan: dimercaprol 3-4 mg/kg im tiap 4-12 jam sampai gejala
abdominal hilang. Lanjutkan dgn penicillamine oral 2 g/hari dalam dosis terbagi.
Berikan lagi penicillamine bila gejala kembali.
Keracunan kronis: lemah otot, sakit kepala, hiperpigmentasi kulit (leher, kelopak
mata, putting susu, dan ketiak), hiperkeratosis, edema. Diagnosis: kadar
urin>50g/24 jam.
Terapi Kelasi dgn Antagonis Logam Berat
CaNa2EDTA: ekskresi Ikat Pb dan gantikan Ca di tulang, mobilisasi PB ke sirkulasi di

ginjal; diikuti oleh redistribusi Pb dari jaringan lunak ke tulang.Walau Hg dapat


diikat, CaNa2EDTA tak efektif obati keracunan Hg krn terikat erat dgn SH.
Dimercaprol: antidot gas vesicant As (lewisite). Membawa dua SH utk ikat logam
berat (Hg, Au, As). Sediaan minyak, im, Cmax 30-60 menit, t1/2 4 jam.. ES:
hipertensi, takikardia, nausea, muntah, sakit kepala, dll. KI: defisiensi G6PD,
insufisiensi hati. Alkalinisasi urin utk lindungi ginjal.
Succimer: mirip dimercaprol, peroral, ikat Pb, As, Hg, Cd. Indikasi: keracuan anak
dgn Pb darah>45g/dl.
Penicillamine (D-,-dimethylcysteine): ekskresi urine. Absorpsi oral turunan
penicillin, ikat Cu, Hg, Zn, Pb 40-70%, berikan sewaktu perut kosong, metabolisme
hati. Indikasi: Wilson disease, keracunan Cu, Hg, Pb, cystinuria, rheumatoid arthritis
(turunkan IgM rheumatoid factor), primary biliary cirrhosis, scleroderma. SE:
hipersensitifitas, hematologik (leukopenia, anemia aplastik, agranulosistosis,
nefrotoksisitas.
Trientine: cupridiuretik pengganti penicillamine pd Wilson disease.
Deferoxamine: ikat Fe dari hemosiderin dan ferritin. Indikasi: keracunan kronik besi
pd thalasemia, Im/IV.
Deferiprone: kelator besi, peroral, alternatif deferoxamine
Antidot Lain
Antidot
Keracunan
Acetylcysteine
Acetaminophene
Atropin sulfat
Organofosfat
Pralidoxime
--,,-Flumazenil
Benzodiazepine
Ethanol
Methanol
Bikarbonat
TCA, quinidine
Jengkol
Thiosulfat
Cyanida (singkong beracun)
Naloxone
Opiat
Fullers earth
Paraquate.

Mengenal Penyebab dan Gejala Keracunan Makanan Untuk


Penanggulangan yang Tepat
Racun
Maraknya kasus keracunan makanan akhir-akhir ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam memilih
makanan. Kita perlu tahu bahwa segala macam bahan makanan pada umumnya merupakan media yang
sesuai untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Akibat ulah mikroorganisme, bahan makanan
membusuk dan mengalami kerusakan sehingga mempengaruhi kandungan nutrisi makanan tersebut.
Keracunan karena mikroorganisme dapat berupa keracunan makanan (food intoxication ) dan infeksi
(food infection ) karena makanan yang terkontaminasi oleh parasit atau bakteri patogen. Keracunan
makanan (food intoxication ) dapat terjadi karena makanan tercemar toksin. Toksin bisa berupae k s o t
o k s i n yaitu toksin yang dikeluarkan oleh mikroorganisme yang masih hidup;
yaitu toksin yang spesifik bagi lapisan lendir usus seperti tahan terhadap enzim
tripsin dan stabil terhadap panas;a f l a t o k s i n / t o k s o f l a v i n seperti pada kasus keracunan
tempe
bongkrek.
Keracunan makanan olehe k s o t o k s i n dapat terjadi karena makanan nonasam dalam kaleng
(sayuran, buah-buahan, daging) yang diproses kurang sempurna sehingga bakteriC l o s t r i d i u m
botulinum atau sporanya masih dapat tumbuh. Gejala klinis keracunan makanan oleh eksotoksin
antara lain muntah, penglihatan ganda, kelumpuhan otot, terkadang diare, sakit perut, nyeri otot,
pupil membesar, sukar menelan, dan lemah. Gejala ini timbul dalam waktu 8 jam sampai 8 hari.
Berikut langkah yang dapat dilakukan untuk menanganinya:

Usahakan muntah dengan diberi karbon aktif atau natrium bikarbonat. Jika
enterotoksin

tidak terjadi diare, lakukan pengurasan lambung dengan memberikan air hangat 1-2 L atau larutan garam 5-10
ml/kg BB untuk anak-anak lalu dilanjutkan dengan pemberian karbon aktif. Kemudian lakukan pembersihan
usus dengan obat laksan senyawa garam seperti Mg-sulfat atau Na-sulfat.
Lakukan pemeriksaan darah untuk menentukan jenis toksin.

Jika terjadi depresi pernapasan, berikan pernapasan buatan.


Untuk mencegahnya, rebus makanan kaleng selama 15 menit dalam air sebelum dimakan.

Keracunan makanan yang sering terjadi secara massal dapat disebabkan olehe n t e r o t o k s i n dalam
makanan yang dihasilkan oleh bakteriS t a p h y l o c o c c u s , Clostridium perfringens , Bacillus
cereus , dan Vibrio parahemoliticus . Waktu inkubasi antara 1-96 jam dan gejala timbul antara 1-7 hari.
Pencemaran terjadi karena makanan dibiarkan terbuka atau spora yang masih ada tumbuh kembali.
Makanan yang biasa tercemar enterotoksin misalnya daging, susu dan produk susu,

11. Jangan mengkonsumsi makanan/minuman yang rasa, bau atau warnanya sudah
berubah.
12. Jika tidak yakin apakah suatu makanan masih baik atau tidak, jangan ambil
risiko, buang saja makanan tersebut.
FAKULTAS INDUSTRI PANGAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan


Posted on Human Health.
Seminggu yang lalu teman blogger saya menceritakan pengalamannya ketika keracunan
makanan di blognya. Saya sendiri sudah berkali-kali mengalami keracunan makanan. Saya kira
kejadian tersebut bukan suatu kejadian luar biasa dan bisa saja terjadi pada semua orang. Apalagi
pengawasan mutu makanan dan kesadaran masyarakat untuk menyajikan makanan yang baik dan sehat
di negeri ini masih sangat kurang.
Berbagai makanan yang sudah kedaluwarsa masih saja dijual bebas di toko-toko dan swalayan,
belum lagi makanan-makanan yang dicampur dengan berbagai zat kimia yang berbahaya.
Terkadang saya tak habis pikir ketika suatu kali saya disajikan jus mangga yang rasanya begitu
aneh, setelah saya lihat langsung ke dapur warung barulah saya tahu mangganya sudah busuk.
Tanpa rasa bersalah mereka menyajikan makanan yang tidak sehat untuk pelanggannya. Masih
ingat dengan tayangan investigasi pembuatan saos dari cabe busuk tempo hari di televisi?

Sebenarnya hal yang lebih penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat juga berasal
dari diri kita sendiri. Saya pribadi terkadang menyepelekan masalah ini dengan memakan
makanan sembarangan tanpa memperhatikan tanggal kedaluwarsa ataupun kondisi makanan.
Pengalaman keracunan pertama yaitu ketika makan mie instan beberapa tahun yang lalu di
asrama Muntilan. Begitu laparnya saya sehingga tidak memperhatikan kemasan mie instan
tersebut telah rusak. Sesaat setelah makan, badan terasa dingin, perut mulai mual dan kepala
pusing-pusing. Pada waktu itu saya belum sadar kalau saya sedang mengalami gejala keracunan.
Untunglah seorang teman saya membuatkan segelas susu dan menyuruh saya meminumnya
sampai habis. Entah bagaimana tiba-tiba terjadi reaksi di perut saya sehingga saya muntahmuntah dan beberapa jam kemudian kondisi badan saya sudah membaik.
Beberapa catatan saya tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan
berdasarkan pengalaman tempo hari :

1. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan
lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.
2. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah
terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.
3. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai
kondisi membaik.
4. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang
lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa
serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah
diagnosa dokter.
Tak jauh berbeda namun lebih lengkap Budi Sutomo S.Pd dalam tulisan blognya yang berjudul
AWAS, BAHAYARACUN DALAM BAHAN PANGAN memberikan saran berikut ini :
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan

Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu
yang telah dicampur dengan telur mentah.
Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturutturut dalam setiap jamnya.
Air santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok makan garam dapat menjadi
alternatif jika norit tidak tersedia.
Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan
jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan
kontraksi.
Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat
untuk mendapatkan perawatan intensif.
Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan yang tertulis dalam First Aid Family
Emergency Handbook:
For swallowed household chemical or poisons:

* If the persons is conscious, ask questions to find out what type of poison was swallowed.
* Give milk or water. For an adult, give one to two cups; for a child give one-half to one cup.
* Induce vomiting only when advised by the Poison Control Centre or doctor. Follow

instructions of the Poison Control Center of doctor.


* To avoid inhaling of vomit, place victim their side.
* If the poison is a hydrocarbon or corrosive, do not induce vomiting, but give milk or water.

Sejak pengalaman pertama saya selalu menggunakan susu untuk pertolongan pertama ketika
saya keracunan makanan. Berkali-kali saya terbebas dari gejala keracunan berkat susu. Beberapa
waktu yang lalu ibu saya juga merasakan manfaat susu ketika beliau keracunan nutrisari.
Beberapa saran di atas juga mencantumkan susu sebagai pertolongan pertama pada keracunan
makanan. Namun demikian di situs LSM Kharisma dalam artikelnya yang berjudulTindakan
Pertama saat Keracunan malah melarang menggunakan susu.
Jangan berikan susu !! Karena banyak racun yang mudah larut dalam susu sehingga racun akan
bertambah larut dalam tubuh.
Alasan saya menggunakan susu selain belajar dari pengalaman yang lalu, juga karena susu lebih
mudah segera didapatkan daripada air kelapa muda. Saya juga tidak suka minum banyak air
ketika keracunan karena hanya membuat perut menjadi kembung saja dan berasa tak enak.
Melalui tulisan ini sebenarnya saya ingin berdiskusi tentang susu sebagai pertolongan pertama
pada keracunan makanan. Mungkin ada pembaca yang lebih tahu secara teori ilmiahnya?
Apakah susu justru berbahaya jika diberikan pada penderita keracunan seperti yang
dituliskan di situs LSM Kharisma ataukah sebaliknya seperti pengalaman yang pernah
saya alami tempo hari?

Anda mungkin juga menyukai