KERACUNAN MAKANAN
Gizi.net - Buruh PT LG Kembali Keracunan
Buruh pabrik elektronik PT LG Elektronic Indonesia di Desa Cirarab, Kecamatan Legok,
Kabupaten Tangerang, kembali mengalami keracunan makanan. Sejak Rabu (10/4) sore
sampai dengan Kamis pagi kemarin, sebanyak 125 buruh pabrik itu dilarikan ke tiga rumah
sakit (RS) di Tangerang karena diduga mengalami keracunan makanan.
Menurut beberapa buruh yang tengah dirawat di RS Qadr, mereka mulai merasakan mual- mual pada Rabu sore. Rasa
mual berlanjut dengan muntah-muntah dan buang air besar. Keracunan itu diduga berasal dari makanan yang mereka
makan di kantin pabrik, pada Rabu siang.
Buruh yang menderita keracunan segera dilarikan ke tiga rumah sakit terdekat. Di RS Qadr sebanyak 90 orang
dirawat, sedangkan di RS Siloam Gleneagles sebanyak 15 orang, dan di RS As Sobhirin 10 orang.
Sebagian dari buruh yang keracunan adalah mereka yang juga mengalami penderitaan yang sama pada bulan lalu.
Pada awalnya buruh merasakan mual-mual beberapa jam setelah makan siang.
Rasa mual di perut itu dirasakan sebagian buruh ketika masih bekerja di pabrik. "Saya
mulai merasa mual ketika masih bekerja di pabrik. Saat keracunan pada bulan lalu, rasa
mual baru terasa ketika sudah pulang ke rumah kontrakan," ujar seorang buruh
perempuan.
Sampai dengan Kamis siang, sejumlah buruh masih dirawat di tiga RS itu. Beberapa buruh
menyusul masuk ke rumah sakit pada Kamis pagi.
Keracunan yang dialami buruh PT LG merupakan peristiwa kedua dalam satu bulan ini. Pada
bulan lalu, sebanyak 139 buruh PT LG juga dilanda keracunan. Ketika itu penyebab
keracunan diduga pula berasal dari makanan di kantin pabrik. (MUL)
Sumber:
Kompas, Jumat, 12 April 2002
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0204/12/METRO/buru17.htm
Membiarkan makanan yang telah siap saji pada suhu yang baik bagi bakteri untuk
tumbuh.
Kontaminasi silang
Beberapa hal yang perlu dilakukan jika menemui kasus keracunan khususnya pada keracunan
yang memiliki gejala diare:
Rehidrasi dan suplementasi elektrolit yang tepat. Sehingga tidak terdapat syok
karena kurang cairan
Penyerap cairan untuk mengurangi kehilangan cairan seperti kaopektat,
aluminium hidroksida.
Jika gejala tetap persisten lebih dari 3 hari, maka hal yang paling tepat dilakukan
adalah membawa korban ke RS untuk menerima perawatan lebih intesnsif, sebab
pengobatan simptomatik saja tidak cukup, korban harus menerima cairan lebih
intensif melalui infus. Dan pada rumah sakit dapat dilakukan pemeriksaan
diagnosti lebih baik.
Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan
Simpan makanan dalam suhu yang tepat (< 5oC untuk makanan yang
disimpan dalam kulkas dan > 60oC untuk makanan yang panas).
Hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan yang
terbuat dari logam.
Biasanya gejala-gejala ini timbul beberapa jam selepas makan makanan yang tercemar (beracun)
atau beberapa hari kemudiannya.
Gejala yang dialami berbeza dari seseorang ke seorang yang lain bergantung kepada
Ketahanan seseorang
Jenis racun
Jumlah racun yang termakan
Umur seseorang
Masalah ini boleh diatasi jika kita semua sebagai pengguna, menuntut hak-hak kita untuk
Ya..
Jika tidak mengikut amalan-amalan kebersihan semasa menyedia, menyimpan, menghidang dan
juga semasa makan makanan
Patuhi amalan-amalan yang baik untuk mencegah keracunan makanan seperti :
1. Basuh tangan selepas ke tandas dan sebelum mengendali, menyedia dan menyentuh
makanan Jangan ambil makanan dengan tangan. Gunakanlah penceduk, garpu, sudu
sebagai dokter ahli penyakit umum, yang memang lazim di negara lain? Apakah perlu mendidik
dalam spesialisasi langka? Semua pertanyaan ini menggelitik Departemen Kesehatan untuk
dibenahi.
Keahlian bidang keracunan memang langka di negeri ini. Semua kasus keracunan pun dianggap
bisa dimengerti dan diatasi dengan membaca buku atau di internet. One does not become an
expert by just reading. Karena informasi dianggap penting, POM pun menarik (secara politis)
bidang keracunan ke dalam kefarmasian. Legitimasi apa yang ada pada para farmasis untuk
mengambil alih bidang ini dengan menguasai suatu Pusat Informasi Keracunan ke dalam
domainnya?
Memang sebagian dari tugas laboratorium terletak dalam keahlian laboratorium yang bisa dilakukan
oleh farmasis, tapi apakah mengetahui dan melakukan pemeriksaan laboratorium melegitimasi orang
menjadi Clinical Toxicologist dan menilai kasus keracunan?
Toksikologi klinik lazimnya di seluruh dunia terletak dalam domain rumah sakit umum
(university hospital). Toksikologi juga bidangnya macam-macam, bisa experimental toxicologist
(bekerja di laboratorium dengan metode in vitro dan hewan percobaan), bisa sebagai patolog
(melihat sediaan irisan bawah mikroskop), bisa clinical toxicologist (mengenal gejala klinis dan
mengobati keracunan), dan sebagainya.
Misalnya, masalah Buyat saja sebenarnya begitu sederhana. Ketika saya membaca gejala-gejala
yang dilaporkan di koran dan bertanya apakah ada kejang atau/dan kelumpuhan dijawab dengan
tegas 'tidak ada'', tapi yang diributkan koran ialah 'kelainan kulit'. Kalau begitu bukan keracunan
merkuri (methyl Hg) saya katakan. Orang bingung dan mengatakan saya terlalu cepat
berkonklusi. Rasanya tidak, karena tanda khas keracunan Minamata ialah gejala-gejala otak
tersebut dan tidak ada keracunan merkuri bila tidak ada kejang dan paralisa. Bisa saja ada gejala
lain, namun sebagai gejala khas merupakan tanda-tanda pasti, dan bukan marker biasa. Ada
alasan ilmiahnya mengapa otak merupakan pusat gejala primer dan bukan ginjal misalnya.
Contoh lain lebih membingungkan.
Beberapa tahun lalu, pasien saya dirawat di rumah sakit spesialis jantung, seorang ibu tua yang
menderita gangguan ritme jantung. Ia juga penderita asma kronis dan kambuh hebat waktu itu.
Saya ditelepon keluarga pasien karena ibu tersebut keracunan obat asma karena dosisnya terlalu
tinggi, yang oleh dokternya (spesialis jantung) didiamkan saja. Atas pertanyaan mengapa dokter
tidak bertindak, dijawab 'tunggu doker paru'. Lalu, kapan dokter paru datang? Dijawabnya,
dokter paru datang dua kali seminggu. Selebihnya Anda bisa menerka apa yang akan terjadi.
Karena bidang toksikologi tidak menghasilkan uang, maka tidak seorang pun di negara ini
menjadi ahli benar. Hal ini menjadi masalah umum negara Indonesia karena gaji tidak
mencukupi. Di negara lain spesialisasi ditentukan oleh kesenangan ilmu karena mereka
menerima gaji sama seperti ahli ilmu klinik. Sedihnya, profesi tidak ditentukan oleh kebutuhan,
kesenangan, dan pilihan bebas manusia, tapi oleh uang.
Institut Toksikologi pun tidak ada karena biayanya sangat besar. Sewaktu saya kembali dari
belajar toksikologi di Inggris tahun 1973, saya mengajukan proposal kepada pemerintah untuk
mendirikan unit seperti ini, karena saya telah mengantisipasi akan terjadi banyak masalah
keracunan di negara yang sedang membangun.
Kedaruratan medik yg harus cepat diobati. Gejala awal ringan: mual dan muntah.
Keracunan berat (>6 g) timbulkan kerusakan hati terlambat (48-72 jam kemudian).
Mekanisme: saturasi kunyugasi metabolit dgn glukoronat, sulfat, glutathion;
nekrosis hati. Utk ikat protein hepar metabolit hydroxylamine menumpuk cegah
nekrosis hati, berikan secepatnya senyawaan gugus thiol (-SH) yaitu Nacetylcysteine.
Ukur kadar parasetamol; bila kadar masing-masing diatas 180, 90, dan 45 g/ml
setelah 4, 8, dan 12 jam keracunan, berikan N-acetylcystein.
Monitor enzim hati dan waktu protrombin (INR).
Keracunan lebih berat bersama metabolic inducers.
Keracunan Akut Tricyclic Antidepressants (TCA)
Keracunan krn efek antikolinergik sentral dan perifer, dan potensiasi aktifitas
simpatis. Gejala: mulut kering, midriasis/penglihatan kabur, retensi urin, takiaritmia
dan heart block, hipotensi, kesadaran terganggu, halusinasi, konvulsi, dan
gangguan pernafasan.
Obati aritmia dgn -blocker, lidocaine, atau fenitoin; gangguan hantaran jantung
dgn pacemaker; depresi nafas dgn ventilator, kejang dgn diazepam. Physostigmin
tak digunakan krn masa kerja pendek, efek samping banyak.
Keracunan Akut Barbiturat
Gejala: depressi SSP: tidur/koma, gelisah, delirim, halusinasi, konvulsi, depresi
nafas, hipotensi/syok, hipotermi.
Terapi: arang aktif, hemoperfusi.
Keracunan Akut Morfin
Pada bekas pencandu dan drug traffickers.
Gejala: depresi nafas, kesadaan turun, pin-point pupil.
Terapi: naloxon iv 0.4 mg, ulangi tiap 2-3 menit, dosis total 1.2 mg. Lanjutkan dgn
infus IV utk pertahankan respon. Berikan katartik/purgatif pd drug traffikcers.
Keracunan Akut Organofosfat (OF)
OF adalah insektisida rumah tangga, disalahgunakan untuk bunuh diri.
Gejala timbul oleh aktifitas ACH yg berlebihan krn OF ikat acetylcolinesterase
irrevesible: muntah, hipersalivasi, mencret, bronkokonstriksi, miosis, penurunan
kesadaran, depresi nafas.
Terapi: atropin sulfas 2 mg, tiap 2 menit, sampai terlihat tanda atropinisasi
(takikardi, midriasis) dan pertahankan. Pralidoxime 30 mg/kg, cholinesterase
reactivator untuk ikat OF.
Keracunan Akut Karbon Monoksida.
Usaha pembunuhan/bunuh diri, gas dari knalpot mobil, ikat Hb bentuk carboxyHb
yang tak bawa O2 dan ganggu oksigenasi jaringan, ganggu fungsi otak dan jantung.
sakit Gejala: gangguan psikomotor kejang, takikardi, sinkope, takipnea, koma
kabur, bingung kepala syok, depresi nafas. Timbulkan kerusakan otak dan
myokard irreversible.
Terapi: resusitasi nafas dengan oksigen
Keracunan Timbal
Timbal (Pb) adalah limbah lingkungan dan industri, masuk ke dalam tubuh melalui
mulut dan pernafasan. Diikat oleh Hb, 1-3% dalam serum, distribusi ke jaringan
lunak (hati dan ginjal), redistribusi ke tulang, gigi, dan rambut. Dlm tulang disimpan
sbg Pb fosfat. Paratiroid dan Vit D keluarkan Pb dari tulang, Pb darah naik, ekskresi
urin naik. T1/2: 1-2 bulan.
Gejala keracunan kronik: konstipasi, colic, palsy, ensefalopati, anemia mikrositer,
Fanconi-like syndrome, garis Pb di gigi.
Diagnosis: kadar Pb dan protoporphyrine darah.
Pengobatan: terapi kelasi bila Pb darah>30-50g/dl, dengan CaNa2EDTA,
dimercaprol, d-penicillamine atau succimer.
Keracunan Merkuri
Merkuri adalah limbah lingkungan dan industri, berupa gas (elemental mercury),
garam anorganik, dan garam organik. Methylmercury luas digunakan sbg fungisida
dan timbulkan keracunan pd manusia. Epidemi keracunan terjadi di Teluk Minamata
Jepang (1958), Irak (1972). Merkuri juga digunakan sbg zat pengawet vaksin.
Mekanisme kerja: ikat gugus SH enzim
Kinetika: Hg anorganik terkonsentrasi di ginjal, Hg organik terdistribusi luas dan
liwati BBB, kadanya tinggi di rambut yg kaya SH.
Gejala: metil Hg timbulkan gejala neurologik dan mata (skotoma dan penyempitan
lapangan penglihatan)
Diagnosis: Hg darah>4 mg/dl.
Terapi: Kelasi dengan dimercaprol atau penicillamine utk keracunan gas dan
inorganic mercury; polythiol resin utk methyl mercury utk putus rantai siklus
enterohepatik.
Keracunan Arsen
Arsen (As) adalah bahan alami dan limbah industri (semikonduktor
pestisida,herbisida, dan makanan ternak).
Dulu digunakan sbg obat, sekarang masih utk trypanosomiasis dan acute
promyelocytic leukemia.
Mekanisme kerja: As pentavalent rusak fosforilasi oksidatif di mitokondria; As
trivalent ikat SH enzim, terutama system pyruvate dehydrogenase.
Kinetik: yg diserab adalah garam arsenit, disimpan di hati, ginjal, jantung, dan paru;
di rambut dan kuku paling tinggi. Sama seperti fosfat, disimpan di tulang dan gigi
utk waktu lama; lewati placenta. T1/2: 3-5 hari, ekskresi oleh ginjal.
Keracunan akut: tak berasa, mirip gula; mulut terbakar, konstriksi tenggorokan,
sukar menelan, nyeri hebat lambung, muntah projektil, dirrhea berat, oliquria,
proteinuria, hematuria, kaku otot, dan sangat haus. Kematian didahului konvulsi
dan koma. Pengobatan: dimercaprol 3-4 mg/kg im tiap 4-12 jam sampai gejala
abdominal hilang. Lanjutkan dgn penicillamine oral 2 g/hari dalam dosis terbagi.
Berikan lagi penicillamine bila gejala kembali.
Keracunan kronis: lemah otot, sakit kepala, hiperpigmentasi kulit (leher, kelopak
mata, putting susu, dan ketiak), hiperkeratosis, edema. Diagnosis: kadar
urin>50g/24 jam.
Terapi Kelasi dgn Antagonis Logam Berat
CaNa2EDTA: ekskresi Ikat Pb dan gantikan Ca di tulang, mobilisasi PB ke sirkulasi di
Usahakan muntah dengan diberi karbon aktif atau natrium bikarbonat. Jika
enterotoksin
tidak terjadi diare, lakukan pengurasan lambung dengan memberikan air hangat 1-2 L atau larutan garam 5-10
ml/kg BB untuk anak-anak lalu dilanjutkan dengan pemberian karbon aktif. Kemudian lakukan pembersihan
usus dengan obat laksan senyawa garam seperti Mg-sulfat atau Na-sulfat.
Lakukan pemeriksaan darah untuk menentukan jenis toksin.
Keracunan makanan yang sering terjadi secara massal dapat disebabkan olehe n t e r o t o k s i n dalam
makanan yang dihasilkan oleh bakteriS t a p h y l o c o c c u s , Clostridium perfringens , Bacillus
cereus , dan Vibrio parahemoliticus . Waktu inkubasi antara 1-96 jam dan gejala timbul antara 1-7 hari.
Pencemaran terjadi karena makanan dibiarkan terbuka atau spora yang masih ada tumbuh kembali.
Makanan yang biasa tercemar enterotoksin misalnya daging, susu dan produk susu,
11. Jangan mengkonsumsi makanan/minuman yang rasa, bau atau warnanya sudah
berubah.
12. Jika tidak yakin apakah suatu makanan masih baik atau tidak, jangan ambil
risiko, buang saja makanan tersebut.
FAKULTAS INDUSTRI PANGAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Sebenarnya hal yang lebih penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat juga berasal
dari diri kita sendiri. Saya pribadi terkadang menyepelekan masalah ini dengan memakan
makanan sembarangan tanpa memperhatikan tanggal kedaluwarsa ataupun kondisi makanan.
Pengalaman keracunan pertama yaitu ketika makan mie instan beberapa tahun yang lalu di
asrama Muntilan. Begitu laparnya saya sehingga tidak memperhatikan kemasan mie instan
tersebut telah rusak. Sesaat setelah makan, badan terasa dingin, perut mulai mual dan kepala
pusing-pusing. Pada waktu itu saya belum sadar kalau saya sedang mengalami gejala keracunan.
Untunglah seorang teman saya membuatkan segelas susu dan menyuruh saya meminumnya
sampai habis. Entah bagaimana tiba-tiba terjadi reaksi di perut saya sehingga saya muntahmuntah dan beberapa jam kemudian kondisi badan saya sudah membaik.
Beberapa catatan saya tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan
berdasarkan pengalaman tempo hari :
1. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan
lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.
2. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah
terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.
3. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai
kondisi membaik.
4. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang
lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa
serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah
diagnosa dokter.
Tak jauh berbeda namun lebih lengkap Budi Sutomo S.Pd dalam tulisan blognya yang berjudul
AWAS, BAHAYARACUN DALAM BAHAN PANGAN memberikan saran berikut ini :
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan
Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu
yang telah dicampur dengan telur mentah.
Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturutturut dalam setiap jamnya.
Air santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok makan garam dapat menjadi
alternatif jika norit tidak tersedia.
Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan
jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan
kontraksi.
Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat
untuk mendapatkan perawatan intensif.
Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan yang tertulis dalam First Aid Family
Emergency Handbook:
For swallowed household chemical or poisons:
* If the persons is conscious, ask questions to find out what type of poison was swallowed.
* Give milk or water. For an adult, give one to two cups; for a child give one-half to one cup.
* Induce vomiting only when advised by the Poison Control Centre or doctor. Follow
Sejak pengalaman pertama saya selalu menggunakan susu untuk pertolongan pertama ketika
saya keracunan makanan. Berkali-kali saya terbebas dari gejala keracunan berkat susu. Beberapa
waktu yang lalu ibu saya juga merasakan manfaat susu ketika beliau keracunan nutrisari.
Beberapa saran di atas juga mencantumkan susu sebagai pertolongan pertama pada keracunan
makanan. Namun demikian di situs LSM Kharisma dalam artikelnya yang berjudulTindakan
Pertama saat Keracunan malah melarang menggunakan susu.
Jangan berikan susu !! Karena banyak racun yang mudah larut dalam susu sehingga racun akan
bertambah larut dalam tubuh.
Alasan saya menggunakan susu selain belajar dari pengalaman yang lalu, juga karena susu lebih
mudah segera didapatkan daripada air kelapa muda. Saya juga tidak suka minum banyak air
ketika keracunan karena hanya membuat perut menjadi kembung saja dan berasa tak enak.
Melalui tulisan ini sebenarnya saya ingin berdiskusi tentang susu sebagai pertolongan pertama
pada keracunan makanan. Mungkin ada pembaca yang lebih tahu secara teori ilmiahnya?
Apakah susu justru berbahaya jika diberikan pada penderita keracunan seperti yang
dituliskan di situs LSM Kharisma ataukah sebaliknya seperti pengalaman yang pernah
saya alami tempo hari?