1. Glikogenolisis a. Phosphorolysis Degradasi glikogen menjadi glukosa-1-fosfat dan glikogen yang kekurangan satu residu menggunakan enzim glikogen fosforilase. Enzim tersebut termasuk homodimer yang memiliki lubang pada permukaannya yang dapat mengikat 4-5 residu karbohidrat. Enzim glikogen fosforilase diaktifkan oleh kofaktor PLP dan vitamin B6 b. Glycogen debranching enzyme Berperan sebagai enzim glikotransferase yang mentransfer ikatan glikosidik (14) trisakarida dari suatu cabang glikogen yang berikatan (16) ke nonreducing end pada cabang lain (Gambar. 16.4 Voet Edisi 4). Reaksi ini membentuk ikatan (14) yang baru. Ikatan (16) yang tersisa adalah residu glikosil yang akan dihidrolisis menghasilkan glukosa dan glikogen bercabang. c. Phosphoglucomutese enzim ini berfungsi untuk mengkonversi glukosa-1-fosfat menjadi glukosa-6-fosfat. 2. Sintesis glikogen a. UDP-Glukosa Pyrofosforilase mengaktifkan Unit Glukosil Reaksi antara G1P dengan UTP dengan bantuan enzim UDP-glukosa pyrofosforlase menghasilkan UDP-glukosa (UDPG) yang merupakan senyawa aktif yang dapat mendonasikan unti glukosilnya untuk menumbuhkan cabang glikogen. b. Glikogen Sintase Memperpanjang Rantai Glikogen Unit glukosil dari UDPG ditransfer ke C4-OH pada salah satu nonreducing ends glikogen membentuk ikatan glikosidik (14). c. Enzim Percabangan Glikogen Mentransfer 7 Residu Glikogen Cabang dibuat dengan mentransfer 7 sekmen residu dari ujung rantai ke C6-OH glukosa pada rantai glikogen yang sama ataupun rantai glikogen berbeda. Transfer residu dating dari rantai yang memiliki minimal 11 residu, dan titik cabang baru harus berjarak 4 residu dari titik cabang yang lain (Gambar 16.9 Voet Edisi 4) 3. Metabolism Glikogen sebaga Subjek Kontrol Hormon Metabolism glikogen dikontrol oleh hormone seperti insulin, glukagon, dan epineprin. Glukagon dan insulin disintesis oleh pancreas yang merespon kadar glukosa dalam darah dan kedua hormone ini bekerja berlawanan. Glukagon dilepaskan dari pancreas ketika kadar glukosa dalam darah menurun dan memicu hati untuk meyuplai glukosa ke jaringan yang tergantung pada glikolisis untuk energi yang dibutuhkan. Insulin di lepaskan oleh pancreas ketika kadar glukosa dalam darah tinggi dan memicu sintesis glikogen. 4. Glukoneogenesis
a. Piruvat Diubah ke Fosfoenolpiruvat dalam 2 Tahap
1. Piruvat karboksilase mengkatalis ATP membentuk oksaloasetat dari
piruvat dan HCO32-. 2. PEP karboksikinase (PEPCK) mengubah oksaloasetat menjadi PEP. Reaksi ini menggunakan GTP sebagai donor gugus fosforil. Piruvat karboksilase mempunyai gugus biotin prostetik. Biotin berfungsi sebagai pembawa CO2 dengan membentuk karboksil pada gugus ureidonya. Biotin berikatan kovalen dengan enzim dengan residu lisin membentuk biositin (Gambar 16.17 Voet Edisi 4). Reaksi piruvat karboksilase terjadi dalam dua fase. 1. Pengubahan ATP ke ADP untuk mendehidrasi bikarbonat melalui pembentukan karboksifosfat intermediet berenergi tinggi. Reaksi dari pembentukan CO2 dengan biotin adalah exergonik. Biotin yang berikatan dengan gugus karboksil diaktifkan dan dapat ditransfer ke molekul lain tanpa masuknya energi. 2. Gugus karboksil yang aktif ditransfer dari karboksibiotin ke piruvat dalam 3 tahap reaksi untuk membentuk oksaloasetat. b. Reaksi Hidrolisis Mem-baypass Reaksi Irreversibel Glikolisis PEP ke Fruktosa-1,6-bisfosfat (FBS) dikatalis oleh enzim yang berkebalikan dengan proses glikolisis. FBS dihidrolisis oleh enzim fruktosa-1,6-bisfosfatase. Hasilnya F6P diisomerisasi menjadi G6P yang kemudian dihidrolisis oleh glukosa-6-fosfatase. Reaksi dan enzimyang terlibat dapat dilihat pada gambar 16.5 Voet Edisi 4. c. Glukoneogenesis dan Glikolisis Diatur Secara Independen (SendiriSendiri) Glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara berkebalikan sesuai dengan kebutuhan organism.
Referensi Voet, D. Voet, J. & Pratt, C. 2012. Fundamentals of Biochemistry: Life at the Molecular Level, 4th Edition. Wiley.