Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dhea Rahmadany Prasasti Resume 5

Kelas/NIM : KA 2018 / 18030234032 BIOKIMIA II

Glikogenolisis

Glikogenolisis adalah proses katabolisme yang ada dalam sel.

Simpanan utama glikogen pada vertebrata adalah pada otot dan hati.

Glikogen nantinya akan diubah oleh enzim glikogen fosforilase menjadi glukosa-1-fosfat,
dengan memutuskan ikan α (1,4). Glukosa-1-fosfat berasal dari ujung bukan pereduksi (ujung
4) dari polimer glukosa seperti alfa amylase.

Reaksi:
Glikogen + Pi === sisa dari glikogen + glukosa-1fosfat Atau
Glukosa𝛼(1→4) Glukosa𝛼(1→4)𝛼(1→4)Glukosa......... + Pi → 𝛼-D-Glukosa-1-P +
Glukosa𝜶(1→4)𝜶(1→4)Glukosa.....

Enzim glikogen fosforilase akan


menambahkan fosfat anorganik dan membebaskan
glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan
ini akan terus berlangsung hingga tersisa kurang
lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.
Enzim transferase akan memindahkan 3
residu glukosa menuju ujung cabang yang lain,
proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada
titik cabang yang terikat dengan ikatan α 1-
6 glikosidik.
Debranching enzyme atau enzim pemecah
cabang (α 1-6 glukosidase) akan membebaskan
glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam
bentuk glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada
reaksi pertama).
Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas,
namun hasil pemecahan glikogen yang berupa
glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut
agar dapat berubah menjadi glukosa.
Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat menjadi
glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami pelepasan fosfat dan
berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat akan langsung masuk reaksi
glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam bentuk ATP.

Ketika dalam glukosa kadar dalam


darah tinggi maka pankreas akan
menghasilkan insulin yang bekerja
untuk menstimulan pembentukan
glikogen dari glukosa yang disebut
sebagai glikogenolisis. Kemudian
didalam hati, glukosa diubah menjadi glikogen yang menyebabkan kadar glukosa dalam
darah menurun. Ketika kadar glukosa tersebut turun misalnya dalam kondisi puasa (tidak
terdapat karbohidrat) maka didalam pankreas akan menghasilkan glukagon yang bekerja
untuk menstimulan pemecahan glikogen. Didalam hati glikogen berubah menjadi glukosa
yang menyebabkan kadar glukosa kembali menjadi tinggi. Hati pengendali glukosa darah.

Fase Oksidatif

Tahap pertama, glukosa 6-P mengalami proses dehidroginase dan dekarboksilase untuk
memberikan sebuah senyawa pentosa, yaitu ribosa 5-P. Reaksi dehidrogenase glukosa 6-P
menjadi 6-fosfoglukonat terjadi melalui pembentukan 6-fosfoglukonolakton yang dikatalisis
oleh enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase, yaitu enzim yang bergantung NADP. Hidrolisis
6- fosfoglukonolakton dilaksanakan oleh enzim glukonolakton hidrolase. Tahap kedua,
katalisis oleh enzim 6- fosfoglukonat dehidrogenase, yang juga memerlukan NADP+ sebagai
akseptor hidrogen. Dekarboksilase kemudian terjadi dengan pembentukan senyawa
ketopentosa, yaitu ribulosa 5-P. Reaksi mungkin berlangsung dalam dua tahap melalui
intermediate 3-keto-6- fosfoglukonat.
Secara singkat, reaksi pada proses ini adalah : Glukosa 6-P + 2 NADP+ +H2O → ribulosa 5-P
+ 2 NADPH + 2H+ + CO2

Fase Non Oksidatif

Ribulosa 5-P dikonversi kembali menjadi glukosa 6-P oleh reaksi yang melibatkan dua enzim
yaitu transketolase dan transaldolase. Enzim transketolase memindahkan unit dua-karbon
yang terdiri atas karbon 1 dan 2 dari sebuah ketosa kepada atom karbon aldehid pada gula
aldosa. Enzim ini mempengaruhi konversi gula pentosa menjadi aldosa dan mengonversi gula
aldosa menjadi ketosa. Selain itu, mengkatalisis proses pemindahan unit dua karbon dari
xilulosa 5P ke ribulosa 5P yang menghasilkan ketosa sedoheptulosa 7P - 7C dan aldosa
gliseraldehid 3P. Kedua produk ini kemudian memasuki reaksi lainnya yang dikenal sebagai
reaksi transaldolasi. Enzim transaldolase memungkinkan pemindahan moietas
dihidroksiaseton 3C (karbon 1-3), dari ketosa sedoheptulosa 7P ke aldosa gliseraldehid 3P
untuk membentuk ketosa fruktosa 6P dan aldosa eritrosa 4P - 4C. Kemudian berlangsung
reaksi selanjutnya yang sekali lagi melibatkan enzim transketolase dengan xilulosa 5-fosfat
berfungsi sebagai donor glikoaldehid. Pada keadaan ini, eritrosa 4-fosfat yang terbentuk di
atas bertindak sebagai akseptor , dan hasil reaksinya adalah fruktosa 6-fosfat serta
gliseraldehid 3-fosfat.
Tiga enzim terlibat: fosfopentosa epimerase, transketolase, dan transaldolase.

 Sitoplasma
 Jaringan aktif penghasil lemak (hati, kel susu)
 Sel bateri, tumbuhan
 Produksi NADPH-sintesis asam lemak, steroid
 Membentuk ribosa-5P – sintesis nukleotida
 Intermediet al : Gliseraldehid 3P, Eritrosa 4P, Xylulosa 5P, fruktosa 6P,
sedoheptulosa 7P
 Masuknya GI-6-P→6-fosfoglukonolakton (glukosa 6 fosfat dehidrogenase) Insulin /
glukagon >>→ ↑ sintesis enz
 NADPH inhibitor glukosa 6 fosfat dehidrogenase
 3 Glukosa-6-P + 6 NADP+ + 3H2O → 3 Pentosa-5-fosfat + 6 NADPH + 6H+ + 3CO2
 Glukosa-6-P + 12 NADP+ + 7H2O → 6CO2 + 12 NADPH + 12H+ + Pi

Glikogenesis
Glukosa menjadi glukosa-6-fosfat dibantu enzim
heksokinase. Selanjutnya glukosa-6-fosfat
menjadi glukosa-1-fosfat dibantu enzim
fosfoglukomutase (enzim dapat bekerja untuk 1
menjadi 6 atau 6 menjadi 1). Glukosa-6-fosfat
harus diubah menjadi 1-fosfat untuk diikat
dengan UDP, dengan reaksi glukosa-1-fosfat +
UTP menjadi UDP glukosa dengan melepas
fosfat. Selanjutnya dari UDP glukosa (UDP yang mengikat glukosa) akan terbentuk glikogen.
Kemudian terdapat juga glikogen primer (potongan kecil dari glikogen yang selanjutnya
dapat diperpanjang) yang diikat oleh protein glikogenin (dipanjangkan oleh UDP Glukosa).
Reaksi UDP glukosa dan Glikogen primer
Pada reaksi diatas, menghasilkan ikatan α-1,4
glikosidik antara C-1 dari bagian glukosil yang
masuk dan C-4 dari residu glukosa di ujung
rantai glikogen. Reaksi ini melibatkan serangan
nukleofilik oleh 4-OH dari residu glukosil yang
masuk pada C-1 dari UDP-glukosa. C-1
menjadi elektrofilik dengan menghilangkan
UDP, gugus keluar yang sangat baik, tetapi mekanisme yang tepat tetap tidak stabil. Enzim
terus menambahkan residu glukosa berturut-turut ke gugus 4-hidroksil di ujung yang tidak
mereduksi. Sintase glikogen mengkatalisis langkah pembatas laju biosintesis glikogen, dan
merupakan tempat regulasi jalur anabolik ini.

Proses percabangan dalam sintesis glikogen. Proses percabangan dalam sintesis


glikogen

Penambahan residu glukosa


kepada rantai glikogen yang
sudah ada sebelumnya atau
molekul “primer”, teriadi pada
ujung luar molekul yang bersifat
nonreduksi sehingga “cabang-
cabang” pada “pohon” glikogen
akan memanjang begitu
terbentuk ikatan 1αA yang berturutan (Setelah rantai texsebut diperpanjang hingga mencapai
minimal 11 residu glukosa, maka enzim kedua, yaitu enzim percabangan (amilo[1α4]α[1α6]-
transglukosidase) akan memindahkan bagian dari rantai 1α4 (panjang minimal 6 residu
glukosa) kepada rantai di sebelahnya untuk membentuk ikatan 1α6, dan dengan demikian
membuat titik percabangan dalam molekul tersebut. Cabang-cabang itu akan tumbuh dengan
penambahan lebih lanjut unit 1α4 glukosil dan percabangan selanjutnya. Setelah jumlah
residu terminal nonreduksi meningkat, jumlah total tempat reaktif dalam molekul akan
meningkat sehingga mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis. Enzim ini spesifik
untuk proses pemecahan fosforilasi (fosforolisis) ikatan-1à4 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling-luar molekul glikogen
dikeluarkan secara sekuensial sampai kurang-lebih 4 residu glukosa tetap berada pada tiap
sisi cabang-1α6.Enzim lainnya (α[1αA]…a-[1…4]β glukan transferase memindahkan unit
trisakarida dari cabang yang satu kepada cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1…6
terpajan. Pemecahan hidrolisis ikatan 1à6 memerlukan kerja enzim penghilang -cabang
(amilo[1α6] glukosidase) yang spesifik. Dengan menghilangkan cabang tersebut, kerja
selanjutnya enzim fosforilase dapat berlangsung. Gabungan kerja enzim fosfo-rilase dan
enzim-enzim lainnya menghasilkan pemecahan lengkap glikogen. Reaksi yang dikatalisasi
oleh enzim fosfo-glukomutase itu bersifat reversibel, sehingga glukosa 6-fosfat dapat
dibentuk dari glukosa 1-fosfat, didalam hepar dan ginjal (tetapi tidak di dalam otot) terdapat
suatu enzim spesifik, yaitu glukosa 6-fosfatase, yang menerangkan gugus fosfat dari
glukosa 6-fosfat sehingga memudahkan difusi glukosa dari sel ke dalam darah. Peristiwa
merupakan tahap akhir dalam proses glikogenolisis hepatik, yang dicerminkan dengan
kenaikan kadar glukosa.

GLUKONEOGENISIS

Reaksi glikolisis dan glikoneogenesis


Perbandingan glikolisis dan glikoneogenesis, jalur yang dilalui glikolisis
berbalikan dengan glukoneogeneisi (tidak persis) dan dijumpai pula
intermediet-intermediet yang saling berbalikan.

 Pada glikolisis dari sitoplasma dan dilanjutkan di mitokondria.


Ada 3 enzim pengendali yaitu: heksokinase, fosfofruktokinase, dan
piruvat kinase. Pada glikolisis dihasilkan (disimpan) total 2ATP dan
2NADH (dihasilkan 8ATP). Pada glikoneogenesis dimulai dari piruvat
pada matriks mitokondria, selanjutnya dilanjutkan di sitoplasma. Pada
glikoneogenesis diperlukan total 4 ATP, 2 GTP, dan 2 NADH
(dibutuhkan 12 ATP).
 Pada glikoneogenesis, dari piruvat menjadi oksaloasetat oleh
bantuan enzim piruvat karboksilase, menjadi malat (dalam krabs cycle
dalam mitokondria) selanjutnya malat keluar (perantara protein
pengemban) ke sitoplasma dan menghasilkan oksaloasetat, selanjutnya
menghasilkan fosfoenolpiruvat dengan bantuan enzim PEPCK=PEP
karboksi kinase, kemudian menjadi piruvat dan juga mengikuti jalur glikolisis
berlawanan arah (terbalik).
 Piruvat → oksaloasetat (dibutuhkan 2 ATP)
 Oksaloasetat → PEP (dibutuhkan 2 GTP)
 3-fosfogliserat → 1,3 bifosfogliserat (dibutuhkan 2 ATP)
 1,3 bifosfogliserat → gliseraldehid (dibutuhkan 2 NADH)
Total: diperlukan 4 ATP, 2 GTP, dan 2 NADH (dibutuhkan 12 ATP).
4 enzim atau reaksi pengendali:
(mitokondria)
o Piruvat → oksaloasetat (piruvat karboksilase)
o Oksaloasetat → PEP (PEP kerboksilase)
(sitoplasma)
o Fruktosa 1,6 bifosfat → fruktosa-6- fosfat (fruktosa 1,6 bifosfatase) pada hati, ginjal, dan
otot lurik
o Glukosa 6 fosfat → glukosa ( glukosa 6 fosfatase) pada hati, gnjal, usus, dan trombosit
o Pengendalian dalam metabolisme karbohidrat:
o Glukosa meningkat → insulin meningkat
Akibatnya glikolisis meningkat, maka glukoneogenesis turun, dan meningkatkan glikogenesis
(pembentukan glikogen meningkat). Maka:
o Glukokinase dan prufatkinase meningkat, sehingga glikolisis meningkat
o Glikogen sintase meningkat, sehingga glikgenesis meningkat
o 4 enzim penegndali reaksi glukoneogenesis turun, sehingga aktivitas glukoneogenesisi
menurun
o Glikogen fosforilase menurun, sehingga glikogenolisis menurun

Anda mungkin juga menyukai