RUTHA Pembuatan Isomer Cis Dan Trans
RUTHA Pembuatan Isomer Cis Dan Trans
I.
TANGGAL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
TINJAUAN PUSTAKA
Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni
bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang
lain. Isomer geometri ialah bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat
mengakibatkan isomeri. Dua gugus yang terletak pada satu sisi ikatan pi disebut cis (latin,
pada sisi yang sama). Gugus-gugus yang terletak pada sisi-sisi yang berlawanan disebut
trans (latin, berseberangan).
Isomer adalah molekul atau ion yang mempunyai susunan kimia sama, tetapi struktur
berbeda. Perbedaan struktur biasanya tetap ada di dalam larutan, isomer dalam senyawa
kompleks yang penting ialah isomer geometri dan isomer optis. Kompleks yang hanya
mempunyai isomeri hanya kompleks-kompleks yang bereaksi sangat lambat atau kompleks
yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-kompleks yang bereaksi cepat atau komplekskompleks yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil.
Isomer geometri adalah stereoisomer yang posisinya tidak bisa saling dipertukarkan
(interconverted) tanpa memutus ikatan kimianya. Berdasarkan pada jenis isomer geometrinya
senyawa atau ion kompleks dapat dibedakan menjadi cis dan trans. Untuk kompleks
oktahedral ada dua tipe kompleks yang memiliki bentuk cis dan trans yaitu MA 4B2 dan
MA3B3. M merupakan atom atau ion pusat sedangkan A dan B merupakan ligan monodentat.
Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalkan bidentat, maka akan dihasilkan
tipe kompleks, ML2B2, L merupakan ligan bidentat.
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dengan cara mencampur komponen
komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada perbedaan kelarutan
diakibatkan oleh tarikan antara kation logam yang bermuatan positif dan elektron bukanikatan ligan yang bermuatan negatif. Teori ini dikembangkan menurut perubahan energi dari
lima degenerasi orbital-d ketika dikelilingi oleh ligan-ligan. Ketika ligan mendekati ion
logam, elektron dari ligan akan berdekatan dengan beberapa orbital-d logam dan menjauhi
yang lainnya, menyebabkan hilangnya kedegeneratan (degeneracy). Elektron dari orbital-d
dan dari ligan akan saling tolak menolak. Oleh karena itu, elektron-d yang berdekatan dengan
ligan akan memiliki energi yang lebih besar dari yang berjauhan dengan ligan, menyebabkan
pemisahan energi orbital-d. Pemisahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
sifat-sifat ligan yang mengelilingi ion logam. Efek ligan yang lebih kuat akan
menyebabkan perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi
tinggi dengan yang berenergi rendah.
Struktur kompleks yang paling umum adalah oktahedral; dalam struktur ini, enam
ligan membentuk oktahedral di sekitar ion logam. Pada oktahedral simetri, orbital-d akan
berpisah menjadi dua kelompok energi dengan perbedaan energi oct. Orbital dxy, dxz dan dyz
akan memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital dz2 and dx2-y2. Hal ini dikarenakan
orbital dxy, dxz dan dyz memiliki posisi yang lebih jauh dari ligan-ligan, sehingga mendapatkan
gaya tolak yang lebih kecil. Kompleks tetrahedral juga merupakan struktur yang umum;
dalam struktur ini, empat ligan membentuk tetrahedral disekitar ion logam. Dalam pemisahan
medan kristal tetrahedral, orbital-d kembali berpisah menjadi dua kelompok dengan
perbedaan energi tet. Orbital dz2 dan dx2-y2 akan memiliki energi orbital yang lebih rendah, dan
dxy, dxz dan dyz akan memiliki energi orbital yang lebih tinggi. Hal bertolak belakang dengan
struktur oktahedron. Selain itu, dikarenakan elektron ligan pada simetri tetrahedal tidaklah
berorientasi pada orbital-orbital-d, pemisahan energi akan lebih kecil daripada pemisahan
energi oktaherdal. Struktur geometri datar persegi juga dapat dideskripsikan oleh CFT.
Besarnya perbedaan energi antara dua kelompok orbital tergantung pada beberapa
faktor, seperti sifat-sifat ligan dan struktur geometri kompleks. Beberapa ligan selalu
menghasilkan nilai yang kecil, sedangkan beberapa lainnya akan selalu menghasilkan nilai
yang lebih besar. Alasan di balik perbedaan ini dapat dijelaskan dengan teori medan ligan .
Deret spektrokimia berikut adalah daftar-daftar ligan yang disusun berdasarkan perbedaan
energi yang dihasilkan (disusun dari yang kecil ke yang besar):
I < Br < S2 < SCN < Cl < NO3 < N3 < F < OH < C2O42 < H2O < NCS < CH3CN < py
< NH3 < en < 2,2'-bipiridina < phen < NO2 < PPh3 < CN < CO
Keadaan oksidasi logam juga memengaruhi besarnya antara aras energi (energy
level) yang tinggi dan rendah. Semakin tinggi keadaan oksidasi logam, semakin tinggi pula .
Kompleks V3+ akan memiliki yang lebih besar dari kompleks V2+. Hal ini dikarenakan
/5 oct.
Stabilisasi medan kristal dapat digunakan dalam menjelaskan geometri kompleks
logam transisi. Alasan mengapa banyak kompleks d8 memiliki geometri datar persegi adalah
karena banyaknya stabilisasi medan kristal yang dihasilkan struktur geometri ini dengan
jumlah elektron 8.
Warna kompleks logam transisi
Warna-warna cerah yang terlihat pada kebanyakan senyawa koordinasi dapat
dijelaskan dengan teori medan kristal ini. Jika orbital-d dari sebuah kompleks berpisah
menjadi dua kelompok seperti yang dijelaskan di atas, maka ketika molekul tersebut
menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital
tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang berenergi
lebih tinggi, menghasilkan keadaam atom yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom
yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama
dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelombang cahaya. Karena
hanya gelombang-gelombang cahaya () tertentu saja yang dapat diserap (gelombang yang
memiliki
energi
sama
dengan
energi
eksitasi),
senyawa-senyawa
tersebut
akan
:
:
2 Buah
Gelas Kimia 50 ml
2 Buah
Gelas Arloji
Pemanas Spiritus
1 Set
Cawan Penguapan
1 Buah
Gelas Ukur 10 ml
1 Buah
2 Buah
Timbangan Digital
1 Buah
Oven
1 Buah
Eksikator
1 Buah
Kertas Saring
4 Buah
Bahan Bahan
VI.
Etanol
Aquades
CARA KERJA
Kristal Hitam
1 gram kalium
dikromat
Ditambah 5 ml Etanol
Dilakukan dekantasi
Disaring
c.
VIII.IX.
Perlakuan
No
XIX. XX.
Pembuatan
X.
XV.
Hasil Pengamatan
S XVI. Sesudah
ebelum
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII. -
CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.
XI.
Dugaan/
Reaksi
CXXVI.
CXXVII.
1. Isomer trans kalium bis
CXXVIII.
oksalatodiakuokromat
CXXIX.
as.oksalat CXXX.
(III)
CXXXI.
4
XXI.
as.oksalat dihidrat
+
air:
3 gram asam oksalat dihidrat
XXII.
H2C2O4.2H2O +
dihidrat: endapan putih
XXIII.
CVII. kalium K2Cr2O7 2K
XXIV.
serbuk
larutkan dengan 2 tetes aquades mendidih dalam gelas kimia 50 mL
XXV.
dikromat
+
air: [Cr(C2O4)2(H2O)
putih
XXVI.
LIX. endapan jingga (+++) 2]
XXVII.
CVIII. lar. CXXXII.
XXVIII.
kalium
CXXXIII.
M
XXIX.
as.oksalat dihidrat +
dikromat:
XXX.
assa
kristal
Asam oksalat
dihidrat + Air
kalium
dikromat:
XXXI.
serbuk
Larutan ungu kehitaman mengental dan terbentuk gas
teoritis = 2,0604
XXXII.
larutan
ungu
kristal
XXXIII.
gram
kalium dikromat yang dilarutkan (sedikit demi sedikit) dengan
2 tetes aquadest
kehitaman
kental,panas
XXXIV.
jingga (+
a dengan kaca arloji
XXXV.
terbentuk gas putih
at
Diuapkan
diatas penangas (samapi volume separuh)
++)
CIX. 1/3)
Setelah
lar.
Dibiarkan menguap pada suhuXXXVI.
kamar(sampai volume menjadi
LX.
XXXVII.
LXI.
diuapkan:
larutan
XXXVIII.
LXII.
XXXIX.
ungu kehitaman +
LXIII.
XL.
LXIV.
kristal hitam kental
XLI.
LXV.
CX. setelah
XLII.
LXVI.
XLIII.
dioven : terbentuk
LXVII.
XLIV.
LXVIII.
kristal hitam
XLV.
LXIX.
CXI.
XLVI.
LXX.
CXII. Massa :
XLVII. mengental dan terbentuk gas
Larutan ungu kehitaman
LXXI.
CXIII. - berat I: 0,794
LarutanXLVIII.
ungu kehitaman mengental
LXXII.
XLIX.
gr
LXXIII.
L.
CXIV. - berat II:
LXXIV.
LI.
LXXV.
0,786 gr
LII.
Disaring
kristalnya
LXXVI.
CXV. - berat III:
Dicuci dengan
LIII. aquades dingin
LXXVII.
Dicuci dengan etanol
0,645 gr
LXXVIII.
Dicatat hasil, dinyatakan dalam persen
CXVI. - berat IV:
LXXIX.
LXXX.
0,643 gr
Kristal Hitam
XII.
Kesimpula
n
CXXXIV.
kompleks
trans-
kalium
bioksalatodiakuo
CXXXV.
kro
mat(III)
dapat
dibuat
dari
pencampuran asam
oksalat
dihidrat
kemudian
dicampur sehingga
membentuk kristal
hitam.
CXXXVI.
CXXXVII.
%ha
Berat
CCXVI.
CCXVII.
3
Uji
75,7134 %
CCII.
CCIII.
CCXXXIX. CCLXVIII.
CCXL.CCLXIX.
Kemurnian Isomer
CCXVIII.
kristal
warna hijau menyebar
Kristal Isomer Cis
(Hasil Percobaan)
CCXIX.
CCLXX.
Sampe
cis: hitam
CCXX.
CCXLI.
l UV-Vis = larutan
CCXXI.
CCXLII.
Ditempatkan pada kertas saring
CCXXII.
kuning kehijauan
CCXLIII.
Ditetesin dengan larutan ammonium encer Diuji
UV-Vis dan titik leleh
CCXXIII.
CCLXXI. hasil
CCXLIV.
CCXXIV.
CCXLV.
uji UV-Vis kristal
CCXXV.
CCXLVI.
CCXXVI.
cis berupa 2 puncak
CCXLVII.
CCXXVII.
CCXLVIII. di daerah panjang
CCXXVIII.
CCXLIX.
CCXXIX.
gelombang 567 nm
Kristal isomer trans (hasil percobaan)
CCXXX.
Warna Hijau tua menyebar pada kertas saring
dengan absorbansi
CCXXXI.
CCL.
CCXXXII.
CCLI.
maksimum sebesar
CCXXXIII.
CCLII.
Ditempatkan
pada kertas saring
0,090 dan daerah
DitetesinCCXXXIV.
dengan larutan ammoniumCCLIII.
encer
Diuji UV-Vis dan titik leleh
CCXXXV.
CCLIV.
350,50 nm dengan
CCXXXVI.
CCLV. absorbansi
CCXXXVII.
kristal
CCXXXVIII.
maksimum 0,769.
trans:
CCLXXII. TL =
Padatan berwarna coklat yang tidak larut
encer
1 puncak di daerah
dapat
menCCXC.substitusi
kan ligan oksalat
atau
air,
sehingga
kristal
pada
cis
terbentuk warna
hijau sedangkan
pada
kristal
trans
terbentuk
endapan
coklat
panjang
gelombang
nm
556
dengan
absorbansi
maksimum sebesar
0,109
sedangkan
567
dengan
karena didapatkan
tidak larut
CCLXXXVI. Sampe
hasil
l UV-Vis = larutan
coklat muda
CCLXXXVII. Hasil
uji
UV-Vis
kristal
campuran rasemik
yang
berwarna
hijau
setelah
ditetesi ammonium
dan
di
uji
daerah
panjang
berupa
berdasarkan
UV-Vis
gelombang 556 nm
diperoleh 2 puncak
dengan
sedangkan kristal
absorbansi
maksimum
sebesar
0,109
CCLXXXVIII.
TL = 158 C.
CCXCII.
CCXCIII.
CCXCIV.
CCXCV.
CCXCVI.
CCXCVII.
CCXCVIII.
CCXCIX.
transnya
murni.
CCXCI.
cukup
yang
berwarna
hitam
yang
merupakan
isomer
trans
kalium
7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7
m:
0.0238 mol
0.0034 mol
r:
0.0238 mol
0.0034 mol
s:
0.0068 mol
0.0068 mol
3 gram
=0.0238 mol
126 gram/mol
1 gram
mol K 2Cr 2O 7 mulamula=
=0.0034 mol
294 gram/mol
mol H 2C 2O 4 .2 H 2O mulamula=
CCCVIII.
CCCIX.
h asil=
0.065 gram
x 100 =3.1547
2.0604 gram
CCCXI.
gram
=2.0604 gram
mol
7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7
m:
0.0238 mol
0.0034 mol
r:
0.0238 mol
0.0034 mol
s:
0.0068 mol
0.0068 mol
3 gram
=0.0238 mol
126 gram/mol
1 gram
mol K 2Cr 2O 7 mul amula=
=0.0034 mol
294 gram/mol
mol H 2C 2O 4 .2 H 2O mulamula=
CCCXVII.
gram
=2.0604 gram
mol
1.560 gram
x 100 =75.7134
2.0604 gram
CCCXX.3. Uji kemurnian isomer
CCCXXI.
Uji ini bertujuan untuk membedakan yang mana isomer cis
CCCXIX.
h asil=
tua.
Uji UV-Vis
CCCXXIX.
Tujuan
pengujian
UV-Visible
untuk
mengetahui
panjang gelombang maksimum kristal yang terbentuk. Pengujian UVVisible dilakukan dengan menguji larutan encer isomer cis dengan
spektofotometri.
CCCXXX. Kristal trans yang dilarutkan dalam air memiliki warna
kecoklatan, sehingga dapat diperkirakan bahwa spektranya akan memiliki
panjang gelombang maksimum pada rentang panjang gelombang visible
yakni 380 nm-750 nm. Pada pengujian UV-Vis diperoleh 1 puncak dengan
absorbansi maksimum sebesar 0,109 pada panjang gelombang 556 nm.
Warna kecoklatan tergolong dalam warna kuning-hijau, serta panjang
gelombang maksimum tersebut masuk dalam rentang warna kuning-hijau
(Underwood, 2002).
CCCXXXI.
Panjang gelombang ini masih masuk dalam rentang
visible, dan juga absorbansi tersebut masih termasuk dalam rentang
toleransi kesalahan minimum. Kemungkinan transisi elektron yang terjadi
pada n * yang perubahan energinya rendah. Transisi elektronik terjadi
antar orbital d dari logam transisi dan orbital dari ligan.
CCCXXXII.
Kristal cis yang dilarutkan dalam air memiliki warna
kuning kehijauan, sehingga dapat diperkirakan bahwa spektranya akan
memiliki panjang gelombang maksimum pada rentang panjang gelombang
visible yakni 380 nm-750 nm. Namun pada pengujian UV-Vis diperoleh 2
puncak dengan absorbansi maksimum puncak 1 sebesar 0,090 pada
panjang gelombang 567 nm dan absorbansi maksimum puncak 2 sebesar
0,769 pada panjang gelombang 350,50 nm.
CCCXXXIII.
Munculnya 2 puncak pada hasil uji UV-Vis kristal cis
dikarenakan kristal yang diperolah berwujud rasemik yaitu campuran 2
enansiomer yang ridak dapat memutar bidang polarisasi. Namun komposisi
campuran kristal tidak sama karena absorbansi maksimumnya berbeda.
Kristal trans memiliki rentang serapan sinar UV pada energi yang lebih
rendah daripada kristal cis sehingga kemungkinan puncak pertama
merupakan absorbansi maksimum kristal trans pada campuran rasemik dan
CCCXXXV.
CCCXXXVI.
d4, spin tinggi o lebih besar dari pada energi perpasangan, sehingga
elektron akan mengisi orbital terlebih dahulu dan mengisi orbital eg.
Sehingga konfigurasi elektron akan mengisi orbital t2g4 pada sistem d4.
CCCXXXVIII.
Pembentukan kristal cis menjadi trans lebih lambat daripada trans menjadi cis.
Dari pembuatan kristal cis dan kalium disoksalatdiakuokromat(III) diperoleh kristal
berwarna hitam dengan berat konstan 0,065 gram untuk isomer trans kalium
disoksalatodiakuokromat(III)
dan
1,560
gram
untuk
cis
kalium
0,769.
Titik leleh trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 158 oC sedangkan titik
7H2O
Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses uji kemurnian cis dan trans !
CCCXLVIII. 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 2NH3 2K[Cr(NH3)2(H2O)2]
CCCXLIX.
CCCL. DAFTAR PUSTAKA
:
3
Annisa.2009.Pembuatan
Cis
dan
Trans