Anda di halaman 1dari 23

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III

Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)


JUDUL PERCOBAAN
:

I.

Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalato Diaquokromat (III)


II.

TANGGAL PERCOBAAN

Selasa, 19 Maret 2013


III.

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari pembuatan garam kompleks kalium bisoksalato


diaquokromat(III).
2. Mempelajari sifatsifat cis dan trans garam kompleks kalium
bisoksalato diaquokromat(III).
IV.

TINJAUAN PUSTAKA

Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni
bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang
lain. Isomer geometri ialah bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat
mengakibatkan isomeri. Dua gugus yang terletak pada satu sisi ikatan pi disebut cis (latin,
pada sisi yang sama). Gugus-gugus yang terletak pada sisi-sisi yang berlawanan disebut
trans (latin, berseberangan).
Isomer adalah molekul atau ion yang mempunyai susunan kimia sama, tetapi struktur
berbeda. Perbedaan struktur biasanya tetap ada di dalam larutan, isomer dalam senyawa
kompleks yang penting ialah isomer geometri dan isomer optis. Kompleks yang hanya
mempunyai isomeri hanya kompleks-kompleks yang bereaksi sangat lambat atau kompleks
yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-kompleks yang bereaksi cepat atau komplekskompleks yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil.
Isomer geometri adalah stereoisomer yang posisinya tidak bisa saling dipertukarkan
(interconverted) tanpa memutus ikatan kimianya. Berdasarkan pada jenis isomer geometrinya
senyawa atau ion kompleks dapat dibedakan menjadi cis dan trans. Untuk kompleks
oktahedral ada dua tipe kompleks yang memiliki bentuk cis dan trans yaitu MA 4B2 dan
MA3B3. M merupakan atom atau ion pusat sedangkan A dan B merupakan ligan monodentat.
Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalkan bidentat, maka akan dihasilkan
tipe kompleks, ML2B2, L merupakan ligan bidentat.
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dengan cara mencampur komponen
komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada perbedaan kelarutan

1 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan.
Sebagai contoh trans-dioksalatodiakuokrom(II) klorida dapat dikristalkan secara pelan-pelan
dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan trans.
Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cis trans dapat digeser ke kanan karena
kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu, pemisahan isomer cis dan trans berbeda,
misalnya kompleks cis-diklorbis (trietilstibin) paladium dapat dikristalkan dalam larutan
bensen meskipuyn dalam larutan hanya ada 60 % bentuk cis.
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa
dengan berat. Ia melebur pada 1765C. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat.
Jika tak terkena udara, akan membentuk ion-ion kromium(II) :
Cr + H+ Cr2+ + H2
Cr + HCl Cr2+ + 2Cl- + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi teroksidasi
ke keadaan tervalen:
4Cr2+ + O2 + 4H+ 4Cr3+ + 2H2O
Untuk kompleks planar segiempat, isomer cistrans terjadi pada kompleks platina (II)
dengan rumus Pt (NH3)2Cl2. Untuk rumus jenis MX2Y2, bahwa jika bentuknya bujur sangkar
bidang, dua susunan isomer adalah mungkin. Dalam Pt(NH 3)Cl2 kedua ligan klorida (dan
kedua ligan amonia) dapat disusun sehingga berada pada kedudukan yang saling
berdampingan, yang dinamai cis (latin, pada sisi ini) atau pada kedudukan yang
berseberangan yang dinamai trans (latin, di seberang). Gambar isomer cis dan trans, yaitu:

2 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
Untuk bangun tetrahedral, hanya satu susunan yang mungkin. Membuat
model-model molekul akan membantu menunjukkan mengapa pendapat ini berlaku. Isomeri
bujur sangkar-bidang dapat dibedakan satu dengan lainnya, karena etilenadiamina akan
bereaksi dengan isomer cis untuk menggantikan kedua klorida itu, tetapi tak akan bereaksi
dengan isomer trans. Rupanya molekul H2NCH2CH2NH2 dapat membentuk dua ikatan
dengan sudut 90 tetapi tak dapat mengitari Pt untuk membentuk ikatan dengan sudut 180.
Urutan kira-kira dari pengaruh trans yang makin naik adalah: H 2O, OH-, NH3 < Cl-,
Br- < SCN-, I-, NO2-, C6H5- < SC(NH2)2, CH3- < H-, PR3,< C2H4, CN-, CO. Ditekankan di sini
bahwa efek trans hanyalah fenomena belaka. Ini merupakan efek gugus terkoordinasi
terhadap laju subtitusi dalam posisi trans terhadapnya dalam kompleks segiempat atau
oktahedral. Deret efek trans terbukti sangat berguna untuk menerangkan prosedur sintetik
yang telah dikenal, dan mencari prosedur sintetik yang berguna. Sebagai contoh ditinjau
sintesis isomer cis dan trans dari [Pt(NH3)2Cl2] sintesis isomer cis dicapai dengan
mereaksikan ion [PtCl4]2- dengan amonia. Karena Cl- mempunyai pengaruh mengarahkan
trans lebih besar daripada NH3, subtitusi NH3 ke dalam [Pt(NH3)Cl3]- kurang layak terjadi
pada posisi trans terhadap NH3 yang sudah ada, sehingga isomer cis lebih disukai.
Teori Medan Kristal
Menurut Teori Medan Kristal (CFT),

interaksi antara logam transisi dan ligan

diakibatkan oleh tarikan antara kation logam yang bermuatan positif dan elektron bukanikatan ligan yang bermuatan negatif. Teori ini dikembangkan menurut perubahan energi dari
lima degenerasi orbital-d ketika dikelilingi oleh ligan-ligan. Ketika ligan mendekati ion
logam, elektron dari ligan akan berdekatan dengan beberapa orbital-d logam dan menjauhi
yang lainnya, menyebabkan hilangnya kedegeneratan (degeneracy). Elektron dari orbital-d
dan dari ligan akan saling tolak menolak. Oleh karena itu, elektron-d yang berdekatan dengan
ligan akan memiliki energi yang lebih besar dari yang berjauhan dengan ligan, menyebabkan
pemisahan energi orbital-d. Pemisahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

sifat-sifat ion logam.

keadaaan oksidasi logam. Keadaan oksidasi yang lebih besar menyebabkan


pemisahan yang lebih besar.

3 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
susunan ligan disekitar ion logam.

sifat-sifat ligan yang mengelilingi ion logam. Efek ligan yang lebih kuat akan
menyebabkan perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi
tinggi dengan yang berenergi rendah.
Struktur kompleks yang paling umum adalah oktahedral; dalam struktur ini, enam

ligan membentuk oktahedral di sekitar ion logam. Pada oktahedral simetri, orbital-d akan
berpisah menjadi dua kelompok energi dengan perbedaan energi oct. Orbital dxy, dxz dan dyz
akan memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital dz2 and dx2-y2. Hal ini dikarenakan
orbital dxy, dxz dan dyz memiliki posisi yang lebih jauh dari ligan-ligan, sehingga mendapatkan
gaya tolak yang lebih kecil. Kompleks tetrahedral juga merupakan struktur yang umum;
dalam struktur ini, empat ligan membentuk tetrahedral disekitar ion logam. Dalam pemisahan
medan kristal tetrahedral, orbital-d kembali berpisah menjadi dua kelompok dengan
perbedaan energi tet. Orbital dz2 dan dx2-y2 akan memiliki energi orbital yang lebih rendah, dan
dxy, dxz dan dyz akan memiliki energi orbital yang lebih tinggi. Hal bertolak belakang dengan
struktur oktahedron. Selain itu, dikarenakan elektron ligan pada simetri tetrahedal tidaklah
berorientasi pada orbital-orbital-d, pemisahan energi akan lebih kecil daripada pemisahan
energi oktaherdal. Struktur geometri datar persegi juga dapat dideskripsikan oleh CFT.
Besarnya perbedaan energi antara dua kelompok orbital tergantung pada beberapa
faktor, seperti sifat-sifat ligan dan struktur geometri kompleks. Beberapa ligan selalu
menghasilkan nilai yang kecil, sedangkan beberapa lainnya akan selalu menghasilkan nilai
yang lebih besar. Alasan di balik perbedaan ini dapat dijelaskan dengan teori medan ligan .
Deret spektrokimia berikut adalah daftar-daftar ligan yang disusun berdasarkan perbedaan
energi yang dihasilkan (disusun dari yang kecil ke yang besar):
I < Br < S2 < SCN < Cl < NO3 < N3 < F < OH < C2O42 < H2O < NCS < CH3CN < py
< NH3 < en < 2,2'-bipiridina < phen < NO2 < PPh3 < CN < CO
Keadaan oksidasi logam juga memengaruhi besarnya antara aras energi (energy
level) yang tinggi dan rendah. Semakin tinggi keadaan oksidasi logam, semakin tinggi pula .
Kompleks V3+ akan memiliki yang lebih besar dari kompleks V2+. Hal ini dikarenakan

4 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
perbedaan rapatan muatan yang mengijinkan ligan lebih dekat dengan ion V3+
daripada ion V2+. Jarak antar ligan dan ion logam yang lebih kecil akan menyebabkan nilai
yang lebih besar karena elektron logam dan ligan lebih berdekatan, sehingga gaya tolak
menolak menjadi lebih besar.
Spin-tinggi dan spin-rendah

Diagram medan kristal [Fe(NO2)6]3

Ligan-ligan yang menyebabkan pemisahan orbital-d yang lebih besar


disebut sebagai ligan-ligan medan kuat, seperti CN dan CO. Senyawa kompleks
yang memiliki ligan medan kuat tidak akan menempatkan elektron-elektronnya
ke orbital yang berenergi tinggi. Hal ini sesuai dengan asas Aufbau. Kompleks
yang demikian disebut sebagai "spin-rendah". Sebagai contoh, NO 2 yang
merupakan ligan medan kuat, menghasilkan yang besar. Ion oktahedron
[Fe(NO2)6]3 yang memiliki 5 electron-d akan memiliki diagram pemisahan
oktahedron yang kelima elektronnya berada di aras t2g.

Diagram medan kristal [FeBr6]3


Sebaliknya, ligan-ligan (seperti I dan Br) yang menghasilkan orbital-d yang kecil
disebut ligan medan lemah. Dalam kasus ini, adalah lebih mudah menempatkan elektron di
aras energi orbital yang lebih tinggi daripada menempatkan dua elektron pada orbital yang
sama. Ini dikarenakan gaya tolak antar dua elektron lebih besar daripada . Oleh karena itu,

5 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
masing-masing elektron akan ditempatkan pada setiap orbital-d terlebih dahulu
sebelum dipasangkan. Hal ini sesuai dengan kaidah Hund dan menghasilan kompleks "spintinggi". Sebagai contoh, Br adalah ligan medan lemah dan menghasilkan oct yang lebih
kecil. Makan, ion [FeBr6]3, yang juga memiliki 5 elektron-d, akan memiliki diagaram
pemisahan elektron yang kelima orbitalnya dipenuhi secara tunggal.
Agar pemisahan spin rendah terjadi, energi yang dibutuhkan untuk menempatkan
elektron ke orbital yang sudah berlektron tunggal harus lebih kecil dari energi yang
dibutuhkan untuk menempatkan elektron tambahan ke orbital eg sebesar . Jika energi yang
diperlukan untuk memasangkan dua elektron lebih besar dari menempatkan satu elektron di
orbital eg, pemisahan spin tinggi akan terjadi.
Energi pemisahan medan kristal untuk kompleks logam tetrahedron (empat ligan), tet,
kira-kira sama dengan 4/9oct. Oleh karena itu, energi yang diperlukan untuk memasangkan
dua elektron biasanya lebih besar dari energi yang diperlukan untuk menempatkan elektron di
orbital yang berenergi lebih tinggi. Sehingga, kompleks tetrahedron biasanya merupakan
spin-tinggi.
Diagram pemisahan ini dapat membantu kita dalam memprediksikan sifat-sifat
magnetik dari senyawa koordinasi. Senyawa yang memiliki elektron yang takberpasangan
pada diagram pemisahannya bersifat paramagnetik dan akan ditarik oleh medan magnet.
Sedangkan senyawa yang tidak memiliki elektron takberpasangan pada diagram
pemisahannya bersifat diamagnetik dan akan ditolak oleh medan magnet.
Energi stabilisasi medan kristal
Energi stabilisasi medan kristal (Bahasa Inggris:crystal field stabilization energy),
disingkat CFSE, adalah stabilitas yang dihasilkan dari penempatan ion logam pada medan
kristak yang dibentuk oleh sekelompok ligan-ligan. Ia muncul karena ketika orbital-d terpisah
pada medan ligan, beberapa dari orbital itu akan memiliki energi yang lebih rendah. Sebagai
contoh, pada kasus oktahedron, kelompok orbital t2g memiliki energi yang lebih rendah dari
energi orbital pada sentroid. Sehingga, jika terdapat sembarang elektron yang menempati
orbital-orbital ini, ion logam akan menjadi lebih stabil pada medan ligan relatif terhadap
sentroid dengan nilai yang dikenal sebagai CFSE. Sebaliknya, orbital-orbital eg (pada kasus

6 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
oktaheral) memiliki energi yang lebih tinggi daripada sentroid, sehingga
menempatkan elektron pada orbital tersebut menurunkan CFSE.

Energi stabilisasi medan kristal oktahedron


Jika pemisahan orbital-d pada medan oktahedron adalan oct, tiga orbital t2g
distabilkan relatif terhadap sentroid sebesar 2/5 oct, dan orbital-orbital eg didestabilkan sebesar
3

/5 oct.
Stabilisasi medan kristal dapat digunakan dalam menjelaskan geometri kompleks

logam transisi. Alasan mengapa banyak kompleks d8 memiliki geometri datar persegi adalah
karena banyaknya stabilisasi medan kristal yang dihasilkan struktur geometri ini dengan
jumlah elektron 8.
Warna kompleks logam transisi
Warna-warna cerah yang terlihat pada kebanyakan senyawa koordinasi dapat
dijelaskan dengan teori medan kristal ini. Jika orbital-d dari sebuah kompleks berpisah
menjadi dua kelompok seperti yang dijelaskan di atas, maka ketika molekul tersebut
menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital
tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang berenergi
lebih tinggi, menghasilkan keadaam atom yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom
yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama
dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelombang cahaya. Karena
hanya gelombang-gelombang cahaya () tertentu saja yang dapat diserap (gelombang yang
memiliki

energi

sama

dengan

energi

eksitasi),

senyawa-senyawa

tersebut

memperlihatkan warna komplementer (gelombang cahaya yang tidak terserap).

7 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

akan

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
Seperti yang dijelaskan di atas, ligan-ligan yang berbeda akan
menghasilkan medan kristal yang energinya berbeda-beda pula, sehingga kita bisa melihat
warna-warna yang bervariasi. Untuk sebuah ion logam, medan ligan yang lebih lemah akan
membentuk kompleks yang -nya bernilai rendah, sehingga akan menyerap cahaya dengan
yang lebih panjang dan merendahkan frekuensi . Sebaliknya medan ligan yang lebih kuat
akan menghasilkan yang lebih besar, menyerap yang lebih pendek, dan meningkatkan .
Sangtalah jarang energi foton yang terserap akan sama persis dengan perbedaan energi ;
terdapat beberapa faktor-faktor lain seperti tolakan elektron dan efek Jahn-Teller yang akan
memengaruhi perbedaan energi antara keadaan dasar dengan keadaan tereksitasi.
Warna-warna yang terlihat
Roda warna mendemonstrasikan warna senyawa yang akan terlihat jika ia hanya
menyerap satu gelombang cahaya. Sebagai contoh, jika senyawa tersebut menyerap warna
merah, maka ia akan tampak hijau.
diserap vs warna terpantau
400nm Ungu diserap, Hijau-kuning terpantau ( 560nm)
450nm Blue diserap, Kuning terpantau ( 600nm)
490nm Biru-hijau diserap, Merah terpantau ( 620nm)
570nm Kuning-hijau diserap, Ungu terpantau ( 410nm)
580nm Kuning diserap, Biru tua terpantau ( 430nm)
600nm Jingga diserap, Biru terpantau ( 450nm)
650nm Merah diserap, Hijau terpantau ( 520nm)
V.

ALAT dan BAHAN


Alat Alat

:
:

Gelas Kimia 100 ml

2 Buah

Gelas Kimia 50 ml

2 Buah

Gelas Arloji

Pemanas Spiritus

1 Set

Cawan Penguapan

1 Buah

Gelas Ukur 10 ml

1 Buah

2 Buah

8 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
Pipet Tetes
4 Buah

Timbangan Digital

1 Buah

Oven

1 Buah

Eksikator

1 Buah

Kertas Saring

4 Buah

Bahan Bahan

VI.

Asam Oksalat, H2C2O4

Kalium dikromat, K2Cr2O7

Etanol

Larutan amonium hidroksida encer (0,1 M)

Aquades

CARA KERJA

a. Pembuatan Isomer trans kalium bis oksalatodiakuokromat (III)


3 gram asam oksalat
dihidrat
-Dilarutkan dengan 2 tetes aquades mendidih
dalam gelas kimia 50 mL
Asam oksalat dihidrat
+ Air
-Ditambah 1 gram kalium dikromat yang
dilarutkan (sedikit demi sedikit) dengan 2 tetes
aquadest panas
-Ditutup gelas kimia dengan kaca arloji
-Dikocok dengan kuat

Larutan ungu kehitaman


mengental dan
terbentuk gas
-Diuapkan diatas penangas (samapi volume
separuh)
-Dibiarkan menguap pada suhu kamar(sampai
volume menjadi 1/3)

9 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
Larutan ungu
kehitaman mengental
- Disaring kristalnya
-

Dicuci dengan aquades dingin

Dicuci dengan etanol

Dicatat hasil, dinyatakan dalam persen

Kristal Hitam

10 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
b. Pembuatan Isomer cis-kalium bisokasalatodiakuokromat(III)

1 gram kalium
dikromat

3 gram asam oksalat

Dicampur dalam cawan penguapan

Ditambah 2 tetes aquades panas

Ditutup dengan kaca arloji

Dikocok dengan kuat

Pelepasan uap air dan


CO2
-

Ditambah 5 ml Etanol

Diaduk sampai dihasilkan endapan

Dilakukan dekantasi

Ditambah etanol sampai seluruhnya berkristal

Disaring

Dikeringkan dalam oven 400C

Dicatat beratnya sampai konstan

Hasil randemen, warna,


TL ?

c.

Uji Kemurnian Isomer


Kristal Isomer Cis (Hasil
Percobaan
-

Ditempatkan pada kertas saring

Ditetesin dengan larutan ammonium


encer

Warna Hijau tua menyebar


pada kertas saring (Cis)

Padatan berwarna coklat


yang tidak larut (Trans)

11 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


VII.

Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)


HASIL PENGAMATAN
:

VIII.IX.

Perlakuan

No
XIX. XX.

Pembuatan

X.
XV.

Hasil Pengamatan
S XVI. Sesudah

ebelum
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII. -

CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.

XI.

Dugaan/

Reaksi

CXXVI.
CXXVII.
1. Isomer trans kalium bis
CXXVIII.
oksalatodiakuokromat
CXXIX.
as.oksalat CXXX.
(III)
CXXXI.
4
XXI.
as.oksalat dihidrat
+
air:
3 gram asam oksalat dihidrat
XXII.
H2C2O4.2H2O +
dihidrat: endapan putih
XXIII.
CVII. kalium K2Cr2O7 2K
XXIV.
serbuk
larutkan dengan 2 tetes aquades mendidih dalam gelas kimia 50 mL
XXV.
dikromat
+
air: [Cr(C2O4)2(H2O)
putih
XXVI.
LIX. endapan jingga (+++) 2]
XXVII.
CVIII. lar. CXXXII.
XXVIII.
kalium
CXXXIII.
M
XXIX.
as.oksalat dihidrat +
dikromat:
XXX.
assa
kristal
Asam oksalat
dihidrat + Air
kalium
dikromat:
XXXI.
serbuk
Larutan ungu kehitaman mengental dan terbentuk gas
teoritis = 2,0604
XXXII.
larutan
ungu
kristal
XXXIII.
gram
kalium dikromat yang dilarutkan (sedikit demi sedikit) dengan
2 tetes aquadest
kehitaman
kental,panas
XXXIV.
jingga (+
a dengan kaca arloji
XXXV.
terbentuk gas putih
at
Diuapkan
diatas penangas (samapi volume separuh)
++)
CIX. 1/3)
Setelah
lar.
Dibiarkan menguap pada suhuXXXVI.
kamar(sampai volume menjadi
LX.
XXXVII.
LXI.
diuapkan:
larutan
XXXVIII.
LXII.
XXXIX.
ungu kehitaman +
LXIII.
XL.
LXIV.
kristal hitam kental
XLI.
LXV.
CX. setelah
XLII.
LXVI.
XLIII.
dioven : terbentuk
LXVII.
XLIV.
LXVIII.
kristal hitam
XLV.
LXIX.
CXI.
XLVI.
LXX.
CXII. Massa :
XLVII. mengental dan terbentuk gas
Larutan ungu kehitaman
LXXI.
CXIII. - berat I: 0,794
LarutanXLVIII.
ungu kehitaman mengental
LXXII.
XLIX.
gr
LXXIII.
L.
CXIV. - berat II:
LXXIV.
LI.
LXXV.
0,786 gr
LII.
Disaring
kristalnya
LXXVI.
CXV. - berat III:
Dicuci dengan
LIII. aquades dingin
LXXVII.
Dicuci dengan etanol
0,645 gr
LXXVIII.
Dicatat hasil, dinyatakan dalam persen
CXVI. - berat IV:
LXXIX.
LXXX.
0,643 gr

12 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Kristal Hitam

XII.

Kesimpula

n
CXXXIV.

kompleks

trans-

kalium
bioksalatodiakuo
CXXXV.
kro
mat(III)

dapat

dibuat

dari

pencampuran asam
oksalat

dihidrat

dan kalium kromat


yang asam oksalat
dilarutkan terlebih
dahulu

kemudian

dicampur sehingga
membentuk kristal
hitam.
CXXXVI.
CXXXVII.

%ha

sil kristal trans =


3,1547 %
CXXXVIII.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III

Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)


LXXXI.
CXVII.
- berat
LXXXII.
V: 0,639 gr
LXXXIII.
CXVIII.
- berat
LXXXIV.
LXXXV. VI: 0,508 gr
LXXXVI. CXIX. - berat VII:
LXXXVII.
0,502 gr
LXXXVIII.
CXX. - berat VI:
LXXXIX.
XC.
0,502 gr
XCI.
CXXI. Berat kertas
XCII.
saring = 0,437 gr
XCIII.
CXXII.
Berat
XCIV.
XCV.
konstan = 0,065 gram
XCVI.
CXXIII.
XCVII.
CXXIV.
%hasil
XCVIII.
= 3,1547 %
XCIX.
CXXV.
C.
CI.
CXXXIX.
CXL. Pembuatan
CLXVII. CLXXXVI. - lar. CCIV.
CCXI. - kompleks
1 gram kalium 3dikromat
gram asam oksalat
CCV.
2
Isomer
cis-kalium - kalium as.oksalat dihidrat +
trans-kalium
CCVI.
bisokasalato
dikromat: kalium
dikromat: CCVII.4H2C2O4. bioksalatodiakuo
CCXII.kromat(III)
diakuokromat (III)
kristal
larutan
ungu 2H2O + K2Cr2O7
CXLI.
dapat dibuat dari
jingga(++ kehitaman
kental,
2K
CXLII.
Dicampur dalam cawan penguapan
pencampuran asam
CXLIII.
+)
terbentuk gas putih
[Cr(C2O4)2(H2O)
Ditambah 2 tetes
aquades panas
CXLIV.
CLXVIII. CLXXXVII.
oksalat
dihidrat
Ditutup dengan
kaca arloji
2]
Dikocok dengan
kuat
CXLV.
CLXXXVIII. Setelah
dan kalium kromat
CCVIII.
CXLVI.
lar. diuapkan: larutan CCIX. Massa
CXLVII.
as.oksalat
yang asam oksalat
CXLVIII.
ungu kehijauan + kristal teoritis =
o
dilarutkan terlebih
CXLIX.
kristal hitam kental
2,0604 gram
CL.
dihidrat:
dahulu kemudian
CLXXXIX. CCX.
CLI.
serbuk
dicampur sehingga
CLII.
setelah
dioven
:
CLIII.
putih
membentuk kristal
terbentuk
kristal
Pelepasan CLIV.
uap air dan CO2 CLXIX.
hitam.
CLV.
CLXX.
hitam
CCXIII.
CLVI.
CLXXI.
CXC.
Ditambah 5 ml Etanol
CCXIV.
%ha
DiadukCLVII.
sampai dihasilkan endapan
CLXXII. CXCI. Massa :
Dilakukan dekantasi
CLVIII.
CLXXIII. CXCII.- berat I: 2,098
sil = 3,1547 %
Ditambah
etanol sampai seluruhnya berkristal
Disaring
CLIX.
CCXV.
gr
Dikeringkan dalam oven 400C
CLX.
CLXXIV. CXCIII.
- berat
CLXI.

13 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Hasil randemen, warna, TL

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
CLXII.
CLXXV. II: 2,090 gr
CLXIII.
CLXXVI. CXCIV.
- berat
CLXIV.
CLXXVII.
III: 2,091 gr
CLXV.
CLXXVIII.
CXCV.- berat IV:
CLXVI.
CLXXIX.
CLXXX. 2,084 gr
CLXXXI. CXCVI.
- berat
CLXXXII.
V: 2,075 gr
CLXXXIII.
CXCVII.
- berat
CLXXXIV.
CLXXXV. VI: 2,076 gr
CXCVIII.
Berat
kertas saring = 0,516
gr
CXCIX.

Berat

konstan = 1,560 gram


CC.
CCI. %hasil
=

CCXVI.
CCXVII.
3

Uji

75,7134 %
CCII.
CCIII.
CCXXXIX. CCLXVIII.
CCXL.CCLXIX.

Kemurnian Isomer
CCXVIII.
kristal
warna hijau menyebar
Kristal Isomer Cis
(Hasil Percobaan)
CCXIX.
CCLXX.
Sampe
cis: hitam
CCXX.
CCXLI.
l UV-Vis = larutan
CCXXI.
CCXLII.
Ditempatkan pada kertas saring
CCXXII.
kuning kehijauan
CCXLIII.
Ditetesin dengan larutan ammonium encer Diuji
UV-Vis dan titik leleh
CCXXIII.
CCLXXI. hasil
CCXLIV.
CCXXIV.
CCXLV.
uji UV-Vis kristal
CCXXV.
CCXLVI.
CCXXVI.
cis berupa 2 puncak
CCXLVII.
CCXXVII.
CCXLVIII. di daerah panjang
CCXXVIII.
CCXLIX.
CCXXIX.
gelombang 567 nm
Kristal isomer trans (hasil percobaan)
CCXXX.
Warna Hijau tua menyebar pada kertas saring
dengan absorbansi
CCXXXI.
CCL.
CCXXXII.
CCLI.
maksimum sebesar
CCXXXIII.
CCLII.
Ditempatkan
pada kertas saring
0,090 dan daerah
DitetesinCCXXXIV.
dengan larutan ammoniumCCLIII.
encer
Diuji UV-Vis dan titik leleh
CCXXXV.
CCLIV.
350,50 nm dengan
CCXXXVI.
CCLV. absorbansi
CCXXXVII.
kristal
CCXXXVIII.
maksimum 0,769.
trans:
CCLXXII. TL =
Padatan berwarna coklat yang tidak larut

14 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

CCLXXXIX. P Hasil uji UV-Vis


enambahan NH3

kristal trans berupa

encer

1 puncak di daerah

dapat

menCCXC.substitusi
kan ligan oksalat
atau

air,

sehingga
kristal

pada
cis

terbentuk warna
hijau sedangkan
pada

kristal

trans

terbentuk

endapan

coklat

muda yang tak


larut.

panjang
gelombang
nm

556
dengan

absorbansi
maksimum sebesar
0,109

sedangkan

hasil uji UV-Vis


kristal cis berupa 2
puncak di daerah
panjang
gelombang
nm
absorbansi

567
dengan

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III

Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)


hitam
165 C
maksimum sebesar
CCLVI.
CCLXXIII.
0,090 dan daerah
CCLVII. CCLXXIV.
CCLVIII. CCLXXV.
350,50 nm dengan
CCLIX.
CCLXXVI.
absorbansi
CCLX.
CCLXXVII.
CCLXI.
CCLXXVIII.
maksimum 0,769.
CCLXII. CCLXXIX.
Berdasarkan
uji
CCLXIII. CCLXXX.
kemurnian yang
CCLXIV. CCLXXXI.
CCLXV. CCLXXXII.
dilakukan, kristal
CCLXVI. CCLXXXIII.
cis yang diperoleh
CCLXXXIV.
CCLXXXV. kurang
murni
CCLXVII.
padatan coklat muda

karena didapatkan

tidak larut
CCLXXXVI. Sampe

hasil

l UV-Vis = larutan
coklat muda
CCLXXXVII. Hasil
uji

UV-Vis

kristal

campuran rasemik
yang

berwarna

hijau

setelah

ditetesi ammonium

trans berupa 1 puncak

dan

di

uji

daerah

panjang

berupa

berdasarkan

UV-Vis

gelombang 556 nm

diperoleh 2 puncak

dengan

sedangkan kristal

absorbansi

maksimum

sebesar

0,109
CCLXXXVIII.
TL = 158 C.
CCXCII.
CCXCIII.
CCXCIV.
CCXCV.
CCXCVI.
CCXCVII.
CCXCVIII.
CCXCIX.

15 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

transnya
murni.
CCXCI.

cukup

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


CCC.

Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)


PEMBAHASAN
:
1. Pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat
CCCI. Percobaan ini dilakukan untuk membuat isomer trans kalium
dioksalatodiakuokromat . Pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat
dapat dilakukan dengan melarutkan 3 gram asam oksalat dihidrat yang berwarna
putih dengan 2 tetes akuades panas. Asam oksalat dihidrat adalah asam oksalat yang
mempunyai dua buah molekul air dan mempunyai rumus molekul H 2C2O4.2H2O.
Asam oksalat dihidrat yang dilarutkan memberikan larutan yang berwarna putih. Di
sisi lain kita juga membuat larutan kalium dikromat dengan cara melarutkan 1 gram
kalium dikromat yang berwarna jingga (+++) dengan 2 tetes akuades panas.
Penambahan akuades ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi antara
reaktan. Larutan kalium dikromat berwarna jingga, ini disebabkan karena adanya
logam transisi yang dapat menimbulkan warna yaitu logam krom. Selain itu, beker
gelas yang digunakan untuk mereaksikan juga ditutup dengan gelas arloji, gunanya
untuk mencegah keluarnya kalor yang berasal dari akuades panas. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
CCCII.
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
CCCIII.
Setelah kedua larutan tersebut dicampurkan, warna larutan
menjadi ungu kehitaman dan kental, proses terjadinya perubahan warna dari orange
dan putih menjadi ungu kehitaman ini karena terbentuknya senyawa kompleks
kalium dioksalatodiakuokromat, dimana dalam senyawa kompleks tersebut terdapat
dua macam ligan dan satu atom pusat dari logam transisi. Ligan yang terbentuk yaitu
ligan C2O42- dan H2O yang masing-masing berjumlah dua serta satu atom pusat
Cr(III). Selain itu juga timbul gas berwarna putih yaitu gas CO2.
CCCIV.
Larutan yang telah dicampur tadi lalu diuapkan dengan
menggunakan penangas air hingga larutan tinggal setengahnya dan melanjutkan
penguapan pada suhu kamar. Tujuannya adalah agar H2O atau air yang tidak
diperlukan atau tidak diinginkan bisa habis dan tidak mempengaruhi pembentukan
senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat, karena senyawa kompleks
tersebut hanya mengandung 2 molekul H 2O dan 2 molekul C2O42- sebagai ligan dan
kalau dalam larutan tersebut masih banyak mengandung H2O atau air kemungkinan
ligan H2O bertambah jumlahnya yaitu lebih dari yang dinginkan sehingga untuk
menghindari itu diperlukan penguapan.

16 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
CCCV. Setelah volumenya sepertiga saja maka saringlah kristal
kemudian cuci dengan akuades dingin dan setelah itu dengan etanol, terbentuk
endapan

yang

berwarna

hitam

yang

merupakan

isomer

trans

kalium

dioksalatodiakuokromat (III). Endapan yang dihasilkan ditimbang dan didapatkan


berat endapan tersebut seberat 0,065 gram. Sehingga pada hasil perhitungan persen
hasil isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat (III) sebesar 3,1547 %.
CCCVI.
Perhitungan :
CCCVII.

7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7
m:

0.0238 mol

0.0034 mol

r:

0.0238 mol

0.0034 mol

s:

2KCr (C2O4)2(H2O)2 + 6CO2 + 7H2O


-

0.0068 mol

0.0204 mol 0.0238 mol

0.0068 mol

0.0204 mol 0.0238 mol

3 gram
=0.0238 mol
126 gram/mol
1 gram
mol K 2Cr 2O 7 mulamula=
=0.0034 mol
294 gram/mol

mol H 2C 2O 4 .2 H 2O mulamula=
CCCVIII.
CCCIX.

berat teori K [ Cr (C 2O 4 ) 2 ( H 2O ) 2 ]=0.0068 mol x 303


CCCX.

h asil=

0.065 gram
x 100 =3.1547
2.0604 gram

CCCXI.

17 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

gram
=2.0604 gram
mol

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
CCCXII. 2.
Pembuatan
isomer
cis
kalium
dioksalatodiakuokromat
CCCXIII.
Percobaan ini dilakukan untuk membuat isomer cis kalium
dioksalatodiakuokromat. Pembuatan cis kalium dioksalatodiakuokromat (III)
dilakukan dengan mereaksikan 3 gram kristal asam oksalat dihidrat dengan 1 gram
kristal kalium dikromat dalam cawan pemanasan yang selanjutnya ditetesi dengan 1
tetes akuades dan ditutup cawan tersebut dengan gelas arloji selama reaksi
berlangsung. Penetesan akuades dilakukan setelah kedua padatan bercampur karena
kristal cis lebih cepat terbentuk daripada kristal trans.
CCCXIV.
Kedua jenis kristal higroskopis yang diberi setetes akuades
tersebut meleleh dan berubah menjadi larutan yang berwarna hitam secara perlahanlahan. Setelah semua kristal habis bereaksi dengan akuades kemudian ditambahkan 5
ml larutan etanol. Penambahan etanol ini bertujuan untuk memadatkan seluruh
endapan yang terbentuk hingga terbentuk endapan yang berwarna hitam yang lebih
padat. Kemudian kristal yang terbentuk dikeringkan dioven bersuhu 60 C selama 8
hari. Kristal yang dihasilkan ditimbang dan didapatkan berat konstan kristal tersebut
seberat 1,560 gram. Dari hasil perhitungan didapatkan persen hasil isomer cis kalium
dioksalatodiakuokromat dalam kristal yang terbentuk sebesar 75,7134 .
CCCXV.
Perhitungan :
CCCXVI.

7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7
m:

0.0238 mol

0.0034 mol

r:

0.0238 mol

0.0034 mol

s:

2KCr (C2O4)2(H2O)2 + 6CO2 + 7H2O


-

0.0068 mol

0.0204 mol 0.0238 mol

0.0068 mol

0.0204 mol 0.0238 mol

3 gram
=0.0238 mol
126 gram/mol
1 gram
mol K 2Cr 2O 7 mul amula=
=0.0034 mol
294 gram/mol

mol H 2C 2O 4 .2 H 2O mulamula=
CCCXVII.

18 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
CCCXVIII.
berat teori K [ Cr (C 2O 4 ) 2 ( H 2O ) 2 ]=0.0068 mol x 303

gram
=2.0604 gram
mol

1.560 gram
x 100 =75.7134
2.0604 gram
CCCXX.3. Uji kemurnian isomer
CCCXXI.
Uji ini bertujuan untuk membedakan yang mana isomer cis
CCCXIX.

h asil=

kalium dioksalatodiakuokromat dan isomer transnya. Uji kemurnian dilakukan


dengan beberapa cara yaitu uji dengan penetesan ammonia encer, uji UV- Vis, serta
uji titik leleh.
a. Uji dengan Larutan Ammonia Encer
CCCXXII. Sedikit kristal kompleks yang diperoleh dari percobaan,
diletakkan pada kertas saring. Lalu dilakukan penetesan ammonium encer.
Pengujian kemurnian kristal dilakukan dengan cara meletakkan kristal pada
kertas saring kemudian menambahkan larutan ammonium encer. Ammonia
(NH3), seperti halnya oksalat ataupun air yang mampu mengikat krom, juga
merupakan suatu ligan. Penambahannya dapat mensubstitusi ligan oksalat
atau air.
CCCXXIII. Pada kristal trans, terbentuk padatan coklat muda yang tidak
larut saat ditambahkan ammonium encer. Sedangkan pada kristal cis,
padatan larut membentuk warna hijau tua dan menyebar cepat pada kertas
saring. Hal ini dapat dijelaskan oleh pengaruh kekuatan efek trans dari
beberapa ligan yang terkait semisal pada urutan:
CCCXXIV.
H2O < OH < NH3 < Cl < Br < I = NO 2 = PR3 << CO =
C2H4 = CN
CCCXXV. Pada kristal trans :
CCCXXVI. NH3 tidak dapat menstubtitusi ligan oksalat karena kekuatan
ligan NH3 dibawah ligan oksalat berdasarkan kekuatan efek trans. Sehingga
larutan ammonium encer tak dapat melarutkan kristal trans yang terbentuk.
Namun efek transnya diatas H2O, sehingga terjadi perubahan ligan H2O
yang mengakibatkan perubahan warna kristal menjadi coklat.
CCCXXVII.
Pada kristal cis :
CCCXXVIII.
Efek tersebut mengalami kebalikan. NH3 memiliki
kekuatan efek cis yang lebih besar dari asam oksalat, sehingga mampu
mensubstitusi ligan oksalat dari kompleks. Akibatnya kompleks menjadi

19 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
larut dan pergantian ligan menyebabkan perubahan warna menjadi hijau
b.

tua.
Uji UV-Vis
CCCXXIX.

Tujuan

pengujian

UV-Visible

untuk

mengetahui

panjang gelombang maksimum kristal yang terbentuk. Pengujian UVVisible dilakukan dengan menguji larutan encer isomer cis dengan
spektofotometri.
CCCXXX. Kristal trans yang dilarutkan dalam air memiliki warna
kecoklatan, sehingga dapat diperkirakan bahwa spektranya akan memiliki
panjang gelombang maksimum pada rentang panjang gelombang visible
yakni 380 nm-750 nm. Pada pengujian UV-Vis diperoleh 1 puncak dengan
absorbansi maksimum sebesar 0,109 pada panjang gelombang 556 nm.
Warna kecoklatan tergolong dalam warna kuning-hijau, serta panjang
gelombang maksimum tersebut masuk dalam rentang warna kuning-hijau
(Underwood, 2002).
CCCXXXI.
Panjang gelombang ini masih masuk dalam rentang
visible, dan juga absorbansi tersebut masih termasuk dalam rentang
toleransi kesalahan minimum. Kemungkinan transisi elektron yang terjadi
pada n * yang perubahan energinya rendah. Transisi elektronik terjadi
antar orbital d dari logam transisi dan orbital dari ligan.
CCCXXXII.
Kristal cis yang dilarutkan dalam air memiliki warna
kuning kehijauan, sehingga dapat diperkirakan bahwa spektranya akan
memiliki panjang gelombang maksimum pada rentang panjang gelombang
visible yakni 380 nm-750 nm. Namun pada pengujian UV-Vis diperoleh 2
puncak dengan absorbansi maksimum puncak 1 sebesar 0,090 pada
panjang gelombang 567 nm dan absorbansi maksimum puncak 2 sebesar
0,769 pada panjang gelombang 350,50 nm.
CCCXXXIII.
Munculnya 2 puncak pada hasil uji UV-Vis kristal cis
dikarenakan kristal yang diperolah berwujud rasemik yaitu campuran 2
enansiomer yang ridak dapat memutar bidang polarisasi. Namun komposisi
campuran kristal tidak sama karena absorbansi maksimumnya berbeda.
Kristal trans memiliki rentang serapan sinar UV pada energi yang lebih
rendah daripada kristal cis sehingga kemungkinan puncak pertama
merupakan absorbansi maksimum kristal trans pada campuran rasemik dan

20 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
puncak kedua merupakan absorbansi maksimum kristal cis. Maka
absorbansi maksimum kristal cis sebesar 0,769 pada panjang gelombang
350,50 nm. Panjang gelombang ini merupakan daerah rentang sinar UV
bukan sinar visible sehingga hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori
bahwa absorbansi maksimum kristal cis berada pada rentang sinar visibel
karena perubahan energinya tinggi. Kemungkinan transisi elektron yang
terjadi pada n * yang perubahan energinya lebih tinggi daripada kristal
trans. Transisi elektronik terjadi antar orbital d dari ligan. Sesuai diagram
perubahan energi transisi elektronik :
CCCXXXIV.

CCCXXXV.
CCCXXXVI.

Kristal trans tergolong dalam sistem d4 dimana spin

rendah energi pembelahan o lebih kecil dari pada energi perpasangan


(pairing energi =p) sehingga elektron akan mengisi orbital t2g terlebih
dahulu dan memenuhinya dengan berpasangan dan barulah mengisi
orbital eg. Sehingga konfigurasi elektron akan mengisi orbital t 2g3 eg1 pada
sistem d4.
CCCXXXVII.

Sedangkan pada kristal cis juga tergolong dalam sistem

d4, spin tinggi o lebih besar dari pada energi perpasangan, sehingga
elektron akan mengisi orbital terlebih dahulu dan mengisi orbital eg.
Sehingga konfigurasi elektron akan mengisi orbital t2g4 pada sistem d4.
CCCXXXVIII.

21 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
CCCXXXIX.
c. Uji Titik Leleh
CCCXL. Pengujian titik leleh kristal yang terbentuk bertujuan untuk
mengetahui titik leleh kristal cis yang terbentuk dan mengetahui
kemurniannya. Kristal murni akan memiliki rentang leleh 1oC dari titik
leleh kristal secara teori. Meskipun struktur antara cis dan trans berbeda,
namun perbedaan titik lelehnya tidak mungkin terpaut hingga >120oC
mengingat Mr kedua kompleks adalah sama. Hasil pengujian titik leleh
trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 158 C sedangkan titik
leleh cis kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 165 C.
CCCXLI.
CCCXLII.
KESIMPULAN
:
CCCXLIII.
Dari percobaan yang kami lakukan dapat kami simpulkan sebagai
berikut :
1 Kompleks cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampur komponen-komponen
penyusun kompleks, yaitu H2C2O4.2H2O dengan K2Cr2O4 dengan cara penambahan
aquadest dalam komposisi yang berbeda membentuk kristal berwarna hitam.
2

Pembentukan kristal cis menjadi trans lebih lambat daripada trans menjadi cis.
Dari pembuatan kristal cis dan kalium disoksalatdiakuokromat(III) diperoleh kristal
berwarna hitam dengan berat konstan 0,065 gram untuk isomer trans kalium
disoksalatodiakuokromat(III)

dan

1,560

gram

untuk

cis

kalium

disoksalatodiakuokromat (III). Sehingga diperoleh pula persen hasil sebesar 3,1547


% untuk isomer trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) dan 75,7134 % untuk cis
3

kalium bisoksalatodiakuokromat (III).


Hasil uji UV-Vis kristal trans berupa 1 puncak di daerah panjang gelombang 556 nm
dengan absorbansi maksimum sebesar 0,109 sedangkan hasil uji UV-Vis kristal cis
berupa 2 puncak di daerah panjang gelombang 567 nm dengan absorbansi
maksimum sebesar 0,090 dan daerah 350,50 nm dengan absorbansi maksimum

0,769.
Titik leleh trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 158 oC sedangkan titik

leleh cis kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 165 oC.


Berdasarkan uji kemurnian yang dilakukan, kristal cis yang diperoleh kurang murni
karena didapatkan hasil berupa campuran rasemik yang berwarna hijau setelah
ditetesi ammonium dan berdasarkan uji UV-Vis diperoleh 2 puncak sedangkan kristal
transnya cukup murni.

22 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Laporan Resmi Praktikum Kimia Anorganik III


Pembuatan Cis dan Trans Kalium Bisoksalatodiakuokromat(III)
CCCXLIV.
CCCXLV.
JAWABAN PERTANYAAN :
1 Pada bagian manakah pada ion oksalat yang berperan sebagai bidentat dalam

reaksi pembentukan kompleksnya ?


Dari atom O yang berasal dari ligan (C2O4)2
CCCXLVI.
Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses pembentukan kompleks cis dan trans !
CCCXLVII. 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 +

7H2O
Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses uji kemurnian cis dan trans !
CCCXLVIII. 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 2NH3 2K[Cr(NH3)2(H2O)2]
CCCXLIX.
CCCL. DAFTAR PUSTAKA
:
3

CCCLI. Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press :


Jakarta.
CCCLII. Fessenden & Fessenden. 1997. Kimia Organik Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
CCCLIII. Keenan, Kleinfelter,Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi
Keenam. Erlangga. Jakarta.
CCCLIV. Syabatini,

Annisa.2009.Pembuatan

Cis

dan

Trans

Kaliumdioksalatodiakuokromat. http:/blogspot.com (diakses pada Minggu, 21


April 2013, Pukul : 20.00 WIB)
CCCLV. Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT.
Kalman Media Pustaka. Jakarta.
CCCLVI. Tim Dosen Kimia Anorganik III.2013.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik
III Unsur Unsur Golongan Transisi.Surabaya : Laboratorium Kimia Anorganik,
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Unesa.

23 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Anda mungkin juga menyukai