KOMUNE RAKAPARE
KOMUNE RAKAPARE
BANDUNG
2015
dan jiwa dan idea tentang akal budi), dan Emanasi (Kesatuan
hierarki yang kemudian menggerakkan) yang dikemas dalam satu
ajaran Penghayatan Kebatinan Nusantara Mama Mei Kartawinata
yang kemudian seluruhnya dilebur menjadi suatu kurikulum yang
disebut dengan Panca Niti.
dari :
(Tahap
(Tahap
(Tahap
(Tahap
(Tahap
Mengerti)
Memahami)
Membuktikan)
Membaktikan)
Kesejatian)
Tahap ke-5 adalah tahap terakhir yang disebut Niti Sajati atau Tahap
Kesejatian, adalah suatu tahapan paling sempurna yang dicapai
seseorang ketika ia secara kontinu dan konsisten membaktikan apa
yang telah ia pahami dan buktikan selama ini. Sehingga konteks dan
maknanya telah melebur dalam dirinya dan menjadi arti yang sejati
bersamanya. Ia menjadi subjek itu sendiri dan tidak akan pernah
lepas darinya. Ia akan selalu ada dalam Budi dan Daya hidup
seseorang, sampai hal tersebut tidak perlu dipertanyakan dan
dijawab lagi, karena subjek tersebut telah hidup dalam diri
seseorang dan orang tersebut sampai dalam tahap terakhir.
"Kesejatian" yang berarti menjadi identitas seseorang. Hal
tersebut akan selalu menjadi awal dan akhir, dan mempengaruhi
tindak-tanduk dalam hidup seseorang.
Disini orang tersebut telah mencapai Emanasi Penuh dan menjadi
seorang Manusia tingkat tertinggi dalam pemahamannya terhadap
suatu subjek. Sehingga ia dapat disebut Manusia yang ber-Budi
Daya atau Berbudaya. Setelah mencapai tahap ini ia akan mencapai
suatu kesadaran penuh terhadap dirinya dan hubungannya dengan
subjek yang telah menjadi dirinya tersebut, dan secara otomatis
tinggal dalam dirinya dan berbakti bersamanya.
Metode Pembelajaran Panca Niti
Sebelum dimulainya proses pendidikan Panca Niti, pendidikan mesti
berbasis kepada tahap Experiental Learning, menggunakan metode
DRM (Do, Reflect, Modify). Disini juga sangat diperlukan kesabaran
dalam mendidik dan menggunakan metode Andragogy. Dimana
kader jangan ditekan untuk memahami dan mendengar materi dari
pengkader dan buat ia merasa dalam pembentukan makna dari
kaderisasi itu sendiri. Dalam konteks ini, biarkan pengkader dan
yang dikader melebur dan menemukan bersama-sama Panca Niti
dari suatu subjek meskipun pengkader telah mencapai tahap yang
lebih jauh dari kadernya.
Metode yang biasa digunakan untuk memahami materi ini dengan
sebuah proses Story Telling atau mendongengkan sesuatu kepada
seorang kader. Biasa dimulai dengan cerita segelas teh yang
ditawarkan kepadanya. Untuk secara permukaan memahami
kelimanya, biarkan kader diberikan pertanyaan yang membangun
dan pengkader membantunya merefleksikan dirinya dalam
merasakan teh tersebut.
Contoh :
Niti Apal
Tawarkan ia teh manis, dan bilang bahwa teh itu manis.
Biarkan ia merespon.
Kemudian tanyakan, darimana anda tahu teh tersebut manis tanpa
mencobanya? Apakah anda percaya dengan kata-kata saya bahwa
teh itu manis?
Biarkan ia merespon, berikan jawaban bila perlu, jawaban mesti
menyesuaikan dan sifatnya tidak mendikte.
Niti Harti
Biarkan ia mencoba teh tersebut.
Minta ia mendeskripsikan rasanya.
Kemudian tanyakan, anda sekarang tahu rasanya ternyata manis,
tapi apakah anda tahu kenapa teh tersebut bisa manis? Apa yang
membentuk rasa manis di dalam teh tersebut?
Biarkan ia mendeskripsikan jawabannya. Jawab bila perlu, selalu
menyesuaikan dan tidak mendikte.
Minta ia membuat sebuah teh manis, dan biarkan anda dan dia
mencoba bersamanya, dan sama-sama menjelaskan perbedaan
manis di lidah yang anda rasakan.
Niti Surti
Biarkan ia mengerti tentang manis yang berbeda di lidah setiap
orang.
Kemudian tanyakan, apa yang membuat rasa manis tersebut
menjadi berbeda.
Biarkan ia merespon.
Kemudian sekali lagi minum teh tersebut bersama, dan berikan gula
lebih dalam teh tersebut.
Biarkan ia meminum dan mendeskripsikan rasa teh yang baru.
Kemudian refleksikan bahwa manis yang ia rasakan belum tentu
manis di lidah orang, tahap mengerti orang akan rasa manis
berbeda-beda tergantung terhadap pengalaman rasa manis yang
membentuk diri seseorang.
Kemudian tanyakan, apa yang membuat rasa manis tersebut cukup
manis di lidahnya? Kenapa tidak sama dengan yang saya rasakan?