Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI FUNGSI ORAL SETELAH PERAWATAN GIGI TIRUAN

SEBAGIAN LEPASAN
AYESHA SADAF, BSC, BDS, FCPS
NAZIA YAZDANIE, BDS, MSC, PhD
AQEEL IBRAHIM, BDS, FCPS

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi oral setelah mendapat terapi
gigi tiruan sebagian lepasan dari perspektif pasien. penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif. Seratus sepuluh subjek pengguna gigi tiruan sebagian pada
Departement Prostodontik, Fakultas Kedokteran Gigi Montmorency , Lahore.
Semua subjek penelitian diberi 14 profil kuesioner mengenai dampak kesehatan
mulut yang diberikan sebelum dan sebulan sesudah pemakaian gigi tiruan
sebagian lepasan pada pasien yang memenuhi syarat. Tanggapan responden
Sebelum dan sesudah perawatan dinilai dengan 5 poin skala lickert . Score post
treatment dibandingkan dengan score pre-treatment kemudian peningkatan
masalah fungsi oral dinilai. 96% subjek penelitian memiliki permasalahan dalam
pengucapan kata, 56% subjek tetap bermasalah setelah mendapat perawatan gigi
tiruan lepasan. 94 % dari kelompok penelitian ini memiliki masalah pada
pengecapan sebelum menggunakan gigi tiruan segian lepasan, 50% setelah
mendapat perawatan gigi tiruan. Hal ini menunjukkan bahwa gigi tiruan sebagian
lepasan memiliki pengaruh positif pada fungsi oral pada hampir setengah dari
populasi.Kurangnya perbaikan pada kelompok yang ada dapat disebabkan
kurangnya pendidikan dan kesadaran, yang berdampak terhadap sifat negatif
pasien pada pemakaian gigi tiruan
kata kunci : gigi tiruan sebagian lepasan, skala lickert, profil dampak kesehatan
mulut

Pendahuluan
Kehilangan gigi menghasilkan kemunduran fungsional, fisiologis dan
status sosial dari individu. Gigi tiruan sebagian lepasan mewakili satu dari
perawatan utama untuk menggantikan gigi yang hilang. Terdapat beberapa
masalah dengan gigi tiruan sebagian lepasan seperti retensi makanan, kesulitan
dalam pengucapan kata dan tempat tekanan. Tingkat keberhasilan sering dinilai
berbeda oleh pasien dan dokter gigi. Dokter gigi mempertimbangkan keberhasilan
gigi tiruan ketika mendapatkan standar teknis tertentu, sedangkan pasien
mengevaluasi dari kepuasan personal mereka. Oleh karena itu, bahkan jika gigi
tiruan dibuat sesuai dengan semua kriteria yang berlaku, beberapa pasien masih
tidak puas.
Pada literatur, terdapat dukungan yang kuat untuk pengukuran pasien
berdasarkan pada pengukuran fungsional untuk mendeteksi perbedaan antara
perawatan dan dampak psikososial dari kondisi oral. Jadi pengetahuan mengenai
pasien yang menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan akan sangat membantu
keduanya antara dokter gigi dan pasien, ketika menentukan keputusan mengenai
pilihan perawatan prostodontik.
Studi menunjukkan korelasi penilaian dokter dengan penilaian pasien
buruk mengenai kenyamanan, estetik, dan fungsi gigi tiruan sebagian lepasan.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi masalah
fungsional oral setelah pemberian gigi tiruan sebagian lepasan dari perspektif
pasien

METODOLOGI
PEMBAHASAN
Persepsi pasien mengenai status kesehatan mulut merupakan hal yang penting
pada bidang prostodonti. Permasalahan pada mulut yang dimiliki pasien yang
mencari perawatan dalam bidang prostodonti merupakan hal yang penting untuk
menegakkan diagnosis dan keberhasilan pada terapi prostodonti. Penelitian ini
menunjukkan frekuensi dan derajat permasalahan dalam keterbatasan fungsional
pada rongga mulut. Studi tersebut mempunyai populasi yang jenis kelamin dan
umur yang homogeny, dan dianalisis sebelum dan setelah perawatan. Hal ini
terdapat di persetujuan dari Zaltaric et al.
Pada penelitian ini, sebagian besar pasien (96%) mempunyai masalah dalam
pengucapan kata sebelum pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan. Hal ini
menunjukkan bahwa permasalahan tersebut muncul karena adanya kehilangan
gigi, dan setelah mendapatkan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan, masalah
tersebut dapat terselesaikan. Hal ini sesuai dengan sturi dari Kuboki et al dan John
et al. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat progres yang membaik pada
profil oral pada separuh dari populasi (56%) dalam permasalahan bicara setelah
penggunaan gigi tiruan lepasan. Hasil yang serupa dilaporkan oleh Szentpetry et
al yang menemukan lebih banyak pasien (60%) yang memiliki masalah bicara
dalam rentang waktu satu bulan. Namun pada studi oleh John et al, 21% populasi
mempunyai kesulitan dalam berbicara setelah pemakaian gigi tiruan sebagian
lepasan. Berbicara merupakan kemampuan yang kompleks yang membutuhkan

adaptasi yang baik, dan permasalahan tersebut dapat terjadi karena kurangnya
evaluasi dari praktisi.
Studi ini memiliki keterbatasan sampel yang berjumlah 110. Jumlah sampel ini
tidak dapat merepresentasikan analisis yang mendetail hasil dari perbedaan kelas
dalam klasifikasi Kennedy dan design gigi tiruan yang berbeda.
Pada studi ini, terdapat peningkatan terjadinya permasalahan pada sensasi rasa
setelah pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan. Szentpetry et al dan John et al
menunjukkan hasil yang serupa namun penelitiannya menggunakan populasi yang
kecil 20-30%. Peningkatan terjadinya masalah pada sensasi rasa dapat disebabkan
oleh kurangnya edukasi dan kesadaran yang berhubungan dengan sikap pasien
yang negative saat menerima terapi gigi tiruan lepasan. Maka dari itu diperlukan
usaha yang lebih baik untuk mengedukasi pasien yang menggunakan gigi tiruan.

Anda mungkin juga menyukai