Laporan Praktek Kerja Lapangan
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PUSKESMAS TAGOLU
Disusun oleh :
Risky Akay
: 212891
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Ahli Madya Farmasi pada
Akademi Farmasi Tadulako Farma Palu
Palu,
Februari 2015
Mengetahui/Menyetujui
Dosen Pembimbing
Pembimbing Lapangan
Tadulako Farma
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih setia-Nya
sehingga Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Tagolu berjalan lancar dan
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat kami selesaikan sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
Laporan PKL puskesmas ini disusun berdasarkan kegiatan PKL yang
kami lakukan dan berdasarkan materi yang didapat dari studi pustaka serta
bantuan dari pengelola puskesmas. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Rudi Soetiman, S.KM. selaku Kepala Puskesmas Tagolu yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk melaksanakan PKL di
Puskesmas Tagolu.
2. Drs. Hj. Nurlina Ibrahim, M.Si, Apt. selaku Direktur Akademi Farmasi
Tadulako Farma Palu.
3. Amelia Rumi, S.Farm, M.sc, Apt. selaku dosen pembimbing PKL di
puskesmas.
4. Luis Eunike Oya A.Md. Farm selaku pembimbing PKL selama di
Puskesmas.
5. Dewi Christiany Meonda, S.Farm, Apt., Grace Lapangoyu,S.Farm, dan
Mersi Meliana Mansa, S.Farm membimbing Kami selama di puskesmas.
6. Seluruh staf karyawan/karyawati Puskesmas Tagolu segala bantuan dan
dukungan serta bimbingan kepada kami selama melaksanakan kegiatan
PKL.
Palu,
Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Latar Belakang...............................................................................1
1.2
1.3
1.4
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ......................................................................................30
5.2. Saran ................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................32
LAMPIRAN.33
DAFTAR GAMBAR
1. Puskesmas Tagolu.
46
47
47
48
48
49
50
50
52
52
53
54
BAB I
PENDAHULUAN
sesuai fungsi dan kompetensi Ahli Madya Farmasi, serta mahasiswa dapat
mengetahui kondisi dan situasi pada dunia kerja sehingga mampu belajar
menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja.
1.2. Tujuan
Tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapangan, yaitu :
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa memadukan teori yang
diperoleh dibangku kuliah dengan persoalan nyata yang dihadapi
masyarakat dan dapat mengaplikasikan kompetensi yang telah diperoleh
selama mengikuti pendidikan pada dunia kerja.
2. Setelah mengikuti pengantar praktek kerja lapangan ini mahasiswa
diharapkan mampu memberikan pelayanan kefarmasian.
1.3. Manfaat
Setelah mengikuti PKL diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat
selama perkuliahan dan melatih kemampuan serta keterampilan mahasiswa
dalam kaitannya antara teori dan praktek.
2. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja
setelah mahasiswa menyelesaikan studinya.
a. Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan PKL Mahasiswa Akademi Farmasi
Tadulako Farma Palu Tahun Ajaran 2014/2015 di Puskesmas Tagolu
yang berlokasi di Jalan Trans Sulawesi.
b. Waktu pelaksanaan
Kegiatan Program PKL mahasiswa Akademi Farmasi Tadulako Farma
Palu tahun ajaran 2014/2015 di Puskesmas Tagolu mulai tanggal 26
Januari sampai dengan 7 Februari 2015.
BAB II
URAIAN UMUM
Kepmenkes
RI
No.
128/Menkes/SK/II/2004,
yang
bertanggung
jawab
menyelenggarakan
adalah
suatu
organisasi
fungsional
yang
dan
meningkatkan
kesehatan
individu,
keluarga,
Pada tahun 2014, jumlah tenaga kerja PNS yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tagolu sebanyak 39 orang. Dengan rincian sebagai berikut :
Dokter Umum
: 1 orang,
Dokter Gigi
: 1 orang
Kepala UPDT
: 1 orang
Asisten apoteker
: 3 orang
Perawat penyelia
: 8 orang
Bidan penyelia
: 1 orang
Perawat pelaksana
: 14 orang
Perawat pertama
: 1 orang
Bidan pelaksana
: 3 orang
Perawat gigi
: 1 orang
: 2 orang
Staf
: 3 orang
a.
b.
c.
Pusat
penggerak
pembangunan
berwawasan
kesehatan
di
Kecamatan.
Surat
Keterangan
Sakit
(SKS)
kepada
pasien
yang
membutuhkan.
3) Poli Gigi
a. Pelayanan medis dasar gigi.
b. Pelayanan rujukan kasus yang tidak dapat ditangani puskesmas.
c. Supervisi dan bimbingan teknis atau memberikan penyuluhan
kesehatan perawatan gigi dan mulut ke sekolah-sekolah.
4) Poli KIA/KB
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas.
b. Memberikan pengobatan terhadap ibu hamil, ibu bersalin dan nifas
c. Memberikan pelayanan alat kontrasepsi kepada akseptor KB.
d. Memberikan penyuluhan tentang penggunaan alat kontrasepsi.
e. Membuat laporan rutin
5) Poli MTBS
a. Memeriksa dan memberikan pengobatan pasien rawat jalan yang
berumur 0-5 tahun.
pelayanan
gawat
darurat
yang
bertujuan
dibangun
di
atas
tanah
seluas
1488
m2
dengan
luas
gedung/bangunan 167,6 m2. Adapun luas rumah dinas puskesmas masingmasing, untuk perumahan dinas dokter 1 yaitu, 115,1 m2
(7,72m x
BAB III
URAIAN KHUSUS
penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien,
umur pasien, dan jenis kelamin pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan
kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep
atau obatnya tidak tersedia.
Di Puskesmas Tagolu penerimaan resep sebagai berikut :
1. Petugas farmasi menerima resep dari ruang poli umum, poli MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit), Poli Gigi, KIA, KB dan UGD.
2. Petugas membaca dan meneliti resep yang diterima.
3. Petugas menanyakan kembali kepada dokter apabila resep yang diterima
kurang jelas atau obat yang diminta tidak tersedia.
4. Resep yang diterima terdiri dari resep untuk pasien Askes, BPJS atau
pasien Umum. Dimana untuk pasien umum perlu membayar biaya
administrasi obat sebesar Rp.10.000,- di loket, setelah mendapatkan obat.
2. Penyiapan/Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengambilan
obat
yang
dibutuhkan
pada
rak
penyimpanan
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan untuk obat
luar diberi etiket biru.
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk
obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang
salah.
Di Puskesmas Tagolu penyiapan dan peracikan obat sebagai
berikut:
1. Menyiapkan obat sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang diminta
dalam resep dan dilakukan pengecekan akhir untuk menyesuaikan
kembali,
jenis,
jumlah,
dan
aturan
pakai
obat
serta
nama
pasien/penderita.
2. Untuk resep yang diracik, pertama komponen obat beserta jumlahnya
disiapkan sesuai dengan yang terdapat dalam resep dan dilakukan
proses peracikan obat setelah itu dibungkus dan dikemas, Puskesmas
Tagolu hanya melakukan peracikan sediaan puyer.
3. Membuat etiket, etiket obat telah tersedia sehingga petugas apotek
hanya menuliskan nama pasien dan aturan pemakaian obat.
4. Untuk obat yang tidak ada, dibuat copy resep agar pasien dapat mencari
dan membeli obat tersebut di apotek lainnya.
3. Penyerahan Obat
Resep yang telah disiapkan dan diracik, kemudian diteliti kembali
sebelum diserahkan pada pasien, kemudian dikemas dalam kemasan yang
telah diberi etiket, sambil menyerahkan obat, petugas menyampaikan
tentang cara dan aturan pemakain obat, informasi obat, MESO (Monitoring
Efek Samping Obat), dan memberikan konseling kepada pasien selama
maksimal 15 menit.
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti,
akurat, etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya
penggunaan obat yang rasional oleh pasien.
Di Puskesmas Tagolu resep yang telah diterima dan disiapkan
obatnya, diserahkan pada pasien dan diberikan informasi tentang aturan
pemakaian obat, khasiat obat, dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi
pasien selama penggunaan obat tersebut.
2. Metode Morbiditas
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan
pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan waktu tunggu (lead
time).
3. Kombinasi antara metode konsumsi dan metode morbiditas.
Di Puskesmas Tagolu, kegiatan pokok dalam perencanaan obat
yaitu :
1) Memilih obat yang akan diadakan di puskesmas berdasarkan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2) Metode konsumsi menentukan jumlah obat yang akan diadakan
sesuai dengan stok optimum. Metode morbiditas dilakukan dengan
megisi LPLPO dimana pada belakang LPLPO tertera 10 penyakit
tertinggi yang harus diisi oleh petugas farmasi puskesmas Tagolu,
sehingga pada saat pengadaan obat petugas gudang farmasi dapat
menganalisis obat-obat
apa
yang sangat
dibutuhkan oleh
puskesmas Tagolu.
3) Program BPJS sangat membantu, sehingga petugas farmasi
dipuskesmas dapat mengadakan obat-obat emergency yang
disesuaikan dengan alokasi dana yang tersedia.
B. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas.
kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari
pencuri dan mempermudah pengawasan stock.
Pada puskesmas Tagolu, mereka melakukan penyimpanan di
gudang obat berdasarkan:
a.
b.
c.
d.
Nama obat
Jumlah
1.
Amoksisilin 500 mg
280 dos
2.
Parasetamol
270 dos
3.
Deksametason
250 dos
4.
CTM
24 kaleng
5.
Antasida Doen
200 dos
6.
GG
18 kaleng
7.
Cotrimoksazole 480 mg
150 dos
8.
Amoksisilin 250 mg
120 dos
9.
Chloramfenicol
8 kaleng
10.
B6
6 kaleng
Jenis Penyakit
Jumlah
1.
1494
2.
Gastritis
633
3.
Hipertensi
365
4.
Batuk/Demam
329
5.
Diare
172
6.
132
7.
Diabetes Melitus
103
8.
Dermatitis
98
9.
Bronkhitis
94
10.
Karies
87
BAB IV
PEMBAHASAN
farmasi
merupakan
bagian
yang
tidak
obat,
mengamati
resep,
melihat
bentuk
sediaan,
tersebut
diserahkan
pada
pasien,
dengan
menjelaskan
penggunaan dan cara meminum obat dengan baik, benar dan teratur,
dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan dipahami
pasien, adapun kata penutup yang sering kami gunakan dalam
menakhiri penyerahan obat kepada pasien adalah cepat sembuh.
Setelah kami menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
puskesmas
Tagolu
khususnya
di
apotek
kami
menemukan
Tagolu
merupakan
salah
satu
puskesmas
yang
pembantu,
yang
pertama
petugas
puskesmas
pembantu
puskesmas
pembantu,
jika
semuanya
telah
siap
kami
menyerahkan kepenagung jawab gudang untuk dicek kembali agar tidak ada
kesalahan, kemudian penagung jawab gudang mengecek sediaan farmasi
tersebut jika ada yang kurang penagung jawab meminta kami untuk
melengkapi kembali, tapi jika sediaan farmasi dinyatakan terpenuhi maka
penagung jawab menyerahkan kepetugas puskesmas pembantu.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL), memberikan kesempatan
kepada mahasiswa memadukan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat dan dapat mengaplikasikan
kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada dunia
kerja, sebagai berikut :
1.
2.
5.2. Saran
1. Saran kami sebagai mahasiswa Praktek Kerja Lapangan untuk Puskesmas
Tagolu khususnya di apotek sebaiknya etiket obat dibuat warna biru
sebagaimana yang ditentukan dan untuk digudang, penyimpanan obat
narkotika dan psikotropika di lemari apotek agar dipisahkan dengan obat
lain dan disimpan dalam lemari khusus kemudian untuk obat-obat
termolabil disimpan pada suhu yang seharusnya.
2. Saran kami untuk kampus Akademi Farmasi Tadulako Farma Palu agar di
waktu berikutnya untuk menambah waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)
untuk
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR
1. Puskesmas Tagolu