Galuh. Sebaliknya, ia mendirikan Majapahit setelah tewasnya raja Kertanegara, raja Singhasari terakhir, yang
merupakan sepupu ibunya.
Kisah di atas mirip dengan Babad Tanah Jawi yang menyebut pendiri Kerajaan Majapahit bernama Jaka Sesuruh putra Prabu Sri Pamekas raja Kerajaan Pajajaran,
yang juga terletak di kawasan Sunda. Jaka Sesuruh melarikan diri ke timur karena dikalahkan saudara tirinya
yang bernama Siyung Wanara. Ia kemudian membangun
Kerajaan Majapahit dan berbalik menumpas Siyung Wanara.
Nama Asli
3 Silsilah Keluarga
Nagarakretagama yang ditulis pada pertengahan abad ke14 menyebut pendiri Majapahit bernama Dyah Wijaya.
Gelar "dyah" merupakan gelar kebangsawanan yang populer saat itu dan menjadi cikal bakal gelar "Raden". Istilah Raden sendiri diperkirakan berasal dari kata Ra Dyah
atau Ra Dyan atau Ra Hadyan.
Raden Wijaya dalam prasasti Balawi tahun 1305 menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa. Menurut Nagarakretagama, Wijaya adalah putra Dyah Lembu
Tal, putra Narasinghamurti. Menurut Pararaton, Narasinghamurti alias Mahisa Campaka adalah putra Mahisa
Nama asli pendiri Majapahit yang paling tepat adalah Wonga Teleng putra Ken Arok pendiri Wangsa Rajasa.
[1]
.
Nararya Sanggramawijaya, karena nama ini terdapat
dalam prasasti Kudadu yang dikeluarkan oleh Wijaya Menurut prasasti Balawi dan Nagarakretagama,
sendiri pada tahun 1294. Gelar Nararya juga merupakan Raden Wijaya menikah dengan empat orang putri
gelar kebangsawanan, meskipun gelar Dyah lebih sering Kertanagara, raja terakhir Kerajaan Singhasari, yaitu
digunakan.
Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Jayendradewi, dan
Gayatri. Sedangkan menurut Pararaton, ia hanya menikahi dua orang putri Kertanagara saja, serta seorang putri
dari Kerajaan Malayu bernama Dara Petak, yaitu salah
2 Asal-Usul
satu dari dua putri yang dibawa kembali dari Melayu
Menurut Pararaton, Raden Wijaya adalah putra Mahisa oleh pasukan yang dulunya dikirim oleh Kertanagara
Campaka, seorang pangeran dari Kerajaan Singhasari. Ia yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu pada
masa kerajaan Singhasari. Dara Petak merupakan salah
dibesarkan di lingkungan Kerajaan Singhasari.
seorang putri Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa
Menurut Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara, Raden Raja Melayu dari Kerajaan Dharmasraya [2] .
Wijaya adalah putra pasangan Rakyan Jayadarma dan
Dyah Lembu Tal. Ayahnya adalah putra Prabu Guru Dar- Menurut prasasti Sukamerta dan prasasti Balawi, Raputra dari Tribhuwaneswamasiksa, raja Kerajaan Sunda Galuh, sedangkan ibunya den Wijaya memiliki seorang
[3]
Jayanagara.
Sedangkan
Jayanagara menurut
ri
bernama
adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singhasari.
Pararaton
adalah
putra
Dara
Petak,
dan menurut NagaDengan demikian, Raden Wijaya merupakan perpadurakretagama
adalah
putra
Indreswari.
Sementara itu, dari
an darah Sunda dan Jawa. Setelah Rakyan Jayadarma
Dyah Gitarja dan
Gayatri
lahir
dua
orang
putri
bernama
tewas diracun musuhnya, Lembu Tal pulang ke SinghaDyah
Wiyat.
sari membawa serta Wijaya. Dengan demikian, Raden
Wijaya seharusnya menjadi raja ke-27 Kerajaan Sunda Namun ada juga pendapat lain, dimana Raden Wijaya ju1
6 MASA PEMERINTAHAN
mengajak Ike Mese untuk bekerjasama. Wijaya meminta bantuan untuk merebut kembali kekuasaan Pulau Jawa
dari tangan Jayakatwang, dan setelah itu baru ia bersedia
menyatakan tunduk kepada bangsa Mongol.
Catatan Dinasti Yuan mengisahkan pada tahun 1293 pasukan Mongol sebanyak 20.000 orang dipimpin Ike Mese mendarat di Jawa untuk menghukum Kertanagara, karena pada tahun 1289 Kertanagara telah melukai utusan
yang dikirim Kubilai Khan raja Mongol.
Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan pasukan Mongol ini untuk menghancurkan Jayakatwang. Ia pun
Akhir Hayat
Kepustakaan
Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai
Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto.
1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta:
Balai Pustaka
R.M. Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid
2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan
Daerah
Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan
(terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara
Referensi
10
Lihat pula
11
11
11.1
Raden Wijaya Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Raden%20Wijaya?oldid=8291916 Contributors: Meursault2004, Yosri, Kandar, Hayabusa future, Bennylin, Rintojiang, Borgx, Kembangraps, Sentausa, Ciko, Wic2020, Borgxbot, IvanLanin, Andri.h, Aday, Winana, Naval
Scene, Albertus Aditya, VolkovBot, Antapurwa, Ris, Hysocc, Xqbot, Ennio morricone, Gunkarta, Alagos, Kenrick95Bot, EmausBot,
ChuispastonBot, JohnThorne, Botrie, Bonaditya, Jasintacantik dan Anonymous: 29
11.2
Images
Berkas:Harihara_Majapahit_1.JPG Source: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b6/Harihara_Majapahit_1.JPG License: CC BY-SA 3.0 Contributors: Karya sendiri Original artist: Gunawan Kartapranata
Berkas:Question_book-4.svg Source: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/64/Question_book-4.svg License: CC-BYSA-3.0 Contributors: Created from scratch in Adobe Illustrator. Originally based on Image:Question book.png created by User:Equazcion.
Original artist: Tkgd2007
11.3
Content license