Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ASKEP

PASIEN CA ENDOMETRIUM DENGAN TINDAKAN


TAH (TOTAL ABDOMINAL HISTEREKTOMI)
Di OK 404 Instalansi Bedah Sentral RSUP. DR. Sardjito yogyakarta

Tugas Individu
Stase Peminatan Ruang Operasi
Tahap Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM

Disusun oleh :
BRIGITTA AYU DWI SUSANTI
09/282743/KU/13327

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2014

CA ENDOMETRIUM
A. Konsep Dasar Kanker Korpus Uteri

1. Definisi
Kanker korpus uterus adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah 2/3 bagian atas rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal di sekitarnya, Kanker korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium atau
miometrium. dianggap tumor ganas endometrium bila histologi berjenis adenokarsinoma atau
adenoakantoma. (Sarwono,1994 dalam Petrus 2009).
2. Klasifikasi

3.

Etiologi
Etiologi kanker korpus rahim secara pasti masih belum dapat dipastikan,namun beberapa
faktor yang dapat menjadi faktor predisposisi diantaranya :
a. Obesitas
Obesitas berhubungan dengan terjadinya peningkatan resiko sebesar 20 - 80 %.
Wanita yang mempunyai kelebihan berat badan 11 - 25 kg mempunyai peningkatan

resiko 3 kali dan 10 kali pada wanita yang mempunyai kelebihan berat badan lebih dari
25 kg, hal ini berkaitan dengan adanya perubahan profil lemak bebas yang dapat
menginduksi terjadinya keganasan walaupun prosesnya belum diketahui secara pasti.
b. Nulliparitas
Pada wanita nulliparitas dijumpai peningkatan resiko sebesar 2 - 3 kali. Pada
wanita dengan nullipara biasanya terjadi gangguan pada sistem hormonal, sehingga hall
ini tentu akan berpengaruh pada kejadian kanker.
c. Diabetes Melitus
Didapati peningkatan resiko sebesar 2,8 kali pada wanita penderita diabetes
melitus. Resiko yang muncul dikaitkan dengan proses glukoneogenesis yang dialami,
proses pemecahan protein yang terjadi mengakibatkan gangguan pada sintesa protein
tertentu yang mempengaruhi kerja apoptosis sel tertentu sehingga sel yang seharusnya
mati atau degenaratif malah menjadi ganas.
d. Estrogen eksogen
Pada wanita menopause yang mengkonsumsi estrogen eksogen akan terjadi
peningkatan resiko sebesar 4,5 - 13,9 kali.
e. Late menopause
Wanita yang menopause sesudah umur 52 tahun akan terjadi peningkatan resiko
sebesar 2,4 kali. Disamping itu dapat terjadi pada wanita pramenopause dengan sikius
haid yang tidak teratur juga berpotensi mengalami kenker.
f. Merokok
Rokok merupakan salah satu pemicu terjadinya kanker karena kandungan bahanbahannya terutama dating dari tembakau yang mengandung bahan pemicu kanker
(karsiogenik).
g. Tamoxifen
Wanita pengguna tamoxifen akan terjadi peningkatan resiko sebesar 2 - 3 kali.

4. Patofisiologi
Etiologi kanker corpus uteri
Perubahan tingkat genetika : sintesa protein
Impuls syaraf
Abnormalitas regenerasi sel : gangguan
menjalar ke
apoptosis sel corpus uteri
lambung
Tumor uteri, bila berlanjut (berprogres)
Gangguan rasa
keganasan : kanker korpus uteri
Desakan uterus ke
nyaman (mual)
Perubahan struktur Terjadi pembesaran
ukuran uterus, abnormalitas
kandung kemih
uterus mendesak
bentuk dan gangguan strukturGangguan
uterus
intake
pembuluh darah
mengurangi volume
Penekanan syaraf di
makanan intake
maksimal kandung kemih
dalam uterus
menurun BB
Perdarahan
turun
Gangguan daya tampung
Aktivasi impuls
abnormal uterus
urin di kandung kemih
syaraf
Ganggguan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Resiko syok
inkontinensia
Nyeri akut
tubuh

5. Manifestasi klinis
Gejala awal dari penyakit ini biasanya tidak dirasakan oleh penderita dan dari pemeriksaan
ginekologik pun terkadang tidak menghasilkan apa-apa (negatif). Dalam banyak kejadian,
kemunculan gejala biasanya dikaitkan dengan keadaan menopause berupa getah vagina
kemerahan. Gejala lain yang muncul diantaranya adalah nyeri dan perasaan rahim seperti
berkontraksi.
Dengan berlanjutnya proses penyakit, berbagai keluhan lain akibat tekanan dari pembesaran
korpus uterus mulai dikeluhkan. Pembesaran dan fiksasi uterus akibat infiltrasi sel ganas ke
dalam parametrium baru terjadi pada tingkat lanjut. Setiap wanita dalam masa menopause yang
mengalami pendarahan abnormal dari rahim, harus dicurigai akan adanya karisnoma
endometrium. Cara yang dibenarkan adalah mendapatkan bukti histologi yang dapat
membuktikan ada atau tidak adanya keganasan, kemudian bila memungkinkan dapat dilakukan
kuretase pada seluruh rongga rahim. Hasil kerokan seluruhnya dikirim ke laboratorium patologi
anatomi untuk dimintakan konfirmasi hasil.
Yosi (2011) menyebutkan bahwa Pemeriksaan fisik umumnya dapat mengungkapkan
obesitas, hipertensi, dan stigmata diabetes mellitus. bukti penyakit metastatik bersifat luar biasa
pada gejala awal, tetapi dada harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya efusi dan perut
dipalpasi dan dipukul secara hati-hati untuk menyingkirkan asites, hepatosplenomegali, atau
bukti adanya massa pada perut bagian atas. Setiap bukti limfadenopati umum harus dicari.
Pada pemeriksaan pelvis, alat kelamin luar biasanya normal. Vagina dan serviks biasanya
juga normal tetapi harus diperiksa dan dipalpasi secara hati-hati untuk mencari ada tidaknya
bukti keterlibatan. Mulut serviks yang terbuka atau serviks keras yang meluas dapat
menunjukkan meluasnya penyakit dari korpus serviks. Rahim mungkin berukuran normal atau
membesar, tergantung pada tingkat penyakit itu dan ada tidaknya keadaan rahim yang lain,
misalnya adenomiosis atau fibroid. Adneksa dengan hati-hati dipalpasi untuk mencari ada
tidaknya bukti metastasis ekstrauterin atau neoplasma ovarium. Tumor sel granulosa atau
karsinoma ovarium endometrioid kadang-kadang dapat ada bersama-sama dengan kanker
endometrium.
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan sitologi (pap smir)
Pemeriksaan ini kurang berarti oleh karena sel-sel adenocarcinoma yang
eksfoliatif biasanya telah mengalami sitolisis dalam rongga uterus.
b. Pemeriksaan histologi

Office endometrial aspiration biopsy

Dilatasi dan kuretase

Histeroskopi - endometrial biopsi

Histerograft

c. Pemeriksaan tambahan.

Darah

Urin

USG dan MRI

Foto thorax

Fungsi hati dan kadar gula darah

Fungsi ginjal (intravenous urography)

Sigmoidoscopy dan barium enema CA 125.


Rumah sakit modern Bo ai china menambahkan pemeriksaan yang dapat

digunakan antara lain :


a) Diagnosa kuretase
Biasanya dilakukan pap smear terlebih dahulu, kemudian pemeriksaan bagian
intrauterine, baru dilakukan kuretase endometrium, sample akan dimasukkan dan
dipisahkan ke dalam botol yang sudah ditandai, dan diantarkan ke bagian pemeriksaan
patologi. Hasil patologi yang didapat adalah pendukung diagnosa kanker lapisan
endometrium.
b) Histeroskopi
Dapat secara langsung mengamati keadaan lesi lapisan endometrium, dan diambil
lesi yang diduga aktif untuk diperiksakan.
c) Kateter intrauterine
Dengan menggunakan kateter yang dibuat dari bahan khusus atau sikat kateter
dimasukkan ke bagian intrauterine, diambil zat sekresi untuk dilakukan pemeriksaan
sitologi, digunakan untuk pemeriksaan penyaringan.
d) USG : dapat menunjukkan penginvasian lapisan otot.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dianjurkan adalah melakukan TAH (Total Abdominal Histerektomi )
dan BSO (Bilateral Salpingo Oophorektomy).
Tindakan ini merupakan pilihan utama untuk kasus tingkat klinis T-is (KIS) dan T1.Kombinasi pembedahan dengan radioterapi sebelum dan sesudah pembedahan dilakukan pada
tinghkat T-1, T-2 dan kasus T-3 yang dinilai masih operabel. Penyinaran sebelum operasi akan
mengurangi terjadinya rekurens lokal dan metastasis. Jenis penyinaran ditentukan akan
diberikan aplikasi radium intrakaviter atau penyinaran luar dengan Cobalt 60 ditentukan oleh
ginekolog dan radioterapis berdasarkan tingkat klinis penyakit, besarnya uterus dan hasil

pemeriksaan histologi. Operasi dilakukan 2-6 minggu sesudah penyinaran selesai, tergantung
dari jenis penyinaran yang dilakukan.
Pada tingkat klinis T-3 yang dinilai un operabel hanya dilakukan penyinaran dan pengobatan
hormonal dengan pemberian preparat progestatif dosis tinggi, sedangkan pada T-4 tujuan paliatif
hanya diberi terapi hormonal dengan progestatif dosis tinggi. Seperti Medroxy Progesteron
Asetat (MPA), provera, Tamoxzifen. Pengobatan hormonal dapat menahan penyebaran sel ganas
sebab pemberian hormonal dengan progrestatif dosis tinggiharus diteruskan selama pengobatan
masih memberi respon.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX: RISIKO CEDERA AKIBAT POSISI PERIOPERATIVE
NOC:
Pre operatif
Acute confusion level
Circulation Status
Cognition
Cognitive orientation
Pre-procedure readiness
Intra operatif
Aspiration Prevention
Blood loss severity
Circulation Status
Fluid Overload Severity
Neurogical status: spinal/motor function
Respiratory status: Gas exchange
Respiratory status: Ventilation
Thermoregulation
Risk detection
Risk control
Tissue integrity: skin & mucous membrane
Tissue perfusion: cellular
Tissue perfusion: peripheral
Post operatif

Acute confusion level


Aspiration Prevention
Blood Coagulation
Blood loss severity
Circulation Status
Cognition
Cognitive orientation
Fluid Overload Severity
Neurogical status: spinal/motor function
Respiratory status: Gas exchange
Respiratory status: Ventilation
Thermoregulation
Risk detection
Risk control
Tissue integrity: skin & mucous membrane
Tissue perfusion: cellular
Tissue perfusion: peripheral

NIC:
Pre operatif
Circulation precautions
Reality Orientation
Risk Identification
Skin Surveilance
Surgical Precaution
Surveilance
Intra operatif
Aspiration precaution
Bleeding reduction: wound
Cerebral perfusion promotion
Circulatory care: arterial insufisiensi
Circulatory care: venous insufficiency
Circulation precautions
Fluid management
Incision Site care
Positioning: Intraoperative
Pressure management
Pressure management
Surgical Precaution
Temperature Regulation: intraoperative
Cast care: wet
Infection control: intraoperative
Post operatif
Aspiration precaution
Bleeding reduction: wound
Cerebral perfusion promotion
Circulatory care: arterial insufisiensi
Circulatory care: venous insufficiency
Circulation precautions
Delirium management
Embolus Precautions
Fluid management
Incision Site care
Peripheral Sensation Management
Risk Identification
Skin Surveilance
Surgical Precaution
Cast care: wet
Embolus care: peripheral
Embolus care: pulmonary

FORMAT PENGKAJIAN
STASE PEMINATAN OK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

Nama Mahasiswa
Waktu Praktik

: Brigitta Ayu Dwi S


: 19 November 2014

1. IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama

:Ny. W

Umur

: 56 th 3 bln

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Klaten Jateng

Status Perkawinan: Menikah


Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa

Pendidikan

: Belum tamat SD

Pekerjaan

: IRT

Lama bekerja

:-

Dx Medis

:CA Endometrium

Tanggal MRS : 13/11/ 2014


No. RM

: 01697983

Tanggal Pengkajian :19/11/ 2014


Jam Pengkajian

: 07.45 WIB

Sumber informasi

: Pasien dan RM

Ruangan

: OK 404

2. RIWAYAT PENYAKIT
A.Riwayat Kesehatan
Dx medis:Ca Endometrium
Jenis Operasi:TAH
Jenis Anestesi:GA
Keluhan Utama:saat ini susah BAK, keputihan (+) dan berbau (+)
RPS: Pro operasi TAH
RPD:Pasien rujukan dari RS Klaten, terDx Ca Endometrium. P2A0. Menikah usia 16 th. Menopause
sejak 7 th yg lalu. Anak terkecil umur 35 th.

B. Pola Kebiasaan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan: ketika sakit berobat ke RS
2. Pola nutrisi / metabolic: makan 3xsehari, 1porsi makan kadang habis, BB 46 Kg, TB 156 cm,
selama sakit tidak ada penurunan BB
3. Pola Eliminasi: BAB 1 x sehari, konsistensi padat, bau khas feses
BAK dg terpasang ureter kateter pada tgl 19/11/2014
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri

Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi/ROM

Keterangan: 0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
5. Oksigenasi: tidak menggunakan alat bantu pernafasan (nafas spontan)

6. Pola tidur dan istirahat :lama tidur 9 jam per hari (jam 20.00-05.00), terkadang tidur siang 1 jam
7. Pola perceptual:tidak menggunakan alat bantu penglihatan, alat bantu dengar, tidak mengalami
gangguan pengecapan, dapat merasakan nyeri, dingin.
8. Pola persepsi diri : ketika sedang sakit cenderung tidak mau merepotkan orang lain.
9. Pola seksualitas dan reproduksi : pasien jarang melakukan hubungan seksual, sudah menopause
ketika umur 49 th, mempunyai 2 anak, menarche ketika umur 11 th
10.Pola peran-hubunagan :sebagai ibu rumah tangga yang biasa mengurusi keperluan sehari-hari
(masak, menyapu)
11. Pola managemen koping-stress :ketika ketakutan pasien cenderung berdoa (sebelum operasi
pasien terlihat membaca doa)
12. Sistem nilai dan keyakinan : pasien rajin mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan tempat
tinggalnya.

3.PEMERIKSAAN FISIK
-Keadaan umum: KU baik, CM, N 88 x/mnit, Rr 20x/mnt, suhu: 36,6 drajat C, skor nyeri= 0,
E4V5M6
-Kulit: putih bersih, tidak ada luka, turgor kulit bagus (tidak kering)
-Kepala:mesochepal, rambut bersih,lurus, berwarna putih
-Mata: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pasien tidak menggunakan alat bantu lihat
Telinga:tidak menggunakan alat bantu dengar, dapat mendengar suara pada jarak komunikasi normal
-Hidung:bersih, tidak ada polip, tidak flu, dapat membau makanan
-Mulut:bersih, gigi masih lengkap (tidak menggunakan gigi palsu)
-Leher: JVP tidak meningkat
-Thorak:

I : simetris,
Pal : tidak ada ketnggalan gerak
Per : sonor, redup
A : suara paru vesikuler +/+

-Cor: S1 tunggal, S2 split tdk konstan

-Abdomen: I : Warna homogen, sedikit ada penonjolan


A : BU (+)
Pal : supel
Per : thympani, redup
-Genitalia:bersih
-Anus dan rectum:bersih

-Muskuloskeletal:kekuatan otot
-Ekstremitas:akral hangat, nadi kuat, capilarry refil <2dtk
Pemeriksaan Laboratorium
HASIL PEMERIKSAAN LABORATRIUM DAN DATA PENUNJANG
JENIS
PEMERIKSAAN

TANGGAL PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL

13/11
/2014

DARAH LENGKAP
Hb

L 1318; P 1216
gr/dL

LED

L 0-15; P 020mm/jam

12,1
-

Leukosit

4,5-10,5x103/uL

4,55

Eritrosit

L4,7-6,1; P 4,25,4x106/uL

4,59

Trombosit

150-450x103/uL

254

Hct

L 4252 %; P 3747%

MCV

L 80-94/ P 81-99 fL

MCH

27-31 pg

30-34G/dL

Eosinofil

14 %

Monosit

3-7%

Basofil

0-2%

MCHC

36

Retikulosit

5-15%

APPT/kontrol

Beda s.d 7 detik

30,.7

PT/kontrol

Beda s.d 2 detik

15,1

HBSAg

Negat
if

Golongan Darah AB0

Golongan Darah
Rhesus
ANALISA GAS
DARAH
pH

7,35-7,45

pO2

88-108 mmHg

pCO2

35-45 mmHg

HCO3-

21-28 mmol/L

BE
TCO2
SO2

-3 +3 mmol/L
21-27 mmol/L
95 98%

SERUM ELEKTROLIT
Na+

136-145 mEq/L

138

K+

3,8-5,1 mEq/L

4,0

Ca

9-12 mEq/L

Cl-

97-113 mEq/L

Fosfor organic

2,5-4,8 mEq/L

102

FAAL HATI
SGOT

2-19 u/L

16

SGPT

3-17 u/L

15

Albumin

3,5 5 g/dL

4,6

Globulin

2,6 3,6 gr/dL

Bilirubin Total

s.d 1,10 mg/dL

Direc Bilirubin

0,10-0,40 mg/dL

Indirect Bilirubin
Colinesterase

FAAL RENAL
BUN
Serum Kreatinin

10-20 mg/dL

15,6

0,5-1,2 mg/dL

0,76

Asam urat

L 3-7/ P 5-6 mg/dL

Creatinin Clearance

L 105-132 / P 110 150

FAAL JANTUNG
CK-NAC

L < 80 / P < 70 uL

CK-MB

< 10 u/L

LDH

226-451 u/L

GLUKOSA DARAH
Glukosa puasa

80-110 mg/dL

Glukosa 2 JPP

s.d 140 mg/dL

Glukosa Acak
HbAiC

Lain lain (Foto Thoraks, EKG, EEG dll):


Hasil EKG:

Hsil ft thorax dan USG

104

Persiapan Operasi:

Pasien sudah puasa sejak jam 00.00


Persetujuan tindakan operasi dan tindakan anestesi telah ditandatangani baik dari

keluarga pasien atau dari perawat yang berada di ruangan.


Gelang telah terpasang saat os mulai di rawat inap di RSUP DR Sardjito
Mencukur area genital (+)

Persiapan saat di ruang penerimaan


1.

Konfirmasi:Identitas Pasien (gelang identitas pasien berwarna pink di tangan kanan),

2.

Inform Concern operasi dan anastesi,prosedur operasi


Status kesehatan fisik umum dan Persiapan Fisik (Site Operasi, Pengosongan lambung
dan colon(puasa jam 00.00), Pencukuran daerah operasi, melepas semua aksesoris,

3.
4.
5.

penutup kepala dg topi operasi)


Di bawa dengan brankard ke ruang induksi
Kondisi Psikologis (menenangkan pasien, menjelaskan prosedur)
Mengecek kelengkapan:Hasil Pemeriksaan laboratorium dan Pemeriksaan penunjang
(Hasil pemeriksaan Radiologi, EKG, sediaan darah, antibiotic profilaksis yg diberikan
:inj.iv ceftazidim 1 gr dam metronidazole 500 mg)

ANALISA DATA:
DO:
Pro TAV.Pasien tampak tenang, suami ikut mengantar ke ruang operasi
DS:

Pasien mengatakan sudah mengetahui penyakitnya dan berharap agar operasi dapat berjalan
lancar
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko cedera akibat posisi perioperative
NOC
Pre-procedure readiness
Definisi: Kesiapan pasien untuk menjalani prosedur yang memerlukan anestesi atau sedasi
dengan selamat.
No
1
2
3
4
5
6
NIC

Indikator
Pengetahuan terkait prosedur
Pengetahuan terkait persiapan sebelum prosedur
Pengetahuan terkait potensi risiko dan komplikasi
Berbicara tanpa arti
Penurunan kemampuan berpikir abstrak
Kurang istirahat

Awal
3
3
2
3
3
2

Target
4
4
4
5
4
3

Risk Identification
Aktivitas:
a. Sediakan assement tool yang realibel dan valid untuk mengkaji resiko pasien
b. Review riwayat kesehatan dan dokumen yang membuktikan diagnosis atau
c.
d.
e.
f.
g.

penyakit terdahulu
Pertahankan akurasi data dan statistic
Identifikasi pasien terhadap kebutuhan perawatan yang berkelanjutan
Menentukan metode dan kualitas support keluarga
Identifikasi stategi koping individu
Tentukan pemenuhan pengobatan medis dan perawatan pasien

IMPLEMENTASI
Membaca rekam medis klien, mengecek kelengkapan data preoperasi,gelang
operasi, antibiotic profilaksis, konfirmasi puasa, lembar inform consent

medis/anestesi (pukul 10.55)


menjelaskan tindakan sebelum/setelah operasi kepada pasien dan keluarga(pukul

10.30)
menjelaskan kemungkinan komplikasi kepada keluarga (pukul 10.35)
Mendampingi keluarga untuk menentukan kualitas support yg diberikan (10.30)
Mengidentifikasi stategi koping individu (pukul 10.45)
Memotivasi pasien dan keluarga untuk berserah diri pada Tuhan agar operasi

berjalan lancar(pukul 11.00)


EVALUASI
S:

Keluarga mengatakan akan menunggu Ny W ketika sedang dioperasi di ruang tunggu


Pasien mengatakan siap menjalani operasi dan berserah dengan berdoa kepada Tuhan

Pasien berharap setelah dioperasi penyakitnya bisa sembuh

Pasien terdiagnosis Ca Endometrium


Keluarga tampak mendampingi

O:

A: tercapai
No
1
2
3
4
5
6
P: -

Indikator
Pengetahuan terkait prosedur
Pengetahuan terkait persiapan sebelum prosedur
Pengetahuan terkait potensi risiko dan komplikasi
Berbicara tanpa arti
Penurunan kemampuan berpikir abstrak
Kurang istirahat

Awal
3
3
2
3
3
2

Target
4
4
4
5
4
3

Pencapaian
4
4
4
4
5
4

ASKEP INTRAOPERATIVE
Pengkajian
1.
2.
3.

Persiapan Perawat (scrub nurse dan perawat sirkuler)


Memasang infus di tangan kiri, memasang negative plate, ET, CVC
Menyiapkan/menata set laparotomi kebidanan di meja mayo, cuci tangan mengenakan

4.

jas operasi
Persiapan pasien (pengkajian preanastesi, positioning, drapping pada area

5.

pembedahan, dan hemodinamik).


Sblm Insisi (Time out):menjelaskan secara verbal identitas pasien, prosedur, antibiotic
yg sdh diberikan, konfirmasi seluruh anggota tim sesuai peran
Persiapan Alat dan Ruang:
Alat steril (set laparotomi kebidanan)

Suction 1
Selang 1
Koter 5
Scalpel no 4, mess no 20
Duk klem 3 buah, pean 6 buah
Gunting benang dan jaringan 1 buah
Pinset cirusgis, anatomis 2 buah
Nail holder 1
Hak TV 1
Bengkok 1
Klem ovarium 3
Jas 4 buah, kain duk 5 buah

Alat tidak steril:

Lampu operasi
Kursi dan meja operasi
Tempat sampah medis 3 buah

Bahan Medis Habis Pakai

Alkohol 200 ml
Betadine 10%, 100 ml
NaCL 500 ml/, 1 liter
Aqua 25 ml
Safil 3.0 cutting 1 buah, silk 1.0 (2 buah), catgut plain 0

(1 buah), catgut cromage 0 (2 buah),T Vio 1 (1 buah)


Steril strip (1)
Under pad 1 buah
Handscoon 3 pasang
Jelly, histopot 1,5 L, spuit 10 cc,
Kassa 40 buah

Persiapan pasien:

pasien di tempatkan di meja operasi, dipasang plat negatif di kaki kanan

posisi supine, bius epidural

Prosedur Operasi:
1. Pasien posisi supine dalam stadium anestesi epidural dilakukan tindakan asepsis
2. Medan operasi dipersempit dg duk steril
3. Dilakukan insisi abdomen dibelah
4. Peritonium dibuka, tampak masa di uterus, tidak ada perlengketan dengan usus

5. Disiapkan jahitan untuk memisahkan jaringan (vikril 0) dan massa yg dibuang (side 1)
6. Jahit 1/3 vagina dengan vikril 0
7. Peritonium dalam dijahit dengan plain o, peritonium luar dg cromage 0
8. Otot dijahit dengan cromage 0, fasia dengan Tvio 1
9. Intracutan dengan safil 3/0, tutup luka dengan steril strip dan hepafik

ANALISA DATA
DO:

Klien dilakukan General

Anestesi, Klien diposisikan supinasi. Klien mendapat

prosedur TAV, klien tampak tidak sadarkan diri


DS:DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko cedera akibat posisi perioperative (di lembar lain)

ASKEP POST OPERATIF

Pengkajian
1.
2.

Kondisi umum pasien, evaluasi pernafasan, kepatenan jalan nafas, tanda-tanda vital
Segala masalah yang terjadi selama fase pembedahan yang sekiranya dapat

3.
4.
5.

mempengaruhi perawatan pasca-operatif (monitor perdarahan 1500 cc)


Cairan yang diberikan(asering 2 plabot)
Alat bantu pendukung(kateter)
Status kesadaran
Aldrete Score Penilaian : skor 10

Nilai Warna (2), Pernapasan (2), Sirkulasi (2), Kesadaran (2), Aktivitas (2)
Pukul 14.25
ANALISA DATA
DO:
Pasien bernafas spontan dan sadarkan diri
DS:DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko cedera akibat posisi perioperative
NOC
Acute confusion level
Definisi: keparahan gangguan dalam kesadaran dan kognisi yang berkembang dalam
waktu singkat.
No

Indikator

Awal

Target

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
NIC

Disorientasi waktu
Disorientasi tempat
Disorientasi orang
Aktivitas Psikomotor
Kesulitan mengikuti perintah yang rumit
Kesulitan
menginterpretasikan
stimulus

3
3
3
3
3
2

4
4
4
4
4

lingkungan
Kesulitan mempertahankan percakapan
Perubahan level kesadaran

1
1

4
4

Reality Orientation: mengorientasikan pasien terhadap keadaan yg sedang terjadi


Aktivitas:
a. Informasikan pasien terkait orang, tempat dan waktu sesuai kebutuhan
b. Gunakan gesture dan objek untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
c. Hindari situasi yang tidak familiar
d. Sediakan caregiver/orang terdekat pasien untuk mendampingi pasien
e. Sediakan object yang menyimbolkan identitas pasien
f. Fasilitasi instirahat dan tidur pasien yang adekuat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI
a. Menginformasikan pasien terkait keberadaan di RR dan keadaan sudah selesai
operasi. (pukul 14.40)
b. Menstimulus secara terus menerus dengan gerakan/sentuhan(pukul 14.35)
c. Memberikan instruksi kepada pasien untuk membuka mata dan mengangkat
tangan. (pukul 14.45)
EVALUASI
S:
Pasien berespon terhadap perintah membuka mata, membuka genggaman tangan,
mengangkat kaki dan tangan
O:kesadaran cm, ku baik, pasien masih tampak lemah, Rr 22x/mnt, N 100x/mnt, s 35,9
derajat C, produk kateter 500 cc, CRT <2 Dtik
A: tercapai
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
P: NOC

Indikator
Disorientasi waktu
Disorientasi tempat
Disorientasi orang
Aktivitas Psikomotor
Kesulitan mengikuti perintah yang rumit
Kesulitan menginterpretasikan stimulus

Awal
3
3
3
3
3
2

Target
4
4
4
4
4

lingkungan
Kesulitan mempertahankan percakapan
Perubahan level kesadaran

1
1

4
4

Hasil
5
5
4
4
5
4
4
4

Tissue perfusion: cellular


Definisi: Adekuatnya aliran darah melalui vaskularisasi ke fungsi utama pada level
sel.
No
1
2
3
4

Indikator
Tekanan darah sistol
Tekanan darah diastole
Kapilari refill
Output urin

Awal
5
5
5
5

Target
5
5
5
5

NIC
Circulatory care: venous insufficiency
Aktivitas:
a. Lakukan penilaian status circulasi perifer (nadi perifer, edema, capillary refill,
warna kulit dan suhu
b. Monitor status cairan, termasuk intake dan output
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI jam 14.45
Melakukan penilaian status circulasi perifer (nadi perifer, edema, capillary refill,
warna kulit dan suhu)
Memberikan selimut untuk menghangatkan tubuh pasien
Monitor status cairan, termasuk intake dan output
EVALUASI
S: O: Mual (-), Muntah (-), Kulit pasien teraba lebih hangat, TTV: TD: 110/60 mmHg, N: 90
x/mnt, S: 36,6, RR: 20 x/ mnt, CRT: < 2 dtk, urin 50 cc berwarna sedikit kemerahan
A: tercapai sebagian
No Indikator
1
Tekanan darah sistol
2
Tekanan darah diastole
3
Kapilari refill
4
Output urin
P: monitor TTV

Awal
3
2
5
5

Target
5
5
5
5

Hasil
4
4
5
3

DAFTAR PUSTAKA
Jatiarso, Eko. 2012. Tumor Jinak Dan Ganas Pada Alat Genetalia. Makalah tidak diterbitkan.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Muntaha. 2012. Korpus uteri. http ://www.student.umm.ac.id/student_files/034/korpus_uteri
html, diakses pada 24 juli 2013.
Petrus, Adam. 2009. Kanker korpus uteri. http:// www.ilmukesehatananda.net/kanker_korpus
_uteri_wawancara_dr_Rully_RSCM.html, diakses pada tanggal 23 juli 2013.
Rumah sakit Bo Ai china. 2013. Penanganan kanker modern, terjemahan google.
http://www. Rumah Sakit Tumor Modern Guangzhou, China.html, diakses pada tanggal
23 Juli 2013.
Soekimin. 2005. Adenocarsinoma Corpus. Majalah kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2005 20 (05). Hal 1-7.
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20122014. Jakarta: EGC.
Moorhed, Sue, Marion Jhonson, Meridean L. Mass, dan Elizabeth Swanson. 2008. Nursing
Outcames Classification (NOC) Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier.
Dochterman, Joanne M, Gloria N. Bulecheck. 2004. Nursing Interventions Classification
(NIC) Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier.
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai