Makalah PPK Kel 3 Dekanter
Makalah PPK Kel 3 Dekanter
DEKANTER
DISUSUN OLEH :
Kelompok III
DESLIA PRIMA
DWI MANSANDI
GUNA SAKA PALWA
IRA TRI ASI
JAYA MANDALA
MEIDA HELMAYANI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia, rahmat, serta kemampuan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai bentuk tanggung jawab dari dosen atas tugas yang telah diberikan kepada penulis.
Dalam penyusunan maupun penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami
kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Namun,berkat bimbingan dari beberapa pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan,
walaupun masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Peralatan Proses Kimia II.
Makalah ini berisi tentang materi yang berhubungan dengan Peralatan Proses Kimia II yang
membahas tentang alat pemisahan berdasarkan berat jenis. Makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada para pembacanya.
Penulis menyadari bahwa sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa
dan masih perlu banyak belajar,penyusunan maupun penulisan makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya umpan berupa
kritik, saran, atau apapun bentuknya yang bersifat membangun dan positif demi perbaikan
makalah ini dan agar makalah ini lebih berdaya guna di masa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan dan menambah
pengetahuan tentang pemisahan dengan cara Dekanter serta sebagai salah satu tugas untuk
mata kuliah Peralatan Proses Kimia II di Teknik Kimia DIII Fakultas Teknik Universitas
Riau.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian
Dekanter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan liquid-liquid dengan prinsip
perbedaan densitas dan kelarutan yang rendah. Proses pemisahan menggunakan dekanter
diusahakan pada temperatur rendah karena pada temperatur yang tinggi densitas akan
semakin kecil dan kelarutan akan semakin tinggi, sehingga campuran sulit dipisahkan.
Prinsip kerjanya adalah cairan atau suspensi yang dimasukkan dalam dekanter yang
biasanya berbentuk silinder dari bagian porosnya, lalu dekanter diputar dengan kecepatan
tertentu.
2.2. Jenis Jenis Dekanter
drainase, sedangkan fraksi cair dipompakan kedalam CST (Continous Settling Tank ) untuk
diolah lebih lanjut. Tujuan pengolahan ini merupakan cara pengurangan bahan padatan dalam
cairan dengan maksud agar pemisahan minyak dalam CST (Continous Settling Tank) lebih
baik dan beban sludge separator akan lebih ringan. Oleh sebab itu penempatan decanter
sebelum CST (Continous Settling Tank) dapat berfungsi untuk menggantikan kedudukan
strainer dan sand cyclone.
Decanter dapat ditempatkan sebagai pengganti oil purifier dengan cara minyak yang
berasal dari CST (Continous Settling Tank) diolah menjadi dua fraksi yaitu fraksi minyak dan
fraksi cairan yang masih mengandung sludge. Karena prinsip kerja alat ini menggantikan oil
purifier maka mekanisme pemisahan berpegang kepada kemurnian minyak, akibatnya sludge
yang keluar masih mengandung minyak sehingga perlu diolah lagi dengan menggunakan
sludge separator atau decanter, sedangkan fraksi minyak bersih langsung diolah ke vaccum
drier. Decanter sebagai pengganti sludge separator mengolah cairan yang berasal dari sludge
tank. Cairan dipisahkan menjadi cairan dan sludge. Cairan minyak yang dipisahkan
dipompakan ke settling tank, sedangkan fraksi sludge dibuang ke fat-fit untuk diteruskan ke
unit pengolahan limbah.
untuk dialirkan ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke
saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat Pit.
g. Vacuum drier
Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi
kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Di sini minyak disemprot dengan
menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan
mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap
lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke storage tank.
h. Sludge tank
Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tank sedangkan under flownya
dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung ke bak transit untuk
dipompakan ke sand cyclone. Untuk mempercepat pengendapan lumpur, sludge dipanaskan
(80-90oC) dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas. Sehingga densitas
minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak akan terlepas dan
mengendap pada dasar tangki. Dari sand cyclone atau brush strainer sludge dialirkan ke
balance tank sebagai umpan untuk decanter atau sludge centrifuge.
i. Sludge sentrifuge
Sludge centrifuge untuk mengolah sludge. Sludge Centrifuge adalah alat yang
digunakan untuk memisahkan minyak yang masih terkandung di dalam sludge, dengan cara
pemisahan berdasarkan gaya sentrifugal. Didalam sludge centrifuge ini terdapat bowl yang
berputar 1450 rpm, bowl ini berbentuk bintang yang diujungnya terdapat nozzle dengan
diameter lubang tertentu dan nozzle ini dapat diganti sesuai keinginan.
Prinsip kerjanya adalah nozzle separator berputar dengan gaya centifugal dimana
pemisahannya, fraksi berat ( lumpur, kotoran ) terlempar ke dinding bowl dan fraksi ringan
(air dan minyak) akan ketengah. Minyak yang mempunyai densitas lebih kecil akan menuju
poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu (paring disk), dan ditampung di reclaimed tank
sebelum dipompakan oleh reclaimed oil pump untuk alirkan kembali ke CST (Continuous
Settling Tank). Sedangkan sludge (mengandung air) yang mempuyai densitas lebih besar
akan terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle, kemudian sludge keluar
melalui saluran pembuangan menuju fat pit.
j. Sludge drain tank
Lapisan bawah dari CST (Continuous Settling Tank), dan sludge tank pada selang
waktu tertentu didrain menuju sludge drain tank. Di sludge drain tank minyak mengalir
tenang dan dibiarkan overflow untuk mengalir dan ditampung pada reclaimed tank, dan
Dekanter yang berfungsi memisahkan fraksi padat, minyak, dan air memberikan
peluang penempatannya di hulu, tengah, dan di akhir proses klarifikasi. Penempatan dekanter
dapat dilakukan dengan beberapa variasi tergantung dari tujuan yang akan diperoleh :
Cairan yang keluar dari bagian bawah CST (Continuous Settling Tank ) mengandung
lumpur yang tinggi dan kadar minyak yang mencapai 10 %. Cairan ini diolah dalam decanter
akan menghasilkan : fraksi padat akan dibuang, fraksi minyak dipompakan ke CST,
sedangkan fraksi cair tetap dialirkan ke sludge tank. Cara ini akan membantu sludge
separator dan dapat menggantikan sand cyclone dan strainer.
3. Hilir klarifikasi
Penempatan decanter di hilir sebagai pengganti sludge separator yang memisahkan
lumpur minyak dan air. Jika di hulu ditempatkan decanter maka pemisah lumpur yang
ditempatkan diakhir klarifikasi adalah sludge separator. Jenis decanter yang digunakan
mengganti sludge separator adalah decanter 2 phase dan decanter 3 phase.
1. Reaktor esterifikasi
Reaktor esteerifikasi merupakan tempat mereaksikan FFA dan metanol dengan
bantuan katalis H2SO4. Pada reaktor esterifikaasi pengendalian dilakukan pada laju alir
umpan masuk dan rasionya, pengendalian terhadap suhu reaktor, level cairan, level cairan.
2. Dekanter I
Pada dekanter I dilakukan pemisahan trigliserida, FFA, FAME, dengan air, metanol
dan katalis H2SO4. Pengendalian dilakukan terhadap level cairan dalam dekanter I dengan
menggunakan Level controller (LC).
3. Reaktor Transesterifikasi
Merupakan tempat untuk mereaksikan trigliserida dan meanol dengan katalis NaOH.
Pada areaktor ini pengendalian dilakukan terhadap laju alir umpan masuk dengan flow
controller (FC) dan rasio umpan dengan flow rasio controller (FRC), pengendalian terhadap
suhu menggunakan temperature controller, dan kecepatan putar pengaduk denga speed
controller (SC).
4. Dekanter II
Pada dekanter II pengendalian dilakukan terhadap level cairan dengan menggunakan
level controller (LC).
5. Dekanter III
Pengendalian dilakukan terhadap level cairan dengan level control.
Fluida hasil keluaran Decanter dipanaskan kembali untuk menjalani proses Vertical-DiscCentrifuge (VDC), didalam alat ini, dilakukan pemisahan padatan, air dan minyak. Buangan
air dan buangan padatan ditampung dalam wadah-wadah yang terpisah.