Anda di halaman 1dari 25

BENTUK-BENTUK

KORUPSI

B entuk-bentuk Korupsi
1
2
3
4
5
6
7

Kerugian keuangan negara


Suap
Penggelapan dalam jabatan
Pemerasan
Perbuatan curang
Benturan kepentingan dalam pengadaan
Gratifikasi (hadiah)

NEPOTISME :
penggiring bola menuju ke-7 bentuk korupsi
Slide 2tersebut

B entuk
Umum

Contoh

: Kerugian keuangan negara

Setiap orang yang menyalahgunakan kewenangan,


kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan / kedudukan,

dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang


lain atau suatu korporasi dan dapat merugikan
keuangan negara ataupun perekonomian negara

Di Indonesia, sampai saat ini merupakan pasal


yang paling banyak dipakai untuk memidana
koruptor

Slide 3

B entuk
Umum

Contoh

: Suap = Bribery

Sebuah perbuatan kriminal


Melibatkan sejumlah pemberian kepada seseorang
Penerima pemberian mengubah perilakunya
Bertentangan dengan tugas dan tanggung jawab

Pengendara mobil/motor yang ditilang polisi


Pengusaha konstruksi bangunan menyuap pejabat
pemerintah yang berwenang untuk memenangi
tender proyek tertentu
Koruptor menyuap hakim
Mahasiswa menyuap dosen untuk memperoleh
kelulusan atau nilai yang lebih baik

Slide 4

B entuk 2
Ciri-ciri

: Suap = Bribery (Contd)


Transaktif: Pemberi dan penerima suap sepakat
melakukan tindakan penyuapan demi keuntungan
kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan
tercapainya keuntungan oleh kedua belah pihak
Berlangsung secara rahasia: Penyuap dan
penerima suap berjanji bertemu di suatu tempat
secara rahasia.
Tanpa tanda terima, sehingga sulit dibuktikan

Enrichment:
Di negara maju seperti USA, transaksi lebih banyak dilakukan dengan
menggunakan kartu kredit, kartu debit atau cek, sehingga semua transaksi
tercatat dengan jelas. Untuk transaksi dengan nilai tertentu, misalnya USD 200,
banyak toko yang menolak pembayaran secara cash, selain untuk menghindari
uang paslu, hal ini merupakan kesadaran kolektif masyarakat untuk
mengurangi potensi suap.
Jadi: Transaksi secara cash meningkatkan potensi suap.
Slide 5
Mengurangi transaksi secara cash merupakan salah satu cara menekan tingkat

B entuk 3
Umum

Suatu bentuk korupsi, sama dengan


penggelembungan, pemalsuan

Melibatkan pencurian uang, properti, dan barang


berharga lain
Dilakukan oleh seseorang atau lebih yang diberi
amanat untuk menjaga dan mengurus uang,
properti atau berharga tersebut

Contoh

: Penggelapan dalam jabatan

Menaikkan jumlah penerima dana bantuan berkali


lipat dari jumlah aslinya. Jumlah korban Lapindo
yang diputuskan menerima bantuan pemerintah
digelembungkan dari 500 menjadi 2000 kepala
keluarga. Uang hanya diberikan kepada 500,
sedangkan sisanya 1.500 korban fiktif dibagi
kepada fihak-fihak yang bersekongkol dalam
penggelembungan data tersebut Slide 6

B entuk 3
Bentuk

: Penggelapan dalam jabatan

Menggelapkan uang, atau membiarkan orang lain


mengambil/ menggelapkan, atau membantu dalam
melakukan penggelapan itu

Memalsukan bukti-bukti untuk pemeriksaan


administrasi
Menggelapkan, menghancurkan, merusak atau
membuat tidak dapat dipakai barang, surat, akta,
daftar yang digunakan untuk meyakinkan atau
membuktikan dimuka pejabat yang berwenang.
Membiarkan orang lain merusak bukti

Membantu orang lain merusak bukti

Slide 7

B entuk 3
Ciri-ciri

: Penggelapan.(Contd)
Otogenik
Mengacu kepada tindakan korupsi yang dilakukan
sendiri (sepihak) tanpa melibatkan orang (pihak)
lain

Enrichment:
Saat bepergian ke berbagai negara, dengan mudah kita rasakan tingkat
korupsi di negara bersangkutan dengan mengamati kualitas bangunan,
infrastruktur dan sarana phisik lainnya.
Hampir semua negara, termasuk negara miskin mempunyai peraturan standard
bangunan yang tinggi (hampir setara dengan negara maju, karena regulasi
gampang sekali ditiru, tinggal cut and paste), tetapi dalam prakteknya
penggelembungan, penggelapan dll menyebabkan kualitas bangunan sangat
rendah.
Kualitas prasarana di India, Pakistan, dan Nigeria, sangat berbeda dengan di
Malaysia, Singapura dan Korea.Kualitas bangunan milik pemerintah dan
swasta di Indonesia sangat terasa sekali perbedaannya..iniSlide
indikasi
awal
8
untuk melihat dimana saja incidence of corruption rentan terjadi.

B entuk 4
Umum

Contoh

: Pemerasan = Extortion

Suatu bentuk korupsi


Menggunakan ancaman kekerasan
Membujuk seseorang agar mau bekerjasama

Pemerasan oleh polisi terhadap pengusaha (L.


h.56)
Pemerasan terhadap pejabat (L.h.56)
Pemerasan oleh anggota dewan (L.h.57)

Enrichment:
Pemerasan dilakukan oleh pihak yang mempunyai monopoli terhadap sesuatu.
Pengurusan SIM & KTP merupakan contoh yang paling kongkrit, dimana
masyarakat tidak mempunyai alternatif untuk mengurusnya selain di Kantor
Kelurahan dan Kantor Polisi. Tidak adanya alternatif ini membuat masyarakat
kerap menjadi sasaran empuk.
Pertanyaannya, apakah privatisasi atau outsource pengurusan KTP dan SIM,
dimana pemerintah menunjuk pihak swasta untuk melakukan proses KTP &
9
SIM akan memecahkan masalah? Diskusikan kelebihan dan Slide
kekurangannya.

B entuk 5
Umum

: Perbuatan curang

Suatu bentuk korupsi


Terkait dengan perbuatan curang

Pemborong, ahli bangunan, penjual bangunan


melakukan perbuatan curang pada waktu membuat
bangunan atau menyerahkan bahan bangunan,
sehingga membahayakan keamanan orang lain
Pengawas proyek yang membiarkan kecurangan
tersebut tekrjadi
Rekanan TNI/Polri berbuat curang pada waktu
menyerahkan barang keperluan TNI atau Polri,
sehingga dapat membahayakan keamanan negara
Pengawas rekanan TNI/Polri yangmembiarkan
kecurangan tersebut terjadi

Contoh

Slide 10

B entuk 6
Umum

: Benturan kepentingan .
Suatu bentuk korupsi
Orang yang ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasi pengadaan, baik seluruh ataupun
sebagian saja,
dengan sengaja, langsung atau tidak langsung turut
serta dalam pemborongan , pengadaan atau
persewaan,
sehingga terjadi benturan kepentingan

Slide 11

B entuk

: Hadiah = Gratifikasi

Hadiah Korupsi, jika.


Sifat Hadiah

Terbuka;
Bukan rahasia;
Tidak menyebabkan pelanggaran tugas dan hak
publik maupun pemerintah;
Tidak merupakan penggelapan dana pemerintah
atau pemerasan publik

Hadiah = Korupsi, jika.

= Korupsi

Hadiah tersebut disalahgunakan dan menjadi lahan


subur pemerasan oknum
Hadiah berpengaruh pada perubahan
kebijakan/keputusan atau tanggungjawab penerima
Pemberi hadiah memiliki self interest untuk
mengeruk keuntungan jangka panjang
Slide 12

B entuk
UU no 21
Th 2001

: Hadiah = Gratifikasi
Mengharuskan penerima hadiah melaporkan ke
KPK selambat-lambatnya 30 hari setelah menerima
hadiah tsb.
Dalam rangka menghindarkan pejabat dari
penyalahgunaan hadiah yang diberikan pengusaha,
KPK melarang pejabat menerima hadiah parcel
untuk hari-hari besar dan keagamaan.

Enrichment:
Beberapa investment banking international mengatur bahwa staff tidak boleh
menerima pemberian dari klien-nya senilai lebih dari USD 100. Apakah ini
efektif?
World Bank mensyaratkan agar staff menerima pemberian dari klien, dan pada
lain kesempatan staff bersangkutan diharuskan untuk memberikan hadiah
dengan nilai yang sama kepada klien bersangkutan, hal ini untuk mencegah:
(1) Ketersinggungan klien atas penolakan hadiah, sehingga hadiah diterima, (2)
Perasaan hutang budi dari staff, karena dia memberikan hadiah
nilai
Slidedengan
13
yang setara. Efektifkah kebijakan ini? Pls discuss.

M engapa ke 7 hal tersebut disebut korupsi?


Karakter
Korupsi

Pengkhianatan terhadap amanah


Penyalahgunaan wewenang
Pengambil keuntungan pribadi/lembaga dengan
mengorbankan masyarakat umum

Enrichment:
Pengambilan keuntungan pribadi dengan mengorbankan kepentingan umum
adalah merupakan bentuk korupsi. Ada beberapa negara yang berbentuk
kerajaan, dimana raja memiliki kekuasaan penuh atas segala kekayaan alam.
Apakah kerajaan merupakan sistim yang secara genetik korup?
Lalu mengapa beberapa negara dengan bentuk kerajaan dianggap lebih bersih
dari Indonesia?
Kalau sistim pemerintahan kerajaan tidak dianggap sebagai sistim yang korup,
apakah jika pada tahun 90-an kita transform Indonesia menjadi kerajaan dgn
Pak Harto sebagai rajanyaotomatis Indonesia menjadi negara yang tidak
Slide 14
korup?

Nepotisme : creating corruptions


UU no 21
KKN
Th 2001

Memilih keluarga atau teman dekat


Berdasarkan pertimbangan hubungan kekerabatan
Bukan karena kemampuannya

Enrichment:
Dibanyak negara manapun, sistim meritokrasi (berdasarkan ability/kemampuan
yang dimiliki) telah menjadi dasar rekrutmen karyawan. Indonesia masih terus
berkutat dengan dampak dari kentalnya KKN di masa Orde Baru. Meskipun kini
cukup gencar pelaksanaan sistim meritokrasi ini di semua line, namun faktanya
masih selalu saja terjadi proses rekrutmen yang diwarnai dengan usaha-usaha
memasukkan keluarga, kerabat, teman tanpa ataupun dengan kesamaan
daerah asal alias etnisitas - tanpa mempertimbangkan kemampuan.

Slide 15

Bentuk-bentuk korupsi lain


Buku saku KPK : Memahami untuk membasmi

Slide 16

Apa yang dimaksud dengan KORUPSI ?


Definisi Korupsi secara gamblang dijelaskan dalam 13 buah
pasal dalam UU 31/ 1999 jo UU 20/2001
30 Bentuk / jenis TPK, dengan pengelompokan sbb:
1.

2.

Kerugian Keuangan Negara


- Pasal 2
- Pasal 3
Suap Menyuap
- Pasal 5 ayat (1) huruf a
- Pasal 11
- Pasal 5 ayat (1) huruf b
- Pasal 6 ayat (1) huruf a
- Pasal 13
- Pasal 6 ayat (1) huruf b
- Pasal 5 ayat (2)
- Pasal 6 ayat (2)
- Pasal 12 huruf a
- Pasal 12 huruf c
- Pasal 12 huruf b
- Pasal 12 huruf d
17

3.

4.

5.

6.
7.

Penggelapan dalam jabatan


- Pasal 8
- Pasal 9
- Pasal 10 huruf a
- Pasal 10 huruf b
- Pasal 10 huruf c
Pemerasan
- Pasal 12 huruf e
- Pasal 12 huruf g
- Pasal 12 huruf h
Perbuatan curang
- Pasal 7 ayat (1) huruf a
- Pasal 7 ayat (1)huruf b
- Pasal 7 ayat (1) huruf c
- Pasal 7 ayat (1) huruf d
- Pasal 7 ayat 2
- Pasal 12 huruf h
Benturan kepentingan dalam pengadaan
- Pasal 12 huruf I
Gratifikasi
- Pasal 12 B jo. Pasal 12 C

18

Tindak Pidana Lain


yang berkaitan dengan TPK :
1. Merintangi Proses pemeriksaan perkara Korupsi :
- Pasal 21
2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan
tidak benar :
- Pasal 22 jo. Pasal 28
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening
tersangka:
- Pasal 22 jo. Pasal 29
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau
memberi keterangan palsu :
- Pasal 22 jo.Pasal 35
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak
memberikan keterangan atau memberi keterangan palsu
6. Saksi yang membuka identitas pelapor :
- Pasal 24 jo. Pasal 31

19

Pasal 12 B UU 20/2001
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih,
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.

(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan
pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00
(satu
20
miliar rupiah).

Pasal 12 C
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B
ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan
gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
gratifikasi tersebut diterima.
(3) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
tanggal menerima laporan wajib menetapkan gratifikasi
dapat menjadi milik penerima atau milik negara.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan
status gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diatur dalam Undang-undang tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 21

Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan


pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang
diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan
yang
dilakukan
dengan
menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik .
Pengecualian :Undang-Undang No. 20 Tahun

2001 Pasal 12 C ayat (1):

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12


B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan
gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
22

7 TIPOLOGI KORUPSI
Syed Hussein Alatas dalam Corruption Its Nature,
Causes and Functions membedakan tujuh tipologi
korupsi yang berkembang selama ini:
1) Transactive corruption, yakni korupsi yang
menunjukkan adanya kesepakatan timbal-balik antara
pihak penyuap dan penerima suap demi keuntungan
kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan
tercapainya keuntungan ini oleh kedua-duanya.
2) Extortive corruption (korupsi yang memeras), yakni
pihak pemberi dipaksa untuk menyuap agar mencegah
kerugian yang sedang mengancam dirinya,
kepentingannya, dan hal-hal yang dihargainya.

3) Investive

corruption, yakni korupsi dalam bentuk


pemberian barang atau jasa tanpa ada pertalian
langsung dengan keuntungan tertentu, selain
keuntungan yang dibanyangkan akan diperoleh di
masa yang akan datang.
4) Supportive corruption, korupsi yang secara tidak
langsung menyangkut uang atau imbalan langsung
dalam bentuk lain untuk melindungi dan memperkuat
korupsi yang sudah ada.
5) Nepostistic corruption, yakni korupsi yang
menunjukkan tidak sahnya teman atau sanak famili
untuk memegang jabatan dalam pemerintahan atau
perilaku yang memberi tindakan yang mengutamakan
dalam bentuk uang atau lainnya kepada teman atau
sanak famili secara bertentangan dengan norma dan
aturan yang berlaku.

6) Defensive corruption, yakni perilaku korban korupsi


dengan pemerasan untuk mempertahankan diri. George
L. Yaney menjelaskan bahwa pada abad 18 dan 19,
para petani Rusia menyuap para pejabat untuk
melindungi kepentingan mereka. Tipe ini bukan pelaku
korupsi, karena perbuatan orang yang diperas bukanlah
korupsi. Hanya perbuatan pelaku yang memeras sajalah
yang disebut korupsi.
7) Autogenic corruption adalah korupsi yang tidak
melibatkan orang lain dan pelakunya hanya seorang diri.

Anda mungkin juga menyukai