Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN BUDAYA

ANTI KORUPSI

KELOMPOK I

Mardiana (221092023)

Siti Sarah ( 221092047)

Dita Lianti ( 221092009 )

Anggy Trisevani Sinaga (221092004)

Yuyuni (221092062)
DEFINISI KORUPSI
Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dsb.) untuk keuntungan pribadi atau
orang lain
JENIS-JENIS KORUPSI
berdasarkan tipenya korupsi dikelompokkan menjadi tujuh jenis korupsi
sebagai berikut:

 Korupsi transaktif (transactive corruption) yaitu menunjukkan kepada


adanya kesepakatan timbal balik antara pihak pembeli dan pihak penerima.

 Korupsi yang memeras (extortive corruption) adalah jenis korupsi di mana


pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang
sedang mengancam dirinya
Korupsi investif (investive corruption) adalah pemberian barang atau
jasa tanpa ada pertalian langsung dari keuntungan tertentu
Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption) adalah penunjukan yang
tidak sah terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan
dalam pemerintahan
Korupsi defensif (defensive corruption) adalah perilaku korban
korupsi dengan pemerasan, korupsinya adalah dalam rangka
mempertahankan diri.
Korupsi otogenik (autogenic corruption) yaitu korupsi yang
dilaksanakan oleh seseorang seorang diri.
Korupsi dukungan (supportive corruption) yaitu korupsi tidak secara
langsung menyangkut uang atau imbalan langsung dalam bentuk lain.
Pola Korupsi
 Pola Konvensional

menggunakan uang kantor atau negara secara langsung untuk keperluan pribadi

 Pola Kuintansi fiktif

Sesuatu yang kecil dibikin jadi besar. Yang besar dijadikan kecil. Yang ada dibuat tidak ada. Yang tidak ada diadakan

 Pola Komisi

Yaitu pola yang memberikan sejumlah uang diluar konteks aturan perda/perundang undangan yang berlaku.

 Pola Upeti

Pola upeti adalah antara bawahan dengan atasan. Misalnya Komisi meski berupa hadiah barang, termasuk Hadiah lebaran,
Natal dan Tahun Baru – asalnya selalu dari relasi dan selalu dihitung sesuai dengan persentase nilai transaksi yang telah atau
akan dilakukan.
Pola Menjegal Order

Pola yang dilakukan dengan mengambil suatu pekerjaan order dari orang /perusahaan lain
untuk dikerjakan sendiri untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Pola Perusahaan Rekanan

Yaitu pola yang dilakukan dengan dengan cara tebang pilih terhadap perusahaan atau badan
usaha yang mampu memberikan keuntungan pribadi yang lebih besar.

Pola Penyalahgunaan wewenang

Pola ini sering disebut masyarakat dengan pungli, pelicin, sogok, suap dan lain-lain
Penyebab Korupsi
penyebab terjadinya korupsi sebagai berikut.

• Greeds (keserakahan): berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada di
dalam diri setiap orang.

• Opportunities (kesempatan): berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau masyarakat
yang sedemikian rupa sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan.

• Needs (kebutuhan): berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu-individu untuk
menunjang hidupnya yang wajar.

• Exposures (pengungkapan): berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh
pelaku kecurangan apabila pelaku ditemukan melakukan kecurangan.
Modus Korupsi di Indonesia
•Mark Up Anggara

Pertama ada mark up anggaran yang kerap terjadi ketika mengerjakan sebuah proyek atau pengadaan alat atau peralatan
tertentu di sebuah instansi pemerintahan
•Lelang Jual Beli Jabatan

Pihak yang memiliki kewenangan dan kepentingan lebih tinggi melakukan lelang jabatan kepada siapapun yang ingin
menduduki kursi di sebuah instansi
•Gratifikasi

Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yang meliputi pemberian uang tambahan, hadiah uang, barang, rabat, komisi
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas
lainnya
• Modus Korupsi Suap

Suap ini bisa dalam arti menyogok pihak tertentu untuk menerbitkan keputusan atau kebijakan tertentu demi menguntungkan pihak yang memberikan uang.
• Proyek dan Laporan Fiktif

Proyek fiktif adalah proyek atau kegiatan yang sebenarnya tidak


dilakukan tetapi anggarannya dicairkan. Kegiatannya pun tetap
dilaporkan seolah-olah telah dilaksanakan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai