Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin
suksesnya industrialisasi tersebut dituntut tingkat efisiensi yang tinggi terhadap
penggunaaan sumber produksi dan produktifitas tenaga kerja yang terlibat di
dalamnya.
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang di sektor industri sangat
membutuhkan sumber daya manusia (tenaga kerja) yang sehat, efesien dan
produktif. Tenaga kerja seperti ini diharapkan akan mampu berkompetisi dengan
tenaga kerja yang lain, baik di dalam dan di luar negeri. Keunggulan tersebut
dapat tercapai bila semua pihak turut berperan aktif bekerja sama dengan tingkat
kemampuan yang ada pada tenaga kerja itu sendiri.
Bagi sektor industri peran yang dapat dilakukan di antaranya dengan
mengurangi atau menghilangkan berbagai potensi bahaya yang ada pada
lingkungan kerja seperti peralatan (mesin), iklim, pola waktu kerja (shift kerja),
dan sebagainya, sehingga berbagai dampak negatif yang akan timbul terhadap
pekerja sedini mungkin dapat dicegah.
Tenaga kerja merupakan tulang punggung di bidang industri yang sangat
menentukan berhasil tidaknya suatu usaha untuk mempertinggi produksi,
produktifitas dan efesiensi kerja. Sekalipun faktor modal cukup, material baik

mutunya, mesin-mesin yang serba sempurna namun perusahaan tidak akan


berjalan lancar apabila derajat kesehatan tenaga kerja tidak memuaskan.
Upaya yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaannya adalah dengan menambah jam kerja karyawannya
yaitu dengan memberlakukan sistem shift kerja. Dimana shift kerja merupakan
pembagian kerja dalam waktu 24 jam meliputi pagi, sore dan malam yang
dilaksanakan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan
memenuhi dan meningkatkan produksi. Bagi perusahaan pengaturan shift kerja
dilaksanakan bertujuan untuk menjaga kelancaran dan pemenuhan target produksi,
sedangkan bagi pekerja merupakan beban kerja yang harus dipikul sebagai
pekerja.

BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI SHIFT KERJA


Shift kerja disebutkan sebagai pekerjaan yang secara permanen
atau sering pada jam kerja yang tidak teratur (Kuswadji, 1997).
Menurut Sumamur (1994), shift kerja merupakan pola waktu
kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh
perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. Proporsi
pekerja shift semakin meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh
investasi yang dikeluarkan untuk pembelian mesin-mesin yang
mengharuskan penggunaannya secara terus menerus siang dan malam
untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sebagai akibatnya pekerja juga
harus bekerja siang dan malam. Hal ini menimbulkan banyak masalah
terutama bagi tenaga kerja yang tidak atau kurang dapat menyesuaikan
diri dengan jam kerja yang lazim..

2. SISTEM SHIFT KERJA


Sistem shift kerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan,
walaupun biasanya menggunakan tiga shift setiap hari dengan delapan
jam kerja setiap shift. Menurut William yang dikutip oleh Sri Ramayuli
(2004) dikenal dua macam sistem shift kerja yang terdiri dari :
1. Shift Permanen
Tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap harinya. Tenaga

kerja yang bekerja pada shift malam yang tetap adalah orang-orang yang
bersedia bekerja pada malam hari dan tidur pada siang hari.
2. Sistem Rotasi
Tenaga kerja bekerja tidak terus-menerus di tempatkan pada shift
yang tetap. Shift rotasi adalah shift rotasi yang paling menggangu
terhadap irama circardian dibandingkan dengan shift permanen bila
berlangsung dalam jangka waktu panjang.
ILO (1983) menyatakan pergantian shift yang normal 8 jam/shift.
Shift kerja yang dilaksanakan 24 jam termasuk hari Minggu dan hari
libur memerlukan 4 regu kerja. Regu ini dikenal dengan regu kerja terusmenerus (3x8).
A. Sistem 2-2-2,
sistem ini disebut dengan sistem rotasi pendek masing-masing
shift lamanya 2 hari dan pada akhir shift diberikan libur 2 hari.
B. Sistem 2-2-3
merupakan system rotasi pendek dimana salah satu shift
dilaksanakan 3 hari untuk 2 shift dilaksanakan 2 hari dan pada akhir
periode shift diberikan libur 2 hari. Siklus ini bergantian untuk stiap shift.
Pada akhir shift malam diperlukan istirahat sekurang-kurangnya 24 jam.
Sistem rotasi ini dianjurkan oleh pakar

yang

berpandangan

modern dengan mempertimbangkan faktor sosial dan psikologis


untuk industri yang bergerak pada bagian manufaktur dan kontiniu
(Pulat dalam Sri Ramayuli, 2004).

3. MANAJEMEN KERJA SHIFT


Menurut Tayari F and Smith J.L. (1997) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk manajemen kerja shift adalah sebagai berikut.
a) Jika memungkinkan lamanya kerja

shift malam dikurangi tanpa mengurangi

kompensasi dan benefit lainnya.


b) Jumlah karyawan shift malam yang diperlukan seharusnya dikurangi untuk
mengurangi jumlah hari kerja pekerja shift malam.
c) Lamanya kerja shift tidak melebihi 8 jam.
d) Tiap shift siang atau malam seharusnya diikuti dengan paling sedikit 24 jam libur
dan tiap shift malam dengan paling sedikit 2 hari libur, sehingga pekerja dapat
mengatur kebiasaaan tidur mereka.
e) Memungkinkan adanya interaksi sosial dengan teman kerja.
f) Menyediakan fasilitas kegiatan olah raga

seperti permainan bola baskket,

khususnya untuk pekerja shift malam.


g) Musik yang tidak monoton selama bekerja shift malam sangat berguna.

4. SIMULASI PENGATURAN KERJA SHIFT


Pengaturan Jadwal kerja shift di Industri manufacture Indonesia terdapat beberapa
model yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan itu sendiri. Penjadwalan Kerja Shift
yang biasa digunakan antara lain :
1. Empat (4) Grup Tiga (3) Shift
Penjadwalan model ini digunakan untuk aktivitas manufacture selama 24 jam
sehari dan beroperasi penuh selama sepanjang tahun, terhenti pada hari besar Idul fitri
dan Tahun Baru . Besarnya output produksi yang ditetapkan dan aktivitas engineering
yang menuntut aktivitas ini berlangsung terus. Karyawan terbagi kedalam 4 Grup,
Bekerja selama 5 hari kerja dengan working hours 7 + 1. Pergantian Shift dari 3 ke 1,
karyawan mendapat libur 2 hari. Model ini menyebabkan Hari Libur karyawan tidak
menentu.
Berikut Contoh simulasi penjadwalan 4 Grup 3 Shift
1) Shift 1 : Pk. 07.00 15.00 , Shift 2 : Pk.15.00 23.00 , Shift 3 : Pk. 23.00 07.0
2) Urutan Putaran shift Shift 3 -> Shift 2 -> Shift 1 ( 3-2-1 ) , Pergesaran Shift menuju
dan setelah Shift 3 ada perlakuan khusus. Setelah Shift 3 karyawan mendapat libur
lebih banyak ( 2 hari ) sebelum memasuki jadwal shift 1.
Dua hari sebelum libur sebelum shift 3, aktual libur adalah 1 hari. Satu harinya
lagi merupakan hari pertengahan, tapi karyawan harus mulai masuk pada malam
harinya (Pukul 23.00)

2. Tiga (3) Grup Tiga (3) Shift


6

Penjadwalan shift model ini, memberikan peluang istirahat / Libur secara


Teratur. Karyawan bekerja dari Senin Sabtu, minggu istirahat. Dibanding model 4
Grup, Total karyawan yang dibutuhkan pastinya lebih sedikit, begitu pula untuk out put
volume Produksinya.
Jam kerja perhari 7 + 1 ( 7 jam kerja, 1 jam istirahat ), kecuali hari sabtu 5 Jam
kerja dengan Total jam kerja 40 jam Seminggu. Jam kerja ini fleksibel, jika diperlukan
pada hari terakhir bisa dibuat overtime ( otomatis ) selama 2 Jam.
Berikut contoh simulasi Penjadwalan 3 grup 3 Shift
1. Jam Kerja Shift fleksibel, untuk Shift 1, bisa dimulai di Pk. 06.00 atau 07.00, Shift
berikutnya menyesuaikan.
2. Putaran Shift Shift 3 -> Shift 2 -> Shift 1 (3-2-1).
3. Jadwal ini bisa diterapkan untuk putaran 2 Grup, 2 Shift
4. Berdasarkan Keputusan Menteri, Kep.102/MEN/2004, Pasal 3 ayat 1, waktu Kerja
lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1
minggu. Khusus shift 1 bisa diberlakukan Long Shift ( Pk.07.00 19.00 ), dengan
istirahat, selama maksimal 15 Jam/orang perminggu.

3. Non Shift
7

Non Shift, pada umumnya diperuntukkan bagi departemen yang memerlukan


koordinasi internal dan eksternal saat jam-jam kerja pagi siang. Jam Kerja normal
fleksible, Pk.08.00-16.00. Jadwal kerja Non Shift ada 2 model, 6 hari kerja dan 5 hari
kerja. Meski beda Lama jam kerja sehari namun tetap total jam kerja seminggu 40 Jam.

4. Tiga (3) Grup Dua (2) Shift atau Long Shift


Model penjadwalan shift ini untuk mengadopsi jam kerja bagian petugas keamanan
(security ) atau karyawan dengan terlebih dahulu ada kesepakatan antara perwakilan
pekerja dan management. Pengatuan jadwal kerjanya menggunakan formulasi 2-2-2.
Yaitu dalam 1 minggu kerja terdiri dari 2 hari shift 1, 2 hari shift 2, dan 2 hari libur.
seperti simulasi dibawah ini.
Berikut contoh pengaturan jam kerjanya :
Shift I
Senin Kamis

: Jam 08.00 wib jam 20.00 wib

Sabtu Minggu : Jam 08.00 wib jam 20.00 wib


Istirahat

: Jam 12.00 wib jam 13.00 wib

Break

: Jam 17.00 wib jam 17.05 wib

Jumat

: Jam 08.00 wib jam 20.00 wib

Istirahat

: Jam 11.45 wib jam 13.15 wib

Break

: Jam 17.30 wib _ jam 17.35 wib

Shift II
Senin Kamis

: Jam 20.00 wib jam 08.00 wib

Sabtu - Minggu : Jam 20.00 wib jam 08.00 wib


Istirahat

: Jam 00.00 wib jam 01.00 wib

Break

: Jam 05.00 wib jam 05.05 wib

Perhitungan Jam kerja untuk long shift ini, ada beberapa macam :
1) Jam kerja 7 jam + 1 jam istirahat + 4 jam over time.
Perhitungan jam overtime perharinya = 1,5 + (2 x 3 ) jam = 7,5 jam/hari
2) Jam kerja 8 jam + 1 jam istirahat + 3 jam overtime
Perhitungan jam overtime per harinya = 1,5 + ( 2x2 ) jam = 5,5 jam/hari

5. EFEK SHIFT KERJA


Menurut Fish yang dikutip oleh Hery Firdaus (2005) mengemukakan bahwa
efek shift kerja yang dapat dirasakan antara lain :
1. Efek fisiologis
a. Kualitas tidur : tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan
biasanya dipelukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja
malam.
b. Menurunnya kapasitas kerja fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk
dan lelah.
c. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.

2.

Efek psikososial
Efek menunjukkan masalah lebih besar dari efek fisiologis, antara lain adanya
9

gangguan kehidupan keluarga, hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk


berinteraksi dengan teman, dan menggangu aktivitas kelompok dalam
masyarakat.
Saksono (1991) menyatakan bahwa pekerjaan malam berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari.
Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau
tidur, sehingga tidak dapat beradaptasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
3.

Efek kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis
dan psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental
menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti
kualitas kendali dan pemantauan.

4. Efek terhadap kesehatan


Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointesnal, masalah ini cenderung terjadi
pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5.

Efek terhadap keselamatan kerja


Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi
terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan
0,69% per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa
kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu
kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan
10

lebih banyak terjadi pada shift malam. (Adiwardana dalam Khairunnisa, 2001).

6. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI SHIFT KERJA


A. Irama Sirkadian
Circardian rhythm berasal dari bahasa Latin. Circa yang berarti kira-kira dan Dies
berarti hari ( circardies = kira-kira satu hari). Circardian rhythm adalah irama dan
pengenalan waktu yang sesuai dengan perputaran bumi dalam siklus 24 jam. Hampir
seluruh makhluk hidup di dunia ini mempunyai irama yang secara teratur mengalami
perubahan fungsi tubuh dan fisiologik dalam siklus 24 jam, tetapi adapula beberapa
perubahan yang sesuai dengan bulan atau tahun. Sebenarnya siklus circardian
manusia berkisar antara 22-25 jam (Mahyastuti, 1993).
Fungsi tubuh yang sangat dipengaruhi oleh circardian rhythm adalah pola
tidur, kesiapan bekerja, beberapa fungsi otonom, proses metabolisme, suhu tubuh,
denyut jantung dan tekanan darah. Setiap hari fungsi tubuh ini akan berubah-ubah
antara maksimum dan minimum, pada siang hari meningkat dan pada malam hari
menurun
Menurut Mahyastuti (1993) dalam keadaan normal, fungsi tubuh dapat
dibedakan atas 2 fase, yaitu ;

11

1. Fase ergotropik, terjadi pada siang hari dan semua organ tubuh
siap untuk bekerja.
2. Fase tropotropik, terjadi malam hari dan sebagian besar fungsi tubuh
menurun serta waktu ini dipakai untuk pemulihan dan pembaharuan
energi.

B. Kelelahan Kerja
Salah satu keluhan yang paling sering dan umum di antara pekerja adalah
rasa letih, baik karena kurang tidur malamnya, terlalu banyak bekerja atau suatu
masalah emosional lainnya. Bila rasa letih sedemikian menonjol dan terus
menerus sehingga menggangu kerja dan kegiatan lainnya ini disebut kelelahan
(fatique).
Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya
berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
(Sumamur,1994).
Banyak defenisi tentang kelelahan kerja yang telah dikemukakan, namun
secara garis besar dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola
yang timbul pada suatu keadaan, yang secara umum terjadi papda setiap
individu, yang telah tidak sanggup lagi melakukan aktivitasnya (Satalaksana,
1979).

12

C. Sikap Tenaga Kerja Terhadap Shift Kerja


Banyak pandangan orang yang tidak menyukai shift kerja tetapi sikap
ini tidak umum. Sebagai contoh survei yang dilakukan oleh Weddenburn
tentang tanggapan terhadapa shift kerja dari 315 pekerja industri baja di
Inggris diperoleh bahwa 18 % sangat suka, 29% suka, 22% kurang suka,
23% tidak suka, dan 8% sangat tidak suka. Individu yang tidak suka terhadap
shift kerja tersebut disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya 61% beranggapan bahwa shift kerja berpengaruh
terhadap

kehidupan Locial, 47% beranggapan bahwa shift kerja

menyebabkan waktu tidur tidak teratur,44% karena kerja malam, 38%


waktu makan tidak teratur, 35% menyebabkan cepat bangun (Fish dalam
Hery Firdaus, 2005).
Kuswadji (1997) juga melaporkan bahwa tanggapan pekerja terhadap tiga
shift kerja adalah sebagai berikut :
1. Shift pagi : memberikan waktu luang baik untuk kehidupan keluarga dan
tida terbatas kehidupan sosialnya.
2. Shift siang : terbatas kehidupan Locial, waktu siang terbuang dan sedikit lelah.
3. Shift malam : lelah, kehidupan Locial terbatas, kurang baik untuk
kehidupan keluarga, gangguan tidur, memberikan banyak waktu luang
terbuang

13

4.

7. REGULASI SHIFT KERJA


A. Pada sidang ke-77 di Jenewa tanggal 26 Juni 1990 dibahas mengenai standar
Internasional bagi pekerja malam. Standar yang dimaksud adalah The Night Work
Convention and Recommendation. The Night Work Conventionmembahas
mengenai kesehatan dan keselamatan, transfer kerja siang hari, perlindungan bagi
kaum wanita, kompensasi dan pelayanan sosial.Recommendation membahas
mengenai batas waktu kerja normal, waktu istirahat yang minimum antar shift,
transfer kerja siang pada situasi khusus, kesempatan pelatihan
5.
B. Menurut pasal 76 Undang-Undang No. 13 tahun 2003, pekerja perempuan yang
berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul
23.00 sampai dengan pukul 07.00, yang artinya pekerja perempuan diatas 18
(delapan belas) tahun diperbolehkan bekerja shift malam (23.00 sampai 07.00).
Perusahaan juga dilarang mempekerjakan pekerja perempuan hamil yang menurut
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya
maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
6.
7.
C. Perusahaan memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan
Undang-Undang No.13/2003 yang

lebih

lanjutnya

diatur

dalam Kep.224/Men/2003tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan


Pekerja Perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00. Pengusaha yang
mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul
07.00 wajib memberikan makanan dan minuman bergizi. Makanan dan minuman
yang bergizi harus sekurang-kurangnya memenuhi 1.400 kalori, harus bervariasi,
bersih dan diberikan pada waktu istirahat antara jam kerja. Makanan dan minuman
tidak dapat diganti dengan uang. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di
14

tempat kerja. Pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja


perempuan dengan menyediakan petugas keamanan di tempat kerja dan
menyediakan kamar mandi yang layak dengan penerangan yang memadai serta
terpisah antara pekerja perempuan dan laki-laki.
8.
D. Waktu Kerja Normal menurut Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi,
No. Kep. 102/MEN/VI/2004. Untuk 6 hari kerja : Waktu Kerja 7 jam/hari (hari
ke1-5), 5 jam/hari (hari ke-6) , 40 jam/minggu. Untuk 5 hari kerja : Waktu Kerja 8
jam/hari, 40 jam/mingguLebih dari waktu ini dihitung waktu kerja lembur

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

BAB III
PENUTUP

24.
A. Kesimpulan
1. Menurut Sumamur (1994), shift kerja merupakan pola waktu kerja yang
diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan
biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam.
2. Menurut William yang dikutip oleh Sri Ramayuli (2004) dikenal dua macam
sistem shift kerja yang terdiri dari :
a. Shift Permanen
b. Sistem Rotasi
25.
26. B. Saran

15

1. Manajemen shift kerja harus benar-benar diperhatikan guna terciptanya suasana


kerja yang nyaman.
2. Risiko kecelakaan kerja pada shift kerja harus benar benar diminimalisir dan
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja harus ditingkatkan.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

DAFTAR PUSTAKA

36.
37. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32889/3/Chapter%20II.pdf
38. http://wendikurniadirjas.blogspot.com/2010/04/shift-kerja-yang-baik-disesuaikan.html
39. http://dedylondong.blogspot.com/2012/03/penjadwalan-shift-kerja.html
40. http://bisnisrumahan2012.wordpress.com/article/dunia-kerja/sekilas-kerja-shift/
41.
42.
43.

44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.

16

Anda mungkin juga menyukai