http://disorders.eyes.arizona.edu/handouts/axenfeld-rieger-syndrometype-3
http://disorders.eyes.arizona.edu/handouts/axenfeld-rieger-syndrometype-2 8
http://disorders.eyes.arizona.edu/disorders/axenfeld-rieger-syndrometype-1 7
Anand, B.S. 2012. Peptic Ulcer Disease. (http://emedicine.medscape.com/article/181753overview , Diakses 25 Agustus 2013).
9. The University of Arizona. 2010.
(http://disorders.eyes.arizona.edu/handouts/axenfeld-rieger-syndrometype-3, diakses 2 April 2014)
8. The University of Arizona. 2010.
(http://disorders.eyes.arizona.edu/handouts/axenfeld-rieger-syndrometype-2 , diakses 2 April 2014)
7. The University of Arizona. 2010.
(http://disorders.eyes.arizona.edu/handouts/axenfeld-rieger-syndrometype-1 , diakses 2 April 2014)
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004 9
1. Genetic Home Reference. 2010. (http://ghr.nlm.nih.gov/condition/axenfeldrieger-syndrome , diakses 3 April 2014)
2. Vaughan
3. American Academy of Ophtalmology. 2011-2012. Pediatric Ophtalmology and
Kelainan Sistemik
Kelainan sistemik dapat menyertai sindrom Axenfeld-Rieger. Karakteristik tersering ialah
dismorfisme kraniofasial, anomali dental, dan berlebihnya kulit periumbilikal. Kelainan fajah
termasuk hipertelorisme, telekantus, hipoplasia maksilaris dengan pendataran wajah bagian
tengah, kening yang menonjol, tulang hidung yang lebar dan datar. Hipospaddia pada lakilaki, stenosis anal, abnormalitas kelenjar hipofisis. Kelainan sistemik selain kelainan tersebut
biasanya tidak dipertimbangkan sebagai gejala klasik dari Sindrom Axenfeld-Rieger.
Spektrum kelainan ini ditandai dengan berbedanya derajat edema kornea, glaukoma, dan
abnormalitas iris. Sindrom ini mencakupi 3 variasi yaitu (1) Chandlers Syndrome, (2)
essential iris atrophy, (3) Cogan-Reese(iris nevus). Sindrom ICE biasanya unilateral,
kebanyakan pada wanita, dan muncul pada usia awal dewasa. is typically unilateral, female
predominance, manifest in early adulthood. Chandlers syndrome terjadi ketika perubahan
patologis terbatas pada permukaan dalam kernua dengan disfungsi pompa endotelial yang
berujung pada edema kornea. Atropi iris esensial terjadi ketika endotel yang abnormal
berproliferasi ke permukaan iris dengan membran kontraksi berikutnya yang menyebabkan
korektopia pupil, atropi iris, dan polikoria. Jika kelainan bentuk dan fungsi endotel menyebar
ke sudut bilik mata depan, akan menjadi sinekia anterior perifer dan menjadi glaukoma.
Cogan-Reese(iris nevus) memiliki manifestasi adanya nodul iris berpigmen yang diakibatkan
karena kontraksi membran endotel di permukaan iris. Sifat sindrom ini yang unilateral,
perubahan endotel kornea, bermanifestasi pada usia paruh baya, dominan pada perempuan,
dan minimnya kelainan sistemik menjadi pembeda dari sindrom Axenfeld-Rieger.
Peters Anomaly
Anomali Peter memiliki karakteristik yaitu kekeruhan pada sentral kornea yang berasosiasi
dengan tidak adanya membran descemen dan lapisan endothel serta perbedaan derajat adesi
iridokorneal dari garis pinggir kekeruhan kornea. 60% kasus ini bilateral dan dapat dikaitkan
eengan glaukoma kongenital, aniridia, dan mikrokornea. Anomali Peter juga dapat dikaitkan
dengan kelainan sistemik seperti pertumbuhan terhamnbat, defek jantung, gangguan
pendengaran, defek sistem syaraf pusat, gangguan gastrointestinal dan genitourial.
Anomali Peter biasanya jarang terjadi, tetapi dapat diturunkan secara autosomal dominan atau
resesif diakibatkan oleh gen PAX6, PITX2, CYP1B1, atau FOXC1. Meskipun memiliki
banyak kesamaan, Anomali Peter dapat didiferensiasi dari Sindrom Axenfeld-Rieger karena
memiliki kelainan kornea yang lebih signifikan.
Aniridia(Iris Hypoplasia)
Aniridia merupakan kondisi bilateral dengan variasi penampilan iris. Aniridia juga memiliki
karakter yaitu pannus yang memanjang sampai sentral kornea akibat defisiensi defisiensi sel
induk, katarak, hipoplasia fovea, penurunan penglihatan, atau nistagmus. Aniridia biasanya
diturunkan secara autosomal dominant, tetapi 30% kasus terjadi akibat mutasi gen PAX6.
Aniridia juga dikaitkan dengan risiko 50-75% berkembang menjadi glaukoma. Pannus
kornea, hipoplasia fovea, and hipoplasia iris menjadi pembeda aniridia dan sindrom
Axenfeld-Rieger.
Congenital Ectropion Uveae
Dislokasi kongenital atau penarikan epitel berpigmen posterior dari pupil terjadi akibat
kontraksi dari myofibroblast ke margin pupil.Akan tetapi gambaran ini juga terdapat pada
sindrom Axenfeld-Rieger, ICE, neurofibromatosis, fasial hemihipertropy, dan Prader-Willi
syndrome. Congenital ectropion uveae juga memiliki gambaran rubeosis iridis. Ektropion iris
unilateral kongenital; permukaan iris yang tidak ada kripta, insersi iris yang tinggi, disgenesis
sudut bilik mata depan, dan glaukoma biasanya menyertai dalam penegakkan diagnosis
congenital iris ectropion syndrome.
Ectopia Lentis et Pupilae
Kondisi ini merupakan kelainan yang langka, bilateral, autosomal resesif yang memiliki ciri
yaitu dislokasi pupil, biasanya secara inferotemporal, dikaitkan dengan subluksasi lensa,
biasanya pada arah yang berbeda. Kondisi ini juga ditandai dengan adanya microsperofakia,
miosis, dan dilatasi pupil yang buruk. Glaukoma biasanya tidak terjadi pada kondisi ini.
Oculodentodigital Dysplasia
Displasia okulodentodigital merupakan kelainan autosomal dominan yang ditandai dengan
adanya retinopati pigmen, koloboma iris, katarak kongenital, glaukoma, mikrokornea,
mikroftalmus, hidung kecil dengan nostril yang sempit dan hipoplasti alae, abnormalitas jari
keempat dan kelima, dan hipolasti enamel dental. Tidak adanya kelainan sudut bilik mata
depan membedakan kelainan ini dengan sindrom Axenfeld-Rieger.
Glaukoma kongenital
Klasifikasinya
Definisi
Epidemiologi
Faktor risiko
Gejala
Prognosis
pengobatan