Anda di halaman 1dari 12

4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengolahan Bahan Galian


Pengolahan bahan galian merupakan proses pemisahan mineral berharga dari
mineral tidak berharga (gangue), yang dilakukan secara mekanis, menghasilkan
produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan produk yang mineralnya
berkadar rendah (tailing). Pengolahan bahan galian (mineral dressing) adalah
istilah umum yang biasa dipergunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian
hasil tambang yang berupa mineral, batuan, bijih atau bahan galian lainnya yang
ditambang atau diambil dari endapan-endapan alam pada kulit bumi untuk
dipisahkan menjadi produk berupa satu macam atau lebih bagian mineral yang
dikehendaki dan bagian lain yang tidak dikehendaki yang terdapat bersama-sama
di alam. Mineral yang dikehendaki biasanya disebut juga mineral berharga karena
nilai ekonominya, sedangkan mineral yang tidak dikehendaki disebut mineral
buangan (waste). Pada akhir proses pengolahan akan diperoleh dua macam hasil
yaitu konsentrat yang sebagian besar terdiri dari mineral berharga dan tailing
yakni terdiri dari mineral tidak berharga.
Tujuan dari pengolahan bahan galian adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Meningkatkan kadar dan harga jual bahan galian


Memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya
Memisahkan mineral berharga satu dengan yang lainnya
Mengurangi kehilangan jumlah mineral berharga
Mengurangi biaya pengangkutan.

2.2. Sifat Fisik dan Karakteristik Mineral Dalam Bijih Timah

Cassiterite (SnO2) sebagai mineral utama yang selalu diikuti beberapa


mineral berat berharga serta sekelompok gangue mineral. Endapan bijih timah
pada umumnya berasal dari magma granitic, yaitu magma dari larutan yang
bersifat asam yang menjadikan granit, sehingga terdapatnya endapan bijih timah
berhubungan erat dengan terdapatnya batuan granit. Mineral-mineral yang
terdapat dalam bijih timah.
1. Mineral utama
Mineral utama yang diproses adalah Cassiterite (SnO2). Warna Cassiterite
ini bermacam macam yaitu kuning coklat, kuning kemerahan, coklat
kehitaman dan coklat tua dengan berat jenis 6,8 7,1.
2. Mineral ikutan berharga
Secara umum mineral berharga yang terbawa oleh mineral Cassiterite, dan
mineral ikutan berharga yang diproses, yaitu :
a. Ilmenite (FeTiO3)
Umumnya Ilmenite berwarna hitam besi atau hitam keabu abuan,
memiliki berat jenis 4,5 5 dan bersifat konduktor dan sifat magnetik
kuat. Biasa digunakan sebagai rutil (TiO2) untuk industri keramik
pigmen dan konsentrat logam titanium.

b. Zircon (ZrSiO4)

Memiliki warna merah pucat atau orange dengan berat jenis 4,2 4,7.
Zircon bersifat non konduktor dan non magnet serta sebagai bahan
Zirkonia untuk industri keramik.
c. Monazite [(Ce, La, Y, Th)PO4]
Umumnya memiliki warna kuning atau jaring jaring hijau. Berat jenis
Monazite adalah antara 4,6 5,3 dan bersifat non-konduktor dan
magnetik lemah.
3. Mineral ikutan lainnya
Mineral -mineral lainnya yang sangat berpengaruh dalam bijih timah, yang
memiliki perbedaan warna, kekerasan, berat jenis, sifat kelistrikan dan
sifat magnetik, lebih jelas seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Mineral - mineral ikutan dalam bijih timah
No

Mineral

Rumus
kimia

Berat
Jenis

Cassiterite

SnO2

Ilmenite

Warna

Kekerasan

Kelistrikan

Kemagnetan

6,8 - Kuning, coklat,


7.1
kuning
kemerahan,
coklat
kehitaman,
coklat tua

6 -7

Konduktor

Non magnetik

FeTiO3

4,5 Hitam besi,


5
Hitam keabuan

5-6

Konduktor

Magnetik

Monazite

[(Ce,La
,Y,Th)P
O4

4,6 Kuning,Jaring
5,3
jaring hijau

5 - 5,5

Non
Konduktor

Magnetik

Xenotime

YPO4

4,4 Kuning keabuan 4 -5


5,3

Non
Konduktor

Magnetik

Zircon

ZrSiO4

4,2 Merah jambu,


4,7
Orange

7,5

Non
Konduktor

Non
Magnetik

Pyrite

Fes2

4,8 - Kuning,
5
tembaga muda

6 6,5

Konduktor

Non magnetik

Hematite

Fe2O3

5
- Hitam besi,abu
5,2
abu besi

5,5 6,5

Konduktor

Magnetik

Topaz

Al2SiO4 3,5
(FOH)2 3,6

Tidak
berwarna,merah
jambu,ungu

Non
Konduktor

Non magnetik

Tourmaline

HgAl3(
BOH)2
S14O19

3
3,2

Hijau
kehitaman,hita
m

7 7,5

Non
Konduktor

Non magnetik

10

Quartz

SiO2

2,6
2,65

Tidak berwarna, 7
bening putih

Non
Konduktor

Non magnetik

11

Anatas

TiO2

3,9

Kuning
keputihan,
coklat, coklat
hitam

Konduktor

Non magnetik

12

Rutile

TiO2

4,5

Merah,merah
kehitaman,kuni
ng tua,coklat

6 6,5

Konduktor

Magnetik

13

Spinel

MgAl2
O3

3,5
4,1

Biru violet,
hijau

Non
Konduktor

Non magnetik

14

Siderit

FeSO3

3,8 4

Kuning
Kecoklatan

3,5 - 4

Non
Konduktor

Magnetik

15

Limonite

2FeO4
H2O

3,6 4

Coklat tua
sampai hitam

5 - 5,5

Konduktor

Magnetik

16

Galena

PbS

7,4 7,6

Biru kehitaman

Konduktor

Magnetik

17

Wolframite

(Fe,Mn
)WO4

7,1
7,5

Hitam, coklat,
kelabu,gelap

5 - 5,5

Konduktor

Magnetik

18

Kaoline

Al2O3.2
SiO22H
2O

2
2,6

Putih

2- 2,5

Non
Konduktor

Non magnetik

19

Tantalite

(Fe,Mn
)
(Nb,Ta)
2O6

7,1
7,5

Hitam

Konduktor

Magnetik

20

Colombite

(Fe,Mn 5,5
)Nb2O6( 8,2
Fe,Mn)
Ta2O6

Hitam, hitam
kecoklatan

Konduktor

Magnetik

2.3. Proses Pemisahan Bijih Timah


Secara teoritis , pemisahan bijiih (ore dressing) terhadap bahan galian timah
dapat dilakukan dengan 3 sistem, yaitu:
1. Gravity concentration, adalah suatu sistem pemisahan bijih yang
dilakukan

berdasarkan

perbedaan

gaya

berat

dalam

media

air

menggunakan Jig dan Shaking Table (meja goyang),


2. Magnetic separation, adalah pemisahan yang dilakukan berdasarkan
perbedaan sifat-sifat magnetis dari feed yang diolah. Dimana apabila feed
dikenakan medan magnet, butiran-butiran mineral yang mengandung
magnet akan terpisah dengan butiran-butiran yang mempunyai sifat nonmagnetis menggunakan Magnetic Separator.
3. Electrostatic separation, adalah pemisahan yang dilakukan berdasarkan
sifat listrik, konduktor dan non-konduktor dari sejumlah feed yang diolah
menggunakan High Tension Roll Separator. Dengan demikian mineral
konduktor dan non-konduktor akan terpisah karena adanya aliran medan
listrik. Untuk proses Magnetic Separation dan Electrostatic Separation

harus dalam keadaan kering dan bebas air serta keadaan butiran-butiran
harus dalam keadaan bebas (free particles).
2.4. Proses Pencucian Bijih Timah
Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah
Cassiterite (SnO2). Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan
serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (peningkatan
kadar timah / proses fisik dan disebut juga upgrading), persiapan material yang
akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam
timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk paduan timah yang dikenal
dengan nama timah putih. Timah putih ini terutama dipakai untuk peralatan
industri elektronika, logam pelindung dan pipa dalam industri kimia, industri
bahan makanan dan untuk menyimpan bahan makanan.
Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu
meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam laut
atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan
pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih
timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20 30 % timah. Setelah
dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih
dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil penambangan darat biasanya mengandung
kadar timah yang sudah cukup tinggi > 60 %.

Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :

10

1. Washing atau Pencucian


Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore
bin yang berkapasitas 16 ton per unit dan mampu melakukan pencucian 3
ton ore per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air
tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.
2. Pemisahan Berdasarkan Ukuran atau Screening / Sizing dan Uji Kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen, mesh,
setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah
pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan
mikroskop dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya
memiliki karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau
jumlah kandungan timah pada bijih.
3. Pemisahan Berdasarkan Berat Jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut Harz Jig. Bijih
timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akan turun ke bawah yang
berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang
berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau mineral ikutan
lainya seperti quarts , zircon, rutile, siderite dan sebagainya akan ditampung
dan dialirkan ke dalam Harz Jig Sekunder.

4. Pengolahan Tailing

11

Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang
mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah
dengan gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi
digunakan karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah
60 kg/jam.
5. Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya
adalah dengan menggunakan burner yang ada di tengah tengah rotary
dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan
menggunakan bahan bakar HSD.
6. Klasifikasi
Bijih - bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses - proses pemisahan /
klasifikasi lanjutan yakni :
klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening.
klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension
separator.
klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic
separator.
Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti
shaking table, dan air table.

7. Pemisahan Mineral Ikutan

12

Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang
terbilang tinggi seperti ilmenite akan diambil dengan mengolah kembali bijih
timah hasil proses pengeringan. Mula mula bijih diayak dengan vibro
screen berkecepatan tinggi dan disaring / screening sehingga akan terpisah
antara mineral halus berupa cassiterite dan mineral kasar yang merupakan
ikutan. Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air table sehingga
menjadi konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan
tailingnya dibuang ke tempat penampungan. Mineral mineral tersebut lalu
dipisahkan dengan high tension separator pemisahan berdasarkan sifat
konduktor dan non konduktornya atau sifat konduktivitasnya. Mineral
konduktor antara lain: Cassiterite dan Ilmenite. Mineral non konduktor antara
lain: Zircon dan Xenotime. Lalu masing masing dipisahkan kembali
berdasarkan kemagnetitanya dengan magnetic separation sehingga dihasilkan
secara terpisah. Bijih timah yang telah diolah di PPBT dengan kadar > 70 %
Sn, selanjutnya akan diproses dipeleburan.

2.5. Macam Macam Peralatan Pusat Pencucian Bijih Timah (PPBT)


1. Ore bin
Merupakan tempat penampungan bijih timah dari kapal isap produksi
ataupun kapal keruk yang nantinya akan dialirkan ke jig harz primer untuk
dicuci. PPBT kundur memiliki 6 buah ore bin dengan kapasitas masing
masing ore bin 16 ton ore.
2. Jig

13

Di dalam bidang pencucian bijih timah kundur mempunyai 2 buah jig


yang digunakan dalam proses pencucian bijih timah, yaitu Jig Harz Primer
dan Jig Harz Sekunder. Kedua jig ini memiliki persamaan prinsip kerja, yaitu
memisahkan cassiterite dari mineral ikutan berdasarkan berat jenis dan
ukuran masing masing butiran mineral. Pada proses pemisahan ini dibantu
dengan torak yang menyebabkan adanya gaya pulsion dan suction (hisapan
dan dorongan), yang berfungsi untuk menangkap cassiterite pada masing
masing kompartemen. Disamping itu terdapat tin ball, yang berfungsi sebagai
filter bijih timah. Hanya saya pada jig harz primer kompertemen A dan B
akan langsung diproses ke indiker untuk dikeringkan. Sedangkan
kompertemen C dan D akan diproses lagi menggunakan jig harz primer
sehingga akan didapatkan empat kompartemen yaitu A, B, C dan D.
3. Indiker
Indiker merupakan tempat penampungan bijih timah yang telah diproses
melalui Jig harz primer dan juga dari jig harz sekunder. Indiker ini
dipergunakan untuk tempat pengeringan bijih timah yang nantinya akan
dipanaskan melalui rotary dryer. Di PPBT kundur memiliki 4 buah indiker
dengan kapasitas masing masing indiker 15 ton ore.
4. Rotary Dryer
Di PPBT kundur memiliki empat unit rotary dryer untuk high grade dan
untuk low grade. Alat ini digunakan untuk mengeringkan bijih timah yang
telah di tampung di indiker. Alat ini menggunakan bahan bakar solar dengan
suhu 200C - 300C per jamnya untuk mengeringkan bijih timah tersebut

14

5. Vibration Screen
Vibration screen adalah alat screen yang bekerja berdasarkan getar
(vibrasi), fungsinya untuk menyaring material kasar dan juga halus.
6. Bucket Elevator
Alat ini hanya sebagai penghantar mineral yang dihasilkan dari indiker dan
rotary dryer untuk dijadikan umpan oleh bucket elevator yang telah
dikombinasikan dengan menggunakan High Tension Separator (HTS) ini. Bucket
elevator mengangkut material secara vertical, sebagai pengangkut digunakan belt
tahan panas dan beberapa mangkuk kecil yang dipasangkan pada belt. Material
diisikan kedalam mangkuk pada saat mangkuk berada diroda bagian atas dan
hendak bergerak turun, maka material akan tumpah.
7. Air Table
Air table bertujuan untuk pemisahan mineral yang menghasilkan kadar
konsentrat yang tinggi. Air table ini digunakan untuk memisahkan feed yang
sudah dikeringkan dengan rotary dryer. Dasar pemisahannya adalah karena
perbedaan ukuran butir dan berat jenis mineral. Mineral dengan berat jenis
yang besar akan bergerak menuju zona konsentrat, sedangkan mineral yang
berat jenisnya rendah bergerak kearah zona middling dan tailing.
8. Bak Penampungan
Terdapat dua buah jenis bak penampung, yaitu bak pinalty dan container.
Masing masing dari bak penampungan ini memiliki kapasitas yang berbeda
beda. Bak pinalty memiliki kapasitas 1 ton ore dan container memiliki
kapasitas 2 ton ore. Bak pinalty ini digunakan untuk menampung bijih

15

timah yang sedang dicuci baik dari jig harz primer maupun sekunder
sedangkan container digunakan untuk menampung bijih timah yang telah
kering. Juga digunakan sebagai tempat untuk nantinya bijih timah itu
ditimbang.

Anda mungkin juga menyukai