Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Churin In Nabila
NIM 1110013000003
ABSTRAK
Churin In Nabila (NIM 1110013000003): Prinsip Kerja Sama dalam Humor Dialog
Cekakak-Cekikik Jakarta Karya Abdul Chaer serta Implikasinya terhadap
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dibawah bimbingan Dr. Darsita
Suparno. M.Hum.
Prinsip kerja sama merupakan prinsip yang dijadikan pedoman ketika melaksanakan
aktifitas komunikasi, dengan menerapkan empat maksim di dalamnya, yaitu maksim
kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Dialog yang terdapat dalam
humor Cekakak-Cekikik Jakarta karya Abdul Chaer mengandung unsur pematuhan dan
penyimpangan terhadap prinsip kerja sama, sehingga menarik perhatian peneliti untuk
membuat penelitian dalam kajian pragmatik. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
(1) Prinsip kerja sama yang digunakan dalam dialog, (2) Penyimpangan yang dilakukan
sebagai sarana penciptaan humor, dan (3) Implikasi prinsip kerja sama terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini
difokuskan pada permasalahan prinsip kerja sama yang digunakan dalam dialog humor
dengan menggunakan metode, teknik, dan kiat sebagai upaya dalam mengumpulkan data.
Metode yang digunakan adalah metode simak dengan teknik simak bebas cakap dan teknik
catat serta kiat tertentu yaitu memberi kode dan menandai setiap dialog dengan pensil warna,
hal ini berguna untuk mengklasifikasikan data dialog sesuai maksim-maksimnya.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal berikut: 1) Prinsip kerja sama yang digunakan
dalam beberapa dialog humor Cekakak-Cekikik Jakarta lebih besar dari pada penyimpangan
yang dilakukan. 2) Penyimpangan terhadap prinsip kerja sama bisa terjadi karena penutur
tidak faham dengan konteks pembicaraan, selain itu penyimpangan dilakukan sebagai sarana
penciptaan humor, seperti mengkritik, menyindir, dan menghibur. 3) Implikasi prinsip kerja
sama terhadap pembelajaran bahasa Indonesia membantu guru agar proses pembelajaran
menjadi baik dan lancar serta meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa di dalam
berkomunikasi melalui telepon, kegiatan wawancara maupun diskusi.
Kata kunci: Prinsip kerja sama. Maksim kuantitas. Maksim kualitas. Maksim relevansi.
Maksim cara.
ii
ABSTRACT
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA serta karunia lahir maupun batin
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga selalu
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Skripsi yang berjudul Prinsip Kerja Sama dalam Humor Dialog CekakakCekikik Jakarta Karya Abdul Chaer serta Implikasinya terhadap Pembelajaran
Bahasa Indonesia merupakan tugas akhir dan sebagai syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan. Tema yang diangkat sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari,
baik di kalangan masyarakat maupun di kalangan pendidikan, dengan menerapkan
prinsip kerja sama maka komunikasi menjadi baik dan lancar sehingga dapat
tercapainya maksud dan tujuan yang diinginkan.
Penyusunan srkipsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik karena adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa
hormat yang tulus, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifai, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah, Z.A, M.Pd. dan Hindun, M.Pd., selaku ketua dan
sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta segenap dosen
dan staff karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang ikhlas
membina dan memberikan ilmunya agar kami menjadi manusia yang berilmu dan
beramaliyah islami.
3. Dr. Darsita Suparno, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang ikhlas
membimbing, memberikan wawasan, dan meluangkan waktunya kepada penulis
agar bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan bermanfaat bagi orang lain.
4. Staff karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif
Hidayatullah, serta Perpustakaan Utama Universitas Indonesia dan Universitas
Negeri Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mencari
referensi dan memanfaatkan fasilitas di dalamnya.
5. Suami tercinta Khoirul Fatihin, S.Pd.I., yang selalu memberikan kasih sayang,
semangat, motivasi, serta kesempatan kepada istrinya agar bisa meraih citaiv
citanya, menjadi orang yang sukses dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.
Putri pertamaku, Channa Aulia Fatihiyah yang menjadi penghibur di kala lelah
datang, senantiasa memberikan waktu dan pengertian kepada uminya untuk
menyelesaikan tugasnya menempuh sarjana.
6. Orang tua nan jauh di kampung, H.M. Munif dan Mardliyah yang senantiasa
mendoakan putrinya, doa dan nasihat-nasihat kalian penulis harapkan untuk
menjalani kehidupan ini, semoga kalian bangga menyebut Churin adalah anak
kami. Ibu mertuaku Nafsiyah serta orang tua angkatku KH. Saeful Millah, MM.
MBA. dan Hj. Nur Hayanah atas doa, bantuan, dan nasihatnya sehingga dapat
tersusun skripsi ini.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, serta adik-adikku Novela, Ilham, dan Salsabila yang selalu menghibur
di saat galau dan resah.
8. Segenap Guru dan Santriwan/Santriwati Pondok Pesantren Modern Terpadu Jabal
Nur yang telah memberikan peluang kepada penulis untuk menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
Hidup adalah perjuangan, tiada kesuksesan tanpa jerih payah dan usaha yang
sungguh-sungguh. Segala kemampuan, pikiran dan daya upaya penulis kerahkan
untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penulisan skripsi ini. Namun, penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan
serta kekhilafan yang belum terlaksanakan. Hal ini karena keterbatasan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun, sehingga dapat mencapai pada tahap yang lebih baik dan
sempurna. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 30 Juni 2014
Penulis
Churin In Nabila
DAFTAR ISI
ABSTRAK. ii
KATA PENGANTAR..
iv
DAFTAR ISI.. vi
DAFTAR TABEL. viii
DAFTAR BAGAN............................................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN..
DAFTAR LAMPIRAN. xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. 1
B. Identifikasi Masalah. ... 6
C. Pembatasan Masalah. 7
D. Perumusan Masalah.. 7
E. Tujuan Penelitian.. 7
F. Manfaat Penelitian 7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori. 9
1. Ruang Lingkup Pragmatik. 9
2. Prinsip Kerja Sama........ 12
3. Humor dan Fungsinya..
21
D. Objek Penelitian........... 30
E. Pengumpulan Data... 31
F. Jenis Data. 33
G. Analisis Data 33
H. Pelaksanaan Penelitian. 34
I. Keabsahan Data... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data. 38
B. Analisis Data dan Pembahasan. 45
C. Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia.... 85
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan 89
B. Saran.. 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel:
Halaman
41
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan:
Halaman
1. Metodologi penelitian 26
2. Kegiatan menganalisis data 35
ix
DAFTAR SINGKATAN
1. HD
: Humor Dialog
2. CCJ
: Cekakak-Cekikik Jakarta
3. KN
: Kuantitas
4. KL
: Kualitas
5. R
: Relevansi
6. C
: Cara
: Penyimpangan Kualitas
9. PR
: Penyimpangan Relevansi
10. PC
: Penyimpangan Cara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Data pematuhan prinsip kerja sama
2. Data penyimpangan prinsip kerja sama
3. Biografi pengarang
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas
7. Lembar Uji Referensi
8. Biografi Penulis
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia tidak pernah lepas dari suatu
wahana yang bernama bahasa. Bahasa merupakan sebuah sistem berupa
lambang bunyi yang digunakan oleh anggota kelompok masyarakat untuk
berinteraksi, menyampaikan maksud guna mencapai tujuan yang
diinginkan selama proses berkomunikasi. Bahasa merupakan aktivitas
sosial, sama halnya dengan aktivitas-aktivitas yang lain. Jadi, dalam
kegiatan bertutur, bahasa juga memerlukan manusia sebagai objeknya,
karena tidak ada kegiatan masyarakat tanpa bahasa, begitu pula
penggunaan bahasa tanpa adanya masyarakat.
Berdasarkan fungsinya, bahasa mempunyai tiga fungsi utama yaitu
sebagai alat komunikasi, alat ekspresi, dan alat berpikir. Ketika seseorang
menggunakan bahasa, ada sesuatu yang ingin disampaikan berupa
informasi, sehingga bahasa mempunyai peran sebagai perantara dalam
kegiatan bertutur. Kegiatan bertutur tersebut bisa disampaikan melalui satu
arah seperti pidato, pembacaan berita dan lain sebagainya, ataupun melalui
dua arah seperti halnya dialog, diskusi, maupun wawancara. Ekspresi
seseorang ketika menyatakan senang atau susah lebih lengkap apabila
dinyatakan dengan bahasa, tidak cukup hanya dengan tersenyum atau
menangis. Dalam fungsinya sebagai alat berpikir, bahasa selalu dipakai
baik secara lisan maupun tulisan, ketika seseorang akan membuat artikel
atau menjadi narasumber pada suatu acara, dia memerlukan bahasa yang
baik dan benar, selain itu bahasa juga menjadi sebuah cermin dari
kepribadian seseorang.
Dalam kegiatan bertutur, ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Setiap partisipan berusaha agar maksud dan pesan yang disampaikan bisa
diterima dengan baik oleh lawan tutur. Akan tetapi tidak selamanya proses
Dalam kaidah bertutur, ada dua teori yang kita terapkan, 1) Prinsip
kerja sama, dan 2) Prinsip kesopanan. Prinsip kerja sama merupakan
prinsip dalam menyampaikan komunikasi verbal dengan relatif memadai,
cukup, sesuai dengan fakta, relevan, dan tidak kabur atau ambigu.
Sedangkan prinsip kesopanan merupakan prinsip dalam penyampaian
komunikasi verbal dengan sopan, bijaksana, dan rendah hati. Prinsip kerja
sama yang dikemukakan oleh Grice di dalam aktifitas bertutur itu
seluruhnya meliputi empat maksim, yaitu : (1) Maksim Kuantitas (maxim
of quantity), (2) Maksim Kualitas (maxim of quality), (3) Maksim
Relevansi (maxim of relevance), dan (4) Maksim Pelaksanaan (maxim of
manner).
Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta tutur agar memberikan
informasi yang secukupnya sesuai dengan kebutuhan lawan tuturnya, jadi
apabila penutur memberikan informasi yang berlebihan dapat dianggap
menyimpang dari maksim kuantitas. Di dalam maksim kualitas setiap
peserta tutur diharapkan memberikan informasi yang benar dan sesuai
fakta, sehingga kalau ada dari peserta tutur yang memberikan informasi
yang salah dan tidak sesuai fakta, maka dianggap telah menyimpang dari
maksim
kualitas.
Maksim
relevansi
mengharapkan
setiap
tutur
aktivitas bertutur itu seringkali terjadi dan biasanya terdapat dalam dialog
manusia
yang berupa
humor,
hal
itu
dapat
diperoleh
dengan
terhadap
prinsip
kerja
sama
membuat
proses
pembelajaran
berlangsung,
misalnya
praktik
diskusi
atau
Karya
Abdul
Chaer
serta
Implikasinya
terhadap
latar
belakang
masalah
di
atas,
ada
beberapa
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang diuraikan dalam identifikasi masalah terlalu luas
sehingga tidak mungkin untuk diteliti secara keseluruhan. Dalam
penelitian ini, penulis hanya memfokuskan terhadap prinsip kerja sama
yang digunakan di dalam komunikasi humor dialog Cekakak-Cekikik
Jakarta karya Abdul Chaer.
D. Perumusan Masalah
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prinsip kerja sama yang digunakan di dalam humor
dialog Cekakak-Cekikik Jakarta karya Abdul Chaer?
2. Bagaimanakah penyimpangan prinsip kerja sama yang dilakukan
sebagai sarana penciptaan humor?
3. Bagaimanakah implikasi prinsip kerja sama terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan dan menganalisis prinsip kerja sama yang digunakan
di dalam proses berkomunikasi dalam humor dialog Cekakak-Cekikik
Jakarta karya Abdul Chaer.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis penyimpangan prinsip kerja sama
yang dilakukan sebagai sarana penciptaan humor.
3. Mendeskripsikan implikasi prinsip kerja sama terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
a. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu linguistik serta pengajarnya di dalam
menambah
khazanah
kajian
pragmatik
terutama
tentang
peneliti,
penelitian
ini
sebagai
aplikasi
terhadap
pembelajaran di
kelas, khususnya
BAB II
KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan dikaji beberapa acuan teori yang digunakan di dalam
melakukan penelitian, di antaranya yaitu (1) Ruang lingkup pragmatik, (2)
Prinsip kerja sama beserta maksim-maksimnya, (3) Humor dan fungsinya, (4)
Penelitian yang relevan.
A. Deskripsi Teori
1. Ruang Lingkup Pragmatik
Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang semakin dikenal pada
masa sekarang ini walaupun pada kira-kira lima belas tahun yang silam ilmu
ini jarang atau hampir tidak pernah disebut oleh para linguis. Namun sekarang,
tidak sedikit dari mereka yang mulai memberi perhatian bahwa upaya
menguak hakikat bahasa tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa
didasari pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu
digunakan dalam komunikasi.1
Istilah pragmatik berasal dari Pragmatica. Kata Pramatika sendiri
berasal dari bahasa Jerman Pragmatisch yang diusulkan oleh seorang filsuf
Jerman Immanuel Kant. Pragmatisch dari Pragmaticus dari bahasa latin
bermakna pandai berdagang atau di dalam bahasa Yunani Pragmatikos
dari Pragma artinya perbuatan dan Prasein berbuat. Pragmatik adalah
language in use, studi terhadap makna tuturan dalam situasi dan kondisi
tertentu. Sifat-sifat bahasa dapat dimengerti melalui pragmatik, yakni
bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi.2
Pragmatik mulai berkumandang di bumi linguistik (Amerika) pada tahun
1970-an. Istilah pragmatik itu sendiri dapat ditelusuri kelahirannya dengan
1
10
Bambang Kaswanti Purwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta : Kanisius, cet. 1,
2009), h. 10-11
4
Tagor Pangaribuan, Paradigma Bahasa, (Yogyakarta : Graha Ilmu, cet. 1, 2008), h. 68
5
Hindun, Pragmatik, (Depok : Nufa Citra Mandiri, cet. 1, 2012), h. 3
6
Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik, (Jakarta : Erlangga, 2009), h. 20
7
Mira Ariel, Defining Pragmatics, (New York: Cambridge University Press, 2010), h. 3
8
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik, (Bandung : Angkasa, cet.1, 1984), h. 24
11
I Dewa Putu Wijana dan Mohammad Rohmadi, Analisis Wacana Pragmatik, (Surakarta: Yuma
Pustaka, cet.2, 2010), h. 4-5
10
Kunjana, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, (Jakarta : Erlangga, 2009), h. 50
11
F. X Nadar, Pragmatik & Penelitian Pragmatik, (Yogyakarta : Graha Ilmu, cet.1, 2009), h. 4
12
Muhammad Rohmadi, Pragmatik: Teori dan Analisis, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h. 3
13
Lubis, Hamid Hasan, Analisis Wacana Pragmatik, (Bandung: Angkasa, 2011), h. 60
12
Bambang Kaswanti Purwo, Bulir-Bulir Sastra & Bahasa, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 77
Kushartanti dkk, Pesona Bahasa, (Jakarta : Gramedia, cet. 3, 2009), h. 106
16
Suhartono dan Yuniseffendri, Pragmatik, (Jakarta: Universitas Terbuka, cet. 3, 2011), h. 4.4
15
13
lain.17 Jadi, prinsip kerja sama bisa membantu peserta tutur untuk tercapainya
maksud dan tujuan dalam berkomunikasi. Rumusan prinsip kerja sama
tersebut bunyinya sebagai berikut :
Make your conversational contribution such as is required, at the stage
at which it occurs, by the accepted purpose or direction of the talk exchange
in which you are engaged.18
(Berikanlah kontribusi percakapan Anda sesuai yang diperlukan, pada
tahap di mana itu terjadi, sesuai dengan tujuan pembicaraan di mana Anda
terlibat.)
Pada banyak kesempatan, asumsi kerja sama dapat dinyatakan sebagai
suatu prinsip kerja sama dalam percakapan dan dapat dirinci ke dalam empat
sub-prinsip, yang disebut maksim.19Maksim adalah prinsip yang harus ditaati
oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi, baik secara tekstual maupun
interpersonal dalam upaya melancarkan jalannya proses komunikasi. 20Prinsip
kerja sama di dalam aktivitas bertutur itu seluruhnya meliputi empat maksim,
yaitu (1) maksim kuantitas (maxim of quantity), (2) maksim kualitas (maxim of
quality), (3) maksim relevansi (maxim of relevancy), (4) maksim pelaksanaan
(maxim of manner). Selanjutnya prinsip kerja sama ini dijabarkan oleh Grice
sebagai berikut :
a. Maksim Kuantitas: 1) Berikanlah informasi anda sesuai kebutuhan dalam
rangka tujuan atau maksud pertuturan; 2) Jangan memberikan informasi
yang berlebihan melebihi kebutuhan.
b. Maksim Kualitas: 1) Jangan mengatakan sesuatu yang tidak benar; 2)
Jangan mengatakan sesuatu yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan
secara memadai
c. Maksim Relevansi: Harap relevan
17
14
dan ambigu;
3) Hindari ungkapan
yang
21
struktur
dan
makna
dengan
secukupnya
saja,
dan
tidak
boros.23Contoh :
(1) Anak pertama saya sudah melahirkan
Ujaran (1) di atas dianggap mematuhi maksim kuantitas karena
memberikan konstribusi yang secukupnya. Dikatakan demikian, karena
setiap orang pasti tahu bahwa hanya kaum perempuan yang bisa
melahirkan. Selain itu, di dalam maksim kuantitas lawan tutur diharapkan
memberikan informasi yang relatif memadai dan sesuai yang dibutuhkan
oleh mitra tutur.
Contoh :
(2) A : Sudah makan belum ?
B : Sudah
A : Di mana ?
B : Di Pesanggrahan
Ujaran (2) di atas dianggap mematuhi maksim kuantitas. Karena B
menjawab semua pertanyaan A dengan seinformatif mungkin dan
21
15
relevansi
mengharuskan
kontribusi
yang
setiap
relevan
peserta
dengan
percakapan
masalah
Kunjana, Sosiopragmatik, h. 24
Wijana dan Rohmadi, Analisis Wacana Pragmatik, h. 46
26
Geoffrey Leech, Prinsip-Prinsip Pragmatik, h. 144
25
16
Penanya
Tukan bakso
: bukan di fakultas!
Penanya
: Jadi..?
Tukang bakso
27
28
17
informasi
seperti
ditunjukkan
pada
tuturan
(8)
Wijana, Kartun, h. 79
18
(PKL=HD/CCJ: 64/183)
Ujaran (10) di atas, Udin telah memberikan jawaban yang
menyimpang dari maksim kualitas, karena tidak mungkin jika dengan
menggoyang-goyang perut sama saja dengan mengkocok obat. Obat akan
dengan sendirinya larut ke dalam perut, tanpa dikocok terlebih dahulu.
c) Penyimpangan Maksim Relevansi
Agar pembicaraan selalu relevan, maka penutur harus membangun
konteks yang kurang lebih sama dengan konteks yang dibangun oleh
lawan tuturnya. Jika tidak, penutur dan lawan tutur akan terperangkap
dalam kesalahpahaman.
(11)
19
(13)
Ayu
Desi
Doni
30
20
33
21
22
35
23
24
atau
pertentangan
di
dalam
wacana
kartun
dapat
juga
didasarkan
atas
teori
Hymes
(1974)
yang
25
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 48-49
26
27
Syifa adalah kajian pragmatik tentang maksim kerja sama Grice. Dia
menitikberatkan kepada pemenuhan dan pelanggaran yang dilakukan oleh
dialog tokoh utama yaitu Azzam dan Anna dalam novel Ketika Cinta
Bertasbih 1 karya Habiburrahman El-Shirazy.
Persamaan dan perbedaan ketiga penelitian di atas dengan penelitian
ini adalah terletak kepada unsur yang dikaji danobjek yang menjadi
kajiannya. Persamaan penelitian Ayusya dan Tyas dengan penelitian ini
yaitu sama-sama mengkaji humor sebagai objeknya, namun perbedaannya
bahwa Ayusya dan Tyas mengkaji penyimpangan yang dilakukan terhadap
prinsip kerja sama, selain itu Ayusya juga mengkaji tentang macrostruktur,
suprastruktur, dan koherensi. Adapun Tyas juga meneliti tentang
penyimpangan terhadap prinsip kesopanan. Sedangkan penelitian ini
menitikberatkan kepada prinsip kerja sama serta penyimpangan yang
dilakukan dalam humor Cekakak-Cekikik Jakarta karya Abdul Chaer.
Objek yang menjadi kajian Ayu adalah Blog humor NgupingJakarta,Tyas
dengan objek humor Ketawa Ketiwi Betawi, dan penelitian ini
menggunakan
humor
Cekakak-Cekikik
Jakarta
sebagai
objek
penelitiannya.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Syifa, persamaan
dan perbedaan terletak pada unsur yang dikaji dan objek yang menjadi
kajiannya. Penelitian Syifa dengan penelitian ini sama-sama mengkaji
maksim kerja sama sebagai unsur kajiannya. Hasil penelitian Syifa sangat
relevan dengan penelitian ini, bahwa tujuannya adalah mendeskripsikan
dan menganalisis pemenuhan dan pelanggaran terhadap prinsip kerja sama
yang dilakukan dalam sebuah dialog. Namun, yang menjadi perbedaan
terletak di dalam objek yang menjadi kajiaannya. Objek penelitian Syifa
terdapat pada dialog tokoh utama dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1,
sedangkan objek penelitian ini adalah dialog masyarakat betawi yang
terdapat dalam humor Cekakak-Cekikik Jakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur
yang digunakan untuk memperoleh kebenaran terhadap masalah tertentu yang
diajukan di dalam suatu penelitian. Usaha tersebut dilakukan dengan
sistematis dan terorganisasi, karena membutuhkan jawaban dan penyelesaian
yang benar dan logis. Adapun unsur-unsur metodologi dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Metodologi Penelitian
Ancangan
Pragmatik
Metode
Kualitatif
Teknik
Simak
Bebas Cakap
Catat
Skema Konseptual 1
Sumber Muhammad (2011) yang sudah dimodifikasi oleh peneliti
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga aspek yang tercakup dalam
istilah metodologi penelitian, yaitu aspek aksiologi dari satu paradigma.
Aspek tersebut merupakan aspek nyata yang menunjukan cara melaksanakan
28
29
secara
eksternal,
yaitu
mengkaji
maksud
penutur
dalam
30
31
menggunakan
metode,
teknik,
dan
kiat
dalam
upaya
mengumpulkan data. Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode simak dengan teknik simak bebas cakap dan teknik catat.
Adapun kemampuan peneliti dalam menggunakan teknik untuk menjalankan
metode dengan kiat tertentu yaitu menandai dengan bolpoin warna dan
memberi kode pada setiap dialog sesuai dengan maksim-maksim yang
terdapat dalam prinsip kerja sama. Maksim-maksim tersebut terdiri atas
maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara.
Tujuan pemberian kode dan tanda tersebut untuk memudahkan peneliti di
dalam mengidentifikasi dialog yang mematuhi dan menyimpang dari prinsip
kerja sama.
1. Metode Simak
Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah
menyimak dalam penelitian ini berkaitan dengan penggunaan bahasa secara
tertulis. Simak merupakan kegiatan permulaan, mengamati, dan memahami
dialog antar peserta tutur yang terdapat dalam humor Cekakak-Cekikik
Jakarta karya Abdul Chaer. Selanjutnya, digunakan teknik lanjutan berupa
teknik simak bebas cakap dan teknik catat. Hal ini untuk memudahkan di
dalam mengumpulkan data dengan lebih teliti dan cermat.
32
Nama Maksim
Kode Data
Jumlah
Persentese
No
Jumlah
mor
terdapat
persentase
Urut
Maks
im
Kuantitas
dialog yang
mematuhi
KN=HD/CCJ:
mematuhi
maksim
3/163
maksim
kuantitas.
kuantitas.
Kartu data dirancang sendiri oleh peneliti untuk memudahkan mengidentifikasi dialog
sesuai maksim yang terdapat dalam prinsip kerja sama.
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 2008), h. 464
33
F. Jenis Data
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah humor
Cekakak-Cekikik Jakarta karya Abdul Chaer.
Identitas novel tersebut adalah:
Judul buku
: Cekakak-Cekikik Jakarta
Pengarang
: Abdul Chaer
Penerbit
Cetakan
Tebal
: 312 halaman
dengan
prinsip
menyamakan
yang
sama
dan
yang
dilakukan.
Adapun
teori
yang
digunakan
dalam
34
bahasa
harus
memperhatikan
delapan
unsur,
yang
dan mengamati
dialog dengan
pengumpulan data.
3. Menandai dan memberi kode pada dialog yang mematuhi dan
menyimpang dari prinsip kerja sama.
35
bentuk-bentuk
dialog
yang
mematuhi
dan
36
Kegiatan Meneliti Prinsip Kerja Sama dalam Humor Dialog CekakakCekikik Jakarta Karya Abdul Chaer
Metode
Dataggjj
Data Prinsip Kerja
Sama dalam Humor
Teknik
dan Kiat
Metode dan
Teknik
Teori
Metode Padan
Ekstralingual
Teori Speaking
Teknik Hubung
Banding
Menyamakan
Teknik Hubung
Banding
Membedakan
Kuantitas, Maksim
Kualitas, Maksim
Relevansi, dan
Maksim Cara dalam
Teknik Hubung
Banding
Menyamakan Hal
Pokok
Humor Dialog
Cekakak-Cekikik
Jakarta Karya Abdul
Chaer
Skema Konseptual 2
Sumber Mahsun (2007) dan Muhammad (2011) yang sudah dimodifikasi oleh peneliti.
37
I. Keabsahan Data
Dalam upaya mendapatkan keabsahan data penelitian, perlu dilakukan
pengecekan terhadap data yang ditemukan.Pengecekan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan ketekunan pengamatan dan diskusi.
Ketekunan pengamatan bermaksud melakukan pengecekan kembali
terhadap data yang sudah diklasifikasikan, sehingga dapat memberikan
deskripsi data yang akurat dan sistematis. Dalam melakukan ketekunan
pengamatan ini, peneliti menggunakan referensi buku-buku pragmatik
terutama tentang prinsip kerja sama Grice. Setelah melakukan ketekunan
pengamatan, peneliti berdiskusi dengan beberapa teman sejawat dan
berkonfirmasi dengan pembimbing mengenai keabsahan data yang telah
ditemukan.
BAB IV
HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Hasil penelitian ini berupa deskripsi pematuhan serta penyimpangan
terhadap prinsip kerja sama dalam humor dialog Cekakak-Cekikik Jakarta
karya Abdul Chaer. Pematuhan terhadap prinsip kerja sama dilakukan
sebagai pedoman selama komunikasi berlangsung, hal ini dengan
mematuhi maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan
maksim cara. Sedangkan penyimpangan prinsip kerja sama terjadi
disebabkan penutur tidak faham dengan konteks pembicaraan atau
penyimpangan sengaja dilakukan untuk menimbulkan efek lucu atau
sindiran halus.
Pada penelitian ini, pematuhan maksim kuantitas berupa informasi
yang relatif memadai dan sesuai dengan kebutuhan penutur. Pematuhan
maksim kualitas berupa informasi yang benar dan logis. Pematuhan
maksim relevansi berupa informasi
berlebihan
dan
tidak
sesuai
dengan
kebutuhan
penutur.
menggunakan
metode
SPEAKING
(Setting
and
Scene,
38
39
Nama
Maksim
Nomor Data
(KN=HD/CCJ: 3/163), (KN=HD/CCJ: 8/165),
1.
Maksim
Kuantitas
(KN=HD/CCJ:107/202),
(KN=HD/CCJ:108/203), (KN=HD/CCJ:114/205),
(KN=HD/CCJ:126/209), (KN=HD/CCJ:132/212),
(KN=HD/CCJ:137/214), (KN=HD/CCJ:145/217),
(KN=HD/CCJ:148/219), (KN=HD/CCJ:153/221),
(KN=HD/CCJ:155/222)
Keterangan
: (KN=HD/CCJ: 3/163)
a. KN
b. HD
c. CCJ
= Kuantitas
= Humor Dialog
= Cekakak-Cekikik Jakarta
Jum
lah
39
Persen
Tase
25,16%
40
d. 14
e. 167
No.
Nama
Maksim
Nomor Data
(KL=HD/CCJ: 1/161), (KL=HD/CCJ: 2/161),
2.
Jum
lah
28
Persen
Tase
18,06%
Maksim
Kualitas
KL
HD
CCJ
99
198
= Kualitas
= Humor Dialog
= Cekakak-Cekikik Jakarta
= Nomor urut humor
= Nomor urut halaman
Tabel 03
No.
3.
Nama
Maksim
Maksim
Relevansi
Nomor Data
(R=HD/CCJ: 7/165), (R=HD/CCJ: 23/170),
(R=HD/CCJ: 29/172), (R=HD/CCJ: 88/194),
(R=HD/CCJ:106/202), (R=HD/CCJ:131/212)
Jum
lah
Persen
tase
3,87%
41
a.
b.
c.
d.
e.
R
HD
CCJ
29
172
= Relevansi
= Humor Dialog
= Cekakak-Cekikik Jakarta
= Nomor urut humor
= Nomor urut halaman
Tabel 04
Nama
No.
Maksim
Nomor Data
(C=HD/CCJ: 18/169), (C=HD/CCJ: 25/171),
4.
Jum
Persen
tase
lah
7,09%
11
Maksim
Cara
C
HD
CCJ
128
211
= Cara
= Humor Dialog
= Cekakak-Cekikik Jakarta
= Nomor urut humor
= Nomor urut halaman
Tabel 05
Nama
Maksim
5.
Penyimpa
ngan
Maksim
Kuantitas
Nomor Data
(PKN=HD/CCJ:13/167),
(PKN=HD/CCJ:27/172),
(PKN=HD/CCJ:55/180),
(PKN=HD/CCJ:57/181),
(PKN=HD/CCJ:58/181),
(PKN=HD/CCJ:60/181),
(PKN=HD/CCJ:61/182),
(PKN=HD/CCJ:67/184),
(PKN=HD/CCJ:76/188),
(PKN=HD/CCJ:77/188),
(PKN=HD/CCJ:121/208),(PKN=HD/CCJ:129/211),
(PKN=HD/CCJ:135/213)
Keterangan
: PKN=HD/CCJ: 13/167
Jum
lah
13
Persen
Tase
8,38%
42
a.
b.
c.
d.
e.
PKN
HD
CCJ
13
167
= Penyimpangan Kuantitas
= Humor Dialog
= Cekakak-Cekikik Jakarta
= Nomor urut humor
= Nomor urut halaman
Tabel 06
No.
Nama
Maksim
Nomor Data
(PKL=HD/CCJ: 21/170), (PKL=HD/CCJ: 26/171)
6.
Penyimpa
ngan
Maksim
Kualitas
Keterangan
: PKL=HD/CCJ: 154/221
a.
b.
c.
d.
e.
= Penyimpangan Kualitas
= Humor Dialog
= Cekakak-Cekikik Jakarta
= Nomor urut humor
= Nomor urut halaman
PKN
HD
CCJ
154
221
Jum
lah
33
Persen
Tase
21,29%
43
Tabel 07
Nama
No.
Nomor Data
Maksim
7.
Penyimpa
Jum
lah
14
Persen
Tase
9,03%
ngan
Maksim
Relevansi
Keterangan
: (PR=HD/CCJ: 116/206)
a.
b.
c.
d.
e.
= Penyimpangan Relevansi
= Humor Dialog
= Cekakak-Cekikik Jakarta
= Nomor urut humor
= Nomor urut halaman
PR
HD
CCJ
116
206
Tabel 08
No.
Nama
Maksim
Nomor Data
(PC=HD/CCJ: 11/166), (PC=HD/CCJ: 16/168),
8.
Penyimpa
ngan
Maksim
Cara
(PC=HD/CCJ:127/211),
(PC=HD/CCJ:130/212),
(PC=HD/CCJ:133/212)
Keterangan
: (PC=HD/CCJ: 133/212)
a.
b.
c.
d.
e.
= Penyimpangan Cara
= Humor Dialog
= Cekakak-Cekikik Jakarta
= Nomor urut humor
= Nomor urut halaman
PC
HD
CCJ
133
212
Jum
lah
11
Persen
Tase
7,09%
44
18,06%.
Pertuturan
telah
mematuhi
maksim
kualitas
45
46
P (Peserta tutur)
langsung,
sedangkan
topik
47
I (Jalur bahasa)
: Jalur Lisan.
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
48
P (Peserta tutur)
memberitahukan
bahwa
operasi
Bentuk
ujaran
yang
disampaikan
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Eksposisi
49
50
3. Pelebaran Kali
Warga baru
Warga lama
Warga baru
Warga lama
Warga baru
Warga lama
Warga baru
Warga lama
(HD/CCJ: 100/198)
P (Peserta tutur)
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan
G (Jalur bahasa)
: Narasi
51
Grice
tersebut
menjelaskan
bahwa
maksim
kuantitas
+ Sudah bekerja?
-
52
dari peserta tutur (warga baru & warga lama) menjawab masing-masing
pertanyaan yang diberikan dengan relatif memadai dan sesuai kebutuhan
penutur.
b. Maksim Kualitas
Maksim kualitas menghendaki setiap peserta tutur memberikan
informasi yang benar dan logis, menyampaikan sesuatu yang nyata dan
sesuai fakta sebenarnya di dalam aktivitas bertutur. Fakta itu harus
didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas. Maksim kualitas
yang pertama membutuhkan sikap percaya diri, bahwa sesuatu yang
dikatakan adalah benar, sedangkan maksim yang kedua bila kita percaya
mempunyai bukti yang kuat untuk suatu pernyataan, kita akan
mengujarkannya dengan yakin.
4. Betawi Dulu dan Sekarang
A
P (Peserta tutur)
: A dan B (Anonim)
ingin
mengetahui
maksud
dari
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
53
perbedaan orang betawi yang bercakapcakap dengan muka ceria dan penuh
kepiluan.
K (Nada, cara, semangat)
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jalur bahasa)
: Narasi
54
itu
benar-benar
dijaga.
Caranya,
selalu
sampaikanlah
P (Peserta tutur)
Rahardi, Sosiopragmatik, h. 24
55
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jalur bahasa)
: Eksposisi
56
dengan
apa
yang
diinformasikannya.
Ada
cara
untuk
P (Peserta tutur)
10
57
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Narasi
58
relevansi
mengharapkan
setiap
peserta
tutur
dapat
P (Peserta tutur)
13
59
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Narasi
16
60
(HD/CCJ: 23/170)
S (Waktu, tempat, suasana)
P (Peserta tutur)
Petugas
ingin
mengetahui
mengapa
tanda
larangan
membelok,
dan
Bentuk
langsung,
ujaran
dan
isi
merupakan
ujaran
kalimat
mengenai
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
: Tegas
G (Jenis bahasa)
: Argumentasi
61
yang berbunyi Be
Grice
tersebut
mengatakan
bahwa
maksim
relevansi
62
bahwa petugas lalu lintas mengetahui rute-rute bus kota, maka pertanyaan
A dapat dijawab.19
d. Maksim Cara
Di dalam prinsip kerja sama yang berupa maksim cara ini, setiap
peserta tutur diharapkan mampu memberikan informasi yang jelas dan
langsung, tidak taksa atau ambigu, tidak kabur, dan tidak membingungkan.
Jika selama proses pertuturan berlangsung, peserta tutur mampu
menjalankan salah satu syarat yang diajukan dalam maksim cara, maka
dapat dikatakan bahwa proses pertuturan yang dilakukan telah mematuhi
prinsip kerja sama yang berupa maksim cara.
9. Jualan Bakso
Tukang Bakso di UNJ (TBU)
P (Peserta tutur)
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
19
63
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Eksposisi
20
21
64
P (Peserta tutur)
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
I (Jalur lisan)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Narasi
65
damai
antara
GAM
dengan
Pemerintah
Republik
Grice
tersebut
menjelaskan
bahwa
maksim
cara
ini
66
(HD/CCJ: 55/180)
S (Waktu, tempat, suasana)
P (Peserta tutur)
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
penjual
dengan
memberikan
nada
santai
dan
mengejek.
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Eksposisi
67
komputer bekas adalah komputer yang sudah pernah dipakai oleh orang
lain, dan tidak baru lagi. Pembeli menanyakan perihal ada tidaknya
komputer bekas, dikarenakan uangnya yang sedikit, namun penjual
menjawab pertanyaan tersebut dengan berlebihan dan makna figuratif ada
yang bekas kantor, bekas mainan anak, bekas kebanjiran juga ada. Semua
orang pasti mengetahui bahwa komputer bekas kebanjiran mungkin sangat
fatal kerusakannya dan susah untuk diperbaiki. Informasi yang diberikan
oleh penjual di samping menimbulkan kelucuan juga bisa menimbulkan
kekesalan dalam diri pembeli. Wacana humor di atas memanfaatkan teori
pertentangan dengan maksud dan keinginan lawan tuturnya, sehingga
makna literal berkesampingan dengan makna figuratifnya.
Hal ini tidak sesuai dengan teori Grice yang berbunyi Do not make
your contribution more informative than is required, yang diartikan oleh
Nadar
kebutuhan).24
Teori Grice tersebut menjelaskan bahwa di dalam maksim kuantitas,
seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup,
relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi demikian itu tidak
boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan si mitra tutur.
Tuturan yang tidak mengandung informasi yang sungguh-sungguh
diperlukan mitra tutur, dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas dalam
prinsip kerja sama Grice. Demikian sebaliknya, apabila tuturan itu
mengandung informasi yang berlebihan akan dapat dikatakan melanggar
maksim kuantitas.25
12. Jus Amma
A
: Juz Amma
(HD/CCJ: 121/208)
24
25
68
P (Peserta tutur)
: A dan B (Anonim)
mangga,
sedangkan
menjawab
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Eksposisi
dihancurkan
dengan
menggunakan
blender,
sedangkan
ayat-ayat
alquran
juz
30.
Wacana
humor
di
atas
69
lawan
bicaranya
sehingga
kelancaran
komunikasi
menjadi
terganggu.27
Mpok Jun
P (Peserta tutur)
yang badannya
hitam-hitam
di
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
26
27
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
70
G (Jenis bahasa)
: Narasi
kebutuhan).28
Teori Grice tersebut kemudian dikembangkan oleh I Dewa Putu
Wijana yang menjelaskan bahwa bentuk penyimpangan maksim kuantitas
yang lain adalah pemberian informasi yang sifatnya berlebih-lebihan. Bila
penutur mengetahui lawan bicaranya memberikan konstribusi semacam itu
tentu ia tidak akan bertanya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di
bawah ini:
(1) + Mobilku ringsek ketabrak kereta kau bisa ngetok sampai kelihatan
baru lagi?
-
28
71
Bila diperhatikan secara seksama konstribusi tokoh (-) pada wacana (1)
dan (2) di atas sifatnya berlebih-lebihan dan menyesatkan lawan
bicaranya. Setiap orang tentu mengetahui bahwa mengetok mobil selama
16 tahun berarti sama saja bahwa mobil itu tidak dapat diperbaiki lagi.
Begitu jua kapal selam yang tidak bisa muncul ke permukaan laut lagi
tidak bedanya dengan tidak dapat dipergunakan lagi.29Hal ini sesuai
dengan informasi yang diberikan oleh Mpok Jun pada percakapan di atas,
semua orang tentu mengetahui bahwa warna bayangan adalah hitam, dan
tidak ada warna bayangan dengan warna lain.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai maksim
kuantitas, menurut peneliti ditemukan enam (6) kata kunci, yaitu:
Informasi cukup, relatif memadai, seinformatif mungkin, sejelas mungkin,
tidak berlebihan, dan informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
penutur.
29
72
P (Peserta tutur)
sedangkan
Nani
memberikan
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Eksposisi
73
Hal ini tidak sesuai dengan teori Grice yang berbunyi Do not say
what you believe to be false and do not say that which you lack adequate
evidence, yang diartikan oleh Nadar (Jangan mengatakan sesuatu yang
tidak benar; jangan mengatakan sesuatu yang kebenarannya tidak dapat
dibuktikan secara memadai.30
Teori Grice tersebut menjelaskan bahwa di dalam berbicara secara
kooperatif, masing-masing peserta percakapan harus berusaha sedemikian
rupa agar mengatakan sesuatu yang sebenarnya. Peserta tindak tutur
hendaknya mengatakan sesuatu berdasarkan atas bukti-bukti yang
memadai. Dari data yang terkumpul, terlihat bahwa oposisi logis dan tidak
logis merupakan aspek penting di dalam penciptaan dialog dan monolog
humor. Tokoh atau tokoh-tokoh yang dikreasikan oleh para kartunis sering
kali mengucapkan hal-hal yang tidak masuk akal. Sehingga sering kali
menyimpang dari maksim kualitas.31
15. Segede Upil
A
: Bang, dukunya sekilo berapa Bang?
B
: Sepuluh ribu, Nyonya?
A
: Ah, si Abang, duku segede-gede upil ini kok mahal amat!
B
: Ya, Nyonya, kalau upilnya segede gini, nah, hidungnya
segede apa?
(HD/CCJ: 134/213)
S (Waktu, tempat, suasana)
P (Peserta tutur)
: A dan B (Anonim)
duku
sebesar-besar
upil,
30
31
74
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
sedangkan
membalas
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Argumentasi
75
76
(HD/CCJ: 139/215)
P (Peserta tutur)
: A dan B (Anonim)
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
menyampaikan
informasi
dengan
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
: Akrab
G (Jenis bahasa)
: Eksposisi
77
P (Peserta tutur)
: MA dan MU (Anonim)
34
35
MU
memberikan
informasi
78
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
sedangkan
MU
menjawab
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Eksposisi
79
yang menyimpang dari konteks yang diajukan oleh lawan bicaranya (+).
Dalam (1) tokoh (-) menghubungkan gamsut dengan orang berkelahi,
sedangkan dalam (2) menghubungkan manusia enam juta dolar dengan
kendaraan.37Dengan demikian, pertuturan di atas dianggap menyimpang
dari maksim relevansi, karena tidak sesuai dengan teori Grice, yaitu
penutur (MU) menghubungkan kursi yang dibuat untuk tempat duduk
dengan kursi jabatan, hal ini membuat bingung lawan tuturnya (MA)
karena tidak sesuai dengan topik pembicaraan.
18. Yang Paling Bersih
Pak RT
37
80
Warga
P (Peserta tutur)
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Narasi
81
memberikan informasi
yang langsung, jelas, tidak kabur dan tidak ambigu. Sebuah ujaran
dikatakan menyimpang dari maksim
cara
82
A
: Ya, karena saya keturunan ke delapan.
(HD/CCJ: 127/211)
S (Waktu, tempat, situasi) : Sore hari, di depan rumah para penutur,
suasana sepi
P (Peserta tutur)
: A dan B (Anonim)
memberitahukan
moyangnya
adalah
bahwa
orang
nenek
kaya,
dan
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
yang
dimiliki
sampai
tujuh
I (Jalur bahasa)
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis bahasa)
: Eksposisi
83
wacana
humor
di
atas
telah
memanfaatkan
teori
Grice
tersebut
menjelaskan
bahwa
pembicara
harus
84
papaya
dan
bingung
dengan
Bentuk
ujaran
merupakan
kalimat
Eneng
dan
Abang
bertanya
dan
: Jalur lisan
N (Norma/aturan)
G (Jenis/ragam bahasa)
: Argumentasi
pemberian
atau
penyerahan
barang
sesudah
melakukan
pembayaran, dan juga berarti sebagai bonus, sama halnya ujaran Beli satu
dapat dua. Ujaran Abang yang mengatakan beli satu dikasi satu, sama
si Eneng diasumsikan dengan makna yang kedua, yaitu jika dia membeli
papaya satu maka dikasi satu (dapat bonus satu). Wacana humor di atas
85
Orang
bertutur
yang
tidak
dengan
secara
cermat
42
43
86
Prinsip kerja sama yang dilakukan dalam humor dialog CekakakCekikik Jakarta memiliki potensi untuk dikembangkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prinsip kerja sama sangat penting untuk menciptakan
komunikasi yang baik dan lancar. Selain itu, pertuturan yang dilakukan di
dalam wacana humor dialog Cekakak-Cekikik Jakarta karya Abdul Chaer
tetap menimbulkan efek kelucuan dengan tidak menyimpang dari prinsip
kerja sama Grice.
Adapun penyimpangan yang dilakukan terhadap prinsip kerja sama
dalam humor dialog tersebut tidak lain hanyalah bertujuan sebagai hiburan
yang mempunyai aspek membebaskan manusia dari beban mental,
menghilangkan rasa stress dan jenuh, serta menambah wawasan. Selain itu
juga
berisi
tentang
sindiran-sindiran
halus
dalam
dunia
sosial
87
dalam
menyampaikan
pembelajaran
pesan
melalui
diskusi,
telepon.
wawancara,
Ketika
maupun
mereka
sedang
Indikator Pembelajaran:
1. Mampu mendiskusikan cara bertelepon.
2. Mampu mendata kesalahan-kesalahan kalimat dalam bertelepon.
3. Mampu bertelepon dengan berbagai mitra bicara sesuai dengan
konteks.
Tujuan pembelajaran: Siswa mampu bertelepon dengan kalimat yang
efektif dan bahasa yang santun.
88
dengan
memperhatikan
etika
berwawancara.
Indikator Pembelajaran:
1. Mampu membuat daftar pokok-pokok pertanyaan untuk wawancara.
2. Mampu melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai
kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara.
Tujuan pembelajaran: Siswa mampu melakukan wawancara dengan
narasumber
dari
berbagai
kalangan
dengan
Indikator Pembelajaran:
1. Memahami pendapat yang disampaikan pembicara dalam suatu diskusi
atau seminar
2. Mengajukan pertanyaan berkait dengan topik diskusi atau seminar
3. Mengomentari jalannya diskusi atau seminar yang telah berlangsung.
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu mengomentari pendapat seseorang
dalam suatu diskusi atau seminar.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip kerjasama yang dilakukan
dalam wacana humor dialog Cekakak-Cekikik Jakarta karya Abdul Chaer
lebih besar daripada penyimpangan yang dilakukan. Pematuhan terhadap
prinsip kerja sama banyak dilakukan dalam maksim kuantitas, sedangkan
penyimpangan yang sering dilakukan terdapat dalam maksim kualitas.
Pertuturan dianggap mematuhi maksim kuantitas karena peserta tutur
memberikan informasi yang cukup, tidak berlebihan, dan sesuai dengan
kebutuhan lawan tutur. Mematuhi maksim kualitas karena memberikan
informasi yang benar, logis, tidak direkayasa, dan sesuai dengan fakta.
Mematuhi maksim relevansi karena pertuturan relevan dengan topik
pembicaraan, dan mematuhi maksim cara karena memberikan informasi
yang jelas, tidak membigungkan, dan tidak ambigu.
Penyimpangan
dalam
humor
bisa
diciptakan
dengan
teori
89
90
B. Saran
1. Bagi pembaca, ketika melaksanakan aktivitas komunikasi penting
memperhatikan kaidah-kaidah di dalam percakapan dan berusaha agar
tuturan yang disampaikan tidak berlebihan, benar, relevan dengan
konteks, tidak berbelit-belit, dan ambigu.
2. Bagi siswa dan guru, prinsip kerja sama bisa membantu tercapainya
hasil proses belajar mengajar serta meningkatkan keterampilan siswa
di dalam komunikasi yang baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Ayusya. Wacana NgupingJakarta: Tinjauan terhadap Prinsip Kerja Sama, Koherensi,
Makrostruktur, dan Suprastruktur dalam Blog Humor. Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, 2010.
Ariel, Mira. Defining Pragmatics. Cambridge University Press: New York. 2010.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.
Chairunisa, Tyas. Analisis Pelanggaran terhadap Prinsip Kerja Sama dan Prinsip
Kesantunan pada Humor Singkat. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, Universitas Indonesia Depok, 2011.
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
2008.
Rahardi, Kunjana. Dimensi-Dimensi Kebahasaan. Jakarta: Erlangga. 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. Analisis Wacana Pragmatik, Surakarta:
Yuma Pustaka, 2010.
Wijana, I Dewa Putu. Kartun: Studi tentang Permainan Bahasa. Yogyakarta: Ombak.
2003.
NO.
KODE DATA
1.
KN=HD/CCJ: 3/163
Maksim Kuantitas
2.
KN=HD/CCJ: 8/165
Pasien
Dokter
Pasien
Dokter
Pasien
Dokter
Pasien
Orang I
Orang II
Orang I
Orang II
BENTUK DIALOG
: Dok, apakah operasi jantung itu tidak berbahaya?
: O, sama sekali tidak.
: Berapa tingkat keberhasilan itu, Dok?
: Seribu berhasil, satu gagal.
: Saya ini pasien ke berapa, Dok?
: Tunggu dulu. Lihat catatan. O, Anda pasien ke seribu!
: Jadi????? (si pasien langsung pingsan)
: Kabarnya pada tahun lima puluhan beli karcis di
bioskop Megaria (dulu Metropole) tidak boleh pakai
sandal.
: Memang Benar!
: Kenapa?
: Ya, sebab harus pakai uang.
KOMENTAR
Informasi yang diberikan relatif memadai pada
setiap tahapan pertuturan dan sesuai dengan
kebutuhan penutur.
3.
KN=HD/CCJ: 14/167
4.
KN=HD/CCJ: 15/167
Guru TK : Anak-anak, kalian harus punya cita-cita. Kalau nanti Informasi yang diberikan cukup, singkat, dan
besar, kamu Adi mau jadi apa?
relatif memadai.
Adi
: Mau jadi dokter, Bu guru!
Guru TK : Bagus! kamu Siti, kalau sudah besar mau jadi apa?
Siti
: Mau jadi guru, Bu guru!
Guru Tk
: Bagus sekali! Lalu kamu Udin, kalau sudah besar mau
jadi apa?
Udin
: Mau jadi pengantin, Bu guru!
5.
KN=HD/CCJ: 17/168
6.
KN=HD/CCJ: 22/170
Umar
7.
KN=HD/CCJ: 24/171
Ayah
Anak
Ayah
Anak
KN=HD/CCJ: 28/172
: Bagaimana, senang?
: Takut, Pak!
: Kenapa?
: Macannya pada ngeliatin kita
: Kamu tahu apa yang ada dipikiran macan-macan itu?
: Apa, Pak?
: Manusia yang putih-putih ini dagingnya enak!
: Ih, Bapak nakutin!
: Pak Haji, tadi saya lihat anak Pak Haji sedang bermain
judi di sana!
Pak Haji : Astagfirullah. Tu anak memang nakal.Bikin dosa saja.
Umar
: Tapi dia sedang menang!
Pak Haji : Alhamdulillah!
Ayah
Anak
8.
: Kemarin, Pak, kami ke Taman Informasi yang diberikan relative memadai dan
Safari.
sesuai dengan kebutuhan penutur.
Laki-laki tua (LK) : Numpang tanya Mas, kereta api ke Cirebon Informasi yang diberikan cukup dan sesuai
sudah lewat.
dengan kebutuhan penutur.
Petugas kereta api (PK)
: Sudah tadi.
LK
: Kereta yang ke Bandung?
PK
: Juga sudah
LK
: Kereta yang ke Surabaya?
PK
: Sudah tadi. Bapak ini mau apa sih sebenarnya?
LK
: Mau nyeberang!
9.
KN=HD/CCJ: 32/173
Ahmad
Mahmud
Ahmad
Mahmud
Ahmad
Mahmud
10.
KN=HD/CCJ: 36/174
Pak RT
11.
KN=HD/CCJ: 37/175
Mahasiswa I
12.
KN=HD/CCJ: 39/175
Hamid : Kulihat waktu akad nikah tadi kamu kok gemetar; kenapa?
Ahmad : Mungkin karena baru tumben.
13.
KN=HD/CCJ: 45/177
Mamat
Pak Haji
Mamat
Pak Haji
14.
KN=HD/CCJ: 48/178
: Dalam rapat ini saya ingin bicarakan mengapa banyak Informasi yang diberikan relative memadai
anak-anak muda kita yang sering nongkrong di pinggir karena sesuai dengan kebutuhan penutur dan
jalan.
topic pembicaraan.
Warga I
: Pak RT, mungkin karena mereka tidak punya pekerjaan.
Warga II :Pak RT, mungkin karena mereka tidak ditegur orang
tuanya.
Warga III : Pak RT, mungkin karena di pinggir jalan tidak ada kursi.
: Profesor kita tidak mengizinkan kita masuk kalau Informasi yang diberikan tidak berlebihan dan
kuliah sudah berjalan.
sesuai dengan kebutuhan penutur
Mahasiswa II : Untuk masuk kalau terlambat kita harus tahu
caranya
Mahasiswa III : Caranya bagaimana?
Mahasiswa II : Beliau kan sering merem. Nah, kalau beliau sedang
merem kita masuk saja.Dia kagak tahu.
Informasi yang diberikan cukup dan sesuai
dengan kebutuhan penutur.
KN=HD/CCJ: 49/178
Ani
Ita
Ani
Ita
Ani
16.
KN=HD/CCJ: 66/183
Warga
17.
KN=HD/CCJ: 72/186
18.
KN=HD/CCJ: 73/187
19.
KN=HD/CCJ: 74/187
Didi
Dudu
Didi
Dudu
Didi
Dudu
20.
KN=HD/CCJ: 81/190
Warga : Kalau Bapak terpilih jadi lurah dalam pilkada yang akan Informasi yang diberikan sesuai dengan
datang apa program prioritas Bapak?
kebutuhan penutur, dan relatif memadai pada
Tokoh : Di daerah kita ini masih banyak terdapat warga yang buta setiap tahapan pertuturan.
huruf.
Warga : Jadi??
Tokoh : Saya akan melakukan pemberantasan buta huruf.
Warga : Caranya?
Tokoh : Pertama warga yang buta huruf didata. Lalu dikumpulkan
dikelurahan.
Warga : Selanjutnya?
Tokoh : Saya kirim ke daerah lain! Mereka tidak boleh tinggal di
daerah kita.Daerah kita harus bebas buta huruf.
21.
KN=HD/CCJ: 85/192
Petugas
: Saudara tidak lihat tanda larangan belok itu?
Informasi yang diberikan relatif cukup,
Pengemudi : Lihat, Pak!
memadai dan tidak berlebihan.
Petugas
: Tapi kenapa Saudara langgar juga?
Pengemudi : Maaf, Pak. Saya tidak lihat ada Bapak!
Petugas
: Kalau begitu Saudara telah melanggar pasal lima ayat
empat.
Pengemudi : Artinya apa, Pak?
Petugas
: Saudara kena denda lima gocengan sebanyak empat
lembar.
22.
KN=HD/CCJ: 86/193
Dulhak : Pengantin laki-laki pada waktu akad nikah biasanya Informasi yang diberikan cukup dan tidak
gemetar. Tapi saya tidak!
berlebihan.
Duloh : Kamu memang hebat.
Dulhak : Malah penghulunya yang gemetar!
Duloh : Mengapa?
Dulhak : Karena yang mendampingi saya kepala penghulu provinsi!
23.
KN=HD/CCJ: 87/193
Selebriti
: Dulu Bapak janji mau belikan rumah.
Informasi yang diberikan cukup, sesuai dengan
Tokoh kita : Jangan takut, minggu depan rumah itu sudah dapat kebutuhan penutur dan relatif memadai di
ditempati.
setiap tahapan komunikasi
Selebriti
: Tapi saya juga belum punya mobil.
Tokoh kita : Besok kita ke showroom cari mobil yang kau senangi.
Selebriti
: Pak, bagaimana kalau minggu depan kita weekend ke
Bali?
Tokoh kita : Wah, a good idea. Saya setuju saja.
Selebriti
: Tapi, Pak, sebelum ke Bali belikan dulu dong HP yang
canggih.
Tokoh kita : Maksudmu?
Selebriti
: HP yang ada kamera digitalnya Pak, seperti punya
Maria Eva.
Tokoh kita : Wah, wah, kalau itu tidak mau saya belikan manis.
Maafkan saya. Mintalah yang lain.
24.
KN=HD/CCJ: 90/194
Sidik
Abas
Sidik
Abas
25.
KN=HD/CCJ: 96/196
Profesor
: Menurut Anda disertasi yang baik itu yang bagaimana? Informasi yang diberikan sesuai dengan
Calon dokter : Yang metodologinya jelas
kebutuhan penutur dan tidak berlebihan.
Profesor
: Lalu?
Calon dokter :Yang punya konstribusi terhadap keilmuan dan
kemasyarakatan.
Profesor
: Lalu?
Calon dokter : Yang sudah menjawab masalah yang dipersoalkan
Profesor
: Apalagi?
Calon dokter : Apalagi ya, Prof?
Profesor
: Disertasi yang baik adalah yang selesai
26.
KN=HD/CCJ:100/198
Warga baru
Warga lama
Warga baru
Warga lama
Warga baru
Warga lama
27.
KN=HD/CCJ:101/199
Ayah
Joni
Ayah
Joni
Ayah
Joni
Ayah
28.
KN=HD/CCJ:102/200
: Joni, dua bulan lagi kamu kan akan UAN (Ujian Akhir Informasi yang diberikan sesuai dengan
Nasional). Belajar dong!
kebutuhan penutur dan relatif memadai.
: Percuma Ayah, kalau belajar. Buang-buang waktu saja!
: Lho, kenapa?
: Minggu lalu saya diramal oleh tukang rama dipinggir jalan.
Katanya saya tidak akan lulus. Karena itu untuk apa saya
belajar kalau sudah jelas tidak akan lulus.
: O, begitu! Bagaimana kalau kamu diramal pasti lulus.
: Kalau pasti lulus, saya juga tidak akan belajar.
: O, begitu! Dasar anak sableng!
Penculik
Pak Jenggot
Penculik
Pak Jenggot
Penculik
29.
KN=HD/CCJ:103/200
Warga
Tokoh
Warga
Tokoh
Warga
Tokoh
Warga
: Kami dengar Bapak mencalonkan diri menjadi gubernur Informasi yang diberikan tidak berlebihan dan
dalam pilkada yang akan datang.
sesuai dengan kebutuhan penutur
: Benar sebagai calon independen!
: Banyak cagub selama dalam kampanye berjanji akan
memberi sekolah gratis dari SD sampai SMA. Apakah
Bapak juga akan demikian.
: Benar! Pokoknya nanti pendidikan gratis, asal.
: Asal apa, Pak?
: Asal guru-gurunya juga mau mengajar gratis.
: Lho, kok!
30.
KN=HD/CCJ:107/202
Rojali : Dulu di Taman Ria Remaja Senayan ada pertunjukan grup Informasi yang diberikan sesuai dengan
lawak Sri Mulat sekarang sudah tidak ada lagi!
kebutuhan penutur dan tidak berlebihan
Sadeli : Mengapa?
Rojali : Karena kalah bersaing!
Sadeli : Maksudmu apa?
Rojali : Karena lawakannya kalah lucu dari lawakan di gedung
sebelahnya.
31.
KN=HD/CCJ:108/203
Guru
Murid
Guru
Murid
Guru
Murid
32.
KN=HD/CCJ: 114/205
Umar
Amir
Umar
Amir
Umar
Amir
33.
KN=HD/CCJ:126/209
Petugas
: Saudara tidak lihat bahwa antara pukul 6-9 tidak boleh Informasi yang diberikan sesuai dengan
belok?
kebutuhan penutur dan relatif memadai di
Pengemudi
Petugas
Pengemudi
Petugas
Pengemudi
: Lihat, pak!
setiap tahapan pertuturan.
: Jadi, tahu salah saudara apa?
: Tahu, Pak!
: Apa?
: Salah Saya, Pak, tidak lihat kalau Bapak ada di balik
pohon.
34.
KN=HD/CCJ:132/212
35.
KN=HD/CCJ:137/214
A : Kabarnya Bapak mencalonkan diri untuk ikut Pemilukada tahun Informasi yang diberikan sesuai dengan
ini!
kebutuhan penutur dan relatif memadai
B : Benar.
A : Apa sih motivasi Bapak ikut pemilukada itu?
B :Saya ingin berjuang membuat rakyat hidup sejahtera, tidak
kekurangan apa-apa?
A : Lalu, rencana kerja Bapak per tahun apa, kalau saya boleh tahu.
B : Tahun pertama saya melunasi utang-utang uang orang yang saya
pinjam untuk kampanye, tahun kedua mengumpulkan kembali
uang saya yang dulu habis dipakai kampanye; tahun ketiga
membuat rencana untuk pilkada yang akan datang; tahun keempat
memantapkan rencana untuk ikut pemilukada berikutnya; dan
tahun kelima mulai kampanye lagi.
22
36. KN=HD/CCJ:145/217
Maksim Kualitas
37.
KN=HD/CCJ: 148/219
OB : Kabarnya DPR telah membentuk panja Gayus. Apa sih Informasi yang diberikan sesuai dengan
maksudnya?
kebutuhan penutur dan relatif memadai
OC : Membahas kasus Gayus Tambunan agar cepat selesai
OB : Kalau begitu DPR sebaiknya juga membuat panja cabe.
OC : Untuk apa?
OB : Agar DPR dapat membantu menurunkan harga cabe yang
sekarang telah mencapai harga seratus ribu per kilo.
38.
KN=HD/CCJ:153/221
ZA : Sejak tiga tahun terakhir banyak tetangga Saya mantan orang Informasi yang diberikan cukup dan sesuai
besar.
dengan kebutuhan penutur
ZU : Siapa mereka?
ZA : Ada mantan menteri, mantan gubernur, mantan bupati, mantan
anggota DPR, atau pejabat tinggi lain.
ZU : Memang Anda tinggal di mana?
ZA : Belakang penjara Cipinang, Jakarta Timur.
39.
KN=HD/CCJ:155/222
WT : Sebagai anggota Dewan, Bapak tentu banyak menerima Informasi yang diberikan sesuai dengan
masukan dari para konstituen Bapak!
kebutuhan penutur dan relatif memadai di
AD : Benar itu.
setiap tahapan pertuturan
WT : Bagaimana para konstituen Bapak menyampaikan masukannya,
Pak, kalau boleh tahu.
AD : Ada yang secara langsung, dengan temu muka. Banyak pula
dikirim melalui pos dan email.
WT : Boleh tahu alamat email Bapak? Nanti saya akan mengirim
masukan.
AD : Begini, ya, Dik dulu saya punya email tapi sekarang sudah
dijual.
40.
KL=HD/CCJ:1/161
A : Kalau sekelompok orang Betawi sedang bercakap-cakap dengan Informasi yang diberikan benar dan sesuai
wajah cerah dan penuh keriangan, apa artinya?
dengan keadaan yang sebenarnya.
B : Mereka sedang mempercakapkan Betawi tempo dulu dengan
kebun-kebun dan tanah luas
A : Kalau sekelompok orang Betawi sedang bercakap-cakap dengan
penuh kepiluan dan muka ditekuk apa artinya?
B : Mereka sedang membicarakan masa kini dan masa mendatang
KL=HD/CCJ:2/161
: Apa bedanya kalau dua orang betawi bercakap-cakap dengan Informasi yang diberikan sesuai dengan
wajah cerah dan penuh keriangan dengan dua orang pejabat keadaan sebenarnya
bercakap-cakap dengan wajah cerah peuh keriangan.
D : Kedua orang betawi sedang membicarakan kehidupannya masa
lalu dengan kebun dan tanah yang luas; sedangkan kedua pejabat
itu sedang membicarakan keberhasilannya mengkorup uang
negara.
C : Sekarang apa bedanya kalau dua orang Betawi sedang bercakapcakap dengan penuh kepiluan dan muka ditekuk dengan dua orang
pejabat sedang bercakap-cakap dengan penuh kesedihan dan
kejengkelan?
D : Kedua orang Betawi itu sedang membicarakan kehidupan
sekarang yang tanpa titik terang; sedangkan kedua orang pejabat
itu sedang membicarakan kekesalannya karena tidak berhasil
mengkorup uang negara.
42.
KL=HD/CCJ:5/164
Guru
Murid
Guru
Murid
Guru
Murid
43.
KL=HD/CCJ:9/165
Aman
Amin
Aman
Amin
44.
KL=HD/CCJ: 10/166
Si Dul
: Bapak dari Poso kan sebenarnya bisa langsung naik Informasi yang diberikan benar dan sesuai
pesawat ke Jakarta. Tapi mengapa harus naik kereta.
dengan fakta.
Pejabat dari Poso : Karena saya ingin merasakan naik kereta api.
Saudara tahu kan, bahwa di Poso dan seluruh Sulawesi
tidak ada kereta api.
45.
KL=HD/CCJ:19/169
Guru
Siswa I
Guru
Siswa II
Guru
Siswa III
46.
KL=HD/CCJ:20/169
Guru
Siswa I
Guru
Siswa II
Guru
Siswa III
47.
KL=HD/CCJ:31/173
Ustad : Kalau nanti Anda punya anak hati-hatilah dalam memberi Informasi yang disampaikan benar dan logis
nama.
Santri : Maksud Ustad?
Ustad : kalau diberi nama Danil, lalu Anda panggil Anakku Danil
(Anak ku Danil); kalau diberi nama Dalijo akan dipanggil
oleh adiknya kadal ijo (Kak Dalijo); dan kalau diberi nama
Tuti sudah jadi ibu dipanggil Butut.
Santri : O, benar juga.
48.
KL=HD/CCJ:44/177
Hasan
Husen
49.
KL=HD/CCJ:53/180
: Orang Cina, Orang Korea, dan orang Jepang rata-rata Informasi yang disampaikan benar dan sesuai
bermata sipit.
keadaan sebenarnya.
: Karena itu, kabarnya, kaisar Jepang kalau marah tidak
sampai melotot matanya.
Tamu II : Abis, kata mas Karto; iki jangan, iki jangan, iki jangan
Tamu I : Dasar lu tolol!
Tamu II : Jangan artinya sayur, tahu?
50.
KL=HD/CCJ: 68/185
Guru
Si Dul
Guru
Si Dul
Guru
Si Dul
51.
KL=HD/CCJ:79/189
Yulidar : Kasihan orang Betawi, makanan setiap hari cuma sayur Informasi yang benar dan sesuai dengan
asem sama ikan asin. Beda dengan orang Minang yang keadaan sebenarnya.
sehari-hari makan rendang atau balado.
Aminah : Memang benar. Tapi orang Minang tidak punya masakan
spesial.
Yulidar : Maksudmu?
Aminah : Memang Orang Betawi sehari hari mungkin hanya makan
sayur asem dan ikan asin. Tapi kalau lebaran orang Betawi
makan semur atau opor; kalau ada hajatan makan nasi
kebuli dan gulai; dan kalau ada sunatan makan ketan
kuning dan bekakak ayam. Tapi orang Minang, sehari-hari
makan rending, lebaran makan rending, dan pesta hajatan
juga makan rending.
Yulidar : Benar juga kamu
52.
KL=HD/CCJ:84/192
53.
KL=HD/CCJ: 98/197
Munir
Mahdi
Munir
Mahdi
Munir
Mahdi
54.
KL=HD/CCJ: 99/198
Hamid
Hamdi
Hamid
Hamdi
Hamid
Hamdi
Hamid
Hamdi
55.
KL=HD/CCJ:110/203
Domang
Daman
Domang
Daman
56.
KL=HD/CCJ:112/204
: Apa bedanya cewek zaman dulu dengan cewek sekarang? Informasi yang diberikan benar dan sesuai
: Cewek zaman dulu pemalu, cewek zaman sekarang bersifat dengan keadaan yang sebenarnya.
proaktif dan agresif.
: Contohnya apa?
: Cewek zaman dulu kalau digoda cowok akan menghindar
karena malu.
: Lalu, cewek zaman sekarang?
: Cewek zaman sekarang kalau melihat cowok akan berseru
Hei, cowok! Godain kita dong!
: Kalau diperhatikan pemuda zaman dahulu dan pemuda Informasi yang diberikan benar dan sesuai
zaman sekarang sangat berbeda.
dengan fakta.
: Apanya yang berbeda?
: Semangat juangnya
: Maksudmu?
: Pemuda zaman dahulu memiliki semangat juang yang
tinggi. Sedangkan pemuda zaman sekarang tidak punya
semangat.
: Kukira dari segi fisik juga berbeda!
: Maksudmu?
: Pemuda zaman dulu kini pasti sudah tua-tua sedangkan
pemuda zaman sekarang tentu masih muda-muda.
: Kabarnya status sosial seorang sopir sangat tergantung Informasi yang diberikan benar, tidak
pada status sosial majikannya.
direkayasa, dan logis.
: Maksudmu?
: Ya, status sosial sopir mobil presiden tentu lebih tinggi
dari status sosial sopir menteri; dan status sosial sopir
menteri lebih tinggi dari status sosial mobil camat.
: Jadi, status sosial sopir mobil tinja gimana?
57.
KL=HD/CCJ: 117/206
Fati : Kabarnya orang Belanda paling hemat. Malah mengarah ke Informasi yang diberikan benar dan diujarkan
pelit.
dengan rasa yakin.
Yati : Benar!
Fati : Contohnya apa?
Yati : Kamu tahu, kalau seorang Belanda dan anaknya masuk kafe
yang dipesan apa?
Fati : Ya, minuman!
Yati : Minuman apa?
Fati : Apa ya?
Yati : Sebotol cola dengan tiga buah gelas.
58.
KL=HD/CCJ:118/206
59.
KL=HD/CCJ:119/207
X : Benarkah para Presiden sebelum Megawati punya gelar Informasi yang diberikan benar dan diujarkan
berakhiran wan.
dengan rasa percaya diri.
Y : Benar!
X : Apa itu?
Y : Soekarno adalah negarawan; Soeharto adalah hartawan; Habibie
Ilmuwan; dan Gus Dur adalah.wisatawan.
60.
KL=HD/CCJ:120/207
61.
KL=HD/CCJ: 125/209
Guru
62.
KL=HD/CCJ: 136/213
A : Kenapa para bonek dari Surabaya senang dan sering nonton bola Informasi yang diberikan benar dan sesuai
di Jakarta.
dengan keadaan sebenarnya.
B : Karena di Jakarta dilayani dengan baik oleh Pemda.
A : Bagaimana?
B : Mereka tiba di stasiun disambut dan dijemput utuk diantar ke
Senayan, diberi makan nasi bungkus. Selesai pertandingan diantar
lagi ke stasiun senen untuk selanjutnya dengan kereta kembali ke
Surabaya.
63.
KL=HD/CCJ: 138/215
A : Kalau kita jauh dari rumah dan melihat anak orang biasanya kita Informasi yang diberikan benar dan sesuai
akan ingat dengan anak sendiri.
dengan keadaan sebenarnya
B : lalu, kalau melihat istri orang bagaimana?
A : Biasanya lupa akan istri sendiri.
64.
KL=HD/CCJ:141/216
ZA
ZB
ZA
ZB
: Kita sebagai rakyat merasa sedih dan prihatin dengan Informasi yang diberikan benar dan sesuai
banyaknya anggota DPR kita yang bolos sidang.
dengan keadaan sebenarnya
: Mereka bukan bolos, hanya tidak hadir sidang.
: Lho, apa bedanya?
: Soal bedanya saya tidak tahu. Yang jelas mereka datang
menanda tangan daftar hadir dan uang sidang pun mereka
ZA
ZB
ambil.
: Jadi, secara administratif mereka hadir.
: Lha iya, tetapi secara fisik tidak hadir.
65.
KL=HD/CCJ:142/216
66.
KL=HD/CCJ:144/217
MH
67.
KL=HD/CCJ:147/218
DG
: Hampir setiap hari koran atau televise memberitakan adanya Informasi yang diberikan benar dan sesuai
anggota legislatif atau pejabateksekutif yang terlibat dengan keadaan sebenarnya
kejahatan korupsi.
ML : Ya, kenapa ya mereka pada korupsi?
MH : Kabarnya untuk bayar utang.
ML : Lho, apa hubungannya?
MH : Begini, dulu ketika mereka mencalonkan diri untuk jadi
anggota legislatif atau jadi pejabat eksekutif mereka banyak
mengeluarkan uang agar terpilih. Padahal uang itu
pinjaman.Jadi, utang itu harus dibayar, bukan?
: Kabarnya perpustakaan di DPR mempunyai koleksi yang Informasi yang diberikan benar dan sesuai
lengkap; semua undang-undang dari Negara mana pun tersedia dengan keadaan sebenarnya
di sana.
DH : Tapi sangat jarang anggota Dewan yang memasuki
perpustakaan itu.
DG : Mengapa?
DH : Karena mereka lebih senang melakukan studi banding ke
negara yang bersangkutan daripada membaca bukunya di
perpustakaan.
Maksim Relevansi
68.
R=HD/CCJ: 7/165
Petugas
Tamu
Maksim Cara
: Berurusan di kantor ini, tidak boleh memberi uang suap, Pertanyaan yang diberikan relevan dengan
uang kopi, uang semir, uang sogok, uang
topik pembicaraan
: Kalau uang beneran boleh tidak, Pak.
69.
R=HD/CCJ: 23/170
Petugas
Pengemudi
Petugas
Pengemudi
70.
R=HD/CCJ: 29/172
Pelayat I
Pelayat II
Pelayat III
Pelayat IV
71.
R=HD/CCJ: 88/194
72.
R=HD/CCJ:106/202
Jamal : Pak Sadeli itu orang kaya di daerah ini. Kamu kenal dia?
Jamil : Maksudu apa?
Jamal : Ya, rumahnya banyak. Di mana-mana ada rumahnya.
Jamil : Benar! Rumahnya banyak.Tapi tak satu pun yang pakai
tangga.
73.
R=HD/CCJ:131/212
A : Tetangga kita yang baru itu hebat ya, mobilnya sering gonta- Informasi yang diberikan sesuai dengan topik
ganti.
pembicaraan
B : Tentu saja dia kan pegawai kantor pajak.
74.
C=HD/CCJ: 18/169
Tukang bakso di UNJ (TBU) : Anak saya satu di UI, Depok, satu lagi Informasi yang diberikan jelas dan tidak
di UIN, Ciputat!
bermakna ambigu.
Penanya
: Di fakultas apa, Pak?
TBU
: Bukan di fakultas!
Penanya
: Jadi?
TBU
: Yang satu jualan teh botol, yang satu
C=HD/CCJ: 25/171
76.
C=HD/CCJ: 30/173
Ibu
Anak
Ibu
Anak
Ibu
Anak
Ibu
77.
C=HD/CCJ: 40/176
Bang Dul
Bang Somad
Bang Dul
Bang Somad
78.
C=HD/CCJ: 52/179
Umar
Amin
Umar
Amin
79.
C=HD/CCJ: 69/185
Tomi
: Kabarnya dalam seminar tentang narkoba kemarin kamu Informasi yang diberikan jelas dan tidak
jadi pembawa makalah.
bermakna ambigu.
: Judulnya apa?
: Judulnya? Nggak tau?
: Kok tidak tahu? Gimana sih?
:Ya, soalnya saya Cuma membawa makalah dari secretariat
ke ruang seminar.
Roni
Tomi
Roni
Tomi
80.
C=HD/CCJ: 93/195
Kadir
Karim : Benar.
bermakna ambigu.
Kadir : Bagaimana ceritanya?
Karim : Sewaktu mencuri di rumah H. Daman, saya ketahuan, lalu
dikejar-kejar orang banyak. Saya berlari-lari di pinggir kali,
saya terpeleset, lalu kecebur
Kadir : Jadi, dalam keadaan basah-basah kamu ditangkap orang.
Karim : Benar!
81.
C=HD/CCJ: 97/197
Dulgani
Dulhak
82.
C=HD/CCJ:123/208
A
B
A
B
A
83.
C=HD/CCJ:124/208
A
B
A
B
84.
C=HD/CCJ:128/211
A
B
: Kabarnya cewek-cewek sekarang tidak suka dengan pemuda Informasi yang diberikan jelas dan tidak
berkarisma.
bermakna ambigu.
: Ya, kenapa?
: Karena kalau jalan dengan pemuda berkarisma kalau hujan akan
kehujanan.
: Apa hubungannya berkarisma dengan hujan?
: Ya, jelas kalau jalan dengan pemuda ber-Inova tidak akan
kehujanan kalau turun hujan.
: Katanya kalau kita makan nasi di warteg nasinya tidak dihitung. Informasi yang diberikan jelas.
: Ya, memang!
: Kenapa?
: Ya, kalau tempe goreng atau ikan goreng bisa dihitung, tetapi
kalau nasi siapa yang bisa ngitung.
A : Ooo, Iya iya.
: Apa benar menantunya Bu Eti mati karena ketiban kertas?
: Ya, benar !
A
B
LAMPIRAN II
Nama Maksim
Penyimpangan
Maksim Kuantitas
No.
85.
Nomor Data
PKN=HD/CCJ:13/167
Bentuk Dialog
Husin : Nama kamu selengkapnya kan Abdulrahman. Kalau
dipanggil Si Dul mau?
Rahman : Mau saja!
Husin : Kalau dipanggil Mama mau?
Rahman : Mau saja. Dipanggil Rahman juga mau, dipanggil Dudung
juga mau.Tapi saya tidak mau kalau dipanggil polisi atau
kejaksaan.
Komentar
Informasi yang diberikan berlebihan dan tidak
sesuai dengan kebutuhan penutur.
86.
PKN=HD/CCJ: 27/172
Mpok Rum
Tukang becak
Mpok Rum
Tukang becak
Mpok Rum
Tukang becak
87.
PKN=HD/CCJ: 55/180
88.
PKN=HD/CCJ: 57/181
89.
PKN=HD/CCJ: 58/181
Mpok Rum
Mpok Indun
Mpok Rum
Mpok Indun
90.
PKN=HD/CCJ: 60/181
Amir
Dewi
91.
PKN=HD/CCJ:61/182
Sumardi
92.
PKN=HD.CCJ: 67/184
Tokoh : Kalau disebutkan, wah, tentu tidak ada yang milih saya.
93.
PKN=HD/CCJ: 76/188
Aming
: Saya ingin membeli komputer yang murah!
Pedagang : Ada, tapi bekas. Ini harganya sejuta; dan ini lima ratus
ribu
Aming
: Yah, uang saya cuma dua ratus ribu. Dapat tidak?
Pedagang : Dapat, tapi yang bekas kebanjiran.
94.
PKN=HD/CCJ:77/188
Warga
Tokoh
Warga
Tokoh
Warga
Tokoh
Warga
Tokoh
Warga
Tokoh
95.
PKN=HD/CCJ: 121/208
96.
PKN=HD/CCJ: 129/211
A : Selain jus tomat, jus alvokat, dan jus mangga di warung ini
sedia jus apa lagi?
B : Juz Amma
Dua sahabat Ani dan Ina sedang berbicara tentang pasangan hidup
yang didambakan. Kata Ani:
Pasangan yang kudambakan orangnya harus putih, berambut hitam,
berhidung mancung, tidak perlu terlalu kaya, penuh perhatian,
dan
Dan, apalagi? Tanya Ina
Soal kelamin ya nomor dua!
Penyimpangan
Maksim Kualitas
97.
PKN=HD/CCJ: 135/213
98.
PKL=HD/CCJ: 21/170
Pembual I
Pembual II
Pembual I
Pembual II
99.
PKL=HD/CCJ:26/171
100.
PKL=HD/CCJ: 35/174
101.
102.
Bu Ani
PKL=HD/CCJ: 38/175
Tina
Nati
Tina
Nati
Tina
PKL=HD/CCJ: 42/176
Tati
: Tivi kalau pakai antene parabola enak deh, bisa dapat siaran
tivi luar negeri. Tapi sayangnya antene parabola harganya
jutaan.
Nani : Yang murah harga seratusan juga ada. Kamu mau?
Tati : Mana mungkin ada parabola yang harganya seratusan.
Nani : Kamu tidak tahu, ada!
PKL=HD/CCJ:46/178
Ibu
104.
PKL=HD/CCJ:50/179
Cucu
Kakek
Cucu
Kakek
105.
PKL=HD/CCJ:56/180
Pembeli : Dulu Anda bilang pipa ini terbuat dari gading. Kok bisa
patah?
Penjual : Mungkin gajahnya pakai gading palsu
106.
PKL=HD/CCJ: 59/181
107.
PKL=HD/CCJ: 62/182
Aming
Mamat
108.
PKL=HD/CCJ: 63/182
109.
PKL=HD/CCJ: 64//183
110.
PKL=HD/CCJ: 65/183
111.
PKL=HD/CCJ:71/186
Aman
Amin
Aman
112.
PKL=HD/CCJ:75/187
Susan
Santi
Susan
Santi
113.
PKL=HD/CCJ:80/190
Adam
Idris
Adam
Idris
Adam
114.
PKL=HD/CCJ: 83/191
Togar
Udin
Togar
115.
PKL=HD/CCJ: 94/196
Hakim
Hamid
Hakim
Hamid
116.
PKL=HD/CCJ: 95/196
Mamat
117.
PKL=HD/CCJ:104/201
Bokir
Boim
Bokir
Boim
Bokir
Boim
Bokir
Boim
118.
PKL=HD/CCJ: 105/202
Wak Kamal
Wak Diran
Wak Kamal
Wak Diran
Wak Kamal
Wak Diran
119.
PKL=HD/CCJ: 109/203
Amir
Umar
Amir
120.
PKL=HD/CCJ: 111/204
Bu Nurul
Bu Dewi
Bu Nurul
Bu Dewi
Bu Nurul
Bu Dewi
Bu Nurul
Bu Dewi
121.
PKL=HD/CCJ: 113/205
Unyil
Ari
Unyil
122.
PKL=HD/CCJ: 115/205
123.
PKL=HD/CCJ: 134/213
: Sebenarnya kalau kita pintar kita bisa lewat jalan tol gratis,
alias tidak bayar.
: Bagaimana caranya?
: Kita masuk tol dari pintu tol luar kota. Lalu keluarnya dari
pintu tol dalam kota.
Guru
: Anak-anak lanjutkan pepatah ini, Takut karena..
Anak-anak : Salah.
Guru
: Bagus! Lanjutannya; Berani karena
Anak-anak : Di bayar
Guru
: Sekarang lanjutkan peribahasa ini; maju tak gentar
Anak-anak : Membela yang bayar.
A : Bang, dukunya sekilo berapa bang?
B : Sepuluh ribu, Nyonya!
A : Ah, si Abang, duku segede-gede upil ini kok mahal amat!
124.
Q
R
P
R
125.
PKL=HD/CCJ: 143/217
126.
PKL=HD/CCJ:146/218
127.
PKL=HD/CCJ:149/219
Penyimpangan
Maksim Relevansi
128.
PKL=HD/CCJ: 151/220
BD
BU
BD
BU
BD
BU
BD
129.
PKL=HD/CCJ: 152/221
130.
PKL=HD/CCJ: 154/221
Informasi yang diberikan salah dan mengadaada, karena menyamakan kata keterangan
keadaan dengan nama orang.
131.
PR=HD/CCJ: 4/164
Petugas
Tamu
Petugas
Tamu
132.
PR=HD/CCJ: 6/164
Petugas
Dokter
Pasien
Dokter
Pasien
133.
PR=HD/CCJ: 12/166
Gani
134.
PR=HD/CCJ:41/176
Bang Jali : Begini deh, soal yang kemarin itu kita tukar guling saja!
Bang Dul : Nggak mau ah, masak motor ditukar sama guling. Siapa
yang mau?
135.
PR=HD/CCJ:43/177
136.
PR=HD/CCJ: 47/178
Guru
137.
PR=HD/CCJ: 54/180
minuman ke sekolah
Bu Santi : Apa benar?
Bu Yudi : Benar, Bu. Malah mereka no-bra pula
138.
PR=HD/CCJ: 70/186
139.
PR=HD/CCJ: 78/189
Pak RT
140.
PR=HD/CCJ: 89/194
Sopir Angkot I
141.
PR=HD/CCJ: 91/194
142.
PR=HD/CCJ:116/206
Susan : Katanya kalau nelpon pake fren bisa lebih murah, ya.
Susi
: Benar! Malah bisa gratis!
Penyimpangan
Maksim Cara
143.
PR=HD/CCJ: 139/215
144.
PR=HD/CCJ: 150/220
145.
PC=HD/CCJ: 11/166
146
PC=HD/CCJ: 16/168
Ali : Bu, kata orang-orang kita ini keturunan orang kaya, apa benar?
Ibu : Benar, Nak. kakekmu punya harta untuk tujuh turunan!
Ali : Tapi, mengapa hidup kita susah begini, bu?
Ibu : Karena kita keturunan kedelapan!
147.
PC=HD/CCJ: 33/174
148.
PC=HD/CCJ: 34/174
Pak RT
149.
PC=HD/CCJ: 51/179
RUMPUT.
Tamu : Lihat, kenapa?
Petugas : Kalau lihat mengapa jalan juga di situ?
Tamu : Bapak kan lihat tadi, saya bukan berjalan melainkan berlari.
150.
PC=HD/CCJ: 82/191
Eneng
Abang
Eneng
Abang
Eneng
Abang
Eneng
Abang
Eneng
151.
PC=HD/CCJ: 92/195
Sadeli
Sateli
Sadeli
Sateli
Sadeli
Sateli
152.
PC=HD/CCJ: 122/208
U : Bapak mau minta jus apa? Jus alvokat, atau jus tomat?
V : Jus tomat saja, tapi tidak pakai es ya!
U : Wah, Pak, kalau tidak pakai s. Jadinya, JU tomat dong, Pak.
153.
PC=HD/CCJ: 127/211
154.
PC=HD/CCJ: 130/212
155.
PC-=HD/CCJ:133/212
warna.
B : Berubah gimana?
A : Sehari-hari matanya berwarna kuning karena dia berjuang untuk
kelompok kuning. Lalu, kalau melihat uang proyek matanya
jadi, hijau. Kemudian kalau dikritik rakyat matanya jadi merah.
B : O, gitu ya.
A : Tahun lima puluhan ketika masih banyak orang Belanda kalau
kita mau beli karcis di Bioskop Metropole katanya gak boleh
pakai sandal.
B : Kenapa gak boleh pake sandal? Malu ya sama orang Belanda?
A : Bukan, bukan, sebab itu!
B : Jadi, kenapa?
A : Ya, harus pake duit.
BIOGRAFI PENGARANG
Abdul Chaer, dilahirkan di Karet Tanah Abang Jakarta,
tanggal 7 November 1940. Oleh rekan-rekan generasi muda
sering disapa dengan kata babe, malah juga engkong, beliau
seorang BA (Betawai Asli) menjadi Lektor Kepala pada
Universitas Negeri Jakarta (dulu : IKIP Jakarta) dan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta dalam
matakuliah Linguistik Umum, Semantik, Sosiolinguistik,
dan Psikolinguistik. Beliau memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa Indonesia dari IKIP Jakarta tahun 1969. Mengikuti Post
Graduate Training Progamme pada Rejksuniversitiet, Leiden, Negeri Belanda
tahun 1976-1977; mengikuti Workshop on Applied Linguistics di Postuniversitair
Centrum, Limburg, Hasselt, Belgia tahun 1976; mengikuti Course on
Lexicographi di School of Oriental and African Studies, University of London,
Inggris, tahun 1977. Sejumlah seminar mengenai linguistik di dalam dan di luar
negeri pernah diikuti.
Beliau mempunyai banyak pengalaman di antaranya pernah menjadi (1)
Instruktur Bahasa Indonesia pada Sekolah Bahasa Hankam (1983-1990), (2)
pengajar Bahasa Indonesia pada Pusat Pengembangan Penataran Guru Bahasa
(1990-sekarang), (3) pengajar Bahasa Indonesia pada Kursus Reguler Pelaksana
Bank Exim (1980-1989), (4) anggota redaksi Parameter, majalah penelitian IKIP
Jakarta (1981-1990), (5) anggota redaksi majalah Pembinaan Bahasa Indonesia
(1985-sekarang), (6) anggota Pengurus Pusat Himpunan Pembina Bahasa
Indonesia (1978-1991), dan (7) ketua Komisariat Masyarakat Linguistik
Indonesia, IKIP Jakarta (1987-sekarang)
Selain itu beliau juga pernah menjadi (1) kopenyusun Buku Materi Pokok
Kesuasatraan I (Universitas Terbuka 1986), (2) kopenyusun Buku Materi Pokok
Kesusastraan II (Universitas Terbuka 1986), (3) anggota penyusun Kamus Bahasa
Indonesia (Pusat Bahasa 1983), (4) anggota perevisi Kamus Besar Bahasa
Indonesia, edisi kedua 1992, dan (5) kopenyusun buku Pelajaran Bahasa
Indonesia SMP.
Terkumpul lebih dari 300 humor dalam berbagai bentuk, yaitu dalam
bentuk cerita, dialog, tebak-tebakan, peribahasa, dan plesetan. Humorhumor yang berkaitan dengan etnis tertentu dan bersifat keterlaluan,
begitu pula yang bersifat porno (padahal jumlah bejibun) hanya disimpan
untuk koleksi pribadi.
Sekolah
: SD Al-Mubarak
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/II
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (1 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun
B. Materi Pembelajaran
Bertelepon dengan etikanya
C. Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Penguasaan
E. Sumber Belajar
1. Pesawat telepon
2. Cara santun telepon
F. Penilaian
Format Kriteria Penilaian
Performansi
No. Aspek
1.
Praktik
2.
Sikap
Skor
4
3
2
1
Kriteria
a. Aktif
b. Cukup aktif
c. Kurang aktif
Skor
3
2
1
a. Baik
b. Cukup baik
c. Kurang baik
3
2
1
Lembar Penilaian
No. Nama Peserta Didik
Praktik
Sikap
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tangerang Selatan,_________________
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SD AL-MUBARAK
_________________________
_______________________
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/I
Standar Kompetensi
: Berbicara
2. Mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan
presentasi laporan
Kompetensi Dasar
Indikator
: 6 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan
memperhatikan etika berwawancara
B. Materi Pembelajaran
Cara berwawancara
C. Metode Pembelajaran
a. Pemodelan
b. Inkuiri
c. Penugasan
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
1. Guru menunjukkan gambar artis / tokoh yang sedang berwawancara
2. Guru
dan
siswa
bertanya
jawab
mengenai
wawancara
yang
pernah
dilihat/didengar
b. Kegiatan Inti
1. Siswa diajak mengenali ciri wawancara dengan mengamati contoh-contoh di buku
siswa
2. Siswa menulis daftar pertanyaan yang dikemukakan pewawancara kepada tokoh
3. Siswa secara berkelompok membandingkan pertanyaan kedua contoh
4. Siswa secara berkelompok menyimpulkan hubungan jenis pertanyaan dengan
tujuan wawancara
c. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
1. Siswa mengemukakan hubungan antara jenis pertanyaan dengan tujuan
wawancara
b. Kegiatan Inti
1. Siswa mengelompokkan jenis pertanyaan yang bersifat langsung dan pertanyaan
yang diawali pernyataan dalam kelompoknya masing-masing
2. Siswa menentukan pihak-pihak yang akan diwawancarai (OSIS, guru)
3. Siswa menyusun daftar pertanyaan untuk berwawancara dengan pihak yang telah
ditentukan
c. Kegiatan Akhir
Siswa dan guru menyimpulkan hasil presentasi
Pertemuan ketiga
a. Kegiatan Awal
Pembagian tugas dalam proses wawancara pada kelompok masing-masing
b. Kegiatan inti
1. Siswa melakukan wawancara dengan narasumber
2. Kelompok lain mengamati dan menilai dengan paduan penilaian yang sudah
dibuat
c. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
2. Guru memberikan tugas pengayaan menyimak contoh-contoh wawancara di
media elektronik
E. Sumber Belajar
1. Buku pelajaran Bahasa Indonesia
2. Narasumber (siswa)
3. Rekaman
F. Penilaian
Format Kriteria Penilaian
Produk (Hasil diskusi)
No.
Aspek
1.
Konsep
Kriteria
Skor
Semua benar
Semua salah
Performansi
No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
a. Aktif
b. Cukup aktif
c. Kurang aktif
a. Baik
b. Cukup baik
c. Kurang baik
2.
Praktik
Sikap
Lembar Penilaian
Praktik
Sikap
Produk
Jumlah
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nilai
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Chairuddin, S.Ag.
Churin In Nabila
: MA Jabal Nur
Mata pelajaran
Kelas/Semester
: XI IPA /II
Pertemuan Ke-
: I-IV
Alokasi waktu
: 4 X 40 menit
Standar Kompetensi
: Berbicara
13. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber
dalam diskusi atau seminar.
Kompetensi Dasar
Indikator
1) Mampu memahami pendapat yang disampaikan pembicara dalam suatu diskusi atau
seminar.
2) Mengajukan pertanyaan berkait dengan topik diskusi atau seminar
3) Mengomentari jalannya diskusi atau seminar yang telah berlangsung
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti pembelajaran Mengomentari pendapat dalam
diskusi/seminar siswa diharapkan mampu mengomentari pendapat seseorang dalam
suatu diskusi atau seminar.
2. MATERI PEMBELAJARAN
1. Cara berdiskusi dan mengomentari pendapat
3. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Inkuiri
4. NILAI KARAKTER
1. Komunikatif
2. Jujur
3. Menghargai Prestasi
5. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
A. Apersepsi
a. Memberikan
salam
a. Menjawab salam Sopan santun
kepada siswa dan
dan membersihkan
memeriksa
kelas
kebersihan kelas
b. Mengabsen
dan
melihat kondisi kelas
b. Mengacungkan
tangan
Disiplin
c. Mengajukan
pertanyaanpertanyaan
tentang
materi yang telah
dipelajari
c. Menjawab
d. Menyampaikan judul
materi yang akan
dipelajari dan tujuan
yang ingin dicapai
siswa.
d. Mendengarkan
e. Mengajukan
pertanyaanpertanyaan
yang
berkaitan
dengan
materi yang akan
dipelajari
e.
Menjawab
pertanyaan guru
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru
A. Eksplorasi
Kegiatan Siswa
a. Guru
menampilkan
video
contoh
melaksanakan diskusi.
a. Melihat
seksama
b. Menjawab
B. Elaborasi
Nilai Karakter
a. Membentuk
kelompok diskusi
Kerja sama
c. Memperhatikan
dengan seksama
d. Mendengarkan
Teliti dan tekun
hasil diskusi teman
kelompok
e. Guru
meminta
kelompok siswa yang
lain
untuk
memberikan
tanggapan
terhadap
kelompok temannya.
e. Memberikan
tanggapan
a. Membuat
kesimpulan
Bersahabat
demokrasi
C. Konfirmasi
a. Guru bersama-sama
siswa
membuat
simpulan
cara
melaksanakan diskusi
dan
mengomentari
pendapat orang lain.
dan
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Guru
memberikan
a. Mendengarkan
motivasi kepada siswa
untuk belajar diskusi dan
mengomentari pendapat
orang lain.
b. Guru menutup kegiatan
belajar tepat waktu dan
mengucapkan salam
Nilai Karakter
Mandiri dan terampil
dan
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
A. Apersepsi
a. Memberikan
salam
a. Menjawab
salam Sopan santun
kepada
siswa
dan
dan membersihkan
memeriksa kebersihan
kelas
kelas
b. Mengabsen dan melihat
kondisi kelas
b. Mengangkat tangan
Disiplin
c. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
tentang materi yang
telah dipelajari
c. Menjawab
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru
A. Eksplorasi
Kegiatan Siswa
a. Guru
menampilkan
contoh video diskusi
yang lain.
a. Melihat
seksama
b. Memberikan
komentar
Nilai Karakter
ditampilkan.
B. Elaborasi
a. Guru meminta siswa
untuk
membentuk
kelompok diskusi yang
terdiri atas 5-6 orang.
a. Membentuk
kelompok
Kerja sama
b. Membaca teks
d. Memperhatikan
dengan seksama
Tanggung jawab
e. Mengajukan
pertanyaan
f. Memberikan
pendapat
tanggapan
C. Konfirmasi
a. Guru
bersama-sama
siswa
membuat
simpulan
cara
melaksanakan
diskusi
dan
mengomentari
pendapat orang lain.
a. Membuat
kesimpulan
Bersahabat
demokrasi
dan
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Guru
memberikan a. Mendengarkan
motivasi kepada siswa
untuk belajar diskusi dan
mengomentari pendapat
orang lain.
b. Guru menutup kegiatan
belajar tepat waktu dan
mengucapkan salam
b. Membaca doa
menjawab salam
Nilai Karakter
Mandiri dan terampil
dan
6. SUMBER BELAJAR
1. Video pelaksanaan diskusi
2. Buku Bahasa Indonesia SMA/MA kelas XI oleh Atep Tatang penerbit PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
3. LKS Smart bahasa Indonesia kelas XI
7. PENILAIAN
Indikator
a. Mampu
memahami
pendapat yang
disampaikan
pembicara
dalam suatu
diskusi
Teknik
Tes tulis
Bentuk Instrumen
Uraian
Contoh Instrumen
1. Pahamilah
pendapat yang
disampaikan
pembicara dalam
diskusi tersebut!
b. Mampu
mengajukan
pertanyaan
berkait dengan
topik diskusi
2. Berilah
pertanyaan yang
berkaitan dengan
topik diskusi
tersebut!
c. Mampu
mengomentari
jalannya
diskusi
3. Berilah komentar
terhadap jalannya
diskusi tersebut!
Aspek
Kriteria
6
Skor
1.
Konsep
Semua benar
Sebagian besar benar
Sebagian kecil benar
Semua salah
4
3
2
1
Performansi
No. Aspek
1.
Praktik
Kriteria
a. Aktif
b. Cukup aktif
c. Kurang aktif
Skor
3
2
1
2.
a. Baik
b. Cukup baik
c. Kurang baik
3
2
1
Sikap
Lembar Penilaian
No. Nama Peserta Didik
Praktik
Sikap
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
1.
2.
3.
Catatan:
Nilai= (Jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 10
Untuk peserta didik yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
remedial
Mengetahui,
Kepala Sekolah
MA Jabal Nur
Churin In Nabila
7
:7
t
J
Nama
ChurinIn Nabila
NIM
1I 1013000003
Jurusan/Prodi
PendidikanBahasadanSastraIndonesia
Judul Skripsi
No.
I
Paraf
('
2.
a
J.
4.
Chaer,Abdul. KesantunanBerbahasa.Jakarta:RinekaCipta.2010.
5.
6.
v
\
7.
to'
t
8.
9.
v
1
Hindun. Pragmatik.
(,
+
r
,l
.i
!et
I
22. Purwo,
Bambang
Kaswanti.
Pragmatik
dan
Pengajaran
Sastra &
Bahass.
Yogyakarta:Kanisius.1991.
JJ.
Yogyakarta:Ombak. 2003.
rr
K E ME N T E R IAANGA MA
UINJAKARTA
FITK
No.Dokumen
FORM(FR)
fgl.Terbit
FITK-FR-AKD-OE1
1 Maret 201O
1t1
SKRIPSI
SURATBIMBINGAN
1.3
1........12013
N o m o r: U n , 0I / F .1, / K M . 0
.2011
Jakafta.26 Nover-nber
Larnp. :r
: BimbinganSkripsi
Hal
KepadaYth,
Ibu Dr, Darsita,M.Hurn
Skripsi
Pernbimbing
FakultasIlnru TarbiyahdanKeguruan
UIN SyarifHidayatullah
.lakarta,
Assalamu.'alaikum u,r.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk nrenjadi pembimbing I/ll
(rnaterTtekn
i s) penuIisanskripsi mahasiswa:
Nama
ChurinIn Nabila
NIM
I I I0013000003
Jurusan
Indonesia
danSastra
Bahasa
Pendidikan
Semester
VII (Tujuh)
Sliripsi
.luclul
PrinsipKe{a SamaGricedalarnHumorCekakak-Cekikik,lakarta
BahasaIndonesia,
Pernbelajaran
terhadap
karyaAbclulChaerserlaImplikasinya
pada tanggalil5 Oktobcr
oleh Jurusanyang bersangktttan
telah clisetujLri
,ludultelsebLrt
perubahan
redaksionalpada
melakukan
dapat
Saudara
terlampir.
2013 . abstr.aksi/oriline
judul tersebut,Apabila perubahansubstansialdianggap perlu, tnohon penrbirnr:ing
menghubungi.lurusanterlebihdahr.rlu.
Birnbingal skripsi ini diharapkarrselesaidalam waktu 6 (enam) bulan, clan dapat
diperpanjangselama6 (enam)bulanberikutnyatanpasuratperpanjangan.
Atas perhatiandan kerjasamaSaudara,karni ucapkanterimakasih.
Wassalamw'alaikuntwr,w b,
ra lndonesia
itriyahZA. IU.Pd
1 9 9 7 0230 0 1
Tembusan:
l. DekanF-ITI(
2. Mahasiswaybs.
BIOGRAFI PENULIS
Churin In Nabila, lahir di Lamongan, 12 April 1992 dari seorang
ibu yang bernama Mardliyah dan seorang abah bernama H. Munif, AR.
Menikmati masa pendidikan sejak Taman Kanak-Kanak lulus tahun
(1998), MI PPI Bintang Sembilan Babat Lamongan (2004), MTs dan MA
Pondok Pesantren At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro (2010). Pada
tahun 2010, dia berhasil lulus di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Selanjutnya, anak pertama dari empat bersaudara ini menikah dengan Khoirul Fatihin,
S.Pd.I pada tanggal 10 Juli 2010, dan baru dikaruniai seorang anak perempuan bernama Channa
Aulia Fatihiyah. Kini dia tinggal di Jl. Kp. Gunung No.60 Cipondoh Tangerang, mengabdikan
diri menjadi tenaga pengajar (guru Bahasa Indonesia) di Pondok Pesantren Modern Terpadu
Jabal Nur, sejak tahun 2010-sekarang. Selain mengajar pelajaran bahasa Indonesia, penulis juga
mengajar kitab salafiyah seperti Matan Jurumiah, Arbaur Rosail, Tuhfatul Athfal, dan lain
sebagainya.
Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, guru, dan juga mahasiswa, dia jalani dengan tekun
dan sabar. Berusaha membagi waktu agar semua tugasnya bisa berjalan dengan lancar, atas
dorongan semangat dan motivasi yang diberikan oleh suami beserta anaknya, kini bisa
menyelesaikan studinya guna menempuh sarjana pendidikan (S.Pd). Penulis mempunyai motto
bahwa Dunia bisa ditaklukkan dengan pendidikan, jadi belajarlah sepanjang hayat. Hal ini
merupakan motivasi kepada keluarga besarnya, bahwa seorang perempuan meskipun sudah
menjadi ibu rumah tangga akan tetap bisa meraih cita-citanya dengan menempuh pendidikan dan
mengamalkannya kepada orang lain.