OLEH :
NAMA ANGGOTA
NIM
Khairina Puspa A.
1302067
Naila Fauziah
1307342
Vina Oktapiani S.
1300649
Yanni Handayani
1306681
KELOMPOK 4
BAB I PENDAHULUAN
a. Judul buku
b.
c.
d.
e.
Penulis
Penerbit
Tahun publikasi
Jumlah halaman
: P J Fellows
: Woodhead Publishing Limited
: 2000
: 593 halaman
BAB II ISI
IRADIASI
Iradiasi merupakan salah satu metode pengawetan makanan dengan cara
penghancuran mikroorganisme atau penghambatan proses biokimia pada
makanan. Metode iradiasi ini memiliki keuntungan dan kekurangan pada saat
pelaksanaannya. Hingga akhir ini belum ada prosedur analitis yang memadai
untuk mendeteksi apakah makanan telah diiradiasi.
Dosis rata-rata maksimum iradiasi pada makanan yaitu 10 kGy, pada dosis
maksimal tersebut Tidak ada lagi bahaya toksikologi dan masalah gizi atau
masalah mikrobiologi pada makanan. Dosis ini kemudian ditetapkan menjadi
sebuah standar internasional untuk proses iradiasi. Pada beberapa negara, iradiasi
diperbolehkan, namun dengan syarat adanya pelabelan.
Reaksi radiolysis menyebabkan hancurnya jenis-jenis mikroorganisme,
serangga dan parasit selama iradiasi makanan. Radiolysis merupakan hasil
perubahan pada bahan material yang diiradiasi. Makanan yang memiliki
kandungan kelembaban air tinggi mudah terionisasi oleh radiasi. Karena
menghasilkan bahan-bahan radikal yang mampu menghancurkan sel-sel bakteri.
Komponen yang larut dalam lemak dan asam lemak esensial itu hilang
selama iradiasi dan beberapa makanan (misalnya produk susu) tidak cocok untuk
iradiasi karena dapat menyebabkan bau tengik.
Peralatan Iradiasi terdiri dari sumber isotop berenergi tinggi untuk
memproduksi sinar , atau sumber mesin untuk menghasilkan berkas elektron
energi tinggi. Dalam operasinya sumber isotop dinaikkan, dan makanan kemasan
dimuat ke konveyor otomatis dan diangkut pada lintasan yang melingkar dalam
proses radiasi. Hal ini menyebabkan proses radiasi yang dipancarkan menjadi
maksimal dan memastikan dosis seragam. Peralatan untuk penanganan relatif
sederhana. Namun, sumber mesin dalam proses radiasi mahal dan relatif tidak
efisien.
Pengukuran dosis radiasi
Dosismeter berasal dari beberapa bahan, termasuk kaca film, perspex dan
kaca kobalt. Polyvinylchloride (PVC) merupakan dosismeter yang dipenuhi oleh
pewarna. Hidrogen klorida berasal dari irradiasi PVC dan menghasilkan
perubahan secara kualitatif atau kuantitatif terhadap warna dosismeter yang
berguna sebagai petunjuk dosis yang diterima.
Distribusi dosis
Penetrasi radiasi-
energi
yang
dikeluarkannya.
Dosis
distribusi
dapat
dikontrol
dengan
menyesuaikan ketebalan produk yang dikemas dan irradisi yang sedang dilakukan
dari kedua belah pihak.
Efek pada mikroorganisme
Ion-ion reaktif yang diproduksi dari proses iradiasi makanan dapat
menghancurkan mikroorganisme, dengan cara mengubah struktur membran sel
dan mempengaruhi aktivitas enzim metabolisme.
Aplikasi
Dosis yang diberikan untuk makanan tergantung pada resistansi organisme
yang ada dan penanganan objektif. Dosis maksimum yang direkomendasikan
untuk makanan adalah 15 kGy, dengan rata-rata yang tidak melebihi 10 kGy
Patogen
A.hydrophilia
C. jejuni
Escherichia coli
L. monocytogenes
Salmonella sp.
Staphlococcus aureus
Yersinia enterocolitica
Clostridium botulinum
Nilai (kGy)
0,14-0,19
0,18
0,24
0,45
0,38-0,77
0,36
0,11
3,56
Iradiasi Suhu ( C )
2
2-4
2-4
2-4
2
0
25
-30
Menangguhkan Media
Daging Sapi
Daging Sapi
Daging Sapi
Daging Ayam
Daging Ayam
DagingAyam
Daging Sapi
Daging Ayam
60
Co dan
137
membran sel atau penentuan rasio hidup : bakteri mati. Sejauh ini metode-metode
selanjutnya telah divalidasi atau cenderung terbukti berguna.
Metode Fisik
Spektroskopi resonansi putaran elektron
Spektroskopi resonansi putaran elektron (ESR) mendeteksi radikal bebas
yang dihasilkan oleh iradiasi, yang stabil dalam komponen padat atau kering pada
makanan (misalnya tulang).
Thermoluminescence
Thermoluminescence (TL) didasarkan pada emisi cahaya, ketika energi
yang terjebak dalam kisi kristal selama iradiasi dilepaskan dengan memanaskan
makanan. Metode ini diterapkan secara luas dan memberikan penetuan yang tegas
bahwa makanan telah diiradiasi, tetapi memiliki sejumlah kelemahan. Sebuah
adaptasi terbaru dari metode ini yaitu photostimulated luminescence (PSL) di
mana cahaya inframerah yang bergetar digunakan sebagai pengganti panas untuk
melepaskan energi yang tersimpan. Metode-metode lainnya yang mendeteksi
perubahan fisika adalah pengukuran impedansi listrik, perubahan viskositas,
potensial listrik, resonansi magnetik nuklir dan spektroskopi inframerah jarak
dekat.
Metode Kimia
Salah satu metode yang telah dikembangkan adalah analisis hidrokarbon
radiolytic yang dihasilkan dari lemak menggunakan kromatografi gas (GC).
Meskipun produk yang dibentuk dalam proses pengolahan makanan jenis lain,
metode ini memiliki pola distribusi iradiasi yang khas. Penggunaan kromatografi
cair yang digabungkan dengan GC meningkatkan sensitivitas metode ini.
2 alkylcyclobutanones
2 - alkylcyclobutanones (2-CB) adalah produk radiolytic yang terbentuk
dari asam lemak, tetapi tidak ditemukan sebagai hasil dari proses degradatif
lainnya. Metode pendeteksian dengan menggunakan Kromatografi gas (GC).
Metode lain yang juga dapat digunakan untuk mendeteksi 2-CB meliputi
kromatografi lapis tipis (TLC), kromatografi cair tekanan tinggi ( HPLC ) dan
ekstraksi fluida superkritis / TLC.
Metode Biologi
Uji Limulus Amoebocyte Lysate berhubungan dengan penghitungan
bakteri Gram negatif (LAL/GNB), digunakan untuk memperkirakan penurunan
kelangsungan hidup mikroorganisme dari makanan setelah iradiasi, dengan
mengukur jumlah mikroorganisme yang mati dan yang hidup. Metode ini
digunakan untuk berbagai macam makanan yang teriradiasi, terutama untuk
mendeteksi iradiasi pada daging unggas.
Contoh makanan
Sterilisasi
7-10
hingga 50
Penyimpanan daging
dalam jangka panjang
(di luar dosis yang
diijinkan)
Sterilisasi dari
bahan kemasan
Penghancuran
mikroorganisme
patogen.
10-25
Wine
2,5-10
Rempah-rempah,
unggas yang
didinginkan,
daging, udang
Pengendalian jamur
2-5
Perpanjangan waktu
hidup dengan
2-5
Penyimpanan buah
segar dalam jangka
waktu panjang
Buah lunak, ikan segar
Negara-negara yang
melakukan
pengoloahan secara
komersial
Belgium, Canada,
Croatia,
Czech Republic,
Denmark,
Finland, Israel, Korea,
Mexico, South Africa,
USA,
Vietnam
Hongaria
Belgia, Kanada,
Kroasia,
Republik Ceko,
Denmark,
Finlandia, Perancis,
Iran,
Belanda, Afrika
Selatan,
Thailand, Vietnam
China, Afrika Selatan,
Amerika Serika
China, Perancis,
Belanda,
pendinginan dari 5
hari sampai 1 bulan
Inaktivasi /
penanganan
parasit
Disinfestasi
Penghambatan
pertumbuhan
0,1-6
Babi
0,1-2
buah, biji-bijian,
tepung,
biji kakao, makanan
kering
Kentang, bawang
putih, bawang bombay
0,1-0,2
Afrika Selatan,
Amerika Serikat
-
Argentina, Brazil,
Chile,
Cina
Algeria, Bangladesh,
Cina, Kuba
(radikal
bebas).
Produk
ini
kemudian
selanjutnya
bereaksi
makanan. Komponen yang larut dalam lemak dan asam lemak esensial itu
hilang selama iradiasi dan beberapa makanan (misalnya produk susu) tidak
cocok untuk iradiasi karena dapat menyebabkan bau tengik.
Masa simpan dari makanan ditentukan oleh dosis yang dibutuhkan dan output
daya yang dihasilkan dari sumber. Sumber isotop tidak bisa dimatikan karena
Proses
Pendinginan
Pembekuan dan simpan selama 3-5 minggu
Pengalengan
Irradiasi dan didinginkan
Untuk makanan yang sensitive terhadap radiasi, seperti ayam, harus diberikan
dosis serendah mungkin dan tidak lebih dari 1,5. Makanan lain seperti
bawang, bisa mentolerir rasio sekitar 3, tanpa adanya perubahan. Dosis
distribusi dapat dikontrol dengan menyesuaikan ketebalan produk yang
dikemas dan irradisi yang sedang dilakukan dari kedua belah pihak. Energi
elektron yang tinggi memiliki penetrasi yang lebih rendah daripada sinar
dan tidak cocok untuk makanan dalam jumlah besar. Pemilihan sumber
inactivated pada dosis 0,25 kGy dan Trichella spiralis pada dosis 0,3 kGy.
Pada sterilisai dosis tinggi juga akan membuat produk seperti daging tidak
dapat diterima. Ada pengecualian pada proses sterilisasi herbal dan rempahrempah yang sering terkontaminasi oleh spora tahan panas. Pada produk ini
dapat disterilkan menggunakan dosis 8-10 kGy, yang dapat mengurangi
jumlah mikroba sehingga dapat diterima tanpa kehilangan kandungan volatile
tidak
makanan yang mengandung kristal selulosa dan memiliki kadar air rendah
(misalnya kacang-kacangan dan paprika). Ini adalah sebuah metode spesifik
yang bersifat tidak merusak, cepat dan relatif sederhana, meskipun biaya yang
(bahan silikat) pada rempah-rempah, mineral dari dasar laut dalam usus
kerang, atau mineral dalam buah-buahan dan sayuran. Mineral terisolasi dari
makanan dan ketika mereka dipanaskan dengan cara yang terkontrol, energi
yang tersimpan dilepaskan sebagai cahaya dan diukur dengan penghitung
foton yang sensitif.
Kelemahan metode ini yaitu: sulit dilakukan karena bahan yang
disiapkan mengandung jumlah mineral yang sedikit (beberapa mg) dan bebas
dari bahan organik; prosedur yang ketat diperlukan untuk mencegah
kontaminasi oleh debu di laboratorium; analisis TL mahal; dan diperlukan
sumber radiasi untuk mestandarisasi metode ini.
Metode PSL tidak memerlukan isolasi mineral dan sampel makanan
dalam jumlah sedikit dapat digunakan secara langsung untuk mendapatkan
hasil dalam waktu beberapa menit. Metode ini juga lebih efisien daripada TL
dalam mendeteksi komponen iradiasi dalam campuran bahan dan dapat
dikembangkan menjadi sebuah 'spot - test' untuk iradiasi.
iradiasi.
Uji Limulus Amoebocyte Lysate, metode ini dan Direct Epifluorescent Filter
Technique (DEFT /APC) memberikan informasi tentang jumlah bakteri yang
hancur akibat iradiasi. Jika hasil Count DEFT melebihi APC dengan kisaran
104 atau lebih, ini menunjukkan bahwa makanan telah teriradiasi. Metode ini
juga menidikasikan tentang kebersihan sebelum dan sesudah iradiasi, dan
dengan demikian membantu dalam menegakkan Good Manufacturing
Practice. Metode ini digunakan untuk berbagai macam makanan yang
teriradiasi, terutama untuk mendeteksi iradiasi pada daging unggas. Metode
terakhir mungkin penggunaannya terbatas jika kontaminasi awal yang terjadi
rendah atau jika tingkat dosis yang digunakan rendah.
Metode deteksi lainnya yang sedang dikembangkan yaitu termasuk
elektroforesis kapiler gel untuk mendeteksi daging yang teriradiasi dan bahan
tanaman. Berikut protein-protein dan peptida-peptida yang dipisahkan
berdasrakan ukurannya dan ini digunakan untuk mendeteksi perubahan dalam
putih telur yang disebabkan oleh iradiasi.
1. Bab dari buku mengenai iradiasi ini merupakan salah satu proses
pengolahan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan masa simpan
makanan karena proses ini membunuh mikroorganisme pada makanan.
2. Bahasan iradiasi ini dipaparkan secara rinci dan sistematis namun masih
terdapat kata-kata yang sulit dipahami oleh pembaca.
3. Bahasan mengenai iradiasi ini bersifat ilmiah dan metode iradiasi sendiri
merupakan salah satu kemajuan teknologi di bidang pengolahan pangan
yang bisa diaplikasikan pada produk makanan.