Catatan Anestesiku
Catatan Anestesiku
Disusun oleh:
Mohamad Fikih
KATA PENGANTAR
1 Mohamad FIKIH FK UPN JAKARTA/RSMS MARGONO
CATATAN ANESTHESIOLOGI 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayahNYA sehingga kami dapat menyelesaikan catatan anestesi. Catatan ini merupakan
sarana untuk membantu dalam pembelajaran SMF anestesi RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ahmad khailani, Apriyanto, Rifqi,
Dwisetyo Arilaksono, Hafis, Budi santoso, Teguh setiawan, Ruth danindia, Femi dwi
muthasani, yudha savestila, Ricky, Adhimas, irma NACL dan Intan RL. Terima kasih
tidak lupa kami sampaikan kepada seluruh sejawat dokter muda di SMF anestesi
yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyusunan presentasi kasus ini dan
pada pihak lain yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa catatan anestesi ini masih banyak perlu untuk dikaji
kembali, namun kami berharap semoga catatan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Purwokerto,
Penulis
CATATAN ANESTHESIOLOGI 3
Emergency GA
STATICS
S
Induksi
-
spuit 10 cc
Propofol (1 cc = 10 mg) spuit 10 cc
Ketalar (1 cc = 10 mg) spuit 10 cc ; diberikan jika hipotensi
Midazolam (1 cc = 1mg) spuit 5 cc
CATATAN ANESTHESIOLOGI 4
Musce Relaxan
-
Ketorolac 30 mg
Tramadol 100 mg
Novalgin/antrain (metamizol)
Obat emergency
-
CATATAN ANESTHESIOLOGI 5
4. SPASME LARING
5. HIPOTERMI BERAT PADA ANAK HIPOKSIA
URUTAN ANESTESI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Persiapan
Premedikasi
Induksi
Maintenance Monitoring
Terminasi (menutup gas-gas anestesi)
Ke RR (ruang pemulihan) tetep harus monitoring
GCS
EYE
1. Tidak dpt membuka mata
2. Membuka mata bila
dirangsang
3. Membuka mata atas
perintah
4. Buka mata spontan
Motorik
1. Tidak ada gerakan
2. Ekstensi bila
dirangsang
3. Fleksi abnormal
4. Menarik/fleksi
5. Melokalisasi nyeri
6. Mengikuti perintah
Verbal
1. Tidak ada suara
2. Suara tak jelas
3. Bicara kacau
4. Bingung
5. Orientasi baik
ANEMIA
Dengan adanya proses perkembangan, anemia fisiologis umumnya tidak
memerlukan pengobatan selain makanan yang mengandung zat utama untuk
entropoesis normal, terutama asam folat, besi dan B12 serta vitamin E.
Bayi prematur yang mendapat makanan yang baik dan tumbuh kembang secara
normal jarang membutuhkan transfusi, kadang-kadang diperlukan transfusi packed
eritosit pada kadar hemoglobin rendah (< 6 g%/dL) atau kondisi medis yang sulit.
CATATAN ANESTHESIOLOGI 6
Pada keadaan demikian, perlu diberikan darah untuk meningkatkan hemoglobin
hingga 9 g%/dL.
Rumus transfusi :
Untuk darah lengkap (WB)
V=
1. Pre OPERASI
CATATAN ANESTHESIOLOGI 7
Untuk menjaga kebugaran penderita yang akan dioperasi haruslah
dilakukan
terlebih
dahulu. Anamnesis
pemeriksaan
darah
tepi
lengkap
adalah
dapat
CATATAN ANESTHESIOLOGI 8
ASA 1 : Pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan operasi
ASA 2 : Pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik
karena penyakit bedah maupun penyakit lain. Contohnya:
pasien batu ureter dengan hipertensi sedang terkontrol, atau
pasien appendisitis akut dengan lekositosis dan febris.
ASA 3 : Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang
diakibatkan karena berbagai penyebab. Contohnya: pasien
appendicitis perforasi dengan septisemia, atau pasien ileus
obstrkstif dengan iskemia miokardium
ASA 4 : Pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung
mengancam kehidupannya. Contohnya: Pasien dengan syok
atau dekompensasi kordis.
ASA 5 : Pasien tak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun di
operasi atau tidak. Contohnya: pasien tua dengan perdarahan
basis kranii dan syok hemorragik karena rupture hepatic.
Klasifikasi ASA juga dipakai pada pembedahan darurat dengan
mencantumkan tanda darurat ( E = EMERGENCY ), misalnya ASA
IE atau IIE.
CATATAN ANESTHESIOLOGI 9
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Hasil LAB Hb (bila Hb < 10 tanyain sedia darah atau tidak), Ht, Leu, Tromb, LED,
APTT, PT, (Na, K, Cl, Ca jika ada gangguan elektrolit beri NACL dan Oksigen
terus minta cek lab ulang elektrolit terbaru), ureum darah, kreatinin darah
(jika kenaikan>5X dari Normal sudah termasuk ASA III).
Ada foto thorak atau foto abdomen (Tulis hasil pembacaan kesan dari Radiologi)
Kesimpulan
ASA I
NB:
Bila
sito
tanyakan
makan-minum terakhir
Inform consent
Berikan
kepada keluarga (apalagi ASA I), galih
terus riwayat penyakit ASMA jangan sampai kecolongan ternyata ada riwayat
ASMA atau alergi.
Bila tensi darah tinggi misal 190/100 mmHg konsulkan ke konsulen beri
diazepam jam 22.00 dan jam 06.00 (perawat yang melakukan) (lihat table
dosis diazepam).
CATATAN ANESTHESIOLOGI 10
5. Pasien perlu perawatan yang rumit. Ex.pasien IGD karena kecelakaan
6. Post bedah mayor dan High risk OP pada hipertensi/stroke
Dewasa
Pediatrik
Neonatus
Maintenance (M)
2xkgBB/jam
Pengganti Puasa
(PP)
Stress Operasi (SO)
6xM
10kg I : 4cc/kg
10kg II: 2cc/kg
10kg III: 1cc/kg
4xM
10kg I : 4cc/kg
10kg II: 2cc/kg
10kg III: 1cc/kg
4xM
Ringan 2cc/kgBB
Sedang 4cc/kgBB
Berat 6cc/kgBB
80 x BB
Ringan 2cc/kgBB
Sedang 4cc/kgBB
Berat 6cc/kgBB
90 x BB
Ht x EBV x 3
(Ht pasien 30)
Ht x EBV x 3
(Ht pasien 30)
Ringan 4cc/kgBB
Sedang 6cc/kgBB
Berat 8cc/kgBB
Pria 70 x BB
Wanita 65 x BB
20 % EBV
EBV
ABL
Kebutuhan cairan
Jam
Jam
Jam
Jam
I
II
III
IV
= PP +M + SO
= PP + M + SO
= Jam II
= m + SO
Pria
60
40
Wanita
50
30
Bayi
75
48
Neonatus
90
30
Manula
45
25
20
4
16
20
4
16
29
4
25
60
20
5
15
-intersisial
2.PREMEDIKASI
Tujuan Premedikasi
CATATAN ANESTHESIOLOGI 11
1. Memberikan rasa nyaman kepada pasien: menghilangkan rasa kwatir,
memberikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesia dan
mencegah muntah
2. Memudahkan atau memperlancar induksi
3. Mengurangi dosis obat anestesi
4. Menekan reflex yang tidak diharapkan
5. Mengurangi sekresi: saluran nafas, saliva
6. Mengurangi resiko aspirasi
7. Merupakan salah satu tehnik anestesi
Obat premedikasi
Gol.Anticholinergic
Gol.Hipnotic
-sedatif
Atropin (SA)
Barbiturat
Scopolamin
(Phenobarbita
Glycopyrolate
l)
Benzodiazepn
(Diazepam,
midazolam)
Sulfat Atropine
Midazolam:
Premed: 0,01 mgKG i.m 0,05 0,2
Reverse:0,02 mg/kg iv
mg/kg
i.m
sebelum neostigmin.
premed
Intoksikasi pestisida:10,20,4
2mg
mg/kg
i.v
Tujuannya:
induksi
-Mengurangi
sekresi 0,03-0,2
saliva
mg/kg/jam
-Melindungi muscarinic
efect
dari
obat
cholinergic
yang
digunakan pada reverse
non
depolarizing
muscle relaxant
-Mengatasinya
bradicardia pada high
spinal block
-Cycloplegia
Gol.Analgeticnarcotic
Morphine
Phetidin 1/6-1/10
morphine
(1 ampul = 2ml =
100mg)
Gol.antihist
amin
Phenothiazin
e
Chlorpromazi
ne:largactil
Premed:25-100mg
Analgesia pasca
operasi: 50-100 mg
i.m/p.o
Mengurangi tachypnea
selama operasi: 1020mg i.v
Dewasa: 1mg/kgBB
Gol. neuroleptic
Droperidol
Dehydrobenzoperidol
Hindari narkotik karena dapat menyebabkan peningkatan PaCO 2 akibat
efek depresi nafas dan menimbulkan mual-muntah yang keduanya akan
meningkatkan tekanan intracranial. Premedikasi sebaiknya dengan
11 Mohamad FIKIH FK UPN JAKARTA/RSMS MARGONO
CATATAN ANESTHESIOLOGI 12
diazepam (0,1-0,2 mg/kgBB peroral), lorazepam, atau midazolam (0,5-0,1
mg/kgBB im). Pada anak-anak dapat diberikan midazolam 0,5-0,75
mg/kgBB peroral, yang diberikan 30menit sampai 1jam sebelum induksi
anestesi.
Table.benzodiazepin
Obat
Midazolam
Diazepam
Lorazepam
Triazolam
Chlordiazepoxid
e
Flurazepam
Oxazepam
Prazepam
Temazepam
Alprazolam
Induks
i
++
+
-
Night
Hypnotic
+++
++
+++
++
-
Tabel.Penggunaan klinis
Obat
Midazolam
1
ampul:
5mg
Dosis
0,05 0,2 mg/kg i.m
premed
0,20,4 mg/kg i.v induksi
0,03-0,2 mg/kg/jam
Diazepam
Komentar
Shortest duration
20 menit of hypnosis after
induction
KI: SC dan inpartu
Cepat
melewati
barrier
placenta
Postoperatives sedation may
last for several hours
Dapat
menyebabakan
mengantuk, dpt mengontrol
kejang, mengurangi rasa
takut dan cemas, tidak
menyebabkan mual-muntah.
Menimbulkan
amnesia
anterograde dengan durasi
10menit
setelah
penyuntikan
i.v,
tidak
meningkatkan LCS
ATROPIN
Pemberian Atropin sebagai pencegah BRADIKARDi lebih efektif bila
diberikan segera sebelum diperlukan tindakan antisipasi secara intravena.
12 Mohamad FIKIH FK UPN JAKARTA/RSMS MARGONO
CATATAN ANESTHESIOLOGI 13
Vagal respons pada anak lebih aktif, sehingga sebaiknya atropine
diberikan segera sebelum induksi anestesi.
3.INDUKSI
Berikan oksigen 100% terlebih dahulu, lalu fentanil (Narkotik analgetik
terpilih untuk bedah saraf) dengan dosis 1-3 g/kgBB pelan-pelan dalam
waktu satu menit, jangan sampai pasien batuk. Berikan 1/10 dosis
pelumpuh otot non depolarizing yang akan dipakai, lalu berikan pentotal
5mg/kgBB (tidak ada riwayat ASMA!!!): setelah reflex bulu mata negative
(pengecualian yang sudah koma/GCS<9), dicoba untuk diventilasi, bila
bisa ventilasi berikan sisa pelumpuh otot (dapat diberikan vecuronium
0,15 mg/kgBB atau rocuronium 0,6 mg/kgBB atau atracurium 0,5
mg/kgBB) lalu diventilasi dengan O2 100%. Bisa diventilasi dengan O2sevofluran atau O2-isofluran dengan dosis <1,5 MAC. Berikan lidokain 11,5 mg/kgBB intravena 3 menit sebelum laringoskopi-intubasi. Pentotal
ulangan (setengah dosis awal) dapat diberikan 30 detik sebelum
laringoskopi-intubasi. Tindakan ini semua untuk menghindari lonjakan
tekanan darah akibat laringoskopi dan intubasi. Selama induksi tekanan
darah terus menerus dipantau.
Tabel Kriteria Intubasi
GCS < 8
Pernafasan ireguler
Frekuensi nafas < 10 atau > 40
per menit
Volume tidal < 3,5 ml/kBB
Vital capacity < 15 ml/kgBB
PaO2 < 70 mmHg
PaCO2 > 50 mmHg
Succynilcholine memberikan kondisi intubasi yang baik, akan tetapi,
kerugiannya adalah meningkatkan tekanan intracranial walaupun hanya
selintas, kita tidak punya waktu untuk melakukan hiperventilasi yang
berguna untuk menurunkan tekanan intracranial, ada kemungkinan
straining saat pertama kali mencoba ventilasi, serta pada dosis besar ada
kemungkinan terjadi penurunan tekanan darah. Succynilcholin dapat
dipakai untuk intubasi pasien dengan cedera kepala berat di emergenci
dengan sebelumnya diberikan lidokain 1-1,5mg/kgBB intravena.
13 Mohamad FIKIH FK UPN JAKARTA/RSMS MARGONO
CATATAN ANESTHESIOLOGI 14
Obat-obat INDUKSI
1. Pentotal (KI=ASMA boss),(1 vial = 0,5 gram), diencerkan 20cc
aquabidest 1cc = 25mg
2. Propofol (putih susu), ambil 10cc dengan spuit 10cc, 1cc = 10mg
3. Ketalar/ketamin (KI=DM boss),(1 cc = 10mg)ambil spuit 10cc,
diberikan jika hipotensi
4. Midazolam (1 ampul = 5 mg) (sedasi),(1cc = 1mg) spiut 5cc
5. Fentanil (analgetik) (1 ampul = 100g (2ml)1cc=50 g
NB:
LARING KI:ASMA
Propofol menurunkan aliran darah otak (sebanyak 30%), CMRO (30%) dan
tekanan intracranial, tetapi tekanan perfusi otak juga menurun disebabkan
Non depolarisasi
Depolarisasi
atau tetanik
Dapat
diantagonis
antikolinesterase.
Contoh
non
Fasikulasi otot
Berpotensi dengan antikolinesterase
Kelumpuhan
berkurang
dengan
pemberian
otot
non
yg
bertahap
oleh
depolarisasi:
obat
pd
pelumpuh
perangsangan
maupun tetanik
Belum dapat diatasi
spesifik.
Contoh: Succynilcholin
tunggal
dengan
obat
CATATAN ANESTHESIOLOGI 15
endotracheal
tube
disesuaikan
dengan
umur
pasien
untuk
CATATAN ANESTHESIOLOGI 16
Biasanya
dikombinasikan
dengan
halothane,
ether,
obat-obat
relaksasi
2. Cyclopropane
o
Ether
o
Mudah terbakar
Halothane
o
CATATAN ANESTHESIOLOGI 17
Contoh
GA elektif diagnosa
SOL
tindakan
Kranotomi
: An.G
Umur
: 11 bulan
Jenis kelamin
: Laki laki
BB
: 12,5 kilogram
Premedikasi anestesi
Induksi
Relaksasi
Teknik anestesi
Posisi
: Supine
Infus
Status fisik
batuk)
CATATAN ANESTHESIOLOGI 18
Induksi mulai
: 09.05 WIB
Operasi mulai
: 09.20 WIB
Operasi selesai
: 10.30 WIB
: 12,5 Kg
: 1 jam 10 menit
Pasien puasa
: 4 jam
Terapi cairan
Maintenance = 10 kg I
= 4 cc/KgBB/jam
= 4 cc x 10 Kg/jam = 40 cc/jam
= 10 kg II
Pengganti puasa
= puasa x maintenance
= 4 jam x 45 cc/jam
= 180 cc
Stress operasi
= 4 cc/KgBB/jam
= 4 cc x 12,5 Kg/jam
= 50 cc/jam
EBV
= 80 cc/KgBB
= 80 cc x 12,5
= 1000 cc
ABL
= Ht x EBV x 3
100
= (37-30) x 1000 x 3
100
CATATAN ANESTHESIOLOGI 19
= 210 cc
Jadwal pemberian cairan (lama operasi 1 jam)
Jam I
= PP + SO + M
= 90 + 50 + 45
= 185cc
Jam II
= PP + SO + M
= 45 + 50 + 45
= 140cc
Jam III
= PP + SO + M
= 45 + 50 + 45
= 140cc
Jam IV
= M + SO
= 45 + 50
= 95cc
= x 500 = 250 cc
= 250 cc
: 50 cc dalam 1 jam
Perdarahan
- Tabung Suction
- Kassa
: 50 cc
: 20 cc
CATATAN ANESTHESIOLOGI 20
CATATAN ANESTHESIOLOGI 21
Sebelum dilakukan pembedahan, maka ahli anestesi harus melakukan pemeriksaan
agar pada saat pembedahan komplikasi yang terjadi lebih kecil. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan
memberikan kesimpulan terhadap pemeriksaan yan telah dilakukan.
CATATAN ANESTHESIOLOGI 22
CATATAN ANESTHESIOLOGI 23
merupakan
turunan
para-aminofenol
mempunyai
kemampuan
melalui
penghambatannya
terhadap
siklooksigenase
dan
CATATAN ANESTHESIOLOGI 24
medula, daerah periaquaductal di otak dan disubstansia gelatinosa medula spinalis.
Beberapa sub tipe reseptor opioid dipercaya menghasilkan berbagai variasi efek
dari opioid. Reseptor Mu yang diaktifkan oleh morfin menghasilkan efek analgesik,
miosis, dan depresi pernapasan.
Efek
samping
penggunaan
opioid
di
antaranya
depresi
pernapasan,
efek
Drug name
Ketorolac
Forms
available
Tablet, injection
Daily dose
range
Half life
(h)
10- 30mg
Diclofenac
75- 150mg
1-2
Naproxen
5001000mg
14
Piroxicam
10- 30mg
35+
Ibuprofen
Tablet, syrup
6001200mg
1-2
CATATAN ANESTHESIOLOGI 25
Indomethacin
Capsule, suspension,
suppository
50- 200mg
Tablet, capsule
1500mg
Mefenamicacid
pasien
menjadi
rawat
inap
yang
tidak
direncanakan.
Premedikasi
Induksi
Lain-lain
Ondansetron
buvanest
GA (Tiva)
Diazepam
Ketalar 50mg
MATA (GA)
Fentanil
Midazolam
Propofol
Roculax
LAMNECTOMI (GA)
Fentanil
Propofol
Roculax
Hernia (Spinal)
Midazolam
buvanest
CATATAN ANESTHESIOLOGI 26
1. Gambaran cardiac arrest pada EKG?
Jawab : Adanya gambaran fibrilasi ventrikel, asystole ventrikel dan disosiasi
elektromekanikal (DEM)/ gambaran bizarre
2. Obat-obat yang digunakan pada RJP?
Jawab : Esensial : Adrenalin (epinefrin), na bicarbonate, ca glukonat, lidokain
(silocain)
Non esensial: kalium, dopamine, dobutamin, cairan infuse, atropin
3. Kapan RJP dimulai dan diakhiri?
Jawab : RJP dimulai : bila ada tanda-tanda hipoksia seperti takipneu,
bradikardi, hipotensi. RJP diakhiri : bila telah timbul kembali sirkulasi dan
ventilasi spontan yang efektif, dalam -1 jam tidak perbaikan, adanya tandatanda mati batang otak, penolong kelelahan, sudah datang bantuan dari tim
medis yang lebih ahli.
4. Bagaimana diagnosa mati batang otak/brain death/MBO?
Jawab : Tidak ada respon terhadap reflex motorik, tidak ada gerak spontan,
tidak ada ventilasi spontan (henti nafas), dilatasi pupil (refleks pupil negatif),
refleks corneal negatif, refleks oculocephalik negatif, refleks oculovestibulator
negatif, tidak ada respon takikardi pada pemberian SA 0,6-1 mg.
5. Komplikasi RJP?
Jawab : Fraktur servikal, fraktur costae, fraktur sternum, hematothoraks,
pneumothorak, laserasi hati dan limpa, distensi lambung sehingga terjadi
aspirasi dan regurgitasi, contusio paru, perlukaan pada bibir
6. Bagaimana konkritnya resusitasi otak?
Jawab : Posisi pasien supine, head up ( semi vouler 10-20 ), hiperventilasi,
hipometabolisme, hipotermi, hiperosmolar, no pain, no vomit, no cough, no
takikardi, no hipertensi, nutrisi, relaksasi total, no hipoglikemi, pengendalian
sirkulasi.
7. Apa yang dimaksud dengan Human Mentation?
Jawab : Tindakan resusitasi lanjut otak dan sistem saraf untuk mencegah
terjadinya kelainan neurologis yang menetap. Selain itu juga digunakan
untuk menentukan terjadinya kerusakan otak dan resusitasi serebral.
8. Apa yang dimaksud dengan Gauging?
Jawab : Memonitor dan mengevaluasi RJP, pemeriksaan dan penentuan
penyebab dasar serta penilaian dapat tidaknya pasien diselamatkan dan
apakah usaha pertolongan perlu dilanjutkan atau tidak.
9. Jelaskan perbedaan cardiac arrest pada hipokalemia dan hiperkalemia ?
Jawab : Pada Hipokalemi cardiac arrest terjadi karena fibrilasi ventrikel,
sedangkan pada hiperkalemi cardiac arrest terjadi karena asystole
CATATAN ANESTHESIOLOGI 27
10.Triple airway manuver ?
Jawab : ekstensi kepala (head tilt), chin lift (angkat dagu), jaw thrust (buka
mulut)
11.Bagaimana test fluid ?
Jawab : tes fluid adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah
seseorang dehidrasi atau tidak. Dengan cara : guyur cairan 250 ml selama 10
menit kemudian ukur tekanan darah, jika ada perbaikan pasien mengalami
keadaan hipovolemik
12.Apa perbedaan dehidrasi hipotonik, isotonic dan hipertonik ?
Jawab :
Gejala
Rasa haus
Berat badan
Turgor kulit
Kulit/selaput lendir
Hipotonik
Menurun sekali
Menurun sekali
Basah
Isotonik
+
Menurun
Menurun
Kering
Gejala SSP
Sirkulasi
Apatis
Jelek sekali
Koma
Jelek
Nadi
Sangat lemah
Tekanan darah
Sangat rendah
Cepat
lemah
Rendah
Hipertonik
+
Menurun
Tidak jelas
Kering sekali
Iritabel, kejang
Relatif
masih
baik
& Cepat & keras
Rendah
CATATAN ANESTHESIOLOGI 28
Jawab : Merupakan koloid isoonkotik(menghasilkan tekanan onkotik dalam
intravaskuler) sehingga memberikan ekspansi volume sama dengan yang
diinfuskan.(contoh : Kristaloid RL, Asering, NaCl 0,9 %. Koloid Dextran,
HAES, Gelatin, plasma albumin, darah)
17.Jelaskan tentang plasma ekspander dan contoh-contohnya!
Jawab : Merupakan koloid hiperonkotik dimana tekanan onkotiknya lebih
besar dari pada plasma sehingga akan menarik cairan kedalam intravena,
dapat terjadi ekspansi volume plasma yang lebih besar dari volume yang
diinfuskan.(Contoh : Kristaloid NaCl hipertonik 3%, 5%, 6%. Koloid haes
10%)
18.Bagaimana cara kerja cairan hiperosmolar ?
Jawab : Menarik air dari interstitial ke intravaskular. Digunakakn untuk terapi
dehidrasi dan udem. Penggunaan dalam waktu yang lama dapat
meningkatkan beban jantung sehingga terjadi decom cordis.
19.Jelaskan manfaat efedrin pada terapi cairan!
Jawab : Efedrin mempengaruhi kontraktilitas jantung, heart rate,resistensi
perifer. Setelah pemberian cairan yang cukup efedrin diberikan untuk
kontraksi miocard sehingga peningkatan SV & CO akibatnya terjadi tekanan
darah meningkat
20.Apa yang terjadi bila orang/ pasien dipuasakan lebih dari 3 hari hanya
dengan infus RL 30 tetes?
Jawab : Pasien dapat kekurangan gizi, karena karbohidrat (-), protein (-),
kalori(-)
21.Indikasi rawat ICU ?
Jawab : pasien yang perlu bantuan hidup intensif, pasien perlu terapi intensif,
pasien perlu monitoring intensif, pasien perlu perawatan yang rumit, pasien
pasca bedah mayor, pasien dengan resiko tinggi.
22.Jelaskan tentang bantuan hidup intensif ?
Jawab : bantuan hidup intensif yaitu pasien yang butuh bantuan hidup lanjut,
misalnya pasien dengan depresi nafas, pasien dengan TIK yang meningkat
sehingga perlu resusitasi otak, paru, jantung, metabolisme.
23.Jelaskan tentang coctail analgetik (PCA)!
Jawab : analgetik yang terdiri atas ketorolac dan pethidin dimasukkan dalam
larutan KaEn 3B. Dimana merupakan kombinasi analgetik untuk daerah
sentral( penthidin / fenthanyl ) dan perifer( ketorolac)dan pemberiannya
secara searing pump.
24.Jelaskan tentang heavy nursing !
Jawab : heavy nursing adalah perawatan rumit untuk pasien-pasien yang
menggunakan peralatan yang banyak, seperti monitoring, radiologi, alat-alat
28 Mohamad FIKIH FK UPN JAKARTA/RSMS MARGONO
CATATAN ANESTHESIOLOGI 29
terapi respirasi, alat terapi kardiologi, terapi dialisis, peralatan laboratorium
rutin.
25.Kenapa ICU penting untuk pasca RJP?
Jawab : karena untuk mempertahankan fungsi organ/ sistem organ agar tidak
membuuk sehingga pasien perlu bantuan hidup intensif, terapi intensif,
monitoring intensif, dan heavy nursing.
26.Apa beda transfusi dengan darah segar, darah baru dan darah simpan ?
Jawab : Darah segar
: darah yang baru diambil 3-4 jam atau < 48 jam
Darah baru : darah yang baru diambil 3-4 hari atau < 6 hari
Darah simpan
4200 cc
CATATAN ANESTHESIOLOGI 30
34.Apa yang dimaksud dengan obat anestesi lokal yang hipobarik, isobarik,
hiperbarik dan berikan contohnya?
Jawab : Hiperbarik : BJ > 1,007 (Bupivakain), Isobarik : BJ = 1,007 (),
Hipobarik < 1,007 (Bupivakain 0,5 % dilarutkan dalam larutan NaCl hipotonis)
35.Bagaimana efek obat anastesi lokal terhadap central nervous system ?
Jawab : Menyebabkan tremor yang mungkin berubah menjadi kejang klonik,
dimana di ikuti depresi nafas
36.Bagaimana efek obat anastesi lokal terhadap kardiovaskuler ?
Jawab :
Depresi automatisasi miokard, depresi kontraktilitas miocard,
vasodilatasi arteriol
37.Obat-obat apa saja yang memperkuat obat anastesi lokal ?
Jawab : Obat antihipertensi (Clonidin), bila dimasukin ke LCS efeknya
memperkuat & memperpanjang analgesia, mengurangi hiperaktivitas
simpatis.
38.Ceritakan tentang ILA ( Intratekal Labour Anastesi ) untuk partus normal ?
Jawab : merupakan tehnik anestesi spinal intratecal (intradural) dengan
menggunakan kateter yang sangat kecil, yang penting pada saat inpartu.
Obat diberikan pada saat kala II (pembukaan 4 cm) sehingga pasien tidak
merasakan sakit pada saat melahirkan, tetapi pasien masih bisa mengejan.
39.Komplikasi anastesi spinal dan bagaimana mengatasinya (akut dan prolong)?
Jawab : Hipotensi, nausea & muntah, PDPH, retensi urin. Berikan infus
kristaloid secara cepat 10 15 ml/kgBB, pakai jarum lumbal yang lebih halus,
kateter urin
40.Apa kelebihan dan kekurangan anastesi lokal dibanding anastesi umum ?
Jawab : tehknik lebih sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan
41.Jelaskan tentang ASA ?
Jawab : ASA adalah American Society of Anasthesology yaitu klasifikasi yang
menggambarkan kondisi pasien sesuai anamnesa dan pemeriksaan serta
laboratorium
42.Apa manfaat premedikasi ?
Jawab : untuk menimbulkan rasa nyaman bagi pasien dimana
dapat
menghilangkan rasa khawatir, memberikan ketenangan, mencegah mintah,
memberikan analgesia, memudahkan/ memperlancar induksi, mengurangi
jumlah oabt-obat analgesia, mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas.
43.Jelaskan tentang Narkotik dan Diazepam ?
Jawab : narkotik adalah golongan opioid, menimbulkan rasa nyaman, adiksi,
penghentian pengunaan menimbulkan efek putus obat, sedangkan diazepam
golongan benzodiazepin, sebagai penenang, efeknya pada SSP bisa
CATATAN ANESTHESIOLOGI 31
kehilangan kesadaran, bisa tertidur, bisa juga sebagai pelemas otot, bisa
menimbulkan depresi ringan terhadap pernafasan tetapi tidak serius.
44.Jelaskan tentang Balance Anastesi ?
Jawab : pemberian obat untuk mencapai trias anastesi ( hipnotik, analgetik,
relaksasi otot ) dengan dosis serendah mungkin dengan balance ( imbang )
semaksimal mungkin.
45.Jelaskan tentang Neurolep Anestesia / Analgesia ?
Jawab : Neurolep anestesi : dicampur dengan N2O, pada saat operasi
dilakukan pembiusan total terapi dangkal. Neurolep analgesia : diberikan
pasien yang malu akan operasi
46.Jelaskan Jackson Rees?
Jawab : salah satu sirkuit nafas untuk bayi dan anak-anak, dimana
merupakan modifikasi dari sirkuit Mapleson E ( ayres T piece atau Y piece )
dimana terdapat kantung cadangan yang berfungsi untuk memonitor nafas
spontan atau memudahkan melakukan nafas kendali.
47.Jelaskan tentang MAC ?
Jawab :MAC ( Minimal Alveolar Concentration ) yaitu kadar minimal zat
anastesi inhalasi yang masuk kedalam alveolus pada tekanan satu atmosfir
yang diperlukan untuk mencegah gerakan pada 50 % pasien yang dilakukan
insisi strandart.
48.Jelaskan tentang sistem-sistem closed, semiclosed, semiopen, open ?
Jawab : pada semiclosed sebagian udara ekspirasi yang mengandung kadar
oksigen rendah dihisap kembali oleh pasien, pada semiopen udara inspirasi
akan langsung masuk ke dalam paru dan udara ekspirasi akan langsung
keluar menuju atmosfir,
49.Jelaskan tentang Antidotum ( reverse ) :
Jawab : terhadap relaxan (prostigmin) yaitu : prostigmin mempunyai prinsip
kerja memperbanyak jumlah asetilkolin dengan cara menghambat kolinterase
menggunakan kolinesterase inhibitor, terhadap narkotik (naloxon),
terhadap benzodiazepin
50.Jelaskan tentang Aldrette Score ?
Jawab : Scoring sistem yang digunakan pada pasien dewasa untuk
menentukan apakah pasien dapat dipindahkan dari ruang pemulihan ke
rumah, bangsal, ICU
51.Jelaskan klasifikasi syok ?
Jawab : Hypovolemic syok (hemoragik,persisten,nonhemoragik), cardiogenik
syok, obstruktif syok, distributif syok (septik, anafilaktik, neurogenik,)
52.Sebutkan tanda-tanda syok ?
31 Mohamad FIKIH FK UPN JAKARTA/RSMS MARGONO
CATATAN ANESTHESIOLOGI 32
Jawab : Penurunan kesadaran (agitasi atau delirium), hipotensi, tekanan
systole <90mmHg, akral dingin, nadi lemah, asidosis metabolik, takikardi,
nafas cepat & dalam, urin pekat, sianosis
53.Jelaskan tentang obat-obatan :
Jawab :
a. Epinefrin : simpatomimetik, pacu jantung, vasokontriksi
b. Dobutamin : meningkatkan kontraktilitas jantung dan curah jantung
c. Dopamin : menaikkan tekanan nadi, mengurangi resistensi arterial
ginjal
d. Efedrin : vasokontriksi pembuluh darah, me kontraktilitas jantung
54.Jelaskan tentang endotoksin dan endotoksin ?
Jawab : endotoksin adalah toksin yang dikeluarkan oleh jasad renik atau
mikroba yang sudah mati, dimana mikroba yang sudah mati akan berfungsi
sebagai protein asing yang jika beredar dalam tubuh bisa menjadi tiksin.
Sedangkan eksotoksin adalah toksin yang dikeluarkan oleh jasad renik
( mikroba ) dan menimbulkan gejala sesuai dengan toksin penyakitnya ,
contohnya toksin tifoid, toksin malaria.
55.Jelaskan tentang reaksi antigen dan antibodi serta tipe berapa yang
menyebabkan syok anafilaktik?
Jawab : Zat-zat alergen (obat, makanan tertentu, sengatan lebah, media
kontras tertentu) IgE sebagai antibodi spesifik alergen, kemudian sel
memori akan merekam alergen yang sama sehingga pada saat terjadi
pajanan ulang sel pengingat akan melancarkan respon pada sel mast agar
mengeluarkan produk kimiawinya (histamin, SRS-A, eosinofil). Hipersensitif
tipe cepat (tipe I)
56.Apa yang dimaksud dengan anastesi lokal ?
Jawab : Penggunaan obat analgetik lokal untuk menghambat hantaran saraf sensorik,
sehingga impuls nyeri dari suatu bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversible).
Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya. Penderita tetap sadar
57.Apa yang dimaksud dengan anastesi umum?
Jawab : tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya
kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversibel).
58.Apa keuntungan anastesi lokal ?
Jawab :
Teknik anestesi cukup sederhana, cukup efektif
dikerjakan
dan mudah
CATATAN ANESTHESIOLOGI 33
Jawab : Pemberian obat untuk mencapai TriasAnestesi (hipnotik, analgetik,
relaksan) dengan dosis serendah mungkin dengan balance (imbang)
semaksimal mungkin
61.Jelaskan tentang neurolept anastesi ?
Jawab : Pemberian obat analgesia yang adekuat tetapi pasien masih bisa
mengikuti perintah atau aba aba dari operator
62.Jelaskan tentang Penthotal ?
Jawab : golongan barbiturat, metabolisme dihepar, onset sangat singkat
(ultra short acting barbiturate), menimbulkan sedasi, hipnosis dan depresi
pernafasan, tergantung dosis dan kecepatan pemberian. Efek analgesia
lemah, depresi SSP, kesadaran menurun, mendepresi pusat vasomotor dan
kontraktilitas miokard yang mengakibatkan vasodilatasi.
63.Jelaskan tentang Diazepam ?
Jawab : termasuk golongan benzodiazepine yang berkhasiat sebagai suatu
transquilizer/ penenang. Pada dosis rendah timbul sedasi, sedangkan dosis
besar akan bersifat hipnotik / obat tidur, efeknya pada SSP bisa kehilangan
kesadaran, bisa tertidur, bisa juga sebagai pelemas otot, bisa menimbulkan
depresi ringan terhadap pernafasan tetapi tidak serius.
64.Jelaskan tentang Ketalar ?
Jawab : adalah suatu rapid acting non barbiturat general anasthetic
termasuk golongan phenyl cyclohexylamine, efek analgesia sangat kuat,
hipnotik lemah. Peningkatan tekanan darah, depresi pernafasan ringan dan
hanya sementara. Ketalar baik untuk penderita asma dan untuk mengurangi
spasme bronkus pada anastesia umum yang masih ringan.
65.Jelaskan tentang N20 ?
Jawab : N2O merupakan satu-satunya gas anorganik yang dipakai dalam
bidang anestesiologi. N2O merupakan gas tidak berwarna, berbau manis,
tidak iritatif, dengan berat molekul 44,02, koefisien partisi darah gas 0,47,
tidak mudah terbakar atau meledak dan mempunyai 15x lebih mudah larut
dalam plasma.
66.Jelaskan tentang Volatil Anastesi ?
Jawab : merupakan agen inhalasi yang digunaka pada anastesi. Contoh O2,
N2O, Halotan, Isofluran, Sevofluran. Biasanya digunakan sebagai maintanace.
67.Jelaskan tentang Pethidin ?
Jawab : golongan narkotika analgetika, like morphin efect,
pernapasan, menekan tekanan darah, merangsang otot polos
68.Jelaskan tentang Vagal Refleks ?
depresi
CATATAN ANESTHESIOLOGI 34
Jawab : refleks yang timbul karena rangsangan parasimpatis N.vagus yang
merangsang sekresi enzim dan hormon pencernaaan serta meningkatkan
motilitas otot polos
69.Jelaskan tentang Depolarisasi Muscle Relaxan ?
Jawab : serabut otot mendapat rangsangan depolarisasi yang menetap
sehingga akhirnya kehilangan respon berkontraksi yang menyebabkan
kelumpuhan.
70.Jelaskan tentang non depolarisasi muscle relaxan ?
Jawab : terjadi karena reseptor asetilkolin diduduki oleh molekul molekul
obat pelumpuh otot non depolarisasi sehingga proses depolarisasi membran
otot tidak terjadi dan otot menjadi lumpuh.