Anda di halaman 1dari 26

Abstrak

Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang


digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin
digantikan dengan satu gugus asetil. Tujuan praktikum ini adalah mempelajari
reaksi amina dengan turunan asam karboksilat, yaitu asam asetat anhidrat. Anilin
2,9 ml dan 5 ml asetat anhidrat dimasukkan ke dalam labu didih dasar datar.
Kemudian tambahkan 3 ml asetat glasial lakukan dalam lemari asam. Dari hasil
percobaan tersebut didapat berat kristal asetanilida setelah dioven sebanyak 1,276
gram, % rendemen 23,28%, dan % kadar air sebesar 77, 93%. Rekristalisasi
adalah proses pengkristalan kembali, guna mendapatkan kristal yang lebih murni
dan bentuk kristalnya bagus.
Kata kunci : asetanilida, rendemen, kadar air, rekristalisasi

Abstract
Acetanilyde represent the compound of generation of asetil of amine
aromatic classified as amida primary, where one hydrogen atom at replaced
aniline with one bunch acetil. this target practice is learn the making of amida
aromatic, learning amine reaction with the sour generation of carbosilate, that is
sour anhidrida. 2,9 ml enhanced by 5 ml of acetate anhidrat included into gourd
boiled by a base level off. Then enhance 3 ml of acetate glasial include in sour
cupboard. Swirl till perfect the above basin contain the water. Enhancing
aquadest 75 ml, swirl is till crystalized. From the attempt result got weight of
crystal acetanilyde after in oven as much 1,276 gram % rendemen 23,28%, and %
rate of water equal to 77, 93%. Recristalisation is crystal process return, utilize to
get the purer crystal and crystalize its nicely.
Keyword : acetanilyde, rendement, rate of water, recristalisation

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Asetanilida ditemukan oleh Friedel Kraft dengan mereaksikan asetofenon

dengan NH2OH dengan menggunakan katalis membentuk asetanilida. Backmad


pun menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan
katalis HCl. Asetanilida merupakan senyawa amida aromatis atau senyawa
turunan asam karboksilat yang dapat dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat
atau turunannya dengan aniline. Pada saat ini, asetanilida sudah banyak digunakan
dalam pembuatan obat-obatan, bahan pembantu dalam industri cat, karet, dan
bahan intermidiet pada sulfon dan asetanil klorida karena kebutuhan akan
asetanilida yang cukup diperlukan sekarang ini, maka diperlukan pembelajaran
mengenai reaksi subsitusi nukleofil pada gugus karbonil dan mempraktikan
metode pemurnian senyawa organik padat sebagai cara untuk melakukan sintesis
asetanilida. Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang
digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin
digantikan dengan satu gugus asetil. Asetanilida berbentuk butiran berwarna putih
tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral
anhidrat (Damtith, 1994).
1.2 Tujuan

Mempelajari reaksi amina dengan turunan asam karboksilat, yaitu asam


asetat anhidrat.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Asetanilida
Asetanilida (C6H5NHCOCH3) merupakan senyawa turunan asetil amina
aromatis yang digolongkan sebagai amida primer dimana satu atom hidrogen pada
aniline digantikan dengan satu gugus asetil. Asetanilida memiliki berat molekul
135,16 g/mol. Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun
1872 dengan cara mereaksikan asetofenon dengan NH2OH sehingga terbentuk
asetophenon oxime yang kemudian dengan menggunakan katalis dapat diubah
menjadi asetanilida. Pada tahun 1899, Bacmand menemukan asetanilida dari
reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker
menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida mempunyai
formasi sebagai berikut :

Gambar 2.1 Rumus Bangun Asetanilida

Cincin aromatik dari anilin C6H5NH2 sangat kaya dengan elektron.


Pasangan elektron sunyi dari N, bisa melakukan delokalisasi dengan system dari
inti benzene. Akibatnya aniline sangat mudah mengalami reaksi substitusi
elektrofilik. Interkonversi gugus amina jadi amida dapat dilakukan dengan
mereaksikan amina dengan asetat anhidrat, suatu senyawa turunan asam
karboksilat,. Anilin, suatu amina primer aromatik mengalami interkonversi gugus
fungsi jadi acetanilide, suatu zat antipiretik (zat penurun panas), dengan anhidrida
asetat (Irdoni & Nirwana, 2012).
2.2 Proses Pembuatan dan Kegunaan Asetanilida

1. Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrat dan anilin


Larutan benzen dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat
anhidrat direfluk dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket sampai
tidak ada anilin yang tersisa.
2 C6H5NH2 + CH3COOH
2C6H5NHCOCH3 + H2O
Gambar 2.2 Pembuatan Asetanilida dari asam asetat anhidrat dan anilin
Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air
panasnya dngan pendinginan, sdan filtratnya recycle kembali. Pemakaian
asam asetat anhidrat dapat diganti dengan asetil klorida.
2. Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan aniline
Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena
lebih ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalam
sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk.
C6H5NH2 + CH3COOH
C6H5NHCOCH3 + H2O
Gambar 2.3 Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan anilin
Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150 oC 160oC.
Produk dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan
kristalizer.
3. Pembuatan asetanilida dari ketene dan aniline
Ketene (gas) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang
diperkenankan akan menghasilkan asetanilida.
C6H5NH2 + H2C=C=O
C6H5NHCOCH3
Gambar 2.4 Pembuatan asetanilida dari ketene dan aniline

4. Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan anilin


Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin
akan menghasilkan asetanilida dengan membebaskan H2S.
C6H5NH2 + CH3COSH
C6H5NHCOCH3 + H2S
Gambar 2.5 Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan anilin
( Kirk & Othmer, 1981 )

Dalam perancangan pabrik, asetanilida digunakan proses antara


asam asetat dengan anilin. Pertimbangan dari pemilihan proses ini adalah:
1. Reaksinya sederhana
2. Tidak menggunakan katalis sehingga tidak memerlukan alat untuk
regenerasi katalis dan tidak perlu menambah biaya yang digunakan
untuk membeli katalis sehingga biaya produksi lebih murah.
Kegunaan produk asetanilida banyak digunakan dalam industri

kimia, antara lain;


Sebagai bahan baku pembuatan obat obatan
Sebagai zat awal pembuatan penicilium
Bahan pembantu dalam industri cat dan karet
Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida
(Kusuma,
2003)

2.3

Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan proses pengkristalan kembali, guna mendapatkan

kristal yang lebih murni dan bentuk kristalnya bagus. Suatu syarat untuk
melarutkan kristal tersebut lebih kurang 10 kali lebih banyak dalam keadaan
panas dibanding dalam keadaan dingin (suhu kamar). Adapun tahaptahap
yang dilakukan pada proses rekristalisasi pada umumnya, yaitu :
Memilih pelarut yang cocok
Pelarut yang umum digunakan jika diurutkan sesuai dengan
kenaikan kepolarannya adalah petroleum eter (n-heksan, toluene,
kloroform, aseton, etil asetat, etanol, methanol dan air). Pelarut yang
cocok untuk merekristalisasi suatu sampel zat tertentu adalah pelarut yang
dapat melarutkan secara baik zat tersebut dalam keadaan panas, tetapi

sedikit melarutkan dalam keadaan dingin.


Melarutkan senyawa ke dalam pelarut panas sedikit mungkin
Zat yang akan dilarutkan hendaknya dilarutkan dalam pelarut
panas dengan volume sedikit mungkin, sehingga diperkirakan tepat sekitar
titik jenuhnya. Jika terlalu encer, uapkan pelarutnya sehingga tepat jenuh.
Apabila digunakan kombinasi dua pelarut, mula mula zat itu dilarutkan
dalam pelarut yang baik dalam keadaan panas sampai larut, kemudian
ditambahkan pelarut yang kurang baik tetes demi tetes sampai timbul

kekeruhan.

Tambahkan

beberapa

tetes

pelarut

yang

baik

agar

kekeruhannya hilang kemudian disaring.


Penyaringan
Larutan disaring dalam keadaan panas untuk menghilangkan
pengotor yang tidak larut. Penyaringan larutan dalam keadaan panas
dimaksudkan untuk memisahkan zat zat pengotor yang tidak larut atau
tersuspensi dalam larutan, seperti debu, pasir, dan lainnya.Agar
penyaringan berjalan cepat, biasanya digunakan corong Buchner. Jika
larutannya mengandung zat warna pengotor, maka sebelum disaring
ditambahkan sedikit ( 2 % berat ) arang aktif untuk mengadsorbsi zat
warna tersebut. Penambahan arang aktif tidak boleh terlalu banyak karena

dapat mengadsorbsi senyawa yang dimurnikan.


Pendinginan filtrat
Filtrat didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk kristal.
Kadang kadang pendinginan ini dilakukan dalam air es. Penambahan
umpan yang berupa kristal murni ke dalam larutan atau penggoresan
dinding wadah dengan batang pengaduk dapat mempercepat rekristalisasi.

Penyaringan dan pendinginan Kristal


Apabila proses kristalisasi telah berlangsung sempurna, Kristal yang

diperoleh perlu disaring dengan cepat menggunakan corong Buchner. Kemudian


kristal yang diperoleh dikeringkan dalam desikator (Fessenden, 1987).
2.4 Bahan Baku
2.4.1 Asetat Anhidrat
Asetat anhidrat merupakan anhidrat dari asam asetat yang struktur
antar molekulnya simetris. Asetat anhidrat memiliki berbagai macam
kegunaan antara lain sebagai fungisida dan bakterisida, pelarut senyawa
organik, berperan dalam proses asetilasi, pembuatan aspirin, dan dapat
digunakan untuk membuat acetylmorphine. Asam asetat anhidrat paling
banyak digunakan dalam industri selulosa asetat untuk menghasilkan serat
asetat, plastik, serat kain dan lapisan kain.
a. Sifat fisika asetat anhidrat

%Unsur Penyusun

: C= 1(16,67%), H= 4 (66,67%),
O= 1 (16,67%)

Rumus molekul

: (CH3CO)2O

Berat molekul

: 102,09 gr/mol

Titik didih

: 139,060C

Titik beku

: -730C

Panas pembakaran

: 431,9 kkal/mol

Tekanan kritis

: 46.81 atm

Suhu kritis

: 2960C

Densitas pada 20C

: 1.08 g/ml

Viskositas pada 25C : 0.843 mPa.s


a.

Sifat kimia asetat anhidrat


Sifat Lainnya

: Mudah menguap, mudah terbakar,disimpan


Di lemari asam
(Faradillah, 2012)

2.4.2. Anilin
a. Sifat sifat fisis:

Rumus molekul : C6H5NH2


Berat molekul : 93,12 g/gmol
Titik didih normal : 184,4 oC
Suhu kritis : 426 oC
Tekanan kritis : 54,4 atm
Wujud : cair
Warna : jernih
Spesifik gravity : 1,024 g/cm3

b. Sifat-sifat kimia:

Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer

menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.


Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih

pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenilamine.


Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 170oC dan
tekanan 50500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine (C6H11NH2 ).

Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan


katalis nikel menghasilkan 95% cyclohexamine.
Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada suhu -20oC menghasilkan

mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada


suhu 0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.
(Kimiadotcoms Weblog, 2012)

2.4.3

Asam Asetat Glasial


Asam asetat murni (asam asetat glasial) adalah cairan

higroskopis tak berwarna. Asam asetat merupakan salah satu asam


karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat
yang larut dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat
merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam
asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat,
selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan
kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan
sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat
mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari
hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun
dari sumber hayati.
a. Sifat fisika asam asetat
% Unsur Penyusun : C = 7 (43,75 %), H= 6 (37,5 %), O= 3 (18,75%)
Rumus Molekul

: C2H4O2

Bobot Molekul

: 60,05 gr/mol

Titik leleh

: 170oC

Densitas

: 1,049 g/ml

Titik lebur

: 16,5oC

Titik didih

: 1180C

b. Sifat kimia asam asetat


Kelarutan

: Larut dalam air dan dalam pelarut organik

Sifat Lainnya

: Di dalam air bertindak sebagai asam lemah


(Kimiadotcoms Weblog, 2012)

2.5 Reaksi dan Mekanisme Reaksi


Asetanilida dibuat dari reaksi antara anilin dengan asam asetat.
Produknya berupa kristal yang dimurnikan dengan kristalisasi. Gambar
2.6 merupakan reaksi pembentukan asetanilida dari asam asetat dan
anilin. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C6H5NH2 + CH3COOH

C6H5NHCOCH3 + HOH

Gambar 2.6 Reaksi pembuatan Asetanilida


Sedangkan gambar 2.7 merupakan reaksi pembentukan asetanilida
dari anilin dan asam asetat anhidrat.

Gambar 2.7 Reaksi Asetanilida


Proses pembuatan asetanilida pada intinya adalah mereaksikan
anilin dengan asam asetat berlebih yang berlangsung sesuai dengan
reaksi. Mekanisme reaksi pembuatan Asetanilida disebut juga dengan
reaksi asilasi amida yang diberikan oleh Fessenden.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-alat

Labu didih dasar datar

Gelas ukur 100ml 1 buah

Gelas piala 100ml 2 buah

Erlenmeyer 100ml 2 buah

Corong

Oven

Batang Pengaduk

Kertas Saring

3.2 Bahan-bahan

Aniline

Anhidrat asetat

Asam asetat glacial

Aquadest

Etanol

3.3 Prosedur Percobaan


a. Tambahkan asetat anhidrat sebanyak 5 ml ke dalam labu didih dasar
datar kemudian diikuti dengan2,9 ml anilin.
b. Kemudian masukkan

ml asam asetat glasial. Hati-hati, reaksi

eksoterm lakukan dalam lemari asam.


c. Aduk campuran dengan sempurna, biarkan larutan pada suhu kamar
selama 5 menit.

d. Encerkan larutan dengan 75 ml akuades,sehingga terbentuk kristal dari


produk.
e. Timbang kertas saring sebanyak 3 buah
f. Jika pembentukan kristal telah sempurna, saring kristal dengan
saringan vakum menggunakan kertas saring yang telah ditimbang
g. Timbang hasil yang didapat.
h. Lakukan rekristalisasi dengan etanol-air panas masing-masing
sebanyak 25 ml.
i. Kemudian diaduk hingga tercampur sempurna lalu didinginkan dalam
wadah berisi batu es selama 1 jam.
j. Kristal yang terbentuk disaring lagi dengan kertas saring dan corong
buchner, lalu keringkan dalam oven selama 30 menit dalam waktu 10
menit sebanyak 3 kali.
k. Timbang hasil yang didapat.
l. Hitung rendemen dan kadar airnya

3.4 Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Pompa Vacum


Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.

Pompa Penghisap/Vakum
Selang Pembuangan Gas
Corong Buchner
Erlenmeyer

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pembuatan Asetanilida
Anilin = 2,9 ml
Asetat anhidrat = 5 ml
Asam asetat glasial = 3 ml
Berat kertas saring I = 0,657 gram
Berat kertas saring II = 0,743 gram
Berat kertas saring III = 0,685 gram
Etanol panas = 25 ml
Akuades = 75 ml
Akuades panas = 25 ml
Berat asetanilida + kertas saring I = 6,138 gram
Berat kristal asetanilida yang didapat = 5,481 gram
Rekristalisasi
Berat kertas saring II = 0,743 gram
Berat asetanilida + kertas saring II = 6,526 gram

Berat kristal asetanilida yang didapat = 5,783 gram


Berat kertas saring II + sampel setelah dioven :
1. 10 menit I = 4,449 gram
2. 10 menit II = 2,588 gram
3. 10 menit III = 2,019 gram
Berat kertas saring II = 0,743 gram
Berat asetanilida setelah diovenkan = 1,276 gram

% rendemen = 23,28 %
% kadar air = 77,93 %

Secara teori

Menghitung volume Asetat Anhidrat


asetat anhidrat
= 1,08 gram/ml
Mr asetat anhidrat
= 102,09 gram/mol
Mol asetat anhidrat
= 0,05 mol
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 102,09
=5,145/ 1,08
= 5,145 gram
= 4,76 ml
Menghitung volume Asam Asetat Glasial
asetat glasial
= 1,049 gram/ml
Mr asetat glasial
= 60,05 gram/mol
Mol asetat glasial
= 0,1 mol
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 60,05
=3,0025 / 1,049
= 3,0025 gram
= 2,86 ml
Menghitung volume anilin
anilin
= 1,58 gram/ml
Mr anilin
= 93,13gram/mol
Mol anilin
= 0,1 mol
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 93,13
=4,6565 / 1,58
= 4,6565 gram
= 2,94 ml
Menghitung massa asetanilida
asetanilida
= 1,21 gram/ml
Mr astanilida
= 135,16 gram/mol
Mol asetanilida
= 0,05 mol
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 135,16
= 6,758 / 1,21
= 6,758 gram
= 5,585 ml
4.2 Pembahasan
Pembuatan awal acetanilida yaitu dengan pencampuran asetat anhidrat
5 ml asam + anilin 2,9 ml + asetat glasial 3 ml di dalam labu didih dasar datar.
Anilin dan asetat anhidrida berfungsi sebagai reaktan (pereaksi), sedangkan
asam asetat glasial berfungsi sebagai pelarut yang bersifat asam (melepas ion
H+/H3O+) yang juga sangat mempengaruhi reaksi agar terbentuk suatu garam

amina, selain itu asam asetat berfungsi untuk menetralkan muatan oksida dari
asetat anhidrida sehingga asetanilida asetanilida yang terbentuk tidak
terhidrolisis kembali, karena pengaruh air. Proses ini dilakukan di lemari asam
karena bahan yang digunakan sangat berbahaya dan di dalam waterbatch
karena reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm. Pada saat campuran telah
tercampur sempurna ditambahkan 75 ml akuades sehingga dihasilkan kristalkristal asetanilida yang masih kotor. Rekristalisasi perlu dilakukan untuk
mendapatkan kristal murni dan menghilangkan zat pengotor yang ada pada
kristal tersebut. Jika kristal telah terbentuk sempurna dilakukan penyaringan
dengan menggunakan kertas saring dan corong buchner agar didapatkan kristal
yang murni . Akan tetapi, semakin lama waktu pendinginan dalam batu es
maka kristal yang terbentuk akan lebih murni yakni akan terbentuk kristal
warna putih. Tetapi pada praktikum tersebut didapat kristal warna coklat
kekuningan. Mengapa pada proses rekristalisasi menggunakan etanol? Karena
kepolaran etanol lebih polar dari alkohol yang lainnya, mudah didapat,
harganya relatif murah, kelarutannya melarutkan kristal lebih kurang 10 kali
lebih banyak dalam keadaan panas dibanding dalam keadaan dingin (suhu
kamar). Hal ini dapat disebabkan karena adanya zat pengotor yang tidak
sepenuhnya hilang, juga waktu pendinginan di dalam batu es yang kurang lama
. kemudian kristal tersebut dioven sehingga dihasilkan kristal-kristal asetanilida
murni yang kering. Berat kristal yang dihasilkan 1,276 gram. Rendemen
asetanilida sebanyak 23,28 % dan % kadar airnya sebanyak 77,93 %. Hal ini
dapat disebabkan karena adanya zat pengotor yang tidak sepenuhnya hilang,
juga waktu pendinginan di dalam batu es yang kurang lama.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Berat kristal yang dihasilkan pada percobaan tersebut 1,276 gram sedangkan
secara teori .

2. Persentase rendemen asetanilida yang didapat adalah 23,28%, dan kadar


airnya sebesar 77,93%
5.2 Saran
1. Hati-hati dalam pencampuran asam asetat glasial, asetat anhidrat, anilin
karena akan dihasilkan reaksi eksoterm maka sebaiknya dilakukan di
dalam waterbatch juga di lemari asam
2. Larutan anilin bersifat karsinogenik yang dapat membahayakan tubuh
maka

sebaiknya

pada

saat

melakukan

praktikum

gunakan

alat

perlindungan diri yang dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

Tahun.

Asetanilida.

http://kimiadotcom.wordpress.com/2008/08/22/asetanilida/, (11 Oktober


2012 )
Anonim. Tahun. Asetat Anhidrat.http://id.wikipedia.org/wiki/Asetat_anhidrida(`11
Oktober 2012)
Damtith, John, 1994. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga : Jakarta
Faradillah. 2010. Sintesis Asetanilida. http://chemistryroom.(11 Oktober 2012 )
Fessenden, J Ralp. 1987. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga: Jakarta

Irdoni dan Nirwana. 2012. Modul Kimia Organik . Pekanbaru : Fakultas Teknik
Universitas Riau.
Kusuma, Ersanghono. 2003. Asetanilida. Erlangga : Jakarta
Kirk-Othmer. 1981. Encyclopedia of Chemical Technology. University of
California

LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
anilin = 1,58
asetat anhidrat = 1,08
asam asetat glasial = 1,038
Mr anilin = 93
Mr asetat anhidrat = 102
Mr asetat glasial = 66
n yang digunakan = 0,05 mol
V=

Mr . n

Vanilin =

V asetat =

102.0,05
=4,72 ml
1,08

V asetat =

60.0,05
=2,89ml
1,038

93.0,05
=2,94 ml
1,58

Perhitungan rendemen
Produk
x 100
% rendemen = reaktan
=

W asetanilida
x 100
W asetanilida

1,276 gram
x 100
5,481 gram

= 23,28 %
Perhitungan kadar air
W asetanilida2w asetanilida
x 100
% kadar air =
W asetanilida
=

5,783 gram1,276 gram


x 100
5,783 gram

= 77, 93 %
Secara teori

Menghitung volume Asetat Anhidrat


asetat anhidrat
= 1,08 gram/ml
Mr asetat anhidrat
= 102,09 gram/mol
Mol asetat anhidrat
= 0,05 mol
Mol
= Massa / Mr
Massa
= .v
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 102,09
=5,145/ 1,08
= 5,145 gram
= 4,76 ml
Menghitung volume Asam Asetat Glasial
asetat glasial
= 1,049 gram/ml
Mr asetat glasial
= 60,05 gram/mol
Mol asetat glasial
= 0,1 mol
Mol
= Massa / Mr
Massa
= .v
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 60,05
=3,0025 / 1,049
= 3,0025 gram
= 2,86 ml
Menghitung volume anilin
anilin
= 1,58 gram/ml

Mr anilin
= 93,13gram/mol
Mol anilin
= 0,1 mol
Mol
= Massa / Mr
Massa
= .v
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 93,13
=4,6565 / 1,58
= 4,6565 gram
= 2,94 ml
Menghitung massa asetanilida
asetanilida
= 1,21 gram/ml
Mr astanilida
= 135,16 gram/mol
Mol asetanilida
= 0,05 mol
Mol
= Massa / Mr
Massa
= .v
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 135,16
= 6,758 / 1,21
= 6,758 gram
= 5,585 ml

LAMPIRAN C
BAHAYA DAN CARA PENANGGULANGANNYA
1. Asetanilida
Bahaya Asetanilida

Potensi Efek Kesehatan Akut : (iritan), menelan, inhalasi. Sedikit


berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan).

Potensi Efek Kesehatan kronis

: Berbahaya dalam kasus kontak

mata (iritan), menelan, inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kontak


kulit (iritan).
Penanggulangannya :
a.

Tindakan Pertolongan Pertama


Kontak Mata : Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak,
segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air
dingin dapat digunakan. Air hangat harus digunakan. Dapatkan

perawatan medis.
Kontak pada Kulit : Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan melunakkan. Dapatkan pertolongan medis jika iritasi

berkembang.
Kontak Kulit Serius : Tidak tersedia.

Penghirupan : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak


bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan

oksigen. Dapatkan medis perhatian.


Tertelan : Jangan memaksakan muntah kecuali diarahkan untuk
melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui
mulut kepada sadar orang. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, segera
hubungi dokter. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau pinggang.

b.

Tindakan terhadap tumpahan


Tumpahan Kecil : Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah
padat dalam wadah pembuangan limbah yang nyaman. Selesai
membersihkan

dengan

menyebarkan

air

yang

terkontaminasi

permukaan dan membuang sesuai dengan persyaratan otoritas lokal dan

regional.
Besar Tumpahan : Gunakan sekop untuk menempatkan bahan ke dalam
wadah pembuangan limbah yang nyaman. Selesai membersihkan
dengan menyebarkan air di daerah yang terkontaminasi permukaan dan

c.

memungkinkan untuk mengevakuasi melalui sistem sanitasi.


Penanganan dan Penyimpanan
Kewaspadaan : Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Kontainer
kosong menimbulkan resiko kebakaran, menguapkan residu di bawah
lemari asam. Tanah semua peralatan material yang mengandung. Jangan
menelan. Jangan menghirup debu. Hindari kontak dengan mata.
Memakai pakaian pelindung yang sesuai. Dalam hal ventilasi cukup,
pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika tertelan, bantuan medis

saran segera dan tunjukkan wadah atau label.


Penyimpanan : Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat
yang sejuk berventilasi.

2. Anilin
Bahaya Anilin :

Mungkin fatal jika terhirup, tertelan atau diserap melalui kulit Hindari
semua kontak. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Cuci sampai
bersih setelah digunakan. Simpan wadah tertutup.
Penanggulangannya :
Tindakan Pertolongan Pertama

Mungkin fatal jika terhirup, tertelan atau diserap melalui kulit Hindari
semua kontak. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Cuci sampai
bersih setelah digunakan. Simpan wadah tertutup.

Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terbuka


dengan sabun dan air.

Mata : cuci mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, angkat
tutup sesekali. Mencari bantuan medis. Terhisap: hapus untuk udara
segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen.

Tertelan : Jika tertelan, menginduksi muntah segera setelah memberikan


dua gelas air. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada orang
yang pingsan.

Penanganan dan Penyimpanan


Simpan di tempat gelap sejuk dan kering. Jangan sampai mata, kulit,
pakaian. Cuci sampai bersih setelah menangani .
3. Etanol
Bahaya Etanol :
Penampilan: cairan bening tidak berwarna. Titik Nyala: 16,6 deg C. Cairan
yang mudah terbakar dan uap. Dapat menyebabkan saraf pusat sistem
depresi. Menyebabkan gangguan mata berat. Menyebabkan iritasi saluran
pernapasan. Menyebabkan gangguan pada kulit moderat. Zat ini
menyebabkan efek reproduksi dan janin yang merugikan pada manusia.
Peringatan! Dapat menyebabkan hati, ginjal dan kerusakan jantung.
Organ Sasaran : Ginjal, jantung, sistem saraf pusat, hati.
Potensi Efek Kesehatan

Mata : Menyebabkan gangguan mata berat. Dapat menyebabkan


sensitisasi menyakitkan terhadap cahaya. Dapat menyebabkan

konjungtivitis kimia dan kornea kerusakan.


Kulit : Menyebabkan gangguan pada kulit moderat. Dapat

menyebabkan sianosis pada ekstremitas.


Tertelan : Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan dengan mual,
muntah dan diare. Dapat menyebabkan keracunan sistemik dengan
asidosis. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, yang ditandai
dengan kegembiraan, diikuti oleh sakit kepala, pusing, mengantuk,
dan mual. Stadium lanjut dapat menyebabkan kolaps, tidak sadar,

koma dan kematian dimungkinkan karena kegagalan pernapasan.


Inhalasi : Inhalasi konsentrasi tinggi dapat menyebabkan efek sistem
saraf pusat ditandai dengan mual, sakit kepala, pusing, pingsan dan
koma. Menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Dapat menyebabkan
efek narkotika di tinggi konsentrasi. Uap dapat menyebabkan pusing

atau sesak napas.


Kronis : Dapat menyebabkan efek reproduksi dan janin. Percobaan
laboratorium telah mengakibatkan efek mutagenik. Hewan studi telah
melaporkan perkembangan tumor. Kontak yang terlalu lama dapat
menyebabkan hati, ginjal, dan kerusakan hati.

Penanggulangannya :
Tindakan Pertolongan Pertama

Mata : Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15


menit, sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan
bantuan medis. Lembut mengangkat kelopak mata dan bilas dengan
air terus menerus.

Kulit : Dapatkan bantuan medis. Basuh kulit dengan banyak air


selama minimal 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Basuh kulit dengan banyak sabun dan air.

Tertelan

: JANGAN memancing muntah. Jika korban sadar dan

waspada, beri 2-4 cupfuls susu atau air. Jangan pernah memberikan
apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Dapatkan
bantuan medis.

Inhalasi

: Hapus dari paparan dan pindah ke udara segar segera. Jika

tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika

sulit bernafas,

berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis. JANGAN menggunakan


mulut-ke-mulut resusitasi sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis. JANGAN menggunakan mulut-ke-mulut resusitasi.

Catatan untuk Dokter: Perlakukan berdasar gejala dan penuh


dukungan. Orang dengan gangguan kulit atau mata atau hati, ginjal,
kronis penyakit pernapasan, atau pusat dan perifer penyakit saraf
Sytem mungkin pada peningkatan risiko dari paparan ini substansi.

Antidote : Ganti cairan dan elektrolit.


Tindakan pencegahan kebakaran

c.

Informasi Umum

Media Pemadam

Tindakan terhadap tumpahan

Informasi Umum : Gunakan peralatan perlindungan pribadi yang tepat


seperti yang ditunjukkan dalam Bagian e.

Tumpahan / Kebocoran : Menyerap tumpahan dengan bahan lembam


(misalnya vermiculite, pasir atau tanah), maka ke dalam wadah yang
sesuai. Hapus semua

sumber api. Gunakan alat percikan-bukti.

Sediakan ventilasi. Sebuah busa uap menekan dapat digunakan untuk


mengurangi uap.
d.

Penanganan dan Penyimpanan

Penanganan : Cuci bersih setelah menangani. Gunakan hanya di


daerah yang berventilasi baik. Ground dan kontainer obligasi saat
mentransfer materi. Gunakan percikan-bukti alat dan peralatan
ledakan bukti. Hindari kontak dengan mata, kulit dan pakaian.

Kontainer kosong mempertahankan residu produk, (cairan dan / atau


uap), dan bisa berbahaya. Simpan wadah tertutup rapat.

Hindari

kontak dengan panas, percikan api dan api. Hindari konsumsi dan
inhalasi. Jangan menekan, potong, las, mengeraskan, solder,

bor,

menggiling, atau mengekspos kontainer kosong untuk panas, percikan


atau nyala api terbuka.

Penyimpanan : Jauhkan dari panas, percikan api, dan api. Jauhkan dari
sumber api. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Jauhkan dari kontak
dengan bahan oksidasi. Simpan di, daerah yang sejuk dan kering,
berventilasi baik jauh dari zat yang tidak kompatibel.

Mudah

terbakar-daerah. Jangan simpan di dekat perchlorates, peroksida, asam


kromat atau asam nitrat.
4. Asam Asetat
Bahaya Asam Asetat :

Potensi Efek Kesehatan Akut : Sangat berbahaya jika terjadi kontak


kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam
kasus kulithubungi (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cair
atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama
pada Selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit
dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkin
menghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan
batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang mata ditandai dengan
kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan
gatal, kemerahan scaling.

Potensi Efek Kesehatan kronis : Berbahaya jika terjadi kontak kulit


(iritan), menelan, inhalasi.

Efek karsinogenik : Tidak tersedia.

Efek mutagenic : mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik


untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik

Efek: Tidak Tersedia. Pembangunan Toksisitas : Tidak Tersedia.


Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa selaput, kulit, gigi.
Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan
kerusakan target organ. Ulang atau kontak yang lama dengan semprotan
kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang
parah. Berulang atau berlangsung lama paparan kabut semprotan dapat
menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering
infeksi bronkus.

Penanggulangannya :
Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak Mata : Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus
terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurangkurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan
medis dengan segera.

Kulit Hubungi : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan
banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg
melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum
digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan
kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kulit Serius Hubungi : Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi


kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
perhatian.

Inhalasi : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas,


berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Dapatkan medis perhatian segera.

Serius Terhirup : Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya.


Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau

ikat pinggang. Jika sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak
bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi.
PERINGATAN : Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan
bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup
adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.

Tertelan : Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat


demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada bawah sadar orang. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan
bantuan medis jika gejala muncul.

Serius tertelan : Tidak tersedia.

Penanganan dan Penyimpanan

Tindakan pencegahan : Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api.


Ground semua bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Tidak
bernapas gas / asap / uap / semprotan. Jangan pernah menambahkan air
pada produk ini. Dalam hal ventilasi cukup, pakai pernapasan yang
sesuai peralatan. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan
tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan kulit dan mata.
Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, mengurangi agen,
logam, asam, alkali.

Penyimpanan : Simpan dalam area terpisah dan disetujui. Simpan


wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup. Simpan wadah
tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan. Hindari semua
sumber-sumber pengapian (percikan atau api).
(MSDS, 2012)

Anda mungkin juga menyukai