Asetanilida
Asetanilida
Abstract
Acetanilyde represent the compound of generation of asetil of amine
aromatic classified as amida primary, where one hydrogen atom at replaced
aniline with one bunch acetil. this target practice is learn the making of amida
aromatic, learning amine reaction with the sour generation of carbosilate, that is
sour anhidrida. 2,9 ml enhanced by 5 ml of acetate anhidrat included into gourd
boiled by a base level off. Then enhance 3 ml of acetate glasial include in sour
cupboard. Swirl till perfect the above basin contain the water. Enhancing
aquadest 75 ml, swirl is till crystalized. From the attempt result got weight of
crystal acetanilyde after in oven as much 1,276 gram % rendemen 23,28%, and %
rate of water equal to 77, 93%. Recristalisation is crystal process return, utilize to
get the purer crystal and crystalize its nicely.
Keyword : acetanilyde, rendement, rate of water, recristalisation
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Asetanilida ditemukan oleh Friedel Kraft dengan mereaksikan asetofenon
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Asetanilida
Asetanilida (C6H5NHCOCH3) merupakan senyawa turunan asetil amina
aromatis yang digolongkan sebagai amida primer dimana satu atom hidrogen pada
aniline digantikan dengan satu gugus asetil. Asetanilida memiliki berat molekul
135,16 g/mol. Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun
1872 dengan cara mereaksikan asetofenon dengan NH2OH sehingga terbentuk
asetophenon oxime yang kemudian dengan menggunakan katalis dapat diubah
menjadi asetanilida. Pada tahun 1899, Bacmand menemukan asetanilida dari
reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker
menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida mempunyai
formasi sebagai berikut :
2.3
Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan proses pengkristalan kembali, guna mendapatkan
kristal yang lebih murni dan bentuk kristalnya bagus. Suatu syarat untuk
melarutkan kristal tersebut lebih kurang 10 kali lebih banyak dalam keadaan
panas dibanding dalam keadaan dingin (suhu kamar). Adapun tahaptahap
yang dilakukan pada proses rekristalisasi pada umumnya, yaitu :
Memilih pelarut yang cocok
Pelarut yang umum digunakan jika diurutkan sesuai dengan
kenaikan kepolarannya adalah petroleum eter (n-heksan, toluene,
kloroform, aseton, etil asetat, etanol, methanol dan air). Pelarut yang
cocok untuk merekristalisasi suatu sampel zat tertentu adalah pelarut yang
dapat melarutkan secara baik zat tersebut dalam keadaan panas, tetapi
kekeruhan.
Tambahkan
beberapa
tetes
pelarut
yang
baik
agar
%Unsur Penyusun
: C= 1(16,67%), H= 4 (66,67%),
O= 1 (16,67%)
Rumus molekul
: (CH3CO)2O
Berat molekul
: 102,09 gr/mol
Titik didih
: 139,060C
Titik beku
: -730C
Panas pembakaran
: 431,9 kkal/mol
Tekanan kritis
: 46.81 atm
Suhu kritis
: 2960C
: 1.08 g/ml
2.4.2. Anilin
a. Sifat sifat fisis:
b. Sifat-sifat kimia:
2.4.3
: C2H4O2
Bobot Molekul
: 60,05 gr/mol
Titik leleh
: 170oC
Densitas
: 1,049 g/ml
Titik lebur
: 16,5oC
Titik didih
: 1180C
Sifat Lainnya
C6H5NHCOCH3 + HOH
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-alat
Corong
Oven
Batang Pengaduk
Kertas Saring
3.2 Bahan-bahan
Aniline
Anhidrat asetat
Aquadest
Etanol
Pompa Penghisap/Vakum
Selang Pembuangan Gas
Corong Buchner
Erlenmeyer
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pembuatan Asetanilida
Anilin = 2,9 ml
Asetat anhidrat = 5 ml
Asam asetat glasial = 3 ml
Berat kertas saring I = 0,657 gram
Berat kertas saring II = 0,743 gram
Berat kertas saring III = 0,685 gram
Etanol panas = 25 ml
Akuades = 75 ml
Akuades panas = 25 ml
Berat asetanilida + kertas saring I = 6,138 gram
Berat kristal asetanilida yang didapat = 5,481 gram
Rekristalisasi
Berat kertas saring II = 0,743 gram
Berat asetanilida + kertas saring II = 6,526 gram
% rendemen = 23,28 %
% kadar air = 77,93 %
Secara teori
amina, selain itu asam asetat berfungsi untuk menetralkan muatan oksida dari
asetat anhidrida sehingga asetanilida asetanilida yang terbentuk tidak
terhidrolisis kembali, karena pengaruh air. Proses ini dilakukan di lemari asam
karena bahan yang digunakan sangat berbahaya dan di dalam waterbatch
karena reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm. Pada saat campuran telah
tercampur sempurna ditambahkan 75 ml akuades sehingga dihasilkan kristalkristal asetanilida yang masih kotor. Rekristalisasi perlu dilakukan untuk
mendapatkan kristal murni dan menghilangkan zat pengotor yang ada pada
kristal tersebut. Jika kristal telah terbentuk sempurna dilakukan penyaringan
dengan menggunakan kertas saring dan corong buchner agar didapatkan kristal
yang murni . Akan tetapi, semakin lama waktu pendinginan dalam batu es
maka kristal yang terbentuk akan lebih murni yakni akan terbentuk kristal
warna putih. Tetapi pada praktikum tersebut didapat kristal warna coklat
kekuningan. Mengapa pada proses rekristalisasi menggunakan etanol? Karena
kepolaran etanol lebih polar dari alkohol yang lainnya, mudah didapat,
harganya relatif murah, kelarutannya melarutkan kristal lebih kurang 10 kali
lebih banyak dalam keadaan panas dibanding dalam keadaan dingin (suhu
kamar). Hal ini dapat disebabkan karena adanya zat pengotor yang tidak
sepenuhnya hilang, juga waktu pendinginan di dalam batu es yang kurang lama
. kemudian kristal tersebut dioven sehingga dihasilkan kristal-kristal asetanilida
murni yang kering. Berat kristal yang dihasilkan 1,276 gram. Rendemen
asetanilida sebanyak 23,28 % dan % kadar airnya sebanyak 77,93 %. Hal ini
dapat disebabkan karena adanya zat pengotor yang tidak sepenuhnya hilang,
juga waktu pendinginan di dalam batu es yang kurang lama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Berat kristal yang dihasilkan pada percobaan tersebut 1,276 gram sedangkan
secara teori .
sebaiknya
pada
saat
melakukan
praktikum
gunakan
alat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Tahun.
Asetanilida.
Irdoni dan Nirwana. 2012. Modul Kimia Organik . Pekanbaru : Fakultas Teknik
Universitas Riau.
Kusuma, Ersanghono. 2003. Asetanilida. Erlangga : Jakarta
Kirk-Othmer. 1981. Encyclopedia of Chemical Technology. University of
California
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
anilin = 1,58
asetat anhidrat = 1,08
asam asetat glasial = 1,038
Mr anilin = 93
Mr asetat anhidrat = 102
Mr asetat glasial = 66
n yang digunakan = 0,05 mol
V=
Mr . n
Vanilin =
V asetat =
102.0,05
=4,72 ml
1,08
V asetat =
60.0,05
=2,89ml
1,038
93.0,05
=2,94 ml
1,58
Perhitungan rendemen
Produk
x 100
% rendemen = reaktan
=
W asetanilida
x 100
W asetanilida
1,276 gram
x 100
5,481 gram
= 23,28 %
Perhitungan kadar air
W asetanilida2w asetanilida
x 100
% kadar air =
W asetanilida
=
= 77, 93 %
Secara teori
Mr anilin
= 93,13gram/mol
Mol anilin
= 0,1 mol
Mol
= Massa / Mr
Massa
= .v
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 93,13
=4,6565 / 1,58
= 4,6565 gram
= 2,94 ml
Menghitung massa asetanilida
asetanilida
= 1,21 gram/ml
Mr astanilida
= 135,16 gram/mol
Mol asetanilida
= 0,05 mol
Mol
= Massa / Mr
Massa
= .v
Massa = Mol . Mr
v
= massa /
= 0,05 . 135,16
= 6,758 / 1,21
= 6,758 gram
= 5,585 ml
LAMPIRAN C
BAHAYA DAN CARA PENANGGULANGANNYA
1. Asetanilida
Bahaya Asetanilida
perawatan medis.
Kontak pada Kulit : Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan melunakkan. Dapatkan pertolongan medis jika iritasi
berkembang.
Kontak Kulit Serius : Tidak tersedia.
b.
dengan
menyebarkan
air
yang
terkontaminasi
regional.
Besar Tumpahan : Gunakan sekop untuk menempatkan bahan ke dalam
wadah pembuangan limbah yang nyaman. Selesai membersihkan
dengan menyebarkan air di daerah yang terkontaminasi permukaan dan
c.
2. Anilin
Bahaya Anilin :
Mungkin fatal jika terhirup, tertelan atau diserap melalui kulit Hindari
semua kontak. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Cuci sampai
bersih setelah digunakan. Simpan wadah tertutup.
Penanggulangannya :
Tindakan Pertolongan Pertama
Mungkin fatal jika terhirup, tertelan atau diserap melalui kulit Hindari
semua kontak. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Cuci sampai
bersih setelah digunakan. Simpan wadah tertutup.
Mata : cuci mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, angkat
tutup sesekali. Mencari bantuan medis. Terhisap: hapus untuk udara
segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen.
Penanggulangannya :
Tindakan Pertolongan Pertama
Tertelan
waspada, beri 2-4 cupfuls susu atau air. Jangan pernah memberikan
apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Dapatkan
bantuan medis.
Inhalasi
sulit bernafas,
c.
Informasi Umum
Media Pemadam
Hindari
kontak dengan panas, percikan api dan api. Hindari konsumsi dan
inhalasi. Jangan menekan, potong, las, mengeraskan, solder,
bor,
Penyimpanan : Jauhkan dari panas, percikan api, dan api. Jauhkan dari
sumber api. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Jauhkan dari kontak
dengan bahan oksidasi. Simpan di, daerah yang sejuk dan kering,
berventilasi baik jauh dari zat yang tidak kompatibel.
Mudah
Penanggulangannya :
Tindakan Pertolongan Pertama
Kontak Mata : Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus
terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurangkurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan
medis dengan segera.
Kulit Hubungi : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan
banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg
melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum
digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan
kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
ikat pinggang. Jika sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak
bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi.
PERINGATAN : Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan
bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup
adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.