Anda di halaman 1dari 15

Assalamualaikum Wr.

Wb
Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal

KELOMPOK

Sistim Hematologi 1. Dara Silviana


2. Dede Ayunda
Sistim Perkemihan 3. Dede Muslikha
Diabetes Melitus 4. Denia

5. Dera Tri Ananda


6. Devi Riandini Utari
7. Dini Setiawati
8. Dinny Nurfajriani
Maghfira
9. Dwi Putri Yulianty

Sistim Hematologi
Dalam kehamilan, jumlah darah bertambah
(hiperemia) karena itu terjadi pengenceran
darah, karena sel-sel darah tidak sebanding
bertambahnya dengan plasma darah.
Perbandingan pertambahan tersebut
adalah :
Plasma darah bertambah 30%
Sel-sel darah bertambah 18%
Hemoglobin bertambah 19%

a) ANEMIA
) Penyebab anemia umumnya antara lain :
) Kurang gizi (malnutrisi)
) Kurang zat besi
) Malabsorpsi
) Kehilangan darah yang banyak, persalinan yang lalu, haid dan
lain-lain.
) Penyakit-penyakit kronik: paru-paru, cacing usus, malaria dll
)Pengaruh anemia terhadap kehamilan :
) Keguguran
) Partus prematurus
) partus lama, ibu lemah
) Atonia uteri dan perdarahan
) Syok

b) LEUKEMIA
Pada wanita leukemia, bila hamil harus memeriksakan diri secara
teratur dan lebih sering karena ancaman kehamilan dan jiwanya,
terhadap hasil konsepsi dapat terjadi abortus dan prematurus.

Pencegahan:
) Wanita yang leukemia apabila yang kronik sebaiknya jangan
hamil
) Dianjurkan memakai kontrasepsi atau dilakukan tubektomi
c) HEMOSTATIS DAN KELAINAN PEMBEKUAN DARAH
Hemostatis adalah terhentinya aliran darah dari pembuluh darah
yang terluka. Ada 3 faktor proses hemostatis :
) Factor ekstra vascular yaitu factor jaringan seperti kulit, otot,
subkutis, dan jaringan lain.
) Faktor vaskuler yaitu dinding pembuluh darah
) Faktor intravaskuler yaitu zat yang terdapat dalam pembuluh
darah trombosit, fibrinogen, dan sebagainya.

Sistim Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).
Infeksi saluran kencing merupakan komplikasi medis
utama pada wanita hamil. Sekitar 15 % wanita, mengalami
infeksi saluran kencing selama hidupnya. Infeksi saluran
kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin,
dampak yang ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi,
kelahiran premature dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Susunan Sistem Perkemihan


Dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
Dua ureter yang membawa urin dari
ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
Satu vesika urinaria (VU), tempat urin
dikumpulkan, dan
Satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika
urinaria.

Macam-macam infeksi saluran kemih


1)Bakteri UriaTanpa Gejala (Asimptomatik)
Frekuensi bakteriuria tanpa gejala kira-kira 2-10 %,
dan dipengaruhi oleh paritas, ras, sosioekonomi
wanita hamil tersebut. Beberapa peneliti
mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria
ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam
kehamilan, persalinan premature, gangguan
pertumbuhan janin, dan preeclampsia. Oleh karena
itu pada wanita hamil dengan bakteriuria harus
diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari
bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan
beberapa kali. Pengobatan dapat dilakukan dengan
pemberian sulfonamide, ampisilin, atau
nitrofurantoin.

2)Bakteriuria Dengan Gejala (Simptomatik)


Sistitis
Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa
disertai radang bagian atas saluran kemih. Sistitis ini
sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas, penyebab
utama adalah E. coli,dapat pula oleh kuman-kuman
yang lain.

Faktor predisposisi
Uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air
kemih yang tertinggal, disamping penggunaan kateter
yang sering dipakai dalam usaha mengeluarkan air
kemih dalam pemeriksaan ginekologik atau persalinan.

Etiologi
Infeksi saluran kencing merupakan jenis
infeksi nosokomial yang paling sering terjadi
sekitar 40% dari seluruh infeksi pada Rumah
Sakit setiap tahunnya. (Burke dan Zavarsky,
1999).
Organisme yang menyerang bagian tertentu
system urine menyebabkan infeksi pada
saluran kencing yaitu ginjal (Pielonefritis),
kandung kemih (sistitis), atau urine
(bakteriuria). Salah satu penyebaran
organisme dapat melalui penggunaan kateter.

Gejala Infeksi

Mukosa memerah dan oedema


Kesulitan untuk memulai miksi
Adanya nanah awal miksi
Nyeri pada saat miksi
Kesulitan untuk memulai miksi
Nyeri pada abdomen bagian bawah.
Demam
Menggigil
Nyeri pinggang
Disuria

Penatalaksanaan
Terapi Antibiotik untuk pengobatan bakteriuria, bisanya diberikan
untuk jangka 5-7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan,
dapat dilakukan pemeriksaan ulang biakan bakteriologik air kemih.

DIABETES MELITUS
Diabetes Mellitus adalah penyakit kelainan metabolism dimana tubuh
penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula
(glukosa) dalam darahnya. Penderita Diabetes Mellitus (DM) tidak bisa
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup sehingga terjadi
kelebihan gula dalam tubuh.
Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan
(toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM).
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta
persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui
plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat
lambatnya resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama
dan ini menuntut kebutuhan insulin.

Etiologi
Etiologi Diabetes Melitus menurutKapita
Selekta Jilid III, 2006,Yaitu :
Faktor autoimun setelah infeksi, rubella dan
coxsakie B4.
Genetik / keturunan

Gejala Infeksi
Polyuria ( banyak berkemih)
polydipsia ( banyak minum)
Polyphagia ( banyak makan)
Letih, lesu, Lemah badan, gatal, pandangan
kabur, Kelelahan, Pandangan kabur.

Penatalaksana
Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia,
yaitu kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl, 2 jam
sesudah makan < 120 mg/dl, dan kadar HbA1c<6%.
Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode
hipoglikemia, tidak ada ketonuria, dan pertumbuhan
fetus normal. Pantau kadar glukosa darah minimal 2
kali seminggu dan kadar Hb glikosila. Ajarka pasien
memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan
untuk kontrol 2-4 minggu sekali bahkan lebih sering
lagi saat mendekati persalinan. Obat hipoglikemik
oral tidak dapat dipakai saat hamil dan menyusui
mengingat efek teratogenitas dan dikeluarkan melalui
ASI, kenaikan BB pada trimester I diusahakan sebesar
1-2,5 kg dan selanjutnya 0,5 kg /minggu, total
kenaikan BB sekitar 10-12 kg.

TERIMA KASIH ..

Anda mungkin juga menyukai