Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ISI
SISTEM KETATANEGARAAN
1. Pengertian Hukum Dasar
Ada dua macam hukum dasar, yaitu hukum dasar tertulis (undangundang dasar dan hukum dasar tidak tertulis (Konvensi).
1.1 Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang Dasar)
E.C.S Wade

dalam bukunya Constitutional Law mengatakan

bahwa secara umum undang-undang dasar adalah naskah yang


memaparkan undang-undang kerangka dan tugas pokok dari badanbadan pemerintahan suatu negara dan menentukan cara kerja badanbadan tersebut.
Menurut Budiarjo,1981: 95-96, menyatakan bahwa UndangUndang Dasar menentukan bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini
bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain. Undang-undang
dasar juga merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu
negara.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, sifat Undang-Undang
Dasar 1945 adalah sebagai berikut :
1. Karena sifatnya tertulis maka rumusnnya jelas, merupakan suatu
hukum positif yang mengikat bagi pemerintah.
2. UUD 1945 bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan pokok
yang

setiap

kali

harus

dikembangkan

sesuai

dengan

perkembangan zaman, dan memuat hak-hak asasi manusia.

3. Menurut norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan


yang dapat dan harus dilaksanakan sesuai konstitusi.
4. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan peraturan positif paling
tinggi selain menjadi alat kontrol bagi peraturan-peraturan yang
lebih rendah dalam hierarki tertib hukum Indonesia.
1.2 Hukum Dasar Tidak Tertulis (Konvensi)
Konvensi adalah hukum yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggara negara secara tidak tertulis.
Sifat-sifat Konvensi adalah sebagai berikut :
1) Merupakan kebiasaan yang muncul berulang kali dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara.
2) Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan
sejajar.
3) Dapat diterima oleh seluruh rakyat.
4) Bersifat sebagai pelengkap yang tidak terdapat di dalam undangundang dasar.
Konvensi misalnya terdapat pada praktek penyelenggara negara
yang sudah menjadi hukum dasar yang tidak tertulis, seperti :
a.

Pidato kenegaraan Republik Indonesia setiap tanggal 16 Agustus


di dalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat.

b.

Pidato Presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah


tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
pada minggu pertama bulan januari setiap tahun.

c.

Pidato pertanggung jawaban Presiden dan ketua Lembaga Negara


lainnya dalam sidang Tahunan MPR (dimulai sejak tahun 2000).

d. Mekanisme pembuatan GBHN.


Keempat hal tersebut secara tidak langsung merupakan realisasi
UUD 1945 (merupakan pelengkap). Yang berwenang mengubah konvensi
menjadi rumusan yang bersifat tertulis adalah MPR. Rumusannya bukan
berupa hukum dasar melainkan tertuang dalam ketetapan MPR.
2. Pengertian UUD 1945
Sebelum di amandemen yang dimaksud UUD 1945 adalah
keseluruhan naskah yang terdiri dari :
a. Pembukaan

: 4 alinea

b. Batang Tubuh

: 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan,

2 ayat aturan Tambahan.


c. Penjelasan : 1. Penjelasan Umum
2. Penjelasan pasal demi pasal.
Naskah yang resmi telah dimuat dan disiarkan dalam Berita
Republik Indonesia Tahun II No. 7 yang terbit pada tanggal 15 Februari
1946 sebuah penerbitan resmi pemerintah Republik Indonesia.
Namun berdasarkan hasil Sidang Tahunan MPR 2002, sistematika
UUD 1945 adalah Pembukaan dan pasal-pasal yang terdiri dari 37 pasal,
ditambahkan 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan (pasal
2 aturan Tambahan UUD 1945 hasil amandemen keempat).
Yang dimaksud dengan undang-undang dasar dalam UUD 1945
adalah hukum dasar tertulis yang bersifat mengikat bagi pemerintah,

lembaga dasar negara, lembaga mesyarakat, dan warga negara


Indonesia di mana pun mereka berada, serta setiap penduduk yang ada di
wilayah Republik Indonesia. Sebagai hukum, UUD 1945 berisi norma,
aturan, atau ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.
3. Kedudukan UUD 1945
Undang-undang dasar merupakan hukum dasar menjadi sumber
hukum. Setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan, atau
keputusan pemerintah, bahkan setiap kebijaksanaan pemerintahan harus
berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi dan tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan UUD 1945.
Dalam rangka tata susunan norma hukum yang berlaku UUD 1945
merupakan hukum yang menempati kedudukan tertinggi.
4. Sifat UUD 1945
Sifat-sifat UUD yang singkat dan supel itu juga di kemungkinkan
dalam penjelasan :
1.

Undang-undang Dasar itu sudah cukup apabila telah memuat


aturan-aturan pokok saja, hanya memuat garis-garis besar sebagai
instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara
negara

untuk

menyelenggarakan

kehidupan

negara

dan

kesejahteraan sosial.
2.

UUD 1945 yang singkat dan supel itu lebih baik bagi negara
seperti Indonesia ini, yang masih harus berkembang, harus terus
hidup secara dinamis, masih terus akan mengalami perubahanperubahan.

Penjelasan
penyelenggara

UUD

negara,

1945

menekankan

bahwa

semangat

semangat

pemimpin

pemerintahan

sangat

penting, oleh karena itu, setiap penyelenggara negara dan pemimpin


pemerintahan selain harus mengetahui teks UUD 1945 juga harus
menghayati semangatnya. Dengan semangat penyelenggara negara dan
pemimpin pemerintahan yang baik pelaksanaan aturan-aturan pokok yang
tertera dalam UUD 1945 akan baik dan sesuai dengan maksud
ketentuannya.
5. Fungsi UUD 1945
Undang-undang dasar mempunyai fungsi sebagai alat untuk
mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak
sesuai dengan ketentuan UUD 1945.
Undang-undang dasar bukanlah satu-satunya atau keseluruhan
hukum dasar, melainkan sebagian dari hukum dasar, yaitu hukum dasar
yang tertulis. Selain itu masih ada hukum dasar yang lain, yaitu hukum
dasar yang tidak tertulis.
6. Pembukaan UUD 1945
Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan khikmat
dalam empat alinea itu yang mengandung makna yang sangat dalam dan
nilai-nilai dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa yang beradab di dunia.
Berita Republik Indonesia tahun II No.7 menjelaskan bahwa
.pembukaan UUD 1945 yang didalamnya terkandung dalam pokok
pikiran, meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia, serta
mewujudkan suatu cita-cita hukum yang menguasai hukum tertulis (UUD),

maupun hukum dasar yang tidak tertulis (konvensi). Adapun poko-pokok


pikiran tersebut dijelmakan dalam pasal UUD 1945. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945 adalah sumber hukum
positif Indonesia.
Berdasarkan TAP MPR No. III/ 2000 sumber tertib hukum terdiri
dari :
1)

UUD 45

2)

TAP MPR

3)

UU/Perpu

4)

PP

5)

Kepres

6)

Peraturan Daerah.

7. Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.


Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari :
7.1 Tujuh kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negera RI
Dalam

UUD

1945

memberikan

penjelasan

tentang

sistem

pemerintahan Indonesia, yang menyebutkan tujuh kunci pokok sistem


pemerintahan Indonesia. Meskipun UUD 1945 telah diamandemen.
Ketujuh kunci pokok tersebut masih relevan dalam sistem pemerintahan
Indonesia dewasa ini.
Ketujuh kunci pokok itu adalah ;
1)

Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan Hukum (Rechstaat)


Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum
(rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat).

10

Artinya, sertiap tindakan harus berlandaskan hukum, sehingga


dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, tekanan yang
dilakukan terhadap hukum juga berarti terhadap kekuasaan.
2) Sistem Konstitusional
Pemerintahan Indonesia bersifat konstitusional, bukan absolut
(tidak terbatas). Pernyataan ini menunjukkan bahwa sistem
pemerintahan dijalankan menurut sistem konstitusional.
3) Kekuasaan

Negara

yang

Tertinggi

di

Tangan

Majelis

Permusyawaratan Rakyat.
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD
1945 (pasal 1 ayat 2). Badan yang diberi kewenangan untuk
melaksanakan kedaulatan ini adalah MPR, yang merupakan
penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia.
4) Presiden adalah Penyelenggara Pemerintahan Negara Yang
Tertinggi di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan dan tangggung jawab dalam
menjalankan pemerintahan. Dalam melakukan kewajibannya,
Presiden dibantu oleh seorang wakil presiden.
5) Presiden Tidak Bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
UUD 1945 telah menggariskan kerjasama antara Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat, antara lain dalam membentuk undangundang

dan

menetapkan

anggaran

11

serta

belanja

negara,

pengangkatan duta dan konsul, penganugerahan gelar dan jasa,


pemberian amnesti dan abolisi, dan lain-lain.
6) Menteri Negara adalah Pembantu Presiden dan Menteri Negara
Tidak Bertanggung jawab kepada Dewan Perwakiln Rakyat.
UUD 1945 menyatakan bahwa Presiden dibantu oleh Menterimenteri negara dan dapat memberhentikan Menteri-menteri negara
menurut ketentuan UU (pasal 17).
7) Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa Meskipun Kepala
Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, Ia bukan diktator,
artinya kekuasaannya tidak tak terbatas.
7.2 Kelembagaan Negara
Berdasarkan

hasil

Sidang

Tahunan

MPR

2002,

Dewan

Pertimbangan Agung ditiadakan. Sehingga struktur ketatanegaraan


Republik Indonesia menjadi :
STRUKTUR KETATANEGARAAN
SETELAH PERUBAHAN UUD 1945
(ST MPR 2002)
UUD 45

BPK

MPR

PRESIDEN
WAPRES

DPD / DPR

KEKUASAAN
KEHAKIMAN
MK/ MA / KY

LEGISLATIF

EKSEKUTIF

12

YUDIKATIF

Keterangan :
MK = Mahkamah Konstitusi
MA = Mahkamah Agung
KY = Komisi Yudisial
Hal-hal mengenai DPR diatur dalam pasal 19, 20, 20A, 21, 22B,
22C, dan dalam pasal-pasal yang berkaitan dengan kerja sama dengan
Presiden, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam pasal
22D.
BPK mempunyai tugas khusus untuk menerima keuangan negara
dan kemudian hasilnya dilaporkan kepada DPR, DPD, dan DPRD (pasal
23E, pasal 23F, dan 23G). Badan ini bersifat bebas dan mandiri, jadi tidak
dipengaruhi atau mempengaruhi kekuasaan pemerintah. Tugas BPK
antara lain :
1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
2. Memeriksa semua pelaksana APBN.
Sedangkan kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah
Agung (MA) dan badan peradilan yang berada di bawahnya (pasal 24,
24A).
Komisi Yudisial bersifat mandiri dan mempunyai wewenang
mengusulkan pegangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, martabat serta perilaku
hakim (pasal 24B).

13

7.3 Hubungan antara Negara, Warga Negara, HAM menurut UUD 1945
Batang Tubuh UUD 1945 berisi pasal-pasal yang meyangkut
hubungan antara negara dan warga negara. Pada hakekatnya hubungan
antara

negara,

khususnya

pemerintahan,

dan

warga

negaranya

ditentukan oleh cara yang harus ditempuh oleh negara tersebut dalam
mencapai tujuannya. Hubungan antara negara dan warga negara selalu
dikaitkan dengan masalah hak asasi manusia dan masalah demokrasi.
1 Pandangan Bangsa Indonesia tentang Hak Asasi Manusia
Dengan berakhirnya Perang Dunia Kedua pada tahun 1948, PBB
membuat suatu piagam tentang hak asasi manusia yang disebut Unversal
Declaration of Human Right (deklarasi universal tentang hak asasi
manusia) yang sangat mempengaruhi pelaksanaan hak asasi manusia
diseluruh dunia.
Negara Indonesia, selain mengakui hak-hak perorangan, juga
mengakui hak-hak golongan. Pelaksanaan hak dan kewajiban harus sama
dan seimbang, sebab Indonesia menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
2. Demokrasi Pancasila
Bangsa Indonesia, Pengertian demokrasi yang sesuai adalah yang
sejalan dengan kepribadian bangsa Indonesia dan ketentuan UUD 1945.
Pengertian

demokrasi

dinyatakan

dalam

UUD

1945

baik

dalam

pembukaannya, yaitu pada alinea keempat.


Konsep demokrasi yang dimulai sejak Orde Baru dan di
sempurnakan dalam Era Reformasi ini dinamakan Demokrasi Pancasila.
Pelaksanaannya mengacu pada landasan idiil pancasila dan landasan

14

konstitusional UUD 1945, bukan mengacu atau meniru dari nilai konstitusi
negara lain.
Pengertian Demokrasi Pancasila dibagi dalam dua aspek, yaitu
demokrasi sebagai substansi (sebagai pengertian materiil) dan demokrasi
sebagai bentuk atau cara mengambil keputusan (dalam pengertian formil).
Demokrasi sebagai pengertian materiil merupakan pemahaman umum
mengenai nilai demokrasi yang dijiwai oleh sila-sila dalam Pancasila
secara keseluruhan, artinya tidak terfokus pada satu atau dua sila saja.
Pengertian demokrasi pancasila dalam arti formil merupakan
bentuk pengejawantahan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Demokrasi Pancasila penting bagi bangsa Indonesia dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan nasional yang meliputi seluruh kehidupan
bermasyarakat,

berbangsa

dan

bernegara,

melalui

semangat

kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong-royong, persatuan


dan kesatuan serta mengutamakan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
3. Warga Negara dan Penduduk
Dalam mengatur Warga Negara dan Penduduk Indonesia termuat
dalam Pasal 26 dan 27 UUD1945. Undang-undang yang pertama kali
mengatur soal warga itu adalah UU No. 3/1946 yang dalam pasal 1
menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah :
a. Orang yang asli dalam daerah negara Indonesia.

15

b. Orang yang tidak termasuk dalam golongan tersebut di atas tetapi


turunan dari seseorang dari golongan itu, yang lahir dan bertempat
berkedudukan dan kediaman selama sedikitnya 5 tahun berturutturut yang paling akhir di dalam negara Indonesia, yang berumur
21 tahun, atau telah kawin, kecuali jika Ia menyatakan keberatan
menjadi warga negara Indonesia karena ia adalah warga negara
lain.
c. Orang

yang

mendapat

kewarganegaraan

Indonesia

secara

naturalisasi.
Pasal 15 UU No. 3/1946 menyebutkan bahwa dalam undangundang itu berlaku pada hari diumumkannya, yakni tanggal 10 April 1946,
namun pasal tersebut diratifikasi melalui UU No. 6/1947 menjadi undangundang ini mulai berlaku pada 17 Agustus 1945.
4. Kesamaan kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan
Negara RI menganut asas setiap warga negara mempunyai
kedudukan yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan. Ini
merupakan konsekuensi dari prinsip kedaulatan rakyat yang bersifat
kerakyatan dan prinsip negara hukum.
5. Hak atas pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Kemanusiaan
UUD 1945 juga mengatur tentang hak asasi pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi rakyat Indonesia berdasarkan asas
kemanusiaan pada pasal 27 ayat 2 . Berbagai ketentuan peraturan
perundangan yang mengatur hal ini bertujuan menciptakan lapangan kerja
agar warga negara memperoleh penghidupan yang layak.

16

6. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul


Hak asasi warga negara dan penduduk untuk berserikat,
berkumpul,

mengeluarkan

pikiran

secara

lisan

dan

tulisan,

dan

sebagainya diatur dalam pasal 28 UUD 1945, yang pelaksanaannya diatur


dalam undang-undang. Pasal ini menunjukkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokratis. Dalam pelaksanannya pemerintah mengeluarkan
undang-undang antara lain :
1. UU No. 31/2002 tentang Partai Politik
2. UU No. 12/2003 tentang Pemilihan Umum
3. UU No. 11/1996 jo. UU No. 4/1967 jo. UU No. 21/1982 tentang
ketentuan-ketentuan pokok-pokok pers. DPR sekarang telah
mengeluarkan Undang-Undang Pokok Penyiaran, yaitu UU No.
32/2002.
7. Kemerdekaan Memeluk Agama
Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan Negara berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti hak beragama bukan pemberian
negara atau golongan, melainkan bersumber dari keyakinan sehingga
tidak dapat dipaksakan.
8. Hak dak Kewajiban Pembelaan negara
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 menyatakan tentang hak dan kewajiban
setiap warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara,

17

sedangkan pasal 30 ayat 1 menyatakan tentang hak dan kewajiban warga


negara untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara.

9. Hak Mendapatkan Pendidikan


Hak mendapatkan pendidikan diatur dalam pasal 31 UUD 1945.UU
No. 20/2003 menyebutkan penyelenggraan pendidikan dalam tiga jalur,
yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jenjang pendidikan
formal terdiri atas pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis
pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokalisasi, keagamaan, dan khusus.
10. Kebudayaan Nasional
Budaya merupakan hasil dari usaha rakyat Indonesia. Salah satu
kekayaan budaya nasional yang wajib dipelihara adalah bahasa daerah
yang diatur dalam pasal 32 UUD 1945.
11. Kesejateraan Sosial
UUD 1945, menempatkan bidang kesejahteraan sosial sebagai
salah satu upaya mencapai kesejahteraan rakyat yang diatur dalam pasal
33 dan 34 UUD 1945.
7.4 Lambang-lambang Persatuan Indonesia
Pasal 35 UUD 1945 menetapkan bahwa bendera Indonesia
berwarna merah dan putih. Pasal 36 menyatakan bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa persatuan.
7.5 Perubahan UUD 1945

18

Pasal 37 UUD 1945 mengatur tentang perubahan UUD 1945.


Dalam proses Reformasi, UUD 1945 telah mengalami perubahan dan
penyempurnaan melalui amandemen yang dalam Sidang Tahunan MPR
2002 mengalami tahap perubahan keempat. Tetapi sampai saat ini
perubahan hanya dilakukan pada batang tubuhnya.
7.6 Kedudukan Aturan Tambahan dan Aturan Peralihan
Aturan peralihan dikeluarkan jika ada penyesuaian terhadap aturan
baru. Hal ini diatur agar tidak terjadi kekosongan hukum. Aturan peralihan
juga menegaskan tentang perlunya pembentukan Mahkamah Konstitusi
selambat-lambatnya 17 Agustus 2003. Disamping itu juga terdapat aturan
tambahan terdiri dari 2 pasal yang berfungsi memberikan tugas kepada
MPR untuk meninjau materi dan status hukum. Aturan tambahan ini juga
menegaskan bahwa UUD 1945 hanya terdiri dari pembukaan dan pasalpasal , jadi dengan disahkannya amandemen keempat ini berarti
penjelasan UUD 1945 dianggap tidak berlaku lagi.

19

Anda mungkin juga menyukai