Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

METODE ENZIMOLOGI

KATALASE

OLEH

ANINDITA TRI KUSUMA PRATITA


20714030

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015

1. Katalase
Katalase adalah enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang,
membran mukosa, ginjal dan hati. Aktifitas enzim ditemukan dalam mitokondria,
sitoplasma dan peroksosom. Katalase memiliki empat rantai polypeptide, masing-masing
terdiri dari 500 lebih asam amino. (Anonim, 2011).
Katalase juga memiliki empat grup heme yang dibentuk dari cincin protoporphyrin
yang mengandung atom besi tunggal. Berat molekulnya: 118.054,25 gram/mol. Struktur
sekunder : 31% helical (22 helik; 161 residu) 16% beta sheet (19 strands; 82 residu).
(Anonim, 2011).
Ensim Katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap
senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat
menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membran sel dan
kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis. Memiliki kemampuan
untuk inaktivasi hidrogen peroksida. Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim
oksidase,

H2O2

berpotensi

menimbulkan

radikal

karena

membentuk

OH*.

(Anonim, 2011).
2. Tata Nama
Internasional Union of Biochemistry (IUB) pada tahun 1955 merekomendasikan
tatacara pemberian nama enzim:
1. Nama sistematik: Nama direkomendasikan untuk enzim ini adalah dehidrogenase.
Nama alternatif adalah reduktase. Nama oksidase hanya digunakan di mana oksigen
adalah akseptor.
2. Kode numerik: penamaan dengan nomor kode klasifikasi enzim, EC1.11.1.6
menjelaskan bahwa enzim tersebut termasuk kelas EC 1 Oksireduktase, EC 1.11
Peroksida bertindak sebagai akseptor, EC1.11.1 peroksidase dan EC1.11.1.6 katalase.
3. Nama yang direkomendasikan: nama yang memudahkan untuk menyebut dan
mengingat karena sering digunakan sehari-hari.
4. Nama singkatan: nama yang disingkat dari nama aslinya yang panjang, untuk katalase
disingkat menjadi CAT
5. Nama umum atau nama trivial: nama yang sering disebut, yaitu katalase.
(Anonim 2015, 2011 dan Meiyanto, 2008)

Sesuai dengan jenis reaksi yang dikatalisis, enzim dikelompokan ke dalam 6 kelas.
Tabel 1. Klasifikasi enzim menurut IUB berdasarkan reaksi yang dikatalisis
N
o
1
2
3
4

Kelas

Jenis Reaksi yang Dikatalisis

Oksidoreduktase
Transferase
Hidrolase
Liase

Pemindahan Elektron (oksidasi-reduksi)


Pemindahan gugus fungsional
Reaksi Hidrolisis (H20)
Pemindahan gugus ke ikatan ganda atau

Isomerase

sebaliknya
Pemindahan gugus dalam satu molekul

Ligase

menghasilkan isomer
Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O dan C-N
leh reaksi kondensasi

(Meiyanto, 2008)
3. Reaksi
Enzim katalase bertindak sebagai katalisator dalam menguraikan hydrogen peroksida
(H2O2) yang bersifat racun. Terdapatnya hidrogen peroksida (H2O2) dalam sel akan diurai
oleh enzim katalase menjadi oksigen (02) dan air (H20). Hal ini menghindari resiko
kerusakan jaringan akibat hidrogen peroksida (H2O2) yang bersifat racun. Berikut
persamaan reksinya. (Anonim,2012).
1. aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat
Katalase H2O2 + H2A -- >2H2O + A2
2. aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai subtrat
atau donor elektron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor
elektron
Katalase 2 H2O2 ----->2H2O + O2

4. Sumber

Katalase ditemukan di darah, sumsum tulang, membran mukosa, ginjal dan hati.
Didalam organel sel yaitu peroksisome kaya akan enzim katalase. Enzim ini dihasilkan di
organela sel badan mikro. Organela ini berfungsi untuk metabolisme lemak.
(Anonim, 2011).
5. Aplikasi
Fungsi enzim Katalase Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan hasil dari respirasi
dan dibuat dalam seluruh sel hidup. H 2O2 berbahaya dan harus dibuang secepatnya. Enzim
katalase diproduksi sel untuk mengkatalis H2O2. Katalase berperan sebagai enzim
peroksidasi khusus dalam reaksi dekomposisi hydrogen peroksida menjadi oksigen dan air.
Enzim ini mampu mengoksidasi 1 molekul hydrogen peroksida menjadi oksigen.
Kemudian secara simultan juga dapat mereduksi molekul hydrogen peroksida kedua
menjadi air. Reaksi dapat berjalan bila terdapat senyawa pemberi ion hydrogen (AH 2)
seperti methanol, etanol dan format. Peran katalase dalam mengkatalis H 2O2 relatif lebih
kecil dibandiingkan dengan kecepatan pembentukannya. Sel-sel yang mengandung
katalase dalam jumlah sedikit sangat rentan terhadap peroksida. Oleh karena itu katalase
berperan penting dalam mekanisme pertahanan sel darah merah terhadap serangan
oksidaror hydrogen peroksida. (Anonim, 2011).
Gangguan yang ditimbulkan oleh kekurangan katalase dapat mengenai semua
organ, terutama organ yang mengandung banyak katalase, antara lain penyakit fibrosis
ginjal progresis dan Akatalasia. (Anonim, 2011).
Akatalasia merupakan suatu variasi genetik dimana terdapat kekurangan enzim
katalase dalam sel-sel darah merah. Kelainan ini bersifat otosom (tidak tergantung jenis
kelamin) dan ditentukan oleh gen resesif. Proporsi fenotipe ini dalam populasi kurang
lebih 1%. Orang yang menderita akatalasia, kalau terkena hidrogen-peroksida (suatu
antiseptika) akan mengalami hemolisis. Penyakit ini merupakan jenis kelainan metabilk.
Meskipun kekurangan aktifitas enzim katalase pada jaringan tubuh namun hanya sebagian
dari penderitanya yang menunjukkan gejala yang berulang pada gusi dan yang
berhubungan dengan struktur mulut yang mudah luka. Luka biasanya terjadi setelah masa
pubertas. Gangguan semacam ini dilaporkan paling banyak terjadi pada masyarakat di
Jepang dan Korea, dimana frekwensinya di Jepang sekitar 2 dari 100.000 penduduk.
Merupakan suatu variasi genetik, dimana terdapat kekurangan enzim katalase dalam selsel darah. Kelainan ini bersifat otosom (tidak tergantung jenis kelamin) dan ditentukan
oleh gen resesif. Proporsi tipe ini dalam populasi kurang lebih 1%. Orang yang menderita

akatalasia, jika terkena hidrogen peroksida (misal melalui antiseptik) akan mengalami
hemolisis pada sel-sel darah merah. (Anonim, 2011).
Vitiligo Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin
Diseases (NIAMS) vitiligo merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan adanya makula
putih yang dapat meluas di beberapa bagian tubuh. Hipotesis neurohormonal muncul
karena keterlibatan norepinefrin (NE) dan monoamine oksidase (MAO) dalam patogenesis
vitiligo. Peningkatan kadar NE yang disekresikan keratinosit memicu terbentuknya enzim
MAO. Peningkatan aktivitas MAO akan memicu pembentukan hidrogen peroksida yang
berlebihan. Jumlah H2O2 yang berlebihan ini tidak diimbangi oleh katalase yang bertindak
menentralkan hidrogen peroksida pada kelainan vitiligo. (Anonim, 2011).
Rambut beruban Penyebab rambut beruban adalah tubuh terlalu banyak
menghasilkan hidrogen peroksida. Senyawa ini menghalangi produksi melamin, yaitu
pigmen yang memberikan warna bagi kulit dan rambut. Banyaknya senyawa hidrogen
peroksida yang dihasilkan tidak seimbang dengan produksi katalase dalam tubuh.
(Anonim, 2011).
6. Isolasi
Enzim katalase terdapat dalam peroksisom, organel yang ditemukan ada jaringan
tumbuhan di luar inti sel kentang sehingga untuk mengekstraknya cukup dengan
homogenisasi menggunakan blender yang berkecepatan rendah supaya tidak menimbulkan
buih karena dapat menurunkan tegangan permukaan akibatnya enzim yang terekstrak bias
rusak. Proses homogenisasi ini dilakukan dalam buffer fosfat untuk menjaga supaya pH
tetap terjaga, selain itu ditambahkan PMSF sebagai inhibitor protease yang ikut terekstrak
pada saat iolasi katalase. Dengan demikian, ekstrak kasar enzim katalase yang diinginkan
dapat diisolasi tanpa dirusak oleh protease. (Anonim)
Ekstrak kasar enzim katalase (EKE) pada tahap pertama dimurnikan dengan
fraksinasi ammonium sulfat. Keuntungan yang paling penting dari fraksinasi ammonium
sulfat dibandingkan dengan teknik lain adalah menawarkan kstabilan yang tinggi pada
protein yang diendapkan dan dapat menghambat aktivitas protease. Ammonium sulfat
memiliki sedikit sifat asam sehingga ditambahkan buffer fosfat 50 mm.
Larutan enzim yang terjadi selanjutnya didialisis untuk menghilangkan kadar
garam ammonium sulfat. Didialisis dilakukan dengan menggunakan kantong dialisis
berupa selofan yang mempunyai membrane semipermeable sehingga dapat dilalui oleh
ion-ion garam tetapi dapat menahan molekul enzim/ protein, jika endapan sudah tidak

berbentuk lagi berarti garam ammonium sulfat sudah tidak ada lagi dan dialysis
dihentikan.
Larutan enzim fraksi 20-80% jenuh selanjutnya dimurnikan dengan kromatografi
kolom penukar ion DEAE-selulose. Setiap efluen yang tertampung diukur serapannya
pada panjang gelombang 280 nm untuk mengetahui kandungan protein dalam eluen
tersebut.
Fraksi yang mempunyai aktifitas spesifik yang besar disatukan dan dianalisis utuk
menghilangkan kadar garam NaCl dalam larutan membrane selofan dengan uji perak
nitrat. Larutan enzim yang dihasilkan dipekatkan dengan freeze drying. (Anonim)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2015. http://www.ebi.ac.uk/thornton-srv/databases/cgi-bin/enzymes/GetPage.pl?


ec_number=1.11.1.6
Anonim. 2012.https://beequinn.wordpress.com/nursing/biokimia/enzim/
Anonim.

2011.
katalase.html

http://gusuhan.blogspot.com/2011/09/analisis-percobaan-enzim-

Anonim. 2011. http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/EC1/11/1/6.html


Anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim_katalase
Anonim. Enzim katalase terdapat dalam peroksisom.
Meiyanto, Edy. 2008. Konsep Dasar Enzim. http://scribd.com/Konsep-dasar-enzim.html

Anda mungkin juga menyukai