Pedia Trik
Pedia Trik
Assalamuallaikum.wr.wb
Alhamdulilah hirabbilalamin,dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT.
Atas berkat rahmat dan hidayahNya maka dengan ini kami dapat menyelesaikan makalah dengan
lancar.
Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu kami ucapkan
terimakasih kepada Ibu Masniah, S.Kep selaku dosen pembimbing kami serta rekanrekan yang
memberikan masukan dan gagasan tentang makalah yang kami susun.
Kami menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik
dari sisi tulisan maupun sistem penulisan, maka dari itu saya mohon maaf dan mengucapkan
terima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, 28 Oktober 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumentasi memiliki beberapa tujuan dalam jaringan yang rumit antara pasien, fasilitas,
pelayanan, pemberi perawatan, dan pembayaran.Yang terpenting adalah terdapatnya bukti
tertulis tentang komunikasi antara bidang pelayanan kesehatan, dokter, perawat, dan tenaga
profesional kesehatan lainnya. Bukti bahwa hak pasien sudah dilindungi juga merupakan hal
yang penting dengan dugaan potensi kecurangan, pengobatan yang salah atau penganiyaan.
Dokumentasi berperan sebagai bukti bahwa sudah diikutinya hukum, peraturan, regulasi,
panduan, statuta, kebijakan dan prosedur-prosedur yang berkaitan dengan praktek
keperawatan. Sebuah masalah dapat menjadi faktor penentu dalam klaim medis-hukum,
dilema etik, dan tindakan disipliner sebelum digunakannya state board of nursing.
Anak-anak bergantung pada perawat untuk mengantisipasi, mendeteksi,
mengkomunikasikan kebutuhan mereka yang unik. Pemantauan dan dokumentasi yang baik
merupakan aspek penting dalam perawatan pediatrik yang melindungi anak dari cedera dan
meminimalkan risiko tanggung jawab bagi perawat dilingkungan pediatrik.
Peran perawat pediatrik adalah berfokus dalam membantu anak-anak memperoleh tingkat
kesehatan yang optimal. Statistik Amerika terbaru menunjukkan bahwa populasi anak
dibawah usia 21 tahun lebih dari 63 juta. Kira-kira 30% dari seluruh populasi di AS terdiri
dari anak-anak. (U.S. Bureau of the Cencus, 1997)
Perawat pediatrik di unit keperawatan akut tidak hanya bekerja dengan anak-anak tetapi
juga dengan keluarga. Konsep pelayanan kesehatan yang berpusat pada keluarga memakai
nilai-nilai dan dinamika keluarga sebagai hal yang dipertimbangkan. Ketika membuat
rencana asuhan, perawat pediatrik harus mengkaji kesehatan anak dan keluarganya. Asuhan
keperawatan memberi upaya dengan memasukkan rutinitas keluarga untuk mendukung unit
keluarga secara lebih baik lagi. Oleh karena itu, kami tertarik untuk membahas tentang
dokumentasi pediatrik
B. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui dan memahami Dokumentasi Pediatrik secara umum.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode studi kepustakaan yang membahas tentang
dokumentasi pada pediatrik.
D. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini, kami hanya membahas tentang Dokumentasi Pada Pediatrik
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri atas tiga bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan, meliputi: Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan,
Ruang Lingkup dan Sistematika penulisan
BAB II : Landasan Teoritis yang berisikan Dokumentasi, Dokumentasi Pediatrik dan
Dokumentasi dan Penyimpangan yang Umum Terjadi Pada Keperawatan Pediatrik
BAB III : PENUTUP yang berisikan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
Tinjauan Teoritis
A. Dokumentasi
1. Definisi
Dokumentasi
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang ( Potter & Perry,
2005 )
Dokumentasi adalah salah satu aspek terpenting dari peran pemberi perawatan
kesehatan di area pelayanan kesehatan. Dokumentasi memiliki beberapa tujuan dalam
jaringan yang rumit antara pasien, fasilitas, pelayanan, pemberi perawatan, dan
pembayaran. Dokumentasi adalah bukti bahwa tanggung jawab hukum dan etika
perawat terhadap pasien sudah dipenuhi dan bahwa ada pasien menerima asuhan
keperawatan yang bermutu (Patricia, 2000)
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang berguna bagi
individu khususnya perawat yang berfungsi sebagai bukti bertanggung jawab hukum
dan etika perawat.
2. Dokumentasi Proses Keperawatan
Contoh pendokumentasian proses keperawatan yang efektif:
a. Penggunaan standar terminology (pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi)
b. Data yang bermanfaat dan relevan dikumpulkan kemudian dicatat sesuai dengan
prosedur dalam catatan yang permanen.data yang masuk dituliskan pada lembar
pengkajian klien pada waktu yang khusus, misalnya setiap jam, setiap 4 jam atau
setiap 8 jam. Data tersebut meliputi observsi keadaan fisik klien atau
emosional,keputusan keperawatan,kegiatan keperawatan misalnya melaksanakan
perintah dokter atau kegiatan pembelajaran kepada klien. Tetapi, penulisan tiidak
hanya pada periode waktu tertentu, tetapi sewaktu-waktu terjadi masalah pada klien
khususnya pada waktu yang belum atau tidak direncanakan.
c. Dianosa keperawatan di susun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang akurat.
d. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
permanen
e. Observasi dicatat secara akurat,lengkap,dan sesuai urutan waktu
f. Evaluasi dicatat sesuai urutan waktunya, meliputi selama
dirawat,dirujuk,pulang,ataupun perubahan keadaan klien.Respon klien terhadap
tindakan intervensi keperawatan dan medis juga perlu dituliskan.
3. Standar Dokumentasi
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitas
dokumentasi dipertimbangan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu.
Dibawah ini adalah contoh penggunaan pola standar dokumentasi yang efektif:
a. Kepatuhan terhadap aturan pendokumtasian yang ditetapkan oleh profesi atau
pemerintah. Pencatatan tersebut menyediakan pedoman penggunaan singkatan,
tanda tangan, metode jika ada kesalahan, dan peraturan jika data terlambat
masuk.Pengukuran
secara
professional,mempunyai
otoritas,sebagaimana
dokter
dituliskannya data setiap klien pada waktu masuk rumah sakit sampai pulang.Data
tersebut meliputi keadaan klien, pengobatan, tingkat kesadaran klien, tanda-tanda
vital mulai masuk, sampai keluar dari rumah sakit.
4. Tujuan Utama Dokumentasi
Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien, catatan
tersebut dapat diartiakan sebagai suatu catatan bisnis dan hokum yang mempunyai
banyak manfaat dan penggunaan. Tujuan utam dari pendokumentasian adalah untuk:
a. Mangidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,
merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan.
b. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika. Hal ini juga
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
etika
dan
Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah (misconduct) yang berhubungan
dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dank lien
sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi di perlukan sewakti-waktu.
c.
f.
g.
B.
1.
Dokumentasi Pediatrik
Definisi
Dokumentasi pediatrik adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang berguna
bagi individu khususnya perawat yang berfungsi sebagai bukti bertanggung jawab
hukum dan etika perawat khusus untuk klien pediatrik.
2.
3.
perlu)
Bersikap jujur dan beri tau anak jika prosedur itu menyakitkan
atau mendongeng
Izinkan anak untuk memilih hadiah yang akan diterimanya setelah
pelaksanaan prosedur
Remaja
b. Tips Pencatatan Berkaitan Dengan Pasien Pediatrik yang Masuk Rumah Sakit
Berikut ini adalah informasi yang harus didokumentasikan pada saat pasien pediatrik
masuk rumah sakit :
kepala)
9) Materi tertulis yang diberikan kepada keluarga
10) Respons anak dan keluarga terhadap proses penerimaan dan orientasi
11) Temuan yang diperoleh keluarga berkaitan dengan hasil pemeriksaan
laboraturium, kebutuhan diet, dan prosedur
12) Alasan penghapusan informasi dari daftar riwayat masuk
13) Nomer telepon orang yang dapat dihubungi jika tejadi kegawatan
14) Mainan spesial yang digunakan anak
c. Masalah Dokumentasi Kritis di Lingkungan
1) Penggunaan Restrein
Penggunaan restrein
di
semua
lingkungan
kesehatan
masih
kontroversial.
cidera itu terjadi, apakah karena tindakan anak atau tindakan pengasuh
pertentangan informasi dari anak dan orang tua tentang terjadinya cidera
terlambatan dalam mencari pengobatan
riwayat cidera atau kecurigaan cidera yang tidak dapat dijelaskan
cidera yang tidak konsisten dengan riwayat anak atau tingkat perkembangan anak
cidera lebih lama dari waktu terjadinya
7) orang tua yang terpisah atau seseorang yang tidak berusaha mengamankan anak
8) diagnosis reterdasi mental atau kelambatan perkembangan
Orang tua dengan kemarahan hebat diidentifikasi dengan mudah ketika anaknya
(usia pra sekolah) mengalami cidera ketika tidak mendapatkan perhatian sementara
(Hansen, 1993). Kebijakan institusi sering mencakup factor lain untuk dikaji, berikut ini
adalah factor resiko terjadinya pengabaian (Helberg, 1983) :
1)
2)
3)
4)
respons orang tua yang tidak wajar terhadap kontak yang dilakukan anak
5) ketidakmampuan anak untuk melakukan test perkembangan sesuai dengan usia
6) berat badan anak yang jauh dari proporsinya terhadap tinggi badan atau lingkar
kepala, yang mengindifikasikan pengabaian nutrisi
7) anak yang berusia dibawah 10 tahun tinggal sendiri di rumah
kaku untuk mendengar atau melihat lebih baik. Anak yang sedang mengalami nyeri
mungkin menyokong bagian tubuhnya yang sakit. Anak dengan harga diri rendah atau
merasa ditolak dapat menunjukkan pose atau postur tubuh yang bungkuk, tidak hati-hati,
dan apatis. Sebaliknya, anak dengan rasa percaya diri, memiliki perasaan bahwaa dirinya
berharga, dan rasa aman biasanya memilki postur tubuh yang tinggi, tegak, dan
seimbang. Ketika mengobservasi bahasa tubuh, jangan menginterpretasikannya terlalu
bebas tetapi catatlah secara objektif.
Perhatikan higiene anak terkait kebersihannya; bau tubuh yang tidak biasa;
kondisi rambut, leher,kuku, gigi, dan kaki: dan kondisi pakaian. Observasi tersebut
merupakan petunjuk yang sangat baik tentang kemungkinan adanya pengabaian, sumber
finansial yang tidak adekuat, kesulitan dalam perumahan (misalnya tidak ada air yang
mengalir), atau kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan anak.
Penampilan umum termasuk kesan secara keseluruhan tentang status nutrisi anak. Kesan
ini lebih dari sekedar pernyataan yang menggambarkan berat badan atau tinggi badan,
seperti kurus dan tinggi, Penilaian ini merupakan suatu perkiraan kualitas, juga
kuantitas asupan nutrisi anak.
Perilaku termasuk kepribadian anak, tingkat aktivitas, reaksi terhadap stress, permintaanpermintaannya, rasa frustasi, interaksi dengan orang lain (terutama orang tua dan
perawat), tingkat kesadaran, dan respons terhadap stimulus. Beberapa pertanyaan mental
yang berfungsi sebagai pengingat untuk mengobservasi perilaku meliputi: Bagaimana
kepribadian anak secara keseluruhan? Apakah anak memiliki rentang perhatian yang luas
atau perhatiannya sangat mudah dialihkan? Dapatkah anak mengikuti dua atau tiga
perintah dengan baik tanpa perlu diulangi? Bagaimana respons anak yang lebih kecil pada
lambatnya pemberian pujian atau keadaan frustasi? Apakah kontak mata digunakan
selama percakapan? Apa reaksi anak terhadap perawat dan anggota keluarganya? Apakah
anak cepat atau lambat dalam mengerti suatu penjelasan??
C.
Perawat umumnya dituntut karena sejumalah tindakan rutin perawatan pediatric ketika anak
cidera, kesalahan pemberian obat, keslahan pemberian terapi IV, dan luka bakar.
1. Kesalahan pemberian obat
Informasi yang harus ada di semua catatan pediatric, kardeks, dan catatan pemberian
obata adalah berat badan pasien saat masuk rumah sakit, yang harus diperbaharui sesuai
instruksi atau kebutuhan.
2. Terapi intaravena
Karena tubuh bayi dan anak-anak lebih banyak mengandung air daripada orang dewasa
(tubuh bayi mengandung 75% cairan tubuh, yang menurunkan sampai 45% ketika masa
dewasa), anak-anak dapat mengalami cidera yang lebih besar karena kehilangan atau
kelebihan cairan yang tiba-tiba ( Whaley, Wong, 1995).
3. Luka Bakar
Perawat jarang sekali dapat menghindari tanggung jawab ketika anak mengalami luka
bakar. Kebanyakan cedera luka bakar pada pasien pediatrik adalah akibat ketidaktahuan
perawat tentang peralatan, menggunakannya dengan tepat, serta gagal memperhatikan
dan mematuhi peringatan atau petunjuk penggunaannya.
4. Penghalang tempat tidur dan jatuh
Area lain yang memungkinkan terjadinya cedera pada anak merupakan tanggung jawab
perawat meliputi pengawasan anak di ruang bermain. Anak yang tidak ditemani tidak
boleh mengunjungi ruang bermain karena kemungkinan terjadinya jatuh, pingsan,
muntah dan aspirasi, atau cedera karena anak yang lain. Dokumentasikan kapan anak
pergi ke ruang bermain dan dengan siapa.
5. Distres Emosional
Ketika anak mengalami cedera, kemungkinan tidak hanya tuntutan hukum saja yang
terjadi atas nama anak, namun orangtua juga berhak mengajukan tuntutan atas distres
emosional yang mereka alami. Orang tua dapat menuntun secara distres emosional
dengan dua cara. Pertama, orang tua dapat menuntun karena distres mereka disebabkan
oleh ketidaksengajaan atau kesembronoan tindakan perawat. Cara kedua, orang tua dapat
pulih dari distres emosional adalah dengan mengajukan tuntutan bahwa mereka
menderita ketika menyaksikan kematian atau memburuknya kondisi anak, sekalipun
hanya dokter yang melakukan kelalaian.
6. Masalah Komunikasi
Dokumentasi adalah salah satu cara untuk mengkomunikasikan informasi penting tentang
pasien kepada anggota tim kesehatan lain. Berkomunikasi secara efektif dengan pasien
anak dan keluarganya serta membantu rasa percaya merupakan hal yang sama
pentingnya, menjadi landasan bagi semua tugas lain yang harus dilakukan perawat untuk
memperbaiki atau mempertahankan kesehatan anak. Semakin tinggi rasa saling percaya
antara perawat dan keluarga pasien, semakin berkurang kecenderungan keluarga
mengajukan tuntutan hukum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dokumentasi pediatrik adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang berguna bagi
individu khususnya perawat yang berfungsi sebagai bukti bertanggung jawab hukum dan
etika perawat khusus untuk klien pediatrik.
Perawat pediatrik di unit keperawatan akut tidak hanya bekerja dengan anak-anak tetapi
juga dengan keluarga. Konsep pelayanan kesehatan yang berpusat pada keluarga memakai
nilai-nilai dan dinamika keluarga sebagai hal yang dipertimbangkan. Ketika membuat
rencana asuhan, perawat pediatrik harus mengkaji kesehatan anak dan keluarganya. Asuhan
keperawatan memberi upaya dengan memasukkan rutinitas keluarga untuk mendukung unit
keluarga secara lebih baik lagi
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan mengaplikasikan
Dokumentasi Pada Pediatrik.
DAFTAR PUSTAKA
Lyer, Patricia. 2005. Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. EGC.
Jakarta
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan konsep dan Praktik. Salemba Medika.
Jakarta
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta
https://www.scribd.com/doc/43626491/Dokumentasi-Pada-Keperawatan-Pediatrik#download