URIN
2009
PENDAHULUAN
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring
oleh
ginjal
dan
untuk
menjaga
homeostasis
cairan
tubuh
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin
dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis
glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan
protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon
sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik,
sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zatzat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat
tanaman, bahkan bakteri (basoeki, 2000).
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning
pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin
baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama
akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak
lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5, urin akan
menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin
akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat
jenis urin 1,002 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah
sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat
sisa
pencernaan
sayuran
dan
buah,
badan
keton
zat
sisa
Volume urin normal per hari adalah 900 1200 ml, volume
tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat
diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH,
dan emosi.
Interpretasi
warna
urin
dapat
menggambarkan
kondisi
oleh
efek
samping
obat-obatan
dan
makanan
kanker
ginjal,
batu
ginjal,
infeksi
ginjal,
atau
PRAKTIKUM
1. Sifat fisik urin
Tujuan :
Urin normal mempunyai batasan warna, bau, kekeruhan dan pH tertentu.
Teori singkat :
Kesimpulan :
Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu
larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah
bata. Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula
pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan
diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya
gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam
larutan maka semakin gelap warna endapan.
Bahan :
1.
larutan benedict
2. urin sendiri
Cara kerja :
Tabel pengamatan
Kesimpulan :
Tidak terdapat glukosa dalam urin. Hasil yang didapat negatif (-). Kadar glukosa
dalam urin yaitu 0.
Bahan :
1. urin sendiri
2. urin patologis
3. larutan asam sulfosalisilat 5 % dalam larutan Na-sulfat 20 %.
Cara kerja :
Tabel pengamatan
Kesimpulan :
4.
Tujuan :
Memeriksa adanya zat keton dalam urin.
Teori singkat :
Bahan :
1. urin sendiri
2. urin patologis
3. kristal ammonium sulfat
4. natrium nitroprusida 5 % (segar)
5. ammonium hidroksida pekat
Cara kerja :
Tabel pengamatan
5.
Uji Obermeyer
Tujuan :
Memeriksa adanya indikan dalam urin.
Teori singkat :
Bahan :
1. urin sendiri
2. pereaksi obermeyer
3. kloroform
Cara kerja :
Tabel pengamatan
Kesimpulan :
6. Uji Kehamilan
Tujuan :
Memperlihatkan bahwa hanya urin wanita hamil yang mengandung hCG
(human chorionic gonadotropine) dan tidak terdapat pada wanita tidak hamil.
Teori Singkat :
Cara kerja :
Catatan :
Uji positif = aglutinasi terjadi dalam 2 menit
Uji negatif = aglutinasi > 2 menit
Kesimpulan :
DAFTAR PUSTAKA
http://iqbalali.com/2008/02/10/urinalisis-analisis-kemih/
http://bagiilmunohara.blogspot.com/ (SIFAT FISIK URIN YANG ADA
GAMBARNYA)
http://waleanmario.wordpress.com/2008/12/11/uji-reduksi-dan-uji-benedict/