Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PRAKTIKUM BIOKIMIA

URIN

Kelas :Kesmas II-A


Disusun Oleh : Kelompok 2
Abuzar (108101000006)
Bayu Pradana H (108101000009)
Ludi Mauliana (108101000010)
Zumrotun (108101000013)
Rizky Unggul (108101000018)
Ayu Dwi Lestari (108101000031)
Irmayanti Hayat (108101000035)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UIN SYARIF HIDAYATULLLAH JAKARTA

2009
PENDAHULUAN
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring

oleh

ginjal

dan

untuk

menjaga

homeostasis

cairan

tubuh

(http://wikipediaindonesia.com). Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan


urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui
sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang
kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obatobatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang kotor.
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun jika
urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya
cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa
saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah
zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang
dihasilkan dari urea.
Apa saja zat-zat yang terkandung di dalam urin? Di dalam http://wikipedia.com
dijelaskan bahwa urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin
berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke
dalam tubuh melalui molekul pembawa.
Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai
senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi
yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis, yaitu suatu metode
analisis zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urin.
Dalam basoeki (2000) disebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat banyak
cara metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung
di dalam urin. Analisis urin dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi dan anlisis
secara mikroskopik.

Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin
dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis
glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan
protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon
sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik,
sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zatzat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat
tanaman, bahkan bakteri (basoeki, 2000).
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning
pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin
baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama
akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak
lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5, urin akan
menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin
akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat
jenis urin 1,002 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah
sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat
sisa

pencernaan

sayuran

dan

buah,

badan

keton

zat

sisa

metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca


dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing),
zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)

Volume urin normal per hari adalah 900 1200 ml, volume
tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat
diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH,
dan emosi.
Interpretasi

warna

urin

dapat

menggambarkan

kondisi

kesehatan organ dalam seseorang.


a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat
pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal
mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya
disebabkan

oleh

efek

samping

obat-obatan

dan

makanan

tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa


digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria,
seperti

kanker

ginjal,

batu

ginjal,

infeksi

ginjal,

atau

pembengkakkan kelenjar prostat.


c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator
adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau
serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi
vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman
berenergi.

PRAKTIKUM
1. Sifat fisik urin
Tujuan :
Urin normal mempunyai batasan warna, bau, kekeruhan dan pH tertentu.

Teori singkat :

Alat dan Bahan :


1. urin sesaat
2. kertas pH indikator universal
Cara kerja :
Tabel pengamatan

Kesimpulan :

2. Uji benedict (semikuantatif)


Tujuan :
Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin.
Teori singkat :
Uji benedict berdasarkan reduksi CU++ menjadi CU+.pada proses kupri dalam
suasana alkalis biasanya ditambah zat pengkompleks seperti citrate pada larutan
benedict atau larutan fehling untuk mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam
natrium hidroksida.

Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu
larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah
bata. Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula
pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan
diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya
gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam
larutan maka semakin gelap warna endapan.
Bahan :
1.

larutan benedict

2. urin sendiri
Cara kerja :
Tabel pengamatan

Acuan kadar gula (disiapkan petugas)

Kesimpulan :
Tidak terdapat glukosa dalam urin. Hasil yang didapat negatif (-). Kadar glukosa
dalam urin yaitu 0.

3. Uji asam sulfosalisilat


Tujuan :
Memeriksa adanya protein dalam urin.
Teori singkat :

Bahan :
1. urin sendiri
2. urin patologis
3. larutan asam sulfosalisilat 5 % dalam larutan Na-sulfat 20 %.
Cara kerja :
Tabel pengamatan

Kesimpulan :
4.

Uji Rothera (zat keton)

Tujuan :
Memeriksa adanya zat keton dalam urin.
Teori singkat :

Bahan :
1. urin sendiri

2. urin patologis
3. kristal ammonium sulfat
4. natrium nitroprusida 5 % (segar)
5. ammonium hidroksida pekat
Cara kerja :
Tabel pengamatan

5.

Uji Obermeyer

Tujuan :
Memeriksa adanya indikan dalam urin.
Teori singkat :
Bahan :
1. urin sendiri
2. pereaksi obermeyer
3. kloroform
Cara kerja :
Tabel pengamatan

Kesimpulan :
6. Uji Kehamilan
Tujuan :
Memperlihatkan bahwa hanya urin wanita hamil yang mengandung hCG
(human chorionic gonadotropine) dan tidak terdapat pada wanita tidak hamil.
Teori Singkat :

Alat dan Bahan :


1. suspensi lateks yang mengandung antibody monoclonal anti hCG dengan
natrium azida sebagai pengawet
2. kontrol urin positif
3. kontrol urin negatif
4. plat kaca
5. pipet plastik, dengan tangkainya sebagai pengaduk

Cara kerja :

Catatan :
Uji positif = aglutinasi terjadi dalam 2 menit
Uji negatif = aglutinasi > 2 menit
Kesimpulan :

DAFTAR PUSTAKA
http://iqbalali.com/2008/02/10/urinalisis-analisis-kemih/
http://bagiilmunohara.blogspot.com/ (SIFAT FISIK URIN YANG ADA
GAMBARNYA)
http://waleanmario.wordpress.com/2008/12/11/uji-reduksi-dan-uji-benedict/

Anda mungkin juga menyukai