Anda di halaman 1dari 3

-

Pengertian PNEUMONIA
proses peradangan akut yang terjadi pada perenkim paru yang biasa berasal dari suatu infeksi
dan melibatkan organ bronki. (Nelson, 1994).
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli.

ETIOLOGI
Bakteri, seperti Pneumococcus, Staphylococcus, Streptococcus
Virus Haemoliticus influenza, Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza, Virus
parainfluenza, Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Sitomegalovirus, Virus
Influensa, Virus Synsitical respiratorik, Adenovirus, Rubeola, Varisella, Pneumococcus,
Streptococcus, Staphilococcus
Mycoplasma pneumonia(pada anak yang relatif besar)
Faktor resiko umum
Individu yang mengalami depresi refleks batuk (karena medikasi, keadaan yang
melemahkan, atau otot-otot pernafasan lemah),
telah mengaspirasi benda asing ke paru-paru selama periode tidak sadar (cedera kepala,
anestesi),
mempunyai mekanisme menelan abnormal.
Pasien yang berbaring secara pasif di tempat tidur untuk jangka waktu yang cukup lama,
yang secara relatif immobil dan bernafas dangkal.
Lansia terutama mereka yang rentan terhadap pneumonia karena depresi reflek batuk dan
glotis.
Merokok, karena asap rokok
Faktor resiko Meningkatkan Kematian akibat pneumonia
Umur dibawah 2 bulan
Tingkat sosio ekonomi rendah
Gizi kurang
Berat badan lahir rendah
Tingkat pendidikan ibu rendah
Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah

Kepadatan tempat tinggal


Imunisasi yang tidak memadai
Menderita penyakit kronis
Penyebaran
akibat inhalasi mikroba yang ada di udara, aspirasi organisme dari nasofarinks (penyebab
paling sering pneumonia bakterialis)
penyebaran hematogen dari fokus infeksi yang jauh.

TANDA DAN GEJALA


- menggigil, demam, nyeri pleurutik, batuk, sputum yang berwarna seperti karat. Namun
kadang didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas.
- Ronki atau friction rub dapat terdengar di atas jaringan yang terserang oleh karena eksudat
dan fibrin dalam alveolus dan dapat pula pada permukaan pleura.
- hipoksemia dalam tingkat tertentu, akibat pirau darah melalui daerah paru-paru yang tak
mengalami ventilasi atau konsolidasi.
- tampak sakit berat dan gelisah, demam lebih dari 40 C, takikardi, pernafasan yang cepat dan
dangkal, dan pernafasan cuping hidung.
- Pada inspeksi, hemitoraks sisi lesi tampak tertinggal pada pernafasan dan mungkin terdapat
nyeri pada waktu penderita bernafas dalam.
- Pada perkusi didapatkan redup pada daerah lesi, suara nafas bronkial, dan fremitus
vokal mengeras, ada ronki basah.
- Jika pada pemeriksaan jantung ditemukan adanaya perubahan batas-batas jantung dan
peningkatan vena jugularis, perlu dipikirkan adanya komplikasi pembesaran jantung akibat
gagal jantung, penjalaran infeksi ke perikardium dan adanya efusi pleura.
Klasifikasi
1. Berdasarkan keparahan
- Pnemonia berat
sesak nafas berat, retraksi/ tarikan dinding dada
- Pnemonia
nafas cepat > 50x/mnt usia 2 bln 1 th dan 40 x/mnt usia 1-5 th.
- Bukan Pnemonia
Batuk pilek disertai demam, nafas cepat (-), retraksi dinding dada (-)
2. Berdasarkan etiologi
- Pnemonia Bakterialis
Stapilococcuspnomonia, Haemophilus influenza pnomonia, Klebsilia, Pseodomonas
- Pnomonia Viral
Cytomegalovirus, Adenovirus, Respiratory syntical virus, injfluenza A dan B
- Aspiration Pnomonia
Aspirasi makanan, cairan amnion pada neonatus, bedak bayi, kerosin
3. Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
- Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).

Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia).


Pneumonia aspirasi.
Pneumonia pada penderita immunocompromised.
PATOFISIOLOGI
Bakteri yang masuk ke dalam paru melalui saluran nafas masuk ke bronkioli dan alveoli,
menimbulkan reaksi peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein
dalam alveoli dan jaringan interstisial.
Kuman pneumococcus dapat meluas ke porus Kohn dari alveoli ke alveoli ke seluruh
segmen/lobus.
Timbulnya hepatisasi merah adalah akibat perembesan eritrosit dan beberapa leukosit dari
kapiler paru-paru. Alveoli dan septa menjadi penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit
dan fibrin serta relatif sedikit leukosit sehingga alveoli menjadi melebar.
Paru menjadi tidak berisi udara lagi, kenyal dan berwarna merah.
Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah menurun, alveoli penuh dengan leukosit dan relatif
sedikit eritrosit.
Kuman pneumococcus difagositosis oleh leukosit dan sewaktu resolusi berlangsung,
makrofag masuk ke dalam alveoli dan menelan leukosit bersama kuman pneumococcus di
dalamnya.
Paru masuk ke dalam tahap hepatisasi abu-abu kekuningan.
Secara perlahan-lahan sel darah merah yang mati dan eksudatfibrin dibuang dari alveoli.
Terjadi resolusi sempurna, paru menjadi normal kembali tanpa kehilangan kemampuan dalam
pertukaran gas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sinar x : mengidentifikasikan distribusi struktural (misal lobar, bronkial), dapat juga
menyatakan abses luar/infiltrat, empiema (staphylococcus); infiltarsi menyebar atau
terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran/perluasan infiltrat nodul (lebih sering virus)

Anda mungkin juga menyukai