Anda di halaman 1dari 96

MAKALAH MACAM-MACAM SUKU

Di Indonesia sangat banyak sekali kebudayaan-kebudayaan daerah, kebudayaan itu timbul


akibat dari perbedaan-perbedaan yang ada, seperti lagu-lagu daerah, tarian-tarian daerah,
rumah adat daerah, suku-suku, dan alat musik daerah lainnya beserta adat istiadatnya masingmasing. Tapi yang akan kita diskusikan pada pertemuan kali ini ialah tentang suku-suku yang
ada di Indonesia.
Indonesia dikenal sebagai negara yang disusun oleh beragam suku bangsa. Di Indonesia
sangat banyak sekali suku-suku, seperti suku Aceh, Ulu Sungkil Karo, Batak, Nias, Minang,
Pilang Guci, Ogan, Rejang, Sakai, Anak Dalam, Bajau, Penghulu, Kubu, Pasemah, Lampung,
Enggoro, Betawi, Banten, Sunda, Badui, Jawa, Samin, Karimun, Tengger, Madura, Bali,
Bima, Sasak, Sabu, Sumba, Melayu, Dayak, Punan, Kayan, Tidung, Maanyan, Dayak, Banjar,
Gorontalo, Minahasa, dan masih banyak lagi suku-suku yang belum kami sebutkan seperti
suku yang berada di Pulau Irian Jaya yaitu, Asmat, Dani, Blak dan lain-lain.
Dan yang membedakan suatu suku dengan suku lainnya adalah bahasa. Bahasa sebagai
wujud kebudayaan ternyata terbukti ampuh merangkum dan menghimpun banyak orang
dalam satu ikatan suku bangsa. Paling tidak bahasa mampu menguatkan kesadaran kelompok.
Tapi kami tidak akan menerangkan semuanya, sebab di Indonesia ini sangat banyak sekali
suku-sukunya sehingga tidak mungkin bagi kami untuk menjelaskan semuanya itu. Baiklah
untuk mempersingkat waktu yang pertama ialah :
Suku Madura
Suku Madura ialah suku yang banyak berada di Pulau Jawa Timur, sebab memang disanalah
tempat lahirnya orang madura. Ciri-ciri dari orang madura ini diantaranya ialah :
? Didalam kehidupan sehari-hari orang madura seringkali menggunakan logat maduranya
ketika sedang berbicara, apalagi bila sedang berbicara dengan sesama orang madura pasti
akan menggunakan bahasa madura asli.
? Kulit orang madura kebanyakan berwarna hitam, tapi ada juga yang kulitnya berwarna
putih kehitam-hitaman, tergantung dari keturunan masing-masing orang.
? Bila berhadapan dengan orang yang belum dikenalnya kebanyakan pendiam.
Suku Melayu
Suku Melayu merupakan suku yang mempunyai ciri agak menarik, suku melayu ini banyak
terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatra. ciri-ciri yang menonjol dari suku melayu ini
ialah :
Dibawah ini adalah gambar orang Melayu yang berhasil saya ambil gambarnya ketika dia
sedang merokok tapi sebelumnya saya dimarahi dan ditanyainya apa dan kenapa, terus saya
jawab dengan terus terang saja, ya dia mau saja. Ternyata ciri-ciri orang Melayu juga cepat

marah.

? Bahasanya yang khas serta mempunyai ciri tertentu seperti bahasanya mirip dengan bahasa
resmi di Malaysia, sebab Malaysia itu Juga berada di Pulau Kalimantan makanya banyak
keturunan orang melayu yang berada di Malaysia. Ataupun banyak orang melayu yang
berketurunan Malaysia.
? Warna kulitnya tidak hitam juga tidak putih tergantung dari keturunannya masing-masing.
Suku Tiong Hoa
Suku Tiong Hoa sebenarnya bukan suku asli yang berada di Indonesia, tapi merupakan suku
keturunan. Suku Tiong Hoa ini kebanyakan berada di Pulau Kalimantan, ciri-ciri yang sangat
menonjol dari suku Tiong Hoa ini ialah :
? Seperti yang kita ketahui kalau orang Tiong Hoa itu kulitnya berwarna putih, tapi ada juga
orang Tiong Hoa yang kulitnya tidak berwarna putih, itu karena pengaruh lingkungan
ataupun factor keturunan seperti ayah Madura dan ibu Tiong Hoa, makanya tidak sedikit
orang Tiong Hoa yang berkulit selain putih.
? Dalam bekerja orang Tiong Hoa itu sangat rajin dan terampil.
? Mempunyai bahasa yang sangat berbeda sekali dengan bahasa suku-suku yang ada di
Indonesia sebab bahasanya ini ialah bahasa yang digunakan orang Tiong Hoa, dinegara
asalnya.
? Ciri-ciri lainnya ialah matanya agak sipit, tapi ada juga yang matanya tidak sipit tergantung
dari factor keturunan.
? Rata-rata orang cina itu kebanyakan mata pencahariannya berdagang, karena berdasarkan
cerita dahulu ada seorang pedagang Cina yang datang ke Indonesia lama-lama ia menetap di
Indonesia, maka dari itu orang Tiong Hoa kebanyakan Pedagang.
Suku Jawa
Suku Jawa ialah suku yang sangat cepat persebarannya di Indonesia, sebab kita lihat dimanamana banyak sekali orang Jawa. Dan orang Jawa ini banyak berasal dari Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Yogyakarta. Ciri-ciri yang dapat dilihat dari suku Jawa ini ialah :
? Cara berbicaranya yang khas dan terkadang dalam pembicaraan sehari-hari bahasanya ini
nampak sekali dan sangat jelas didengar. Bahasanya juga ada yang kasar dan ada yang halus.
? Tingkah laku dari orang Jawa ini sopan dan patut ditiru, tapi ada juga orang jawa yang
tingkah lakunya macam-macam maksudnya tidak sopan.
? Kulitnya tidak terlalu putih dan tidak terlalu hitam tapi sedang-sedang saja.

Di Jawa juga ada upacara-upacara system religi seperti gambar di atas, gambar di atas ialah
upacara sekaten.
Suku Asmat
Suku Asmat di Indonesia sangat sedikit sekali, karena asal suku asmat ini banyak berada jauh
di Pulau Irian Jaya oleh karena itu persebarannya pun sedikit. Ciri-ciri dari suku Asmat ini
ialah :
? Seperti yang kita lihat di televisi kebanyakan suku Asmat ini berkulit hitam dan kebanyakan
berambut keriting.
? Bila berbicara mereka masih menggunakan bahasa daerahnya sendiri.
? Mereka juga suka membuat patung-patung, karena masih menganut paham animisme.
Suku Dayak
Suku Dayak ini banyak berasal dari Pulau Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Ciri-ciri
dari orang Dayak ini ialah :
? Cara berbicaranya yang sangat khas sekali, dan terkadang cara berbicaranya itu sedikit
kasar yang membuat orang bisa marah dan jengkel. Tapi walaupun cara berbicaranya kasar
sebenarnya hatinya itu baik.
? Kebanyakan orang dayak berkulit putih tapi tidak semua orang dayak berkulit putih.
Suku Batak
Suku Batak banyak berasal dari Sumatra utara. Ciri-ciri dari orang Batak ini ialah :
? Bila dia berbicara dengan orang lain sedikit kasar, tapi kadang membuat orang tertawa.
? Sifatnya yang cepat marah dan mau menang sendiri.
Suku Sunda
Suku sunda banyak berasal dari Jawa Barat. Ciri-ciri yang menonjol dari suku Sunda ini ialah
:
? Bahasanya yang cukup menarik karena setiap dia berbicara selalu diikuti kata teh.
? Mempunyai budi pekerti yang baik.
? Mempunyai wajah yang tampan dan rupawan tapi ada juga yang wajahnya biasa-biasa saja.
Suku Betawi
Suku Betawi ini biasanya banyak berada di Jakarta. Ciri-ciri yang menonjol dari suku Betawi
ini ialah :
? Bahasanya yang unik.
? Adat istidatnya yang sopan tapi ada juga yang tidak sopan.

Suku Bali
Banyak sekali ciri-ciri yang menarik dari suku Bali ini tetapi bila kita pergi ke Pulau Bali
pasti kita terpesona akan alamnya yang sangat indah dan kita juga akan menemukan ciri-ciri
orang Bali seperti :
? Orang Bali kebanyakan beragama Hindu.
? Cara berbicaranya pun sangat halus dan khas, tapi ada juga yang bahasanya susah
dimengerti karena menggunakan bahasa asli Bali.
? Mempunyai adat istiadat yang baik.
? Mempunyai kebudayaan tinggi yang unik dan kaya dengan berbagai ekspresinya.
Contohnya seperti tarian Bali.
? Keunikan Bali juga terlihat dari system social masyarakatnya. Salah satunya adalah
kesatuan social yang disebut Banjar. Banjar merupakan bentuk kesatuan-kesatuan social yang
didasarkan atas kesatuan wilayah.

Gambar ini saya ambil dari sebuah buku pelajaran, disitu menyebutkan bahwa Bali adalah
sebagai salah satu surga dunia yang memikat jutaan orang. Baik dari dalam maupun dari luar
negeri mengunjungi Pulau ini.

Macam - Macam Suku Bangsa Di Indonesia

Nama Suku Bangsa


Suku Aceh
Asal Dari Daerah

Aceh, Kabupaten Aceh besar


Hasil Kebudayaan

Tarian

Tari Seudati

Tari Rateb Meuseukat

Tari Likok Pulo

Tari Laweut

Tari Pho

Tari Ranup lam Puan

Tari Rapa'i Geleng

Bahasa
Bahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa Chamic, cabang dari rumpun
bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasabahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa
Cham, Roglai, Jarai, Rade dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamic.
Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh adalah
bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau.
Makanan Khas
Masakan

Ayam Tangkap

Nasi Guri

Eungkot Paya

Kuwah Eungkt Y

Kuah Beulangong

Kue/Penganan/Kudapan

Timphan

Keukarah

Meuseukat

Kanji Rumbi

Refrensi
Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami wilayah pesisir dan
sebagian pedalaman Aceh. Orang Aceh mayoritas beragama Islam. Bahasa yang
dituturkan adalah bahasa Aceh yang merupakan bagian dari bahasa MelayuPolinesia Barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia dan berkerabat dengan
bahasa Cham di Vietnam dan Kamboja. Selain di wilayah provinsi Aceh sendiri,
populasi suku Aceh juga terdapat di Kedah, Malaysia.
Suku Aceh dikenal dengan kejayaan kerajaan Islam Aceh hingga perjuangan atas
penaklukan kolonial Hindia Belanda.

Nama Suku Bangsa


-

Suku Alas
Asal Dari Daerah

Aceh, Kabupaten Aceh Tenggara


Hasil Kebudayaan

Bahasa

Bahasa Alas, bahasa Alas-Kluet untuk para linguistik


-

Seni Tari
Adapun kesenian dari etnis suku Alas (Musyawarah Adat Alas dan Gayo, 2003) :
1.
2.
3.
4.
5.

Kerajinan
1.
2.
3.
4.

Tari Mesekat
Pelabat
Landok Alun
Vokal Suku Alas
Canang Situ

Nemet (mengayam daun rumbia)


Mbayu amak (tikar pandan)
Bordir pakaian adat
Pande besi (pisau bekhemu)

Makanan Tradisonal
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Manuk labakh
Ikan labakh
Puket Megaukh
Lepat bekhas
Gelame
Puket Megaluh

Refrensi
Suku Alas merupakan salah satu suku yang bermukim di Kabupaten Aceh
Tenggara, Provinsi Aceh (yang juga lazim disebut Tanah Alas). Kata "alas" dalam
bahasa Alas berarti "tikar". Hal ini ada kaitannya dengan keadaan daerah itu
yang membentang datar seperti tikar di sela-sela Bukit Barisan. Daerah Tanah
Alas dilalui banyak sungai, salah satu di antaranya adalah Lawe Alas (Sungai
Alas).

Sebagian besar suku Alas tinggal di pedesaan dan hidup dari pertanian dan
peternakan. Tanah Alas merupakan lumbung padi untuk daerah Aceh. Tapi selain
itu mereka juga berkebun karet, kopi,dan kemiri, serta mencari berbagai hasil
hutan, seperti kayu, rotan, damar dan kemenyan. Sedangkan binatang yang
mereka ternakkan adalah kuda, kambing, kerbau, dan sapi.
-

Marga
Menurut buku (Sanksi dan Denda Tindak Pidana Adat Alas, Dr Thalib Akbar MSC
2004) adapun margamarga etnis Alas yaitu : Bangko, Deski, Keling, Kepale
Dese, Keruas, Pagan, dan Selian kemudian hadir lagi marga Acih, Beruh, Gale,
Kekaro, Mahe, Menalu, Mencawan, Munthe, Pase, Pelis, Pinim, Ramin, Ramud,
Sambo, Sekedang, Sugihen, Sepayung, Sebayang dan marga Teriga
Nama Suku Bangsa

Suku Bali
Asal Dari Daerah

Bali
Hasil Kebudayaan

Kebudayaan
Kebudayaan Bali terkenal dengan tari, drama, dan seni ukirnya. Kebudayaannya
juga kental dengan penggunaan gamelan. Sebagaimana di Jawa, suku Bali juga
mengenal pertunjukan wayang, namun dengan bentuk wayang yang lebih
menyerupai manusia daripada wayang khas Jawa. Suku Bali juga memiliki aspekaspek unik yang terkait dengan tradisi religius mereka. Kehidupan religius
mereka merupakan sinkretisme antara agama Hindu-Buddha dengan tradisi Bali.

Kepercayaan
Mayoritas suku Bali menganut kepercayaan Hindu Siwa-Buddha, salah satu
denominasi agama Hindu. Para pendeta dari India yang berkelana di Nusantara
memperkenalkan sastra Hindu-Buddha kepada suku Bali berabad-abad yang lalu.
Masyarakat menerimanya dan mengkombinasikannya dengan mitologi pra-Hindu
yang diyakini mereka.[2] Suku Bali yang telah ada sebelum gelombang migrasi
ketiga, dikenal sebagai Bali Aga, sebagian besar menganut agama berbeda dari
suku Bali pada umumnya. Mereka mempertahankan tradisi animisme.
Refrensi
Suku Bali adalah suku bangsa yang mendiami pulau Bali, menggunakan
bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama
Hindu, kurang lebih 90%. Sedangkan sisanya beragama Buddha, Islam dan
Kristen. Ada kurang lebih 5 juta orang Bali. Sebagian besar mereka tinggal di
pulau Bali, namun mereka juga tersebar di seluruh Indonesia dan sedikit orang
ada di Malaysia.[1]

Asal-usul
Asal-usul suku Bali terbagi ke dalam tiga periode atau gelombang migrasi:
gelombang pertama terjadi sebagai akibat dari persebaran penduduk yang
terjadi di Nusantara selama zaman prasejarah; gelombang kedua terjadi secara

perlahan selama masa perkembangan agama Hindu di Nusantara; gelombang


ketiga merupakan gelombang terakhir yang berasal dari Jawa, ketika Majapahit
runtuh pada abad ke-15seiring dengan Islamisasi yang terjadi di Jawa
sejumlah rakyat Majapahit memilih untuk melestarikan kebudayaannya di Bali,
sehingga membentuk sinkretisme antara kebudayaan Jawa klasik dengan tradisi
asli Bali.

Nama Suku Bangsa


-

Suku Batak Mandailing


Asal Dari Daerah

Sumatra Utara, Kabupaten Mandailing Natal


Hasil Kebudayaan

Adat Istiadat
Adat istiadat suku Mandailing diatur dalam Surat Tumbaga Holing (Serat
Tembaga Kalinga), yang selalu dibacakan dalam upacara-upacara adat. Orang
Mandailing mengenal tulisan yang dinamakan Aksara Tulak-Tulak, yang
merupakan varian dari aksara Proto-Sumatera, yang berasal dari huruf Pallawa,
bentuknya tak berbeda dengan Aksara Minangkabau, Aksara Rencong dari Aceh,
Aksara Sunda Kuna, dan Aksara Nusantara lainnya. Meskipun Suku Mandailing
mempunyai aksara yang dinamakan urup tulak-tulak dan dipergunakan untuk
menulis kitab-kitab kuno yang disebut pustaha (pustaka). Namun amat sulit
menemukan catatan sejarah mengenai Mandailing sebelum abad ke-19.
Umumnya pustaka-pustaka ini berisi catatan pengobatan tradisional, ilmu-ilmu
gaib, ramalan-ramalan tentang waktu yang baik dan buruk, serta ramalan
mimpi.
Refrensi

Asal Muasal Nama

Mandailing atau Mandahiling diperkirakan berasal dari kata Mandala dan Holing,
yang berarti sebuah wilayah Kerajaan Kalinga. Kerajaan Kalingga adalah kerajaan
Nusantara yang berdiri sebelum Kerajaan Sriwijaya, dengan raja terakhir Sri
Paduka Maharaja Indrawarman yang mendirikan Kesultanan Dharmasraya
setelah di-Islamkan oleh utusan Khalifah Utsman bin Affan pada abad ke-7 M. Sri
Paduka Maharaja Indrawarman adalah putra dari Ratu Shima. Sri Paduka
Maharaja Indrawarman kemudian dibunuh oleh Syailendra, pendiri Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-7 itu juga. Pada abad ke-10, Kerajaan Chola dari wilayah
Tamil, India Selatan, dengan rajanya Rajendra telah menyerang Kerajaan

Sriwijaya dan menduduki wilayah Mandailing, yang kemudian dikenal dengan


nama Ang Chola (baca: Angkola). Ang adalah gelar kehormatan untuk Rajendra.
Kerajaan India tersebut diperkirakan telah membentuk koloni mereka, yang
terbentang dari Portibi hingga Pidoli.[3] Dalam Bahasa Minangkabau, Mandailing
diartikan sebagai mande hilang yang bermaksud "ibu yang hilang". Oleh
karenanya ada pula anggapan yang mengatakan bahwa masyarakat Mandailing
berasal dari Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau.

Kekerabatan

Suku Mandailing sendiri mengenal paham kekerabatan, baik patrilineal maupun


matrilineal. Dalam sistem patrilineal, orang Mandailing mengenal marga. Di
Mandailing hanya dikenal belasan marga saja, antara lain Lubis, Nasution,
Harahap, Pulungan, Batubara, Parinduri, Lintang, Hasibuan, Rambe, Dalimunthe,
Rangkuti, Tanjung, Mardia, Daulay, Matondang, dan Hutasuhut. Bila orang Batak
mengenal pelarangan kawin semarga, maka orang Mandailing tidaklah mengenal
pelarangan kawin semarga. Hal ini lah yang menyebabkan marga orang Batak
bertambah banyak, karena setiap ada kawin semarga, maka mereka membuat
marga yang baru. Di lain pihak orang-orang dari etnis Mandailing apabila terjadi
perkawinan semarga, maka mereka hanya berkewajiban melakukan upacara
korban, berupa ayam, kambing atau kerbau, tergantung status sosial mereka di
masyarakat, namun aturan adat itu sekarang tidak lagi dipenuhi, karena nilainilai status sosial masyarakat Mandailing sudah berubah, terutama di
perantauan.

Nama Suku Bangsa


-

Suku Dayak Bukit


Asal Dari Daerah

Kalimantan Selatan
Budaya Dayak Bukit
Suku ini dapat digolongkan sebagai suku Dayak, karena mereka teguh
memegang kepercayaan atau religi suku mereka. Akan tetapi religi suku ini, agak
berbeda dengan suku Dayak di Kalimantan Tengah (Rumpun Dayak Ngaju atau
Rumpun Barito), yang banyak menekankan ritual upacara kematian dalam
agama Kaharingan. Salah satu Suku Dayak di Kalimantan Selatan yang juga
banyak menekankan ritual upacara kematian adalah Suku Dayak Dusun Deyah.
Sedangkan kepercayaan suku Meratus biasanya disebut agama Balian yang lebih
menekankan upacara dalam kehidupan, seperti upacara pada proses penanaman
padi atau panen, sebagaimana halnya dengan suku Kanayatn yang melakukan
upacara pesta panen Naik Dango di Kalimantan Barat. Suku Dayak Bukit juga
tidak mengenal tradisi ngayau yang ada zaman dahulu pada kebanyakan suku
Dayak.
Upacara ritual suku Dayak Bukit, misalnya "Aruh Bawanang" yang disebut juga
Aruh Ganal. Tarian ritual misalnya tari Babangsai untuk wanita dan tari Kanjar
untuk pria. Suku Bukit tinggal di dalam rumah bersama yang dinamakan balai
yang lebih tepat berfungsi sebagai rumah ritual adat. Istilah balai juga masih
dipakai suku Banjar Hulu yang tinggal di pedalaman untuk menyebut

surau/langgar, karena kesamaannya sebagai tempat ibadah/ritual.


Balai merupakan rumah adat untuk melaksanakan ritual pada religi suku mereka.
Bentuk balai, "memusat" karena di tengah-tengah merupakan tempat altar atau
panggung tempat meletakkan sesajen. Tiap balai dihuni oleh beberapa kepala
keluarga, dengan posisi hunian mengelilingi altar upacara. Tiap keluarga
memiliki dapur sendiri yang dinamakan umbun. Jadi bentuk balai ini, berbeda
dengan rumah adat suku Dayak umumnya yang berbentuk panjang (Rumah
Panjang).
Bahasa Melayu Bukit
Bahasa Dayak Bukit, menurut penelitian banyak kemiripan dengan dialek Bahasa
Banjar Hulu. Ada pula yang menamakan bahasa Bukit sebagai "bahasa Banjar
archais". Bahasa Bukit termasuk Bahasa Melayu Lokal yang disebut Bahasa
Melayu Bukit (bvu).
Referensi
Suku Buket, nama yang dipakai oleh BPS untuk etnik ini dalam sensus
penduduk tahun 2000. Di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000
suku Buket berjumlah 35.838 jiwa, sebagian besar daripadanya terdapat di
kabupaten Kota Baru yang berjumlah 14.508 jiwa.
Suku Bukit juga dinamakan Ukit, Buket, Bukat atau Bukut. Suku Bukit atau suku
Dayak Bukit terdapat di beberapa kecamatan yang terletak di pegunungan
Meratus pada kabupaten Banjar, kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu
Sungai Selatan, kabupaten Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru.

Nama Suku Bangsa


-

Suku Gayo
Asal Dari Daerah

Aceh, Gayo Lues Aceh Tengah


Hasil Kebudayaan

Seni Budaya
Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah
kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung
berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari Saman dan
seni bertutur yang disebut Didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentukbentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus
sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial
masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian seperti tari Bines, tari
Guel, tari Munalu, Sebuku /Pepongoten (seni meratap dalam bentuk prosa), guru
didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat).

Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan


sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban,
disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman nilai
budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan
yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini
diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi,
kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah
agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.
-

Seni dan Tarian

Didong

Didong Niet

Tari Saman

Tari Bines

Tari Guel

Tari Munalu

Tari Sining

Tari Turun ku Aih Aunen

Tari Resam Berume

Tuah Kukur

Melengkan

Dabus

Referensi
Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami pegunungan di
tengah Aceh yang populasinya berjumlah kurang lebih 85.000 jiwa. Suku Gayo
secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo
Lues. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya.
Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.

Nama Suku Bangsa


-

Suku Osing
Asal Dari Daerah

Jawa Timur, Banyuwangi


Hasil Kebudayaan

Bahasa
Suku Osing mempunyai Bahasa Osing yang merupakan turunan langsung dari
Bahasa Jawa Kuno seperti halnya Bahasa Bali. Bahasa Osing berbeda dengan
Bahasa Jawa sehingga bahasa Osing bukan merupakan dialek dari bahasa Jawa
seperti anggapan beberapa kalangan[rujukan?]. kamus boso Osing

Kepercayaan
Pada awal terbentuknya masyarakat Osing kepercayaan utama suku Osing
adalah Hindu-Budha seperti halnya Majapahit. Namun berkembangnya kerajaan
Islam di pantura menyebabkan agama Islam dengan cepat menyebar di
kalangan suku Osing. Berkembangnya Islam dan masuknya pengaruh luar lain di
dalam masyarakat Osing juga dipengaruhi oleh usaha VOC dalam menguasai
daerah Blambangan. Masyarakat Osing mempunyai tradisi puputan, seperti
halnya masyarakat Bali. Puputan adalah perang terakhir hingga darah
penghabisan sebagai usaha terakhir mempertahankan diri terhadap serangan
musuh yang lebih besar dan kuat. Tradisi ini pernah menyulut peperangan besar
yang disebut Puputan Bayu pada tahun 1771 M.

Profesi
Profesi utama Suku Osing adalah petani, dengan sebagian kecil lainya adalah
pedagang dan pegawai di bidang formal seperti karyawan, guru dan pegawai
pemda.

Seni
Kesenian Suku Osing sangat unik dan banyak mengandung unsur mistik seperti
kerabatnya suku bali dan suku tengger. Kesenian utamanya antara lain
Gandrung Banyuwangi, Patrol, Seblang, Angklung, Tari Barong, Kuntulan,
Kendang Kempul, Janger, Jaranan, Jaran Kincak, Angklung Caruk dan Jedor.
Referensi
Suku Osing atau biasa diucapkan Suku Using adalah penduduk asli
Banyuwangi atau juga disebut sebagai "wong Blambangan" dan merupakan
penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Suku
Osing merupakan sub suku Jawa menurut sensus BPS tahun

Desa Adat Kemiren


Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyadari potensi budaya suku Osing yang
cukup besar dengan menetapkan desa Kemiren di kecamatan Glagah sebagai
desa adat yang harus tetap mempertahankan nilai-nilai budaya suku Osing. Desa
kemiren merupakan tujuan wisata yang cukup diminati di kalangan masyarakat
Banyuwangi dan sekitarnya. Festival budaya dan acara kesenian tahunan lainnya
sering diadakan di desa.

Nama Suku Bangsa

Suku Samin
Asal Dari Daerah

Jawa Tengan, Purwodadi


Hasil kebudayaan

Penyebaran
Tersebar pertama kali di daerah Klopoduwur, Blora, Jawa Tengah. Pada 1890
pergerakan Samin berkembang di dua desa hutan kawasan Randublatung, Blora,
Jawa Tengah. Gerakan ini lantas dengan cepat menjalar ke desa-desa lainnya.
Mulai dari pantai utara Jawa sampai ke seputar hutan di Pegunungan Kendeng
Utara dan Kendeng Selatan, atau di sekitar perbatasan provinsi Jawa Tengah dan
Jawa Timur menurut peta sekarang.

Kebudayaan
Sebagaimana paham lain yang dianggap oleh pendukungnya sebagai agama,
orang Samin juga memiliki "kitab suci". "Kitab suci"' itu adalah Serat Jamus
Kalimasada yang terdiri atas beberapa buku, antara lain Serat Punjer Kawitan,
Serat Pikukuh Kasajaten, Serat Uri-uri Pambudi, Serat Jati Sawit, Serat Lampahing
Urip, dan merupakan nama-nama kitab yang amat populer dan dimuliakan oleh
orang Samin.
Ajaran dalam buku Serat Pikukuh Kasajaten (pengukuhan kehidupan sejati)
ditulis dalam bentuk puisi tembang, yaitu suatu genre puisi tradisional
kesusasteraan Jawa.

Bahasa
Mereka tidak mengenal tingkatan bahasa Jawa, jadi bahasa yang dipakai adalah
bahasa Jawa ngoko. Bagi mereka menghormati orang lain tidak dari bahasa yang
digunakan tapi sikap dan perbuatan yang ditunjukkan.

Pernikahan
Menurut Samin, perkawinan itu sangat penting. Dalam ajarannya perkawinan itu
merupakan alat untuk meraih keluhuran budi yang seterusnya untuk
menciptakan Atmaja (U)Tama (anak yang mulia).

Upacara dan tradisi


Upacara-upacara tradisi yang ada pada masyarakat Samin antara lain nyadran
(bersih desa) sekaligus menguras sumber air pada sebuah sumur tua yang
banyak memberi manfaat pada masyarakat. Tradisi selamatan yang berkaitan
dengan daur hidup yaitu kehamilan, kelahiran, khitanan, perkawinan, dan
kematian. Mereka melakukan tradisi tersebut secara sederhana.
Referensi
Suku Samin (disebut juga Pergerakan Samin atau Saminisme) adalah
salah satu suku yang ada di Indonesia. Masyarakat ini adalah keturunan para
pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka
mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar
kekerasan. Bentuk yang dilakukan adalah menolak membayar pajak, menolak

segala peraturan yang dibuat pemerintah kolonial. Masyarakat ini acap


memusingkan pemerintah Belanda maupun penjajahan Jepang karena sikap itu,
sikap yang hingga sekarang dianggap menjengkelkan oleh kelompok di luarnya.
Nama Suku Bangsa
-

Suku Lembak
Asal Dari Daerah

Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong


Hasil Kebudayaan

Bahasa
Suku Lembak tidak jauh berbeda dengan masyarakat Melayu pada umumnya,
namun dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Jika ditinjau dari segi
bahasanya, suku Lembak dengan Melayu Bengkulu (pesisir) terdapat perbedaan
dari segi pengucapan kata-katanya, Melayu Bengkulu kata-katanya banyak
diakhiri dengan huruf 'o' sedangkan suku Lembak banyak menggunakan huruf
'e', selain itu ada kosakata yang berbeda.

Budaya
Suku Lembak adalah pemeluk agama Islam sehingga budayanya banyak
bernuansakan Islam, disamping itu masih ada pengaruh dari kebudayaan
lainnya. Dari sisi adat-istiadat antara Melayu Bengkulu dan suku Lembak ada
terdapat kesamaan dan juga perbedaan, ada hal-hal yang terdapat dalam
Melayu Bengkulu tidak terdapat dalam masyarakat Lembak, dan sebaliknya.
Secara garis besar, kebudayaan Melayu mendominasi kebudayaan suku Lembak.
Referensi
Suku Lembak adalah suku bangsa yang pemukimannya tersebar di kota
Bengkulu, Bengkulu Utara, kabupaten Bengkulu Tengah, kabupaten Rejang
Lebong, dan kabupaten Kepahiang. Suku Lembak di kabupaten Rejang Lebong
bermukim di kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Kelingi, dan Kota Padang.
Di kabupaten Kepahiang, suku Lembak mendiami desa Suro Lembak di
kecamatan Ujan Mas.suku lembak juga mendiami wilayah daerah Kota
Lubuklinggau dan Kabupaten musi rawas yang berada di Provinsi Sumatera
Selatan

Nama Suku Bangsa


-

Suku Madura
Asal Dari Daerah

Jawa Timur, Pulau Madura


Hasil Kebudayaan

Agama dan Kepercayaan


Mayoritas masyarakat suku Madura adalah penganut Islam. Islam Madura adalah
islam yang dikenal cukup aneh karena menganggap semua yang ada di dunia ini
adalah milik Tuhan. contoh, mereka tidak mau bayar sewa tanah, bayar listrik,
bayar air karena mereka menganggap itu adalah milik tuhan dan mereka bebas
menggunakannya. Mereka juga kerap kali mencuri sesuatu karena asas "semua
milik Tuhan" yang mereka percaya itu" Namun tidak semua suku Madura
menganut kepercayaan tersebut. Kepercayaan di atas hanya dianut oleh
segelintir suku Madura yang masih sangat awam. Sekarang Pondok Pesantren
dan pendidikan Islam tumbuh subur di Madura. Sehingga, kepercayaan tersebut
sudah ditinggalkan oleh suku Madura.

Bahasa
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya
yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat,
disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti
menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang
Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan
ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).

Karakter Sosial Budaya


Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki
sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih
baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini
melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.
Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan)dengan Madura
Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik
dari sikap, bahasa, dan tatakrama dari pada orang Madura Barat. Orang Madura
Barat lebih banyak merantau dari pada Madura Timur. Hal ini, dikarenakan
Madura Barat lebih gersang dari pada Madura Timur yang dikenal lebih subur.
Referensi
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia,
jumlahnya sekitar 7 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau
sekitarnya

Sejarah
, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura tinggal di
bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai
utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso,
serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa
berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian Malang. ada
jugak yang meneap di Bawean, di negeri jiran Malaysia misalnya juga ada,
bahkan mereka ada yang menjadi penduduk tetap (sudah dapat AiC/ surat
tinggal selamanya.
Nama Suku Bangsa
-

Suku Minang
Asal Dari Daerah

Sumatera Barat, Minangkabau


Hasil Kebudayaan

Agama
Masyarakat Minang saat ini merupakan pemeluk agama Islam, jika ada
masyarakatnya keluar dari agama Islam (murtad), secara langsung yang
bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minang, dalam istilahnya
disebut "dibuang sepanjang adat". Agama Islam diperkirakan masuk melalui
kawasan pesisir timur, walaupun ada anggapan dari pesisir barat, terutama pada
kawasan Pariaman, namun kawasan Arcat (Aru dan Rokan) serta Inderagiri yang
berada pada pesisir timur juga telah menjadi kawasan pelabuhan Minangkabau,
dan Sungai Kampar maupun Batang Kuantan berhulu pada kawasan pedalaman
Minangkabau. Sebagaimana pepatah yang ada di masyarakat, Adat manurun,
Syarak mandaki (Adat diturunkan dari pedalaman ke pesisir, sementara agama
(Islam) datang dari pesisir ke pedalaman),[25] serta hal ini juga dikaitkan dengan
penyebutan Orang Siak merujuk kepada orang-orang yang ahli dan tekun dalam
agama Islam,[26] masih tetap digunakan di dataran tinggi Minangkabau.

Adat dan budaya


Menurut tambo, sistem adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh dua
orang bersaudara, Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang.
Datuk Ketumanggungan mewariskan sistem adat Koto Piliang yang aristokratis,
sedangkan Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi Caniago yang egaliter.
Dalam perjalanannya, dua sistem adat yang dikenal dengan kelarasan ini saling
isi mengisi dan membentuk sistem masyarakat Minangkabau.
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga
keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai,
dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tungku Tigo Sajarangan.
Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama
tingginya.

Kesenian
Masyarakat Minangkabau memiliki berbagai macam atraksi dan kesenian, seperti
tari-tarian yang biasa ditampilkan dalam pesta adat maupun perkawinan. Di

antara tari-tarian tersebut misalnya tari pasambahan merupakan tarian yang


dimainkan bermaksud sebagai ucapan selamat datang ataupun ungkapan rasa
hormat kepada tamu istimewa yang baru saja sampai, selanjutnya tari piring
merupakan bentuk tarian dengan gerak cepat dari para penarinya sambil
memegang piring pada telapak tangan masing-masing, yang diiringi dengan lagu
yang dimainkan oleh talempong dan saluang.
Referansi
Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok etnis
Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah
penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau,
bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat
daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia.[3] Dalam percakapan awam,
orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada
nama ibu kota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun, masyarakat
ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, yang
bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri.
Nama Suku Bangsa
-

Suku Muna
Asal Dari Daerah

Sulawesi Tenggara, Kabupaten Muna


Hasil Kebudayaan

Upacara Karia
Pada Masyarakat Muna terdapat upacara lingkaran hidup dalam kehidupan
individunya, yang dimulai dari upacara kelahiran sampai sampai pada upacara
kematian. Untuk melaksanaka upacara tersebut seorang individu harus melalui
tahap-tahap. Salah satu tahap tersebut adalah tahap peralihan masa kanakkanak kemasa dewasa khususnya wanita ada upacara yang mereka sebut
upacara Karia.
Upacara karia merupakan upacara yang sangat penting dalam rangka upacaraupacara adat disepanjang hidup individu pada masyarakat Muna. Upacara karia
merupakan upacara inisiasi yang dilakukan kepada setiap wanita yang memasuki
usia dewasa. Menurut pemahaman Masyarakat Muna, bahwa seorang wanita
tidak boleh menikah jika belum melalui proses upacara Karia. Jika dilanggar,
akan merasa tersisih dan akan dikucilkan dalam masyarakatnya.

Tradisi Kasambu
Tradisi Kasambu merupakan tradisi turun temurun yang diadakan oleh
masyarakat suku Muna, Sulawesi Tenggara. Tradisi ini merupakan bentuk
syukuran terhadap kesalamatan seorang Istri yang akan melahirakan anaknya.
Tradisi ini biasa diadakan menjelang kelahiran, biasanya pada bulan ke-7 atau
bulan ke-8. Prosesi kasambu dimulai dengan kedua pasangan suami -istri saling
menyuapi. Sekali menyuap harus dimakan satu kali atau dihabisi, bila tidak maka
sisanya diberikan kepada anak disekitarnya yang telah dipersiapkan. Anak yang
dipersiapkan ini diambil dari keluarga dekat. Pekerjaan menyuapi kemudian
dilanjutkan oleh anggota keluarga lain kepada pasangan tersebut. Makna

lahiryah prosesi ini, yaitu menyatukan kedua keluarga pihak suami dan istri,
sedangkan makna batinyah merupakan wahana perkenalan bagi si janin
terhadap lingkungan keluarga kelak ia akan dilahirkan. Tradisi ini ditutup dengan
pembacaan doa selamat yang dipimpin oleh seorang pejabat agama
setempat/pemuka agama/imam.
Referensi
Suku Muna atau Wuna adalah suku yang mendiami Pulau Muna, Sulawesi
Tenggara. Dari bentuk tubuh, tengkorak, warna kulit (coklat tua/hitam), dan
rambut (keriting/ikal) terlihat bahwa orang Muna asli lebih dekat ke suku-suku
Polynesia dan Melanesia di Pasifik dan Australia ketimbang ke Melayu. Hal ini
diperkuat dengan kedekatannya dengan tipikal manusianya dan kebudayaan
suku-suku di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor dan Flores umumnya. Motif
sarung tenunan di NTT dan motif sarung muna sangat mirip yaitu garis-garis
horisontal dengan warna-warna dasar seperti kuning, hijau, merah, dan hitam.
Bentuk ikat kepala juga memiliki kemiripan satu sama lain. Orang Muna juga
memiliki kemiripan fisik dengan suku Aborigin di Australia. Sejak dahulu hingga
sekarang nelayan-nelayan Muna sering mencari ikan atau teripang hingga ke
perairan Darwin. Telah beberapa kali Nelayan Muna ditangkap di perairan ini oleh
pemerintah Australia. Kebiasaan ini boleh jadi menunjukkan adanya hubungan
tradisional antara orang Muna dengan suku asli Australia: Aborigin.

Nama Suku Bangsa


-

Suku Pamona
Asal Dari Daerah

Sulawesi Tengah, Kabupaten Poso


Hasil Kebudayaan
Adat Pamona
Pamona merupakan nama persatuan beberapa etnis, yang mengandung arti
pakaroso mosintuwu naka Molanto(Pamona), Kemudian Pamona adalah sala satu
etnis yang menyatu pada saat pemerintahan Kolonial belanda, pencetusan nama
Pamona di diklarasikan di Tentena, sehingga untuk mengenang deklarasi
tersebut maka dibuatlah Tugu watu mpoga'a dan di tentena terdapat jalan yang
bernama pamona. Dalam historis kelembagaan adat Pamona dulu di kenal
pembagian kekuasaan untuk poso dipimpin oleh Datue Poso dan beberapa
kabosenyanya memwakili etnis masing-masing....dan kalau di daerah Tana Luwu
dipimpin oleh Mokole Tawi dan keberadaan lembaga Adat Pamona untuk saat ini
terbagi menjadi 2 yakni untuk di daerah Poso bernama Majelis Adat Lemba
Pamona Poso sedangkan untuk di tanah Luwu (Kabupaten Luwu Timur dan
Kabupaten Luwu Utara) dinamakan Lembaga Adat lemba Pamona Luwu....dan
saat ini masih dipelihara keberadaannya oleh seluruh masyarakat adat Pamona
baik yang ada di mangkutana kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara
maupun yang berada di Kabupaten poso.
Bahasa

Contoh asal suku kata yang berubah arti setelah ditambah awalan, akhiran atau
imbuhan dan membentuk beragam arti contoh: asal kata (dasar) ja'a =
jahat;maja'a = rusak, jahat; kaja'a = kejahatan ; ja'andaya = kemarahan;
kakaja'ati = sayang (untuk barang yang rusak)ja'anya =kerugiannya, sayangnya;
ja'asa = alangkah jahatnya; ja'ati=di rusaki ja'a-ja'a=buruk; contoh lain : monco
= benar; kamonconya=sesungguhnya, sebenarnya; monco-monco=sungguhsungguh; moncoro = bersiaga; moncou= terayun;... dan banyak lagi.
Kesenian
Seni tari
Tarian Dero, atau madero merupakan tarian populer di kalangan Suku Pamona.
Tarian ini diadakan pada pesta-pesta rakyat. Biasanya dilakukan oleh orangorang muda. Tarian melingkar dilakukan dengan saling bergandengan tangan,
sambil berbalas pantun diringi musik ceria. Beberapa daerah di Palu melarang
kegiatan tarian dero atau madero karena sering menjadi pemicu perkelahian
antar pemuda yang saling berebut perhatian gadis-gadis.
Referensi
Suku Pamona, atau sering juga disebut suku Poso atau orang poso ,
mendiami hampir seluruh wilayah kabupaten Poso, sebagian wilayah Kabupaten
Tojo Una-Una, sebagian wilayah Kabupaten Morowali,bahkan provinsi Sulawesi
Selatan yakni di wilayah Luwu Timur, sedangkan sebagian kecil hidup merantau
di berbagai daerah di Indonesia. Nenek Moyang Suku Pamona Itu sendiri berasal
dari dataran SaluMoge (luwu Timur) yang karena berada di atas gunung yang
jauh dari pusat pemerintahan sehingga mereka di turunkan oleh Macoa Bawalipu
mendekati pusat pemerintahan yaitu di sekitaran wilayah Mangkutana (luwu
Timur). hingga terjadinya pemberontakan DI/TII mereka menyebar smapai ke
sulawesi tengah dan daerah lainnya. Jika di suatu daerah terdapat suku Pamona,
biasanya selalu ada Rukun Poso, yaitu wadah perkumpulan orang-orang sesuku
untuk melakukan sesuatu kegiatan di daerah tersebut. Agama yang dianut
hampir seluruh anggota suku ini adalah Kristen.
Nama Suku Bangsa
-

Suku Rejang
Asal Dari Daerah

Bengkulu
Hasil Kebudayaan

Budaya
suku ini tidak adaptif terhadap perkembangan di luar daerah. Ini dikarenakan
kultur masyarakat Rejang yang sulit untuk menerima pendapat di luar dari
pendapat kelaziman menurut pendapat mereka, dan ini menjadi bukti keyakinan
dan ketaatan mereka terhadap adat-istiadat yang berlaku sejak dahulu kala. Hal
ini menggambarkan bahwa sejak zaman dahulu suku Rejang telah memiliki adatistiadat. Karena mayoritas suku Rejang masih mempertahankan kebudayaan
mereka, tidak heran jika hukum adat yang berupa denda dan cuci kampung
masih dipertahankan hingga sekarang. Suku Rejang sangat memuliakan harga

diri, seperti halnya penjagaan martabat kaum perempuan, penghinaan terhadap


para pencuri, dan penyiksaan dan pemberian hukum denda terhadap pelaku
zina. Dikarenakan kesesuaian tradisi Rejang dengan ajaran Islam, suku Rejang
telah mengubah kepercayaan terdahulu mereka ke ajaran agama Islam. Hingga
saat ini, budaya mereka juga identik dengan nuansa Islam. Pada zaman
sekarang, sudah banyak putra-putri suku Rejang telah menempuh pendidikan
tinggi seperti ilmu pendidikan keguruan, ilmu kesehatan, ilmu hukum, ilmu
ekonomi, sastra, dan lain-lain.
-

Bahasa
penutur asli bahasa Rejang dapat memahami perbedaan kosakata pada saat
komunikasi berlangsung. Karena perbedaan tersebut seperti perbedaan dialek
pada bahasa Inggris Amerika, bahasa Inggris Britania, dan bahasa Inggris
Australia. Secara filosofis, perbedaan dialek bahasa Rejang terjadi karena faktor
jarak, faktor sosial, dan faktor psikologis dari suku Rejang itu sendiri. Hal ini juga
membuktikan bahwa tingkat persatuan dan kesatuan suku Rejang masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan suku bangsa terdekat lainnya suku Lembak,
Referensi
Suku Rejang adalah salah satu suku bangsa tertua di Sumatera. Suku Rejang
mendominasi wilayah kabupaten Rejang Lebong, kabupaten Kepahiang,
Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, dan kabupaten Lebong.
Berdasarkan perbendaharaan kata dan dialek yang dimiliki bahasa Rejang, suku
bangsa ini dikategorikan Melayu Proto.
Peradaban
Setelah Inggris secara resmi menyerahkan pemerintahan di Bengkulu kepada
Belanda pada 6 April 1825, nasib masyarakat Bengkulu dan daerah pesisir tetap
menderita di bawah belenggu kolonial. Kondisi itu berbeda dengan masyarakat
Rejang di daerah pedalaman atau pegunungan yang tidak pernah mengalami
penjajahan hingga tahun 1860. Keberuntungan itu dikarenakan letak daerah
Rejang yang jauh di pedalaman dan dikelilingi bukit barisan serta hutan rimba
yang masih sangat belantara. Sebelum Belanda menyambangi Tanah Pat Petulai,
peradaban masyarakat Rejang sudah lebih maju dibandingkan dengan
masyarakat lainnya. Hal ini dibuktikan dalam masyarakat Rejang telah memiliki
pemerintahan masyarakatnya sendiri yang terdiri dari 5 orang tui kutei. Kutei
merupakan suatu masyarakat hukum adat asli yang berdiri dan geneologis terdiri
dari sekurang-kurangnya 10 hingga 15 keluarga atau rumah, sedangkan tui kutei
merupakan kepala kutei yang dipilih berdasarkan garis keturunan pendiri petulai
(kesatuan kekeluargaan masyarakat Rejang yang asli).

Nama Suku Bangsa


-

Talang Mamak

Asal Dari Daerah


-

Riau, Indra Giri Hulu

Hasil Kebudayaan
Bahasa
Masyarakat Talang Mamak dalam percakapan sehari-hari menggunakan bahasa
yang disebut dengan Bahasa Talang Mamak, walaupun dalam percakapan
dengan pihak di luar komunitas, mereka biasa menggunakan Bahasa Melayu.
Dalam kosakata Bahasa Talang Mamak ini terdapat pengaruh Bahasa Minang dan
Bahasa Melayu.[4]

Penduduk

Saat ini, total penduduk Talang Mamak dari Lubuk Tebrau hingga Melenai
berjumlah 265 jiwa. Lima puluh persen jiwa diantaranya, sudah dapat
menggunakan suaranya pada pemilihan Presiden dan pemilihan Bupati kemarin.
-

Agama

Sebagian besar masyarakat Talang Mamak mempercayai kekuatan-kekuatan gaib


pada benda-benda yang berada di sekitar (animisme). Beberapa kepala keluarga
beralih ke Islam. Mereka mengakui bahwa Islam adalah agama mereka, namun
untuk ibadah hanya cukup di lisan saja.
-

Mata Pencaharian

Secara keseluruhan, mata pencarian mereka adalah berladang, menyadap karet,


dan mengambil hasil hutan nonkayu. Di samping berburu atau juga menangkap
ikan. Namun, kini Dusun Datai tampak sepi dan banyak rumah yang tidak
terawat lagi. Sekarang banyak yang meninggalkan rumahnya, bisa jadi mereka
sedang membuka kebun baru atau juga pergi mencari Jernang, lanjut Pak Katak
tentang kondisi penduduknya.
-

Budaya

Untuk urusan budaya, Masyarakat Talang Mamak di Taman Nasional Bukit


Tigapuluh sedikit berbeda dengan Tigabalai-Pusat kebudayaan Talang Mamak. Ini
terlihat dari tidak adanya tradisi mengilir dan menyembah raja, serta lunturnya
sistem kebatinan. Umumnya, mereka hidup otonom dalam beraktivitas sehingga
berbagai persoalan yang ada akan diserahkan kepada kepala desa.
-

Tradisi

Namun begitu, mereka masih kental dengan tradisi adat. Sebut saja Gawai
(Pesta Pernikahan), Kemantan (Pengobatan Penyakit), Tambat Kubur (Acara 100
hari kematian), serta Khitanan untuk anak lelaki berumur 12 tahun ke atas yang
dianggap mendekati usia dewasa. Begitu juga dengan rumah yang masih
berbentuk panggung, sebagai ciri khas mereka, misalnya. Bangunan kayu tanpa

ruangan khusus serta sekat pembatas -mulai dari dapur hingga ruang tidursehingga, segala barang tergeletak menjadi satu masih kokoh berdiri.

Nama Suku Bangsa


-

Suku Ternate

Asal Dari Daerah


-

Maluku Utara, Kota ternate

Hasil Kebudayaan
Bahasa Ternate
Orang Ternate mempunyai bahasa sendiri, yaitu bahasa Ternate. Para ahli
berpendapat bahwa bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Halmahera
Utara, yang merupakan kelompok bahasa non-Austronesia. Bahasa Ternate
banyak mempengaruhi bahasa Melayu Maluku Utara, bahasa Melayu di Tidore
dan bahasa Melayu di Tanah Minahasa (Manado). Kata-kata dalam bahasa
Melayu Maluku Utara seperti: ngoni,ngana dll diambil dari bahasa Ternate

Mata Pencaharian

Mata pencaharian orang Ternate bertani dan nelayan. Dalam bidang pertanian
mereka menanam padi, sayur mayur, kacang-kacangan, ubi kayu, dan ubi jalar.
Tanaman keras yang mereka usahakan adalah cengkeh, kelapa dan pala.
Cengkeh merupakan tanaman rempah-rempah yang sudah mempunyai sejarah
panjang di Ternate. Cengkeh merupakan daya tarik yang mengundang
kedatangan bangsa Eropa ke daerah ini. Selain itu, orang-orang Ternate juga
dikenal sebagai pelaut-pelaut yang ulung.

Pola Pemukiman

Pemukiman penduduk umumnya membentang di sepanjang garis pantai.


Rumah-rumah mereka dibangun di sepanjang jalan-jalan dan sejajar dengan
garis pantai di daerah perkotaan. Struktur bangunannya beraneka ragam sesuai
dengan gaya para pendatang dari luar Halmahera di perdesaan. Di pedesaan,
rumah-rumah penduduk terbuat dari rumput ilalang.taek

Agama

Sebelum agama Islam masuk ke P. Ternate, suku ini terbagi dalam kelompokkelompok masyarakat. Masing-masing kelompok kerabat suku Ternate dipimpin
oleh mamole. Seiring dengan masuknya Islam. mamole ini bergabung menjadi
satu konfederasi yang dipimpin oleh kolano. Kemudian, setelah Islam menjadi
lebih mantap, struktur kepemimpinan kolano berubah menjadi kesultanan.
Dalam struktur kolano, ikatan genealogis dan teritorial berperan sebagai faktor
pemersatu, sedangkan dalam kesultanan agama Islamlah yang menjadi faktor
pemersatu. Dalam struktur kesultanan, selain lembaga tradisional yang sudah
ada, dibentuk pula lembaga keagamaan. Kesultanan Ternate masih ada sampai

saat ini meskipun hanya dalam arti simbolik. Namun belakangan ini kesultanan
Ternate tampak bangkit kembali.
Referensi
Suku Ternate dengan populasi 50.000 jiwa bertempat tinggal di Pulau
Ternate. Pulau ini termasuk di dalam wilayah provinsi Maluku Utara dengan
ibukotanya Kota Ternate. Selain berdiam di pulau asalnya, orang Ternate juga
berdiam di daerah lain, misalnya di pulau Bacan dan pulau Obi yang termasuk
wilayah kabupaten Halmahera Tengah, serta wilayah lain di dalam dan di luar
Provinsi Maluku Utara.

Suku Sunda
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa,
Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi
provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah
(Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia.
Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Jika
Suku Banten dikategorikan sebagai sub suku Sunda maka 17,8% penduduk
Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam,
akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu, dan Sunda
Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa
komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat suku
Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai
suku Sunda.
Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya.
Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang. [2] Orang
Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan
pemberani. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan
diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja
Samian adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan hubungan diplomatik
dengan Bangsa lain pada abad ke 15 dengan orang Portugis di Malaka. Hasil dari
diplomasinya dituangkan dalam Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa
tokoh Sunda juga menjabat Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada
kabinet RI.
Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal masa
kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan
adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan aktris
dari etnis Sunda, yang memiliki prestasi di tingkat nasional, maupun
internasional.[3]
Pandangan Hidup
Selain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga mempunyai
pandangan hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Pandangan hidup
tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara
tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran
agama Islam. Pandangan hidup orang Sunda yang diwariskan dari nenek
moyangnya dapat diamati pada ungkapan tradisional, juga dari naskah kuno. [4]

Hubungan antara sesama manusia


Hubungan antara manusia dengan sesama manusia dalam masyarakat Sunda
pada dasarnya harus dilandasi oleh sikap silih asih, silih asah, dan silih asuh,
artinya harus saling mengasihi, saling mengasah atau mengajari, dan saling
mengasuh sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang diwarnai
keakraban, kerukunan, kedamaian, ketentraman, dan kekeluargaan, seperti
tampak pada ungkapan-ungkapan berikut ini:

Kawas gula jeung peueut yang artinya hidup harus rukun saling
menyayangi, tidak pernah berselisih.

Ulah marebutkeun balung tanpa eusi yang artinya jangan memperebutkan


perkara yang tidak ada gunanya.

Ulah ngaliarkeun taleus ateul yang artinya jangan menyebarkan perkara


yang dapat menimbulkan keburukan atau keresahan.

Ulah nyolok mata buncelik yang artinya jangan berbuat sesuatu di


hadapan orang lain dengan maksud mempermalukan.

Buruk-buruk papan jati yang artinya berapapun besar kesalahan saudara


atau sahabat, mereka tetap saudara kita, orang tua tentu dapat
mengampuninya.

Hubungan antara manusia dengan negara dan bangsanya


Hubungan antara manusia dengan negara dan bangsanya, menurut pandangan
hidup orang Sunda, hendaknya didasari oleh sikap yang menjunjung tinggi
hukum, membela negara, dan menyuarakan hati nurani rakyat. Pada dasarnya,
tujuan hukum yang berupa hasrat untuk mengembalikan rasa keadilan, yang
bersifat menjaga keadaan, dan menjaga solidaritas sosial dalam masyarakat.
Masalah ini dalam masyarakat Sunda terpancar dalam ungkapan-ungkapan:

Kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mupakat ka balarea (harus


menjunjung tinggi hukum, berpijak kepada ketentuan negara, dan
bermupakat kepada kehendak rakyat.

Bengkung ngariung bongkok ngaronyok (bersama-sama dalam suka dan


duka).

Nyuhunkeun bobot pangayon timbang taraju (memohon pertimbangan


dan kebijaksanaan yang seadil-adilnya, memohon ampun)

Bahasa
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda.
Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan
tidak lagi menggunakan bahasa Sunda dalam bertutur kata. [5] Seperti yang
terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak
masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.
Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten,
hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para

pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek berbeda. Dialek-dialek ini


adalah:

Dialek Barat (Bahasa Banten)

Dialek Utara

Dialek Selatan (Priangan)

Dialek Tengah Timur

Dialek Timur Laut (Bahasa Sunda Cirebon)

Dialek Tenggara

Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten dan Lampung. Dialek Utara


mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa daerah
Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota
Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di
Kabupaten Majalengka dan Indramayu. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar
Cirebon dan Kuningan, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes dan
Tegal, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis,
juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah.
Kesenian
Seni tari
Seni tari utama dalam Suku Sunda adalah tari jaipongan, tari merak, dan tari
topeng.
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,
Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan
atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena
merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu
Ketuk Tilu. Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu
degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti gendang,
gong, saron, kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik
Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak,
dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok.
Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara
hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.
Wayang Golek
Tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah
pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh
seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang
Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti
halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap
dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan,
pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu
pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 21.00

hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara
kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Cerita wayang yang
populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana
atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari
tanah India.Dalam Wayang Golek, ada tokoh yang sangat dinantikan
pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala
dan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang
selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak
tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut
dengan variasi yang sangat menarik.
Seni musik
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam
memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagulagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang
wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan
lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru
dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Warung Pojok
1. Calung
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung.
Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara
menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas
(tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (dami-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung
(bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang
berwarna putih).
2. Angklung
Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu
khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika
awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal.

NAMA 34 PROVINSI di INDONESIA


LENGKAP DENGAN PAKAIAN, TARIAN, RUMAH
ADAT, SENJATA TRADISIONAL,SUKU,BAHASA
DAERAH,PETA dan GAMBAR

NAMA PROVINSI DI PULAU


SUMATERA INDONESIA

1.Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD)


Ibukota nya adalah Banda Aceh
Berdiri :7 Desember 1959
Dasar Hukum : UU 24/1956
Letak :Pulau Sumatera ( 2-6LU dan 95-99BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BL
Luas Wilayah : 57.365,57 km.
Bandar Udara : Sultan Iskandar Muda (Blang Bintang - Banda Aceh)
Pelabuhan Laut : Balohan (Sabang)
Pahlawan : Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Nyak Arief,
Sultan Iskandar Muda,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Syah Kuala


(UNSYIAH),Universitas Iskandar Muda (UNIDA) Universitas Muhammadiyah
(UNMUHA), IAIN Ar-Raniry, Universitas Malikussaleh
(Lhokseumawe), Universitas Abulyatama (Kota Baro, Aceh Besar), Sekolah
Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK), Politeknik Negeri Lhokseumawe

Makanan Khas Daerah : Timpan, Masak udang cumi, Gulai Aceh,Daging


masak pedas,
Korma kambing, Sie Reubeouh cuka, Gulai kepala ikan, Meuseukat, Kanji
Rumbi,dll.
Obyek Wisata : Taman Nasional Gunung Leuser, Mesjid Raya Baiturrahman,
Taman Laut Pulau Rubiah, Danau Anuek Laot, Iboih, Bekas Kerajaan Samudera
Pasai, Pemandian Air Panas Simpang Balek, Taman Putroe Phang, Pinto Khop,
Danau Laut Tawar, Perpustakaan Islam Tanah Abee (khusus menyimpan bukubuku Islam), Museum Negeri Banda Aceh, Gunongan (sebuah bangunan yang
merupakan gunung buatan), Benteng Indrapatra dll.

Peninggalan Sejarah :
1.Kherkoff, Kuburan Belanda yang membuktikan perlawanan
rakyat Aceh terhadap penjajahan Belanda.
2. Makam Sultan Iskandar Muda, yang merupakan simbol kejayaan dari
Kerajaan Aceh pada masa lalu.

Industri dan Pertambangan : Pabrik Semen Andalas, Pupuk AAF,


Minyak,Emas, dan Perak.

Tarian Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman, Tari Ranup Lam Puan, Tari
Meuseukat, Tari Kipah Sikarang Aceh, Tari Aceh Gempar, Tari Mulia Ratep Aceh,
Tari Rapai Geleng Aceh, Tari Turun Kuaih Aunen Aceh, Tari Bungong Seulanga
Aceh, Tari Seudati Ratoh Aceh, Tari Nayak Padi Aceh, Tari Saman Jaton Aceh,
Tari Kipah Sitangke Aceh, Tari Dodaidi Aceh, Tari Likok Puloe Aceh, Tari Didong
Gayo Aceh, Tari Tarek Pukat Aceh, Tari Aceh Ek U Gle, Tari Aceh Dara Meukipah
Tari Aceh Top Pade.
Rumah Adat : Rumoh Aceh, Rumah Krong Pade atau Berandang
Senjata Tradisional : Rencong, Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon
Teubee.
Lagu Daerah :Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit, Sepakat Segenap.
Suku : Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Melayu Tamiang, Haloban, Devayan, Sigulai,
Julu, Singkil, Aneuk Jamee, Simelue, dan Pulau
Bahasa Daerah : Aceh Gayo, Alas, Aneuk Jamee, Tamiang, Devayan, Simeulue.
Pakaian Adat : Pidie
Identitas Daerah : Flora : Bungong Jeumpa (Michelia Champaca), Fauna :
Cicimpala Kuning (copsychus pyrropygus)

Alat Musik Tradisional : SERUNE KALEE (sumber bunyi : Aerofon, DITIUP


SERTA TERDAPAT LUBANG YANG DIMAINKAN DENGAN JARI SEBAGAI
PENGATUR NADA),Canang, Geunderang, Gong, Rapa-ii, Rifai

Julukan : Kota Serambi Mekkah

2.Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Ibukota


nya adalah Medan
Berdiri : 7 Desember 1959
Dasar Hukum : UU 24/1956
Letak : Pulau Sumatera ( 1-5LU dan 97-101BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BB (Tapanuli) dan BK (Sumatera Utara)
Luas Wilayah : 71.680 km
Bandar Udara : Polonia ( Medan )
Pelabuhan Laut : Belawan ( Medan )
Pahlawan : Si Singamangaraja XII, Kyai Haji Zainul Arifin, Dr. F. Lumban
Tobing, Teungku Amir Hamzah, Mayjen Anumerta DI Panjaitan.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Medan, Universitas


Sumatera Utara(USU), IAIN Sumatera Utara, IKIP Medan

Makanan Khas Daerah : Lalamak, Sagsang, Bika Ambon, Tasak Telu, Anyang,
Gulai Tumbuk Daun Singkong, Mie Keling, Palai Bada Sibolga,dll
Obyek Wisata : Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, Danau Toba, Pulau Nias,
Taman Wisata Sikundur, Museum Perjuangan Bukit Barisan, Museum Daerah
Sumatera Utara, Pantai Cermin, Kebun Binatang.

Peninggalan Sejarah :
1. Biaro Bahal, ditemukan di Padang Sidempuan.
2. Istana Maimun atau Istana Deli.
3. Candi Portibi peninggalan dari Kerajaan Hindu Panai yang memerintah sekitar
tahun 1039.
4. Benteng yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit di tahun 1365.
5.Makam Batu Raja-Raja Batak.

Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Kertas, Tekstil, Ban Mobil.


Tarian Tradisional : Tari Serampang Dua Belas,Tari Tor Tor, Tari Terang Bulan
(Karo) Tari Maena (Nias), Tari Pesta Gembira, Tari Karo Lima Serangkai, Tari
Kuala Deli Tanjung Katung Medan, Tari Dembas Simenguda Tapanuli, Tari
Kemuliaan Man Dibata Karo, Tari Bolo-Bolo Karo, Tari Begu Deleng Sumatera
Utara, Tari Ngari-ngari Karo.
Rumah Adat : Rumah Bolon
Senjata Tradisional : Piso Surit, Hujur, Podang, Belati, Piso Gaja Dompak.
Lagu Daerah : Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo Bangso,
Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam Tomong,
Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar
Tulo, Sing Sing So, Tapian Nauli
Suku : Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak
Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-maya
Bahasa Daerah : Batak
Pakaian Adat : Karo
Identitas Daerah : Flora : Bunga Kenanga (Canaga Odorata), Fauna : Beo
Nias (Gacula Religiusa Robusta)
Alat Musik Tradisional : ARAMBA (sumber bunyi : Ideofon, DIPUKUL
DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS),Doli-doli, Faritia,

Garantung, Gonrang, Hapetan, Kendang Melayu, Gedumba atau Marwas

Julukan : Kota Melayu Deli

3.Provinsi Sumatera Barat (SUMBAR) Ibukota


nya adalah Padang
Berdiri : 3 Juli 1958
Dasar Hukum : UU 61/1958
Letak : Pulau Sumatera ( 1LU-4LS dan 98-102BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BA
Luas Wilayah : 425.75 km
Bandar Udara : Tabing
Pelabuhan Laut : Teluk Bayur
Pahlawan : Teuku Imam Bonjol, Abdul Muis, M.Hatta, H.Agus Salim, Sutan
Syahrir, Hj. Rasuna Said, Prof. Muhammad Yamin. dll

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Andalas (UNAND), IKIP


Padang, IAIN Imam Bonjol

Makanan Khas Daerah : Rendang Padang, Lepat ketan, Gulai Pangek,


Paniaram, Daging Asam Padeh, Ayam bakar Padang, dll.
Obyek Wisata : Museum Adityawarman, Jam Gadang dan Benteng Fort de
Kock, Goa Jepang, Taman Siti Nurbaya, Kepulauan Mentawai, Pantai Air Panas,
Danau Maninjau, Danau Singkarak,
Lembah Harau, Lembah Anai, Krang Tirta, Puncak Lawang, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Batu Nisan Raja Adityawarman di Limokaum Batusangkar, bertuliskan tahun
1356.
2. Patung Adityawarman ditemukan oleh pemerntah Hindia Belanda di
Padangrocok dekat sungai Lansek, yang saat ini disimpan di Museum Nasional
Jakarta.
3. Prasasti Besar Pagaruyung, di dapatkan di bukit Gombak bertahun 1356.
4. Prasasti Adityawarman dari Suroaso ( Batusangkar ).

Industri dan Pertambangan : Semen Padang, Tenun, Timah, Batubara,dan


Granit.
Tarian Tradisional : Tari Baralek Gadang, Tari Indang Minangkabau, Tari
Rantak Minangkabau, Tari Galombang Minangkabau, Tari Piring Kubu Durian
Padang, Tari Pasambahan Minang, Tari Indang Badinding,Tari Sabalah Sumatera
Barat, Tari Payuang Padang, Tari Alang Babega Minangkabau, Tari Ambek Ambek
Koto Anau Sumatera Barat, Tari Lilin, Tari Kain Pasisia Salatan, Tari Selendang
Minangkabau, Tari Barabah Minangkabau, Tari Galombang Pasambahan, Tari
Panen, Tari Rancak Minangkabau, Tari Tudung Saji Minangkabau, Tari Rancak Di
Nan Jombang, Tari Payung Duo
Rumah Adat : Rumah Gadang
Senjata Tradisional :Karih, Kerambit (di Minang disebut
kurambiak/karambiak), Belati, Tombak, Ruduih, Piarit
Lagu Daerah : Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam, Kambanglah
Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam Baiko, Kampuang
nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang, Rang Talu
Suku : Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago,
Sikumbang, dan Gusci
Bahasa Daerah : Minang
Pakaian Adat : Batu Sangkar

Identitas Daerah : Flora : Pohon Andalan (Morus Macroura), Fauna : Kuau


Besar (Agusianusargus)
Alat Musik Tradisional : SALUANG (sumber bunyi : Aerofon, DITIUP
SERTA TERDAPAT LUBANG YANG DIMAINKAN DENGAN JARI SEBAGAI
PENGATUR NADA), Talempong.

Julukan : Kota Tercinta

4.Provinsi Riau Ibukota nya adalah Pekan Baru


Berdiri : 25 Juli 1958.
Dasar Hukum : UU No 61.1958.
Letak : Pulau Sumatera ( 2LU-3LU dan 100-109BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BM
Luas Wilayah : 94.561 km.
Bandar Udara : Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
Pelabuhan Laut : Bengkalis
Pahlawan : Sultan Syarif Kasim II, Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Riau ( UNRI ), IAIN Sultan
Syarif Kasim
Makanan Khas Daerah :

Obyek Wisata : Candi Muara Takus, Batu Pantai Nongsa, Komplek Istana
Kerajaan Siak, , Pantai Pasir Panjang (Pantai Trikora), Suaka Alam Kerumutan,
Pantai Tanjung Pesona, Semenanjung Senggarai, Taman Laut, Bekas Istana
Gunung Sahilang.

Peninggalan Sejarah :
1. Komplek Istana Sultan Sri Siak Indapura yang dibangun 1898.
Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Emas, Perak, Bauksit dan Kertas,
Cumb rubber, plastik, Plywood.
Tarian Tradisional : Tari Joged Lambak, Pedang Jenawi, Tari Pembubung, Tari
Sinar, Tari Lenggang Melayu, Tari Zapin Sekampung, Tari Zapin, Tari Zapin
Kampung Melayu Pekan Baru, Tari RiuhTambourine.
Rumah Adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar.
Senjata Tradisional : PedangJenawi, Badik Tumbuk Lada.
Lagu Daerah :Soleram, Kebangkitan Melayu, Tanjung Katung, Bungo Cempako,
Lancang kuning, Ayam Putih Pungguk, Makan Sirih, Uyang Bagan Tak Ondak
Belaya, Mak Long, Tuanku Tambusai, Pak Ngah Balek, Puteri Tujuh, Dedap
Durhaka, Kutang Barendo.
Suku : Melayu, Akit, Talang Mamak, Hutan, Sakai, Laut, Bunoi,
Bahasa Daerah : Melayu
Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
Identitas Daerah : Flora : Nibung (Oncosperma Tigilarium ), Fauna : Srindit
(Loriculus Pusillus)
Alat Musik Tradisional : GAMBUS (sumber bunyi : Kordofon, DIPETIK
DENGAN MENGGUNAKAN JARI, SERTA MEMAINKAN NADA DENGAN
MENGGUNAKAN JARI), Rebana, Saluang dan Talempong.

Julukan : Kota Bertuah

5.Provinsi Kepulauan Riau Ibukota nya adalah


Tanjung Pinang
Berdiri : 24 September 2002.
Dasar Hukum : UU No 25/2002
Letak : Pulau Sumatera ( 1LS-3LS dan 101-104BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BM dan BP (sebagian sudah diganti
menjadi BP)
Luas Wilayah : 13.741 km.
Bandar Udara : Hang Nadim (Batam), Bandara Kijang ( Tanjung Pinang) Nama
Baru Bandara Internasional Raja Haji Fisabililah (Diresmikan tanggal 2 April
2008)
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Batam
Pahlawan : Sultan Syarif Kasim II, Tuanku Tambusai
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :Obyek Wisata :Pulau Penyengat
Peninggalan Sejarah :
1. Candi Muara Takus. Peninggalan Kerajaan Sriwaijaya di pulau Karimun
2. Puri bekas Yang Dipertuan Muda, salah satu kejayaan Kerajaan Melayu Riau di
pulau Penyengat.
3. Prasasti Pasir Panjang ( Batu Bersurat ) di pulau Karimun

Industri dan Pertambangan : Pakaian Jadi dan Batubara, mesin, kimia,


industri logam.
Tarian Tradisional : Tari Tandak,Tari Persembahan, Tari Madah Gurindam
Tanjung Pinang, Tari Tabal Gempita, Tarian Gamelan.
Rumah Adat : Rumah Selaso Jatuh Kembar
Senjata Tradisional : Ulu Kundit, Pedang Jenawi,
Lagu Daerah : Segantang Lada
Suku : Melayu, Siak, Sakai, Kubu, Kerinci, Bajau, Batin, Penghulu, dll.
Bahasa Daerah : Melayu
Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna :
Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : GENDANG PANJANG (sumber bunyi :
Membranofon, DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)

Julukan : Kota Gurindam,


Negeri Pantun, Kota Bestari

6.Provinsi Jambi Ibukota nya adalah Jambi

Berdiri : 6 Januari 1957.


Dasar Hukum : UU No 61/1958
Letak : Pulau Sumatera ( 1LS-3LS dan 101-105BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BH
Luas Wilayah : 244.477 km.
Bandar Udara : Sultan Tahaha Syarifuddin
Pelabuhan Laut : Kuala Tungkal
Pahlawan : Sultan Tahaha Syarifuddin, sultan Mahmud Muhyidina dan
Permaisurinya Putri Ayu
( Pahlawan Darah )

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Jambi (UNJAM),


Insititut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Tahaha Syarifuddin
Makanan Khas Daerah : Tempoyak, Gulai Rebung Jambi, Putri Kandis Pelangi,
dll.
Obyek Wisata : Danau Kerinci, Taman Anggrek, Goa Alam Toangko, Candi
Muara Jambi, Air Panas Bumi, Danau Sipin, Taman Mayang Manggurai, Goa Alam
Tingkap, Taman rimba, Danau Ladeh Panjang, Batu Bertulis Karang Birahi,
Taman Nasional, Berbak, Taman Nasional Kerinci,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Flakes Obsidian, benda purbakala berasal dari Kerinci.
2. Bejana Perunggu, Danau Kerinci
3. Prasasti Karang Birahi,di Merangin Jambi.

Industri dan Pertambangan : Batubara, Emas, Minyak Bumi, dan Karet.


Tarian Tradisional : Tari Sekapur Sirih, Tari Selampit Delapan, Tari Rentak
Besapih, Tari Kipas Keprak, Tari Tauh, Tari Selaras Pinang Masak, Tari Selendang
Mak Inang, Tarian Magis Gadis.
Rumah Adat : Rumah Panjang
Senjata Tradisional : Keris, pedang, Tombak, dan Sampitan

Lagu Daerah : Batanghari, Soleram, Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang


Mayang
Suku : Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan Bajau
Bahasa Daerah : Kubu, Kerinci, Batin, Melayu, Bajau
Pakaian Adat : Jambi
Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna :
Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : GAMBUS (sumber bunyi : Kordofon, DIPETIK
PADA BAGIAN SENARNYA)

7.Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL)


Ibukota nya adalah Palembang
Berdiri : 14 Agustus 1960.
Dasar Hukum : UU No 3/1950
Letak : Pulau Sumatera ( 1LS-5LS dan 102-107BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BG
Luas Wilayah : 113.339,07 km.
Bandar Udara : Sultan Mahmud Badaruddin II / Talang Betutu
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Palembang
Pahlawan : Sultan Mahmud Badaruddin II

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sriwijaya (UNSRI), IAIN


Raden Fatah
Makanan Khas Daerah : Pempek Palembang, Tekwan, Burgo, Sate Pentul, Mie
Celor
Obyek Wisata : Danau Ranau, Pulau Kemaro, Taman Purbakala Geding Suryo,
Gunung Dempo, Bukit Salero, Museum Timah, Pantai Matras, Pantai Tanjung
Kelayang, Pusat Tenun Songket, Kawah Tengkurep, Air Terjun Tenag,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Piagam Talang Tuwo.
2. Prasasti Telaga Batu ( Prasasti Persumpahan ) yang berisikan kutukan.
3. Taman Purbakala Gede Ing Symo, Komplek kuburan Islam abad pertengahan.
4. Prasasti Kedukan Bukit bertahun 683 masehi, ditemukan di Palembang tahun
1920
Industri dan Pertambangan : Minyak bumi, Batubara, Pupuk, Polipropilen,
Karet.

Tarian Tradisional : Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek, Tari Kelindan Sumbay,
Tari Kipas Linggau Tarian Pagar Pengantin Palembang, Tari Gending Sriwijaya
Rumah Adat : Rumah Limas
Senjata Tradisional : Keris, tombak, pedang, badik
Lagu Daerah : Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile, Tari
Tanggai
Suku : Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas,
Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi,
Rejang, dan Ranau
Bahasa Daerah : Palembang
Pakaian Adat : Aisan Gede
Identitas Daerah : Flora : Duku (Lansium Domesticun), Fauna : Belida
(Notoptenuschitala)
Alat Musik Tradisional : ACCORDION (sumber bunyi : Aerofon, DENGAN
MENGGUNAKAN KEDUA TANGAN, TANGAN YANG SATU SEBAGAI
PENGATUR ALUNAN SUARA SEDANGKAN TANGAN YANG SATU LAGI
SEBAGAI PENGATUR NADA)

Julukan : Kota Pempek

8.Provinsi Bangka Belitung (BABEL) Ibukota


nya adalah Pangkal Pinang
Berdiri : 9 Februari 2001
Dasar Hukum : UU No.27/2000
Letak : Sebelah Timur Pulau Sumatera ( 1LS-4LS dan 105-109BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BN
Luas Wilayah : 81.724,74 km.
Bandar Udara : Depati Amir( Bangka) dan HAS Hanandjoedin
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Muntok dan Toboali Bangka, Pangkal
Balam( Pelabuhan Utama )
Pahlawan : Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :Makanan Khas Daerah : Martabak Bangka, Kwetiau Bangka, Lempah Kuning,
Getas, Rusip, Calok, dll
Obyek Wisata : Pantai Teluk Uber, Pantai Romondong, Pantai Penyusuk, Pantai

Air Anyer, Pemandian air panas Pemali, Gunung Maras, Hutan Wisata Sungailiat,
Pantai Matras, Pantai Tanjung Pesona, Pantai Parai Tenggiri, Pantai Batu Bedaun,
Pantai Rebo, Pantai Tikus, Pantai Layang,dll.
Peninggalan Sejarah : Industri dan Pertambangan : Timah, pengolahan kayu dan perikanan.
Tarian Tradisional : Tari Puteri Bekhusek, Tari Tincak Gambus Bangka
Belitung, Tari Taluput Bangka Belitung
Rumah Adat : Rumah Rakit, Rumah Limas
Senjata Tradisional : Siwarpanjang, Parang Bangka, Kedik
Suku : Suku Melayu (suku bangsa asli), Jawa, Sunda , Bugis, Banten, Banjar,
Madura, Palembang, Minang, Aceh, Flores,Maluku, Manado dan Tionghoa (30%)
Bahasa Daerah : Melayu Bangka
Pakaian Adat : Aisan Gede
Identitas Daerah : Flora : Nagasari (Palaquium Rostratum), Fauna : Rusa,
Babi, Kancil, Elang, ayam
Alat Musik Tradisional : GENDANG MELAYU (sumber bunyi :
Membranofon ,DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN ),
Gambus, Suling

Julukan : Serumpun Sebalai


Negeri Berpantun

9.Provinsi Bengkulu Ibukota nya adalah


Bengkulu
Berdiri : 18 November 1968.
Dasar Hukum : UU No.9/1967.
Letak : Pulau Sumatera ( 2LS-6LS dan 101-104BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BD
Luas Wilayah : 72.078 km.
Bandar Udara : Padang Kemiling ( Bandar Udara Fatmawati Soekarno)
Pelabuhan Laut : Pulau Baai/Bengkulu.
Pahlawan : Fatmawati Soekarno.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Bengkulu (UNIB),


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Makanan Khas Daerah : Oncong-oncong pisang.
Obyek Wisata : Bunga Raflesia Raksasa, Pantai Nala dan Pantai Panjang,
Danau Dendam Tak Sudah, Danau Gadang, Pantai Pasir Putih, Bukit Gedang
Seblat, Pantai Jakat, Kaur Timur,
Perkampungan Cina, Sungai Gunung Saelan, Gua Sarang Butung Layang-layang
Kedurang, Hutan Wisata Bukit Daun, Air Terjun Kepala Curup, Gunung Emas,
Pantai Muara, Gunung Nanuua, Bukit Kaba, Pantai Linau, Suban Air Panas.

Peninggalan Sejarah :
1. Makam Sentot Alibasa.
2. Benteng Marlborough.
3. Monumen Parr Dan Monumen Hamilton.

Industri dan Pertambangan :Emas dan Perak, Batubara, Industri Konstruksi.


Tarian Tradisional : Tari Andun, Tari Bidadari, Tari Ganau
Rumah Adat : Rumah Rakyat
Senjata Tradisional : Keris, Badik, Kuduk, Rudus
Lagu Daerah : Lalan Belek
Suku : Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu, Suku Mukomuko, Suku
Ketahun, Suku lembak, Suku Enggano, Suku Pasemah, Suku pendatang dll.
Bahasa Daerah : Melayu, Serawai, Rejang, Pasemah, Gumai, Kaur, Lebak
Pakaian Adat : Bengkulu
Identitas Daerah : Flora : Suweg Raksasa (Amorpholia Hallustitanum), Fauna
: Beruang Madu (Elartos Malayanus)
Alat Musik Tradisional : DOLL (sumber bunyi :Membranofon ,DIPUKUL
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PEMUKUL ), Gong, Serdap, dan Kerilu

Julukan : The Land Of Raflesia

10.Provinsi Lampung Ibukota nya adalah


Bandar Lampung

Berdiri : 13 Februari 1964


Dasar Hukum : UU No.14/1964
Letak : Pulau Sumatera ( 3LS-7LS dan 103-106BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BE
Luas Wilayah : 35.376,84 km.
Bandar Udara : Radin Inten ( Bandar Lampung )
Pelabuhan Laut : Bakauheni & Panjang / Bandar Lampung
Pahlawan : Radin Inten II

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Lampung (UNILA), IAIN


Radin Inten
Makanan Khas Daerah : Srawit Lampung, Punyeu Baung, Malbi Hati, Gulai
Balak, Gulai Taboh, Maksuba,dll.
Obyek Wisata : Way Kambas, Pulau Rejekwesi, Pulau Pasir, Pasir Putih, Pantai
Merak Belantung, Gunung Rajabasa, Pantai Wartawan ,Krakatau, Way Belerang,
Pulau Condong, Air Terjun Way Lalaan.

Peninggalan Sejarah :
1. Guci Purbakala Pugung Raharjo Lampung.
2. Komplek Megalitik Pugung Raharjo.
3. Makan Radin Intan II.
4. Prasasti Palas Paembah.
5. Prasasti Batu Bedil.

Industri dan Pertambangan : Emas, Pakaian Jadi, Sapi Potong, dan Pupuk,
Marmer, Biji besi, Mangan.
Tarian Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting, Tari Ngelajau, Tari Sembah
Lampung, Tari Bedana Lampung.
Rumah Adat : Nuwou Sesat
Senjata Tradisional :Payan, Golok/Candung, Keris/Kekhis, Badik (dan
biasanya mekhanai/khagah lampung bila bepergian selalu membawa badik
untuk melindungi dirinya dari serangan lawan), Pisau/Lading, Terapang, Beladu

Suku : Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung,
Pasemah, Jawa, Sunda, Batak, Melayu, Lampung (Sebatin dan Pepadun)
Bahasa Daerah : Melayu
Pakaian Adat : Tulang Bawang
Identitas Daerah : Flora : Kembang Ashar (Mirabilis Jalapa), Fauna : Gajah
(elephas Maximus Sumatranus)
Alat Musik Tradisional : BENDE (sumber bunyi :Ideofon , DIPUKUL
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PEMUKUL KHUSUS )

Julukan : Kota Kain Tapis,


Kota Pisang

-------------------------------------------------------

NAMA PROVINSI DI PULAU


JAWA INDONESIA
11.Provinsi DKI Jakarta Ibukota nya adalah
Jakarta
Berdiri : 10 Februari 1965
Dasar Hukum : UU No.1/1961
Letak : Pulau Jawa ( 6LS-7LS dan 106-107BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : B
Luas Wilayah : 154,00 km.
Bandar Udara : Halim PerdanaKusumah.
Pelabuhan Laut : Tanjung Priok.
Pahlawan : M.Husni Thamrin, Ismail Marzuki, Abdulrahman Saleh, WR.
Supratman, dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Indonesia (UI) Universitas


Negeri Jakarta (UNJ),Universitas Bhayangkara Jakartaraya, (UBHARA),
Universitas Satyagama, Universitas Mpu Tantular, Universitas Gunadarma,
UniversitaS Islam As-Syafi'yah (UIA), Universitas Islam Jakarta (UIJ),
Universitas Jayabaya, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas
Suryadarma, Universitas Bina Nusantara (UBINUS), Universitas Kristen
Indonesia (UKI), Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG),Universitas
Tarumanegara (UNTAR) Univeritas TRISAKTI,Institut Kesenian Jakarta (IKJ),
Institut Ilmu Al-Quran (IIQ), Institut Sains dan Tehnologi Nasional (ISTN)

Makanan Khas Daerah : Kerak Telor, Ketoprak Betawi,Daging Asam, Talam


Ebi,NasiUlam, Geplak Bakar Betawi, Dodol Betawi, Tauge Goreng, Soto Betawi.
Obyek Wisata : Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Impian Jaya Ancol,
Monumen Pancasila Sakti, Kepualauan Seribu, Gereja Katedral, Mesjid Istiqlal,
Pusat pertokoan modern di berbagai tempat, Monumen Satria Mandala, Museum
Wayang, Museum Bahari, Kebun Binatang Ragunan, Kota Lama, Tugu Monas,
Taman Ismail Marzuki, Planetarium,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Tugu.
2. Si Jagur,meriam Portugis.
3. Bekas Balaikota Belanda, kini menjadi Museum Kota Jakarta.

Industri dan Pertambangan : Pupuk TSP, Tekstil, Pemintalan Benang, Mobil


dan Perakitan,Kayu Lapis, Farmasi, Susu, Percetakan, Logam.
Tarian Tradisional : Tari Ronggeng, Tari Yapong
Rumah Adat : Rumah Kebaya
Senjata Tradisional : Golok
Lagu Daerah :Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran,
Surilang, Terang Bulan,dll.
Suku : Betawi, Jawa, Sunda, dll.
Bahasa Daerah : Betawi
Pakaian Adat : Abang dan None
Identitas Daerah : Flora : salak condet (Salacca Edulis), Fauna : Elang Bondol
(Haliastur Indus)
Alat Musik Tradisional : TEHYAN (sumber bunyi : Kordofon ,DIGESEK
DENGAN ALAT KHUSUS PADA BAGIAN SENAR/ DAWAINYA SEPERTI
MEMAINKAN BIOLA )

Julukan : Kota Metropolitan

12.Provinsi Jawa Barat (JABAR) Ibukota nya


adalah Bandung
Berdiri : 14 Juli 1950
Dasar Hukum : UU No.11/1950
Letak : Pulau Jawa ( 5LS-8LS dan 106-109BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : D (Bandung), T (Purwakarta), F
(Bogor)
E (Cirebon), Z ( Daerah Timur Bandung, seperti Sumedang), B (Bekasi)
Luas Wilayah : 3.266.559 km.
Bandar Udara : Husein Sastranegara Bandung
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Cirebon
Pahlawan : R.Otto Iskandardinata, R.E. Martadinata, Dewi Sartika, K. H. Zaenal
Mustofa, DR. Kusuma Atmaja S.H. dll

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Padjajaran (UNPAD), IPB


(Institut Pertanian Bogor) Universitas Indonesia Depok (UI Depok), Institut
Teknologi Bandung ( ITB), STT Telkom, Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI),Universitas Nurtanio (UNNUR),Institut Tehnologi Adityawarman, Institut
Tehnologi Nasional (ITENAS),Universitas Maranatha, Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN- Cirebon),

Makanan Khas Daerah : Oncom, pepes, Sirpan, siomay Bandung, sate


Bandeng, Daging lapis, Pepes Ikan Majalaya, Sayur Asem,Empal Gentong, Nasi
Jamblang, Nasi Lengko,dll.
Obyek Wisata : Kebun Raya Bogor, Istana Presiden Bogor, Museum Zoologi,
Taman safari Indonesia, waduk Jatiluhur, Kawah Gunung Tangkuban Perahu,
Pangandaran,Cikepuh, Pelabuhan Ratu,Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton
Kanoman Cirebon, Keraton Kacirebonan Cirebon, Makam Sunan Gunung ati
Cirebon dll.

Peninggalan Sejarah :
01. Candi Cangkuang (Garut).
02. Prasasti Kebon Kopi (Bogor).
03. Prasasti Muara Ciaruteun (Bogor).
04. Prasasti Pasir Alwi (Bogor).
05. Keraton Kasepuhan (Cirebon).
06. Keraton Kanoman (Cirebon).
07. Keraton Kacirebonan( Cirebon).
08. Makam Sunan Gunung Jati (Cirebon).
09. Prasasti Batu Telapak Kaki Raja Tarumanegara, Purnawarman (Prasasti
Cinten).
Industri dan Pertambangan :Minyak, Tekstil, Pabrik Teh, Susu, Sutra Alam,
Baterai, Kertas, Pupuk, Semen, Senjata, Alat Telekomunikasi, Pesawat
Terbang ,Batik, Tenun,dll.
Tarian Tradisional : Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak, Tari Jaipong
Rumah Adat : Rumah Kasepuhan Cirebon
Senjata Tradisional : Kujang
Lagu Daerah :Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan,
Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum Bandung, Pileuleuyan, Tokecang
Suku : 3 suku besar yaitu Sunda (mayoritas), Betawi (wilayah Kota/kab Bekasi,
Depok, dan wilayah Utara kabupaten Bogor), Jawa Cirebon, Indramayu dsk.Juga
Untuk banten Disana Ada suku Betawi yaitu berapa daerah di Tanggerang.
Bahasa Daerah : Sunda
Pakaian Adat : Jawa Barat
Identitas Daerah : Flora : Gandaria (Boea Macrophylla), Fauna : Macan Tutul
(Panthera Pardus Sondaicus)

Alat Musik Tradisional : ANGKLUNG (sumber bunyi : Ideofon , DI


GETARKAN DENGAN MENGGUNAKAN TANGAN), Arumba, Calung, Dogdog, Gamelan Sunda, Kecapi, Suling dan Rebab.

Julukan : Kota Kembang


"Paris Van Java"

13.Provinsi Banten Ibukota nya adalah Serang


Berdiri : 17 Oktober 2000
Dasar Hukum : UU.No.23/2000
Letak : Pulau Jawa ( 5LS-8LS dan 105-107BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : A (Banten), B (Tangerang)
Luas Wilayah : 8.800,83 km.
Bandar Udara : Soekarno Hatta (Soetta)
Pelabuhan Laut : Merak
Pahlawan : Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Purbaya,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sultan Ageng


Tirtayasa,Universitas Islam Negeri (UIN)

Makanan Khas Daerah : Bubur Ayam Banten, Angeun Lada, nasi sumsum,
balok menes, gemblong, emping,dll.

Obyek Wisata : Taman Nasional Ujung Kulon, Panter Anyer, Gunung Krakatau,
Pulau Shangyang, Pulau Sabesi, Tanjung Lesung, Situs Arkeologi Banten lama,
Pantai Carita, pantai Karang Bolong, pantai Sawarna, pantai Karang Taraje, Rawa
Dano dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Lebak (Banten Selatan).
2. Benteng Inong Bale (Benten).
3. Benteng Surasoan (Banten).
Industri dan Pertambangan : Minyak, Baja, Pipa Asbes, Semen, Sentra Aneka
Industri (Tangerang).
Tarian Tradisional : Tari Topeng
Rumah Adat : Rumah Badui
Senjata Tradisional : Kujang dan Golok
Lagu Daerah : Dayung Sampan
Suku : Baduy, Sunda, dan Banten
Bahasa Daerah : Sunda, Banyumasan, Jawa
Pakaian Adat : Pakaian Pengantin
Identitas Daerah : Flora : Kokoleceran (Vatica Bantamensis), Fauna : Badak
Jawa (Rhinocerus Sondaicus)
Alat Musik Tradisional : GENDANG (sumber bunyi : Membranofon ,
DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN),Terbang gede,
angklung buhun.

Julukan : Kota Santri

14.Provinsi Jawa Tengah (JATENG) Ibukota


nya adalah Semarang
Berdiri : 4 Juli 1950
Dasar Hukum : UU.No.70/1950
Letak : Pulau Jawa ( 6LS-9LS dan 108-112BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : H (Semarang), AD (Surakarta), AA (Eks
Karisidenan Kedu), G (Pekalongan), K (Pati), R (Banyumas)
Luas Wilayah : 34.966 km.
Bandar Udara : Ahmad Yani (Semarang) dan Adi Sumarno (Solo), Cepu
(Cepu), dan Tunggul Wulung (Cilacap)
Pelabuhan Laut : Tanjung Mas (Semarang) , Pelabuahan Tegal dan Cilacap.
Pahlawan : Nyi Ageng Serang, Kyai Haji Samanhudi, R.A.Kartini, Dr.Cipto
Mangunkusumo, Mgr.A.Sugiyopranoto Sj, Prof.DR.Suharso,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Diponegoro (UNDIP),


Universitas Jendral Soedirman,
Universitas Sebelas Maret, IAIN Wali Songo, Universitas Negeri Semarang
(UNES), Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)

Makanan Khas Daerah : Lumpia, Ampyang, Nasi Kuning Banjar, Nasi Gandul,
Buntil, Tempe Mendoan, Soto Kudus, Nasi Angkringan, Pecel lele, dll.

Obyek Wisata : Candi Borobudur, Gunung Dieng, Mesjid Demak, Batu Raden,
Curug Bekawah,Air terjun Grojogan Sewu, Museum Sangiran, Museum Kereta
Api Ambarawa,Museum Batik, Telogo Warno, Makam Sunan Kudus, Waguk Gajah
Mungkur, Pantai Logending, Monumen Palagan Ambarawa, Makam R.A.Kartini,
Menara Kudus, Makam Sunan Kudus, Goa Jatijajar, Pantai Pedaten,
Pantai karang Bolong, Tawang Mangu,Waduk Sempor,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Canggal (Magelang)
2. Candi Gedongsongo (Semarang)
3. Candi Ngawen, Candi Borobudur, Candi Sari, Candi Pawon, Candi Mendut,
Candi Sewu (Magelang)
4. Candi Dieng ( Dieng)
Industri dan Pertambangan : Semen, Pupuk, Kertas, Tekstil, Batik, Tenun,
Pemintalan Benang, Karung Goni, Kayu Lapis, Perkapalan,dll.
Tarian Tradisional :Tari Bambangan Cakil, Tari Gandrung, Tari Sintren.
Rumah Adat : Padepokan Jawa Tengah.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran,
Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono Lintang, Stasiun Balapan.
Suku : Jawa, Karimun, dan Samin.
Bahasa Daerah : Jawa
Pakaian Adat : Jawa
Identitas Daerah : Flora : Bunga Kantil (Michelia Alba), Fauna : Burung
Kepodang (Oriolus Chinensis)
Alat Musik Tradisional : GAMELAN (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL
DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS), Rebab, Celempung atau
Sitar, dan Suling

Julukan : Kota Lumpia / Kota


Jamu

15.Provinsi Daerah Istimewa (DI)


Yogyakarta Ibukota nya adalah Yogyakarta
Berdiri : 4 Maret 1950
Dasar Hukum : UU.No.3/1950
Letak : Pulau Jawa ( 7LS-9LS dan 110-111BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : AB
Luas Wilayah : 3.142 km.
Bandar Udara : Adisucipto
Pelabuhan Laut : Pahlawan : Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Hanyokrokusumo, Ki Hajar
Dewantara, Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Sri Sultan Hamengkubuwono IX,
Pangeran Mangkubumi (Hamengkubuwono I).

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Gajah Mada (UGM),


Universitas Negeri Yogyakarta, (IKIP Yogyakarta), Institut Seni Indonesia(ISI),
IAIN Sunan Kalijaga,
Makanan Khas Daerah : Bapia, Gudeg Jogja, Geplak Bantul, Ayam Bakar
Kalasan,dll.

Obyek Wisata : Keraton Jogjakarta, Pantai Parang Tritis, Istana Air Taman Sari,
Pantai Baron, Pantai Krakal, Pantai Kukup,Goa Kiskendo, Kota Gede, Kali Urang,

Candi Prambanan, Monumen Pangeran Diponegoro (Sasana Wiratama), Waduk


Sermo, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Candi Kalasan.
2. Candi Prambanan.
3. Candi Parwa.
4. Petilasan Ratu Boko.
5. Prasasti Kalasan.
6. Keraton Jogjakarta.
7. Keraton Paku Alam.
8. Tempat tinggal Pangeran Diponegoro yang dijadikan Sasana Wiratama.

Industri dan Pertambangan : Tekstil, Batik, Bahan Mori, Rokok/Cerutu, Emas


dan Perak,Percetakan dan Kosmetik.
Tarian Tradisional : Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya.
Rumah Adat : Bangsal Kencono Dan Rumah Joglo.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah.
Suku : Jawa.
Bahasa Daerah : Jawa
Pakaian Adat : Jogjakarta
Identitas Daerah : Flora : Kepel (Stelechocarpus), Fauna : Burung Perkutut
(Geopelia Striata)
Alat Musik Tradisional : GENDANG (sumber bunyi : Ideofon , DITEPUK
DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)

Julukan : Kota gudeg, Kota


pelajar, Kota Seni dan Budaya

16.Provinsi Jawa Timur (JATIM) Ibukota nya


adalah Surabaya
Berdiri : 4 Maret 1950
Dasar Hukum : UU.No.2/1950
Letak : Pulau Jawa ( 6LS-9LS dan 110-115BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : L (Surabaya), AE (Madiun), AG (Kediri),
M(Madura/Bangkalan), N (Malang), S (Bojonegoro), W(area Surabaya),
P (Besuki)

Luas Wilayah : 47.921,98 km.


Bandar Udara : Juanda (Surabaya), Abdul Rahman Saleh (Malang), Iswahyudi
(Madiun).
Pelabuhan Laut : Tanjung Perak (Surabaya).
Pahlawan : KH.Wahid Hasyim, Hos Cokroaminoto, Marsda TNI Anumerta Halim
PerdanaKusumah,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Airlangga, Universitas


Negeri Surabaya, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Institut
Teknologi Surabaya (ITS), IAIN Sunan Ampel.
Makanan Khas Daerah : Semanggi, Rujak Cingur, Bakso Malang, Tahu Campur
Lamongan,

Pecel Tumpang Kediri, Japit Udang Madura, Kue Lapis Surabaya ,Soto Madura,
Sate Ayam Madura,dll.

Obyek Wisata : Gunung Kawi, Ai Terjun Sedudo, Makam Proklamator RI di


Blitar, Karapan Sapi Di Pamekasan, Kawah dan Gunung Bromo, Pantai Prigi,
Museum Trowulan, Pantai Pasir Putih Slopeng, Tretes Baluran, Kali Klatak,Taman
Candra Walwatikta,dll.

Peninggalan Sejarah : Candi Kidal, Candi Jago, Candi tikus, Candi Jawi, Candi
Brahu, Candi Jabung, Candi Singosari, Makam Sunan Giri, Makam Sunan
Ampel,dll.
Industri dan Pertambangan : Semen, Perkapalan, Kertas, Pupuk, Baterai,
Gelas Kaca, Alkohol, Kayu Lapis, Kereta Api, Garam, Percetakan, Rokok,dll.
Tarian Tradisional : Tari Remong, Tari Reog Ponorogo.
Rumah Adat : Rumah Situbondo.
Senjata Tradisional : Clurit.
Lagu Daerah : Keraban Sape, Tanduk Majeng.
Suku : Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.
Bahasa Daerah : Jawa dan Madura
Pakaian Adat : Madura
Identitas Daerah : Flora : Bunga Sedap Malam (Polyanthes Tuberusa),
Fauna : Ayam Bekisar (Gallus Varius Gallus)
Alat Musik Tradisional : BONANG (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL
DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS), Sitar, Gamelan Jawa

Julukan : Kota Pahlawan

-------------------------------------------------------

NAMA PROVINSI DI PULAU BALI


INDONESIA

17.Provinsi Bali Ibukota nya adalah Denpasar


Berdiri : 14 Agustus 1958
Dasar Hukum : UU.No.84/1958
Letak : Pulau Bali ( 8LS-9LS dan 114-116BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DK
Luas Wilayah : 563.286 km.
Bandar Udara : Ngurah Rai (Denpasar)
Pelabuhan Laut : Gilimanuk dan Buleleng (Singaraja).
Pahlawan : I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Jelantik.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Udayana, Universitas
Warmadewa (UNWAR), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pariwisata
Makanan Khas Daerah : Besiap Base Palaleh, Sate BeSampe, Zukut Undis,
Ayam Bakar Betutu, Jukut Urap, Serapah Daging, Kenus Mebase,dll.
Obyek Wisata : Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pura Tanah Lot, Pura Taman Ayun,
Pura Goa Lawah, Pura Luwur Uliuwatu, Pura Bekasih, Pura Bukit Gajah, Pantai
Jungut,Ubud, Trunyam, Werdi Budaya,Museum Bali, Desa Penelokan, Desa
Kintamani, Desa Kamasan, Danau Batur, Bedugul, Istana Tampak Siring, Art
Centre Abain Kapas, Pantai Lovina, Mandaa Wisata Mengwi, Museum Le
Mayeur,dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Benteng Jagaraga.
2. Monumen Padang Galah.
3. Pura Luwur Uluwatu.
4. Pura Taman Ayun.
5. Keraton Raja Klungkung.

Industri dan Pertambangan : Tenun, ukiran, pahatan, dan Industri Pariwisata.


TarianTradisional : Tari Legong, Tari Kecak, Tari Pendet.
Rumah Adat : Rumah Gapura Candi Bentar.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Mejangeran, Ratu Anom.

Suku : Bali Aga dan Bali Majapahit.


Bahasa Daerah : Bali dan Sasak
Pakaian Adat : Payas Agung
Identitas Daerah : Flora : Majegau (Dysoxyloum Densiforum), Fauna :Jalak
Bali (Leucopsar Rathchildi)
Alat Musik Tradisional : CENGCENG (sumber bunyi : Ideofon ,
DILETAKKAN DI KEDUA TELAPAK TANGAN KEMUDIAN DITEPUK
SEHINGGA SALING BERBENTURAN DAN MENGELUARKAN SUARA),
Gamelan Bali.

Julukan : Pulau Dewata

-------------------------------------------------------

NAMA PROVINSI DI PULAU NUSA


TENGGARA INDONESIA

18.Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)


Ibukota nya adalah Mataram
Berdiri : 14 Agustus 1958
Dasar Hukum : UU.No.64/1968
Letak : Kepulauan Nusa Tenggara ( 8LS-10LS dan 115-120BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DR (Lombok), EA (Sumbawa)
Luas Wilayah : 20.153,15 km.
Bandar Udara : Bandar Udara Internasional Lombok (menggantikan fungsi dari
Bandara Selaparang Mataram)
Pelabuhan Laut : Ampenan / Mataram.
Pahlawan : -

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Mataram (UNRAM).


Makanan Khas Daerah : Gecak Sape, Ayam Taliwang,dll.
Obyek Wisata : Istana Sultan Bima, Gili Meno, Pusa Lingsar, Suranadi, Pulau
Moyo, Danau Lebok Taliwang, Pura Meru, Pantai Sira, Pantai Senggigi, Batu
Bolong, Gunung Pengsong, Dalam Loka Taman Maruya, Gunung Tambora, Liang
Petang,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Pura Meru, peninggalan Kerajaan Singosari dibangun oleh Anak Agung Gede
Karang pada tahun 1720 masehi.
2. Dalam Loka, bekas Keraton Sumbawa.
3. Istana Sultan Bima, peninggalan dari Kesultanan Bima.

Industri dan Pertambangan : Emas, Perak, dan Mangan.


Tarian Tradisional : Tari Mpaa Lenggogo, Tari Batunganga
Rumah Adat : Rumah Istana Sultan Sumbawa
Senjata Tradisional : Keris
Lagu Daerah : Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai Mura Rame, Tebe
Onana, Tutu Koda
Suku : Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan
Sumba
Bahasa Daerah : Sasak, Bali, Sumbawa, Bima
Pakaian Adat : Sumbawa
Identitas Daerah : Flora : Ajan Kelincung (Diopsyros Marcrophylia), Fauna :
Rusa Timur (Cervus Komodoenci)
Alat Musik Tradisional : SERUNAI (sumber bunyi : Areofon , DITIUP
SAMBIL MEMAINKAN NADA DENGAN MENGGUNAKAN JARI PADA
LUBANG-LUBANGNYA), Cungklik.

-------------------------------------------------------

19.Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)


Ibukota nya adalah Kupang
Berdiri : 14 Agustus 1958
Dasar Hukum : UU.No.64/1968
Letak : Kepulauan Nusa Tenggara ( 8LS-11LS dan 118-126BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : ED (Sumba), EB (Flores)
Luas Wilayah : 47.349,9 km.
Bandar Udara : El Tari (Kupang)
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Kupang.
Pahlawan : Izaac Huru duko,Welhelmus Zakarias Yohannes.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Nusa Cendana.


Makanan Khas Daerah : Gecak Sape,Petepah Manuk, dll.
Obyek Wisata : Taman Nasional Pulau Komodo, Danau Tiga warna Kelimutu,
Pantai Lasiana, Camlong, Desa Tradisional Mentangi,Pulau Sumba, Museum
Kupang, Rumah Pembuangan Bung Karno, Desa Nita dan Koting,Museum
Ledalero,Waiawa, dll.

Peninggalan Sejarah : Rumah Tempat Pembuangan Bung Karno.

Industri dan Pertambangan : Semen Kupang, Mangan, Minyak Cendana.


TarianTradisional : Tari Perang, Tari Gareng Lameng
Rumah Adat : Rumah Musalaki ,Rumah Mbaru Niang (FLORES)
Senjata Tradisional : Sundu, Kampak< Parang, Saweo, dan Senapan Tumbuk
Lagu Daerah :Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana,
Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku
Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora, Potong Bebek Angsa
Suku : Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor,
Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung,
dan Flores
Bahasa Daerah : Alor, Belu, Ende, Larantuka, Manggarai, Ngada, Sikka,
Sumba, Sabu, Rote
Pakaian Adat : Nusa Tenggara Timur
Identitas Daerah : Flora : Kayu Cendana (SantalunmAlbum), Fauna : Komodo
(Veranus Komodoensis)
Alat Musik Tradisional : SASANDO (sumber bunyi : Chordofon , DIPETIK
DENGAN MENGGUNAKAN JARI PADA SENARNYA), Foi Mere, Keloko,
Kinu.

-------------------------------------------------------

NAMA PROVINSI DI PULAU


KALIMANTAN INDONESIA

20.Provinsi Kalimantan Barat (KALBAR)


Ibukota nya adalah Pontianak
Berdiri : 17 Desember 1956
Dasar Hukum : UU.No.25/1956
Letak : Pulau Kalimantan ( 2LU-3LS dan 108-114BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : KB
Luas Wilayah : 146.807 km.
Bandar Udara : Supadio.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Pontianak.
Pahlawan : Abdul Kadir Raden Temenggung Setia Pahlawan.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Tanjung Pura (UNTAN).
Makanan Khas Daerah : Kue Limpin, Mesbah Ubi Singkong, Lapis Susu, dll.
Obyek Wisata : Rumah Panjang,Danau Sebedang, Pantai Pasir Panjang,

Keraton Sambas, Monumen Mandor, Keraton Mempawah, Gunung Berangin,


Bukit Tukung, Pantai Penimbangan,dll.

Peninggalan Sejarah:
1. Guci Berhias Naga, kurang lebih abad ke V, menunjukkan adanya pengaruh
Cina di Kalimantan Barat.
2. Keraton Mempawah, peninggalan Kerajaan Mempawah.
3. Keraton Sambas, Peningalan Kerajaan Sambas.

Industri dan Pertambangan : Bauksit, Intan, Industri konstruksi, Minyak


Kelapa, Rotan, Karet.
Tarian Tradisional : Tari Monong, Tari Zapin Tembung.
Rumah Adat : Rumah Istana Kesultanan Pontianak.
Senjata Tradisional : Mandau.
Lagu Daerah : Cik-Cik Periuk, Cak Uncang, Batu Ballah, Alok Galing, Tandak
Sambas, Sungai Sambas Kebanjiran, Alon-Alon.
Suku : Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau,
Ngaju, dan Mbaluh
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Tionghoa
Pakaian Adat : Perang
Identitas Daerah : Flora : Tengkawang Tungkul (Shorea Stenoptera), Fauna :
Enggang Gading (Rhinoplax Vigil)
Alat Musik Tradisional : TUMA (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK
DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Gerdek (Seruling
Tempurung), dan Sampek (Sejenis gitar)

Julukan : Kota Katulistiwa

21.Provinsi Kalimantan Tengah (KALTENG)


Ibukota nya adalah Palangkaraya
Berdiri : 2 Juli 1958
Dasar Hukum : UU.No.21/1958
Letak : Pulau Kalimantan ( 1LU-4LS dan 110-116BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : KH
Luas Wilayah : 153.800 km.
Bandar Udara : Tjilik Riwut.
Pelabuhan Laut : Pangkalan Bun.
Pahlawan : Tjilik Riwut.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Palangkaraya (UNPAR).
Makanan Khas Daerah : Kalo-kalo.
Obyek Wisata : Pantai Kumai, Pelabuhan Kareng Bengkirai, Taman Alam Unpar,
Taman Nasional Tanjung Puting, Museum Kalimantan Tengah, Bukit Rawi, Bukit
Batu Tangkiling,dll.
Peninggalan Sejarah : Industri dan Pertambangan : Barang Kelontong, Minyak Kelapa, Karet ,Rotan,
Minyak Bumi, Intan.

Tarian Tradisional : Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai, Tari Giringgiring, Tari Kumbang Padang, Tari Kenyak, Tari Baksa Kambang, Tari TAndik
Balian
Rumah Adat : Rumah Betang
Senjata Tradisional : Mandau, Lunduk Sumpit, Talawang, Randu(sejenis
tombak), Perisai.
Lagu Daerah: Kalayar, Nuluya, Palu Lempong Pupoi, Tumpi Wayu, Saluang
Kitik-kitik, Manasai
Suku : Dayak,Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan
Katingan, Taboyan, Bukumpai
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Mandarin
Pakaian Adat : Sinjang ( Barito )
Identitas Daerah : Flora : Tenggaring (Nephelium Lepaceum), Fauna : Kuau
Melayu (Poliplectromalacense)
Alat Musik Tradisional : JAPEN (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK
PADA BAGIAN SENARNYA), Sampek (sejenis gitar), Gerdek (Seruling
Tempurung), Kledi (Kaldei)

22.Provinsi Kalimantan Selatan (KALSEL)


Ibukota nya adalah Banjarmasin
Berdiri : 7 Desember 1956
Dasar Hukum : UU.No.25/1956
Letak : Pulau Kalimantan ( 1LS-5LS dan 114-117BT )

Tanda Plat Nomor Kendaraan : DA


Luas Wilayah : 37.377,53 km.
Bandar Udara : Syamsudin Noor.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Banjarmasin.
Pahlawan : Pangeran Antasari, Brigjen TNI(Purn) Hasan Basry.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Lambung Mangkurat
(UNLAM).
Makanan Khas Daerah : Ayam masak hijau, Buah Jinggah, Masak Habang,
Amaparan Tatak pisang, Sambal Goreng Bawak Serentak,dll.
Obyek Wisata : Lok Sado, Goa Kelelawar, Sungai Cuka, Air Terjun Batu Kura
(Bajuni), Pantai Takasiung, Pulau Kaget, Sungai Barito, Goa Hapu Air Terjun
Haratai,Goa Beramban, Goa Batu Bini, Pantai Batakan, Museum Banjar Lambung
Mangkurat. Taksi Air dan Pasang Terapung, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Mesjid Sultan Sriansyah, Mesjid pertama di Kalimantan Timur.
2. Candi Ijo.
3. Makam Sultan Sriansyah (Pangeran Samudra) pendiri kota Banjarmasin.

Industri dan Pertambangan : Batubara, Intan, Bijih Besi, Kerajinan dari


Rotan.
Tarian Tradisional : Tari Baksa Kembang, Tari Radap Rahayu.
Rumah Adat : Rumah Banjar Bubungan Tinggi.
Senjata Tradisional : Keris, Anak Mandau, Beliung, Bujak (Sejenis Tombak),
Sumpitan.
Lagu Daerah :Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu
Ampat.
Suku : Ngaju, Laut, Maanyan, Bakumpai, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba,
Melayu, Banjar, dan Dayak.
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Bugis, Banjar
Pakaian Adat : Banjar
Identitas Daerah : Flora : Bunga Katsuri (Mangifera Casturi), Fauna :
Bekantan (Nasalis Larvatus)
Alat Musik Tradisional : PANTING (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK
PADA BAGIAN SENARNYA), Babun

Julukan : Kota Seribu Sungai

23.Provinsi Kalimantan Timur (KALTIM)


Ibukota nya adalah Samarinda
Berdiri : 7 Desember 1956
Dasar Hukum : UU.No.25/1956
Letak : Pulau Kalimantan ( 1LU-3LS dan 113-120BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : KT
Luas Wilayah : 211.440 km.
Bandar Udara : Temindung (Samarinda) , Sepinggan (Balikpapan).
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Samarinda.
Pahlawan : Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Mulawarman (UNMUL).
Makanan Khas Daerah : Sanga Cobek Salat, Petah, Ayam Cincane,dll.
Obyek Wisata : Manggar Besar, Tanjung Isuy, Tanag Grogot, Tanah Merah, dll.

Peninggalan Sejarah :

1. Keraton Kerajaan Kutai Kertanegara.


2. Prasasti Muara Kanan.
3. Prasasti Mulawarman dari Kerajaan Kutai Kertanegara yang menggunakan
huruf Pallawa tahun 400 masehi.

Industri dan Pertambangan : Kayu Lapis, Gas Alam Cair, Minyak Bumi,
Tenun, Kristal, Timah.
Tarian Tradisional : Tari Perang, Tari Gong, TAri Belian Senteyu, Tari Gantar,
Tari Hudog.
Rumah Adat : Rumah Lamin.
Senjata Tradisional : Mandau, Bujak, Anak Mandau, Beliung dan Sumpitan
Lagu Daerah : Indung-Indung, Burung Enggang, Meharit, Sabar'ai, Anjat
Manik, Bebilin, Andang Sigurandang
Suku : Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan,
dan Bugis, Abal, Bulungan, Tidung, Kenyah, Berusau.
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Kutai, Banjar
Pakaian Adat : Urang Besunung
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Hitam (Ceologyna Pandurata), Fauna :
Pesut Mahakam (Orcaelia Brevirostris)
Alat Musik Tradisional : SAMPE (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK
PADA BAGIAN SENARNYA)

Julukan : Kota Tepian

------------------------------------------------------NAMA PROVINSI DI PULAU SULAWESI


INDONESIA

24.Provinsi Sulawesi Utara (SULUT) Ibukota


nya adalah Manado
Berdiri : 13 desember 1960
Dasar Hukum : UU.No.47/1960
Letak : Pulau Sulawesi ( 0LU-6LU dan 120-128BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DM (Sulut), DB (Minahasa), DL (Sangihe
Talaud)
Luas Wilayah : 25.768 km.
Bandar Udara : Sam Ratulangi.

Pelabuhan Laut : Pelabuhan Manado (Pantai Utara Manado)


Pahlawan : Dr.G.S.S.J.Ratulangi, Maria Walanda Maramis, Robert Wolter
Mongisidi, Arie Frederik Lasut.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT)
dan IKIP Manado.
Makanan Khas Daerah : Ayam Rica-Rica, Bubur Manado/Bubur Tinutuan,
Ayam Garo rica, Tuturuga, Cakalang Pampis, Daging Rica-Rica, woku Belanga,
Lalampa, Binte Bilihuta, dll.

Obyek Wisata : Bunaken, Taman Laut Teluk Liang, Pantai Indah Gorontalo,
Taman Wisata remboken, Kelenteng Ban Hiang Kiong, Tasik Ria, Museum
Provinsi Sulawesi Utara, Pantai Kema, Manado Tua, Siladen, Watu Pinabetengan,
Waruga, Benteng Otanaha, Karumenga, Kayuwatu, Museum Dr sam Ratulangi,
Kasinggolan, Dumoga Bone, Pulau Lembeh, Danau Limbote, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Makam Kyai Maja.
2. Makam Pahlawan Nasional Imam Bonjol.

Industri dan Pertambangan : Minyak Kelapa, Emas, Marmer, Mangan, Gips,


Kayu, dll.
Tarian Tradisional : Tari Maengket, Tari Polo-Palo, Tari Cakalele, Tari Biteya,
Tari Kalibombang,Tari Tumetanden
Rumah Adat : Rumah Pewaris, dan Rumah Bolaang Mongondow
Senjata Tradisional : Keris, Peda, Perisai, Sabel, Tombak.
Lagu Daerah : Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Sitara Tillo,
Tahanusangkara.
Suku : Minahasa, Bolaang Mangondow, Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate,
Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore, dan Obi
Bahasa Daerah : Minahasa, Sangir, Talaud
Pakaian Adat : Minahasa
Identitas Daerah : Flora : Longusei (Ficus Minahasae), Fauna : Tangkasi
(Tarsius Spectrum)
Alat Musik Tradisional : KOLINTANG (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL
DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS)

Julukan : Kota Tinutuan

25.Provinsi Sulawesi Barat (SULBAR) Ibukota


nya adalah Kota Mamuju
Berdiri : 5 Oktober 2004
Dasar Hukum : UU.No.26/2004
Letak : Pulau Sulawesi ( 0LS-3LS dan 118-120BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : Luas Wilayah : 16.796,19 km.
Bandar Udara : Tanpa Pandang (Mamuju)
Pelabuhan Laut : Pahlawan :Ammana Wewang Andi Depu Daeng Riosok
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :Makanan Khas Daerah : Obyek Wisata : Pemandian Air Panas di Kalumpang, Anjoro Pitu, Sumur Jodoh
dan Taman Laut di Pulau Karampung, Tapandulu dan Arelle di Mamasa, Pasir
Putih di kabupaten Polman, air Terjun Sapi di Mamuju, Padi Tammanurung
Kalumpang,tempat wisata Palippis.

Peninggalan Sejarah :Mesjid Kerajaan Balanipa Mandar, situs makam Raja


Todilaling. makam To Salama Batulaya, makam Imam Lapeo, Istana Kerajaan
Balanipa Mandar
Industri dan Pertambangan : Bijih Besi, Nikel, Tembaga, Timah Hitam,
Gips,Semen dan Industri Kecil Lainnya.
Tarian Tradisional : Tari Patuddu, Tari Kondo Sapata, Tari Kipas.
Rumah Adat : Rumah Mandar
Senjata Tradisional : Lagu Daerah : Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk
Suku : Mandar, Toraja, Bugis, Jawa, Makassar, dll.
Bahasa Daerah : Mandar, Bugis, Toraja, Makassar
Pakaian Adat : Sulawesi Barat
Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau
Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional : KECAPI (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK
PADA BAGIAN SENARNYA)

26.Provinsi Sulawesi Tengah (SULTENG)


Ibukota nya adalah Palu
Berdiri : 13 April 1964

Dasar Hukum : UU.No.13/1964


Letak: Pulau Sulawesi ( 2LU-4LS dan 119-125BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DN
Luas Wilayah : 68.033 km.
Bandar Udara : Mutiara Palu
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Donggala dan Pantoloan.
Pahlawan : Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Tadulako (UNTAD).
Makanan Khas Daerah : Kaledo.
Obyek Wisata : Danau Poso, Goa Pamona, Tentena, Bada Napu, Sumber Air
Panas Bora, Air Terjun wena, Kuwali, Kulawi, dll.

Peninggalan Sejarah : Industri dan Pertambangan : Emas, Bijih Besi, Nikel, Mika, kayu olahan,
Pengalengan ikan, Udang beku, dll.
Tarian Tradisional : Tari Lumense, Tari Peule Cinde, Tari Torompio,Tari Dero
Poso, Tari Mamosa, Tari Kalanda.
Rumah Adat : Rumah Tambi
Senjata Tradisional : Pasatimpo, Tombak Kanjae / Surampa (ujungnya
berbentuk trisula), Parang, Tombak, Pisau, Perisai dan Sumpitan
Lagu Daerah : Tondok Kadadingku, Tope Gugu, Tumpiwanyu.
Suku : Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan,
Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan Balatar
Bahasa Daerah : Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Kailli, Pamona, Lore, Moli,
Toli-toli, Tomini.
Pakaian Adat : Kulavi ( Donggala )
Identitas Daerah : Flora : Pohon Ebony (Diospyros Celebia) ,Fauna : Burung
Maleo ( Macrolephalon Maleo)
Alat Musik Tradisional : GANDA (sumber bunyi : Membranofon ,
DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)

27.Provinsi Sulawesi Tenggara (SULTRA)


Ibukota nya adalah Kendari
Berdiri : 27 April 1964
Dasar Hukum : UU.No.13/1964
Letak : Pulau Sulawesi ( 2LS-7LS dan 120-125BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DM
Luas Wilayah : 38.140 km.
Bandar Udara : Wolter Mongisidi Kendari
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Kendari.
Pahlawan : Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Halu Oleo (UNHO).
Makanan Khas Daerah : Sasate Nangka,dll.
Obyek Wisata : Tanjung Amolengo, Suaka Margasatwa di Tanjung Peropa,
Rawa Aopa, Pemandian Air Laut Kendari, Air Terjun di Kendari, Cagar Alam Kayu
Jati di Napabale, Air Terjun di Kolaka, Panorama Motonu No, Cagar Alam Kayu
Kuku, Pemandian Air Laut Mayaria Kasilampe,Pantai Nirwana, Air Terjun di Biton,
dll.

Peninggalan Sejarah : Keraton Sultan Buton.

Industri dan Pertambangan : Kelontong, Nikel, Minyak Kelapa, Aspal, Kapur,


dll.
Tarian Tradisional : Tari Modinggu, Tari Balumpa, Tari Lumense, Tari Manguru,
Tari Molulo, Tari Lantitiasi, Tari Kolega
Rumah Adat : Rumah Istana Buton dan Laikas
Senjata Tradisional : Keris, Pedang, Tombak, dan Sumpitan
Lagu Daerah : Peia Tawa-Tawa, Ma rencong-rencong, Indo Lugo
Suku : Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna,
Bungku, Buton, Muna, Wolio, Moronene, Wononii, Kulisu, Laki, dan Bugis
Bahasa Daerah : Bunku-Laki, Muna-Butung
Pakaian Adat : Babung Ginasamani
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Serat ( Dendrobium Utile) ,Fauna : Anoa
(Anoa Depressicomis)
Alat Musik Tradisional : LADO-LADO (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL
DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS)

28.Provinsi Sulawesi Selatan (SULSEL)


Ibukota nya adalah Makassar
Berdiri : 13 Desember 1960
Dasar Hukum : UU.No.47/1960
Letak : Pulau Sulawesi ( 0LS-8LS dan 118-122BT )

Tanda Plat Nomor Kendaraan : DD


Luas Wilayah : 62.482,54 km.
Bandar Udara : Hasanuddin Ujung Pandang, Pongtiku Tana Toraja
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Ujung Pandang.
Pahlawan : Sultan Hasauddin, Syeikh Yusuf Tajul Khalwati, dll.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Hasanuddin (UNHAS),
Universitas Negeroi Makassar.
Makanan Khas Daerah : Coto Makassar, Palu Konro, Palu Basa, Nasu Likku,
sop Konro, Baronang Bakar, Kapurung, Pallu Mara Cakalang, Barobbo, Barongko,
dll.
Obyek Wisata : Makam Pahlawan Diponegoro, Makam Raja-Raja Talo, Benteng
Ujung Pandang, Pulau Kayangan, Sungguminasa, Taman Anggrek, Taman
Purbakala Leang-Leang, Birta Ria, Tanjung Bira/ Bulukumba, Go Mampu,
Watampone, Tongkonan ( serambi mayat, kuburan di atas tebing), Tana Toraja,
Pare-Pare / Pantai Lumpus.

Peninggalan Sejarah :
1. Keraton Raja Gowa.
2. Mesjid Katangka.
3. Makam Raja-Raja Bugis Watang Lamuru.
4. Benteng Sombaupu.

Industri dan Pertambangan : Kimia, Kertas, Logam, Bahan Makanan, Pakaian


Jadi, Gips, Tembaga, Semen, Minyak, Nikel, Batubara, Percetakan, dll.
Tarian Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas, Tari Bissu, Tari Ma'gellu, Tari
Pakarena, Tari Kalioso
Rumah Adat : Rumah Tongkonan.
Senjata Tradisional : Badik, Peda, Sabel, Tombak, dan Perisai
Lagu Daerah : Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma Rencong.
Suku : Mandar, Bugis, Toraja, Sadan, Bugis, dan Makassar.
Bahasa Daerah : Bugis, Makssar, Mandar, Toraja
Pakaian Adat : Toraja
Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau
Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional : KESO-KESO (sumber bunyi : Chordofon ,

DIGESEK PADA BAGIAN SENAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT KHUSUS),


Alosu, Anak Becing, Basi-basi, Talindo dan Puwi-puwi.

Julukan : Kota Daeng

29.Provinsi Gorontalo Ibukota nya adalah


Gorontalo
Berdiri : 15 Februari 2001
Dasar Hukum : UU.No.2/1999
Letak : Pulau Sulawesi ( 0LU-1LU dan 120-124BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DM
Luas Wilayah : 10.804 km.
Bandar Udara : Jalaludin.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Gorontalo.
Pahlawan : Nani Wartabone dan Kusno Danupoyo
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Gorontalo, IAIN
Sultan Amay Gorontalo
Makanan Khas Daerah : Ayam Panggang llolabu, Binte Biluhuta (Bubur
Jagung), Ilabulo, Ayam Bakar Iloni, dll

Obyek Wisata :Benteng Otanaha, Pulau Saronde, Pemandian Lombongo,


Pentadio Resort, Pantai Olele, Pantai Boalemo Indah, Pantai Bolihutuo, Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone dll.
Peninggalan Sejarah : Industri dan Pertambangan : Emas, Tembaga, Tekstil, Makanan, Kayu, dll.
Tarian Tradisional : Tari Paule Cinde, Tari Polo Palo, Tidi Lopolopalo, Tari
Saronde, Tari Padupa, dll
Rumah Adat : Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris
Senjata Tradisional :Badik, Wamilo, Sabele (Parang)
Lagu Daerah : Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo Limutu , Wanu Mamo Leleyangi
Suku : Gorontalo, Atinggola, Suwawa, Manado, Polahi
Bahasa Daerah : Atinggola, Gorontalo, Mongondow, Suwawa
Pakaian Adat : Sundi, Biliu
Identitas Daerah : Flora : Gofasa, Gupasa (Vitex Cofassus), Fauna : Alat Musik Tradisional : GANDA (sumber bunyi : Membranofon ,
DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)

-------------------------------------------------------

NAMA PROVINSI DI PULAU


MALUKU INDONESIA

30.Provinsi Maluku Ibukota nya adalah Ambon


Berdiri : 1 Juli 1958
Dasar Hukum : UU.No.20/1958
Letak : Kepulauan Maluku ( 0LS-9LS dan 124-136BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DE
Luas Wilayah : 851.000 km.
Bandar Udara : Pattimura.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Ambon.
Pahlawan : Kapiten Pattimura, Christina Martha Tiahahu, Anthony Rhebok,
Paulus Tiahahu, Karel Satsuit Tubun
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Pattimura (UNPAT).
Makanan Khas Daerah : Palai Badar, Dabu-Dabu Sesi, Tumis Bunga Pepaya,
Sabaau Sopek Odheng, dll.

Obyek Wisata : Bekas Istana VOC, Bangunan Kesultanan Ternate dan Tidore,
Gereja Kuno, Belkas Rumah Sutan Syahrir dan Dr, Cipto Mangunkusumo,

Museum Siswa dan Tugu Christina Martha Tiahahu, Benteng- Benteng


Peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol, Sumber Air Panas, Taman Pahlawan
Anzac, Pulau Doi, Taman Laut di Pulau Pombo, Tugu Peringatan Tentara Jepang
di Kayu Angus, Peninggalan Kesultanan Bancan, Pantai Hunimoa, Peninggalan
Kesultanan Jailolo, Teluk Kao, Pulau Kei dan Aru, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Bangunan Kesultanan Ternate dan Tidore.
2. Benteng-Benteng Peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol.
3.
4.
5.
6.

Tugu Peringatan Tentara Jepang di Kayu Angus


Bekas-bekas Istana VOC
Kesultanan Jailolo
Kesultanan Bacan

Industri dan Pertambangan : Emas, Minyak Bumi, Minyak Kayu Putih, dll.
Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Cakalele, Tari Perisai
Rumah Adat : Rumah Baileo
Senjata Tradisional : Parang Salawaku
Lagu Daerah :Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Tantina,
Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole, Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande,
Tanase, Sayang Kene.
Suku : Buru, Banda, Seram, Kei, Ambon, Rana, Alifru, Togitil, Furu-furu
Bahasa Daerah : Banda, Buru, Furu, Aru, Kei, Kaisar, Larat, Leti, Moa,
Tanimbar, Seram dan Roma
Pakaian Adat : Maluku
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Larat (Dendrobium Phalaenopsis), Fauna :
Nuri Raja (Alisterus Amboinensis)

Alat Musik Tradisional : NAFIRI (sumber bunyi : Membranofon ,


DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Floit, Tifa, Tifa
Totobuang, Sangka.

Julukan : Kota Ambon Manise

-------------------------------------------------------

31.Provinsi Maluku Utara Ibukota nya adalah


Ternate sekarang Sofifi

Berdiri : 4 Oktober 1999


Dasar Hukum : UU.No.46/1999
Letak : Kepulauan Maluku ( 3LU-3LS dan 124-129BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DG
Luas Wilayah : 33.321,22 km.
Bandar Udara : Baabulah.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Ternate, Jailolo Soasiu.
Pahlawan : Sultan Baabulah, Pati Unus, Nuku Muhammad Amiruddin.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :Makanan Khas Daerah : Popede (sagu), Ketam Kenari, Halua Kenari, Bagea.
Obyek Wisata : Danau Dumas, dan Makette, Goa Alam Sagea, Air Terjun Desa
Tabacempaka, Burung Bidadari, Kali Barangka Dolong, Rumah Adat Sasadu,
Oulau Mare, Pantai Akebaru, Benteng Oranye, Benteng Tolluco, Benteng
Bernavelt, dll.

Peninggalan Sejarah : Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Nikel, Minyak Kayu Putih, Asbes.
Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Dana-Dana, Tari Nabar Ilaa, Tari Perang,
Tari Ronggeng
Rumah Adat : Rumah Baileo.
Senjata Tradisional : Parang Salawaku dan tombak.
Lagu Daerah : Barero, Sarinande.
Suku : Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan, Module, Pagu, Makian Barat,
Kao, Buli, Patani
Bahasa Daerah : Bacan, Damar, Balela, Fayo, Loda, Moba, Morotai, Obi, Sula,
Taliabu, Ternate, Tobelo
Pakaian Adat : Maluku
Identitas Daerah : Flora : Cengkeh (Syzygium Aromaticum), Fauna : Burung
Bidadari (Bidadari Bird)
Alat Musik Tradisional : FU (sumber bunyi : Aerofon , DITIUP SERTA
DIKENDALIKAN OLEH TELAPAK TANGAN SEBAGAI PENGATUR SUARA)

-------------------------------------------------------

NAMA PROVINSI DI PULAU


IRIAN JAYA / PAPUA
INDONESIA

32.Provinsi Papua Barat Ibukota nya adalah


Kota Manokwari
Berdiri : 4 Oktober 1999
Dasar Hukum : UU.No.45/1999
Letak : Pulau Irian ( 0LS-5LS dan 130-138BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DS
Luas Wilayah : 116.571 km.
Bandar Udara : Rendani (Manokwari) , Jefman (Sorong) Dan Torea (Fak-Fak)
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Manokwari, Pelabuahn Sorong, Pelabuhan Fak-Fak
Pahlawan : Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :Makanan Khas Daerah : Papeda, Sop Hapire, Aunu Kerang, dll.
Obyek Wisata : Peninggalan Sejarah : Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Kayu Gelondong dan Kayu Lapis,
Emas, Perak, Alumunium, Asbes, Tembaga.
Tarian Tradisional : Tari Selamat Datang, Tari Musyoh

Rumah Adat : Rumah Honai.


Senjata Tradisional : Panah.
Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko.
Suku : Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentan.
Bahasa Daerah :
Pakaian Adat : Serui
Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna :Alat Musik Tradisional : GUOTO (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK
PADA BAGIAN SENARNYA)

33.Provinsi Papua Ibukota nya adalah Jayapura


Berdiri : 10 September 1969
Dasar Hukum : UU.No.12/1969 Dan UU.No.45/1999
Letak : Kepulauan Maluku ( 1LS-6LS dan 131-141BT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DS
Luas Wilayah : 421.981 km.
Bandar Udara : Sentani Jayapura
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Jayapura.
Pahlawan : Frans Kaisapo, Silas Papare, Marten Indey.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Cendrawasih (UNCEN).
Makanan Khas Daerah : Papeda, Sop Hapire, Aunu Kerang, dll.

Obyek Wisata : Pantai Bonsik, Danau Sentani, Pantai Jendi, Tanjung Kasuari,
Pantai Korem, Hutan Wisata Pulau Supriori, Pulau Balanta, Pantai Tanjung Ria,
Museum Jayapura, Pantai Klimpang, Gua Binsar/Gua Jepang, Sky Line, Ria, dll.
Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : Tembaga, Minyak Bumi, Kayu Lapis,


Alumunium, Asbes, Marmer, Kayu Gelondongan.
Tarian Tradisional : Tari Selamat Datang,Tari Musyoh, Tari Perang, Tri Selamat
Datang
Rumah Adat : Rumah Honai.
Senjata Tradisional : Pisau Belati, Busur dan Panah.
Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko
Suku : Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati.
Bahasa Daerah : Dera, Kaure, Kentuk Bresi, Mann, Morwap, Molof, Mooi,
Tobati, Senggi, Sentani
Pakaian Adat : Asmat
Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna : Burung
Cendrawasih ( Seleucidis Melanoleucus)
Alat Musik Tradisional : TIFA (sumber bunyi : Kordofon , Membranofon ,
DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Atowo,
Totobuang.

34.Provinsi Kalimantan Utara

(KALTARA)Ibukota nya adalah Tanjung Selor


Berdiri : 25 Oktober 2012
Dasar Hukum : UU No.20 tahun 2012
Letak : Pulau Kalimantan (057 LU 11626 BT)
Tanda Plat Nomor Kendaraan :
Luas Wilayah : 85.618 km2 (33,057 mil)
Bandar Udara : Juwata, Kolonel Robert Atty Bessing, Long Apung , Nunukan
Pelabuhan Laut :Malundung, Tengkayu I dan II dan Ferry Juata Laut, Tunon
Taka
Pahlawan :Perguruan Tinggi Negeri :Universitas Borneo Tarakan, Universitas KALTARA
Tanjung Selor
Makanan Khas Daerah :

Obyek Wisata :Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru
dan pantai amal lama, Museum Rumah Bundar, Museum Baloy Adat Tidung,
Hutan Mangrove, Penangkaran Buaya Juwata,Taman Kebun Anggrek, Taman
Oval Ladang, Taman Oval Markoni, Taman Oval Malundung, Taman Monumen
Penghargaan Kota Tarakan di Bandara Juwata, Bungker Peninggalan Jepang di
Bandara Juwata, Makam Tentara Jepang , Tugu Makam Tentara Australia, Air
Terjun Karungan, Pulau Sadau (SEMUA DI WILAYAH KOTA TARAKAN)
Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : (provinsi di sebelah utara Kalimantan ini


memiliki potensi alam yang luar biasa. "Mulai dari minyak, gas, kelautan dan
tambang)
Tarian Tradisional : Rumah Adat : Rumah Baloy.
Senjata Tradisional : Mandau.
Lagu Daerah : Bebilin
Suku : Suku Bugis, Suku Jawa, Suku Banjar, Suku Tidung, Suku Dayak, Suku
Bulungan, Suku Suluk dan suku-suku lainnya
Bahasa Daerah : Tidung, Dayak
Pakaian Adat : -

Alat Musik Tradisional : (SEMENTARA PROVINSI KE 34 KALIMANTAN UTARA TANPA DISERTAI


GAMBAR)

NAMA PROVINSI DARI HASIL PEMEKARAN


1.Provinsi Kepulauan Riau
2.Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
3.Provinsi Banten
4.Provinsi Gorontalo
5.Provinsi Maluku Utara
6.Provinsi Papua Barat
7.Provinsi Kalimantan Utara (25-10-2012)
keterangan alat musik :
1. Membranofon
Membranofon adalah kumpulan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari membran
atau selaput kulit yang diregangkan dan dipasang pada sebuah kotak atau tabung.
Contoh : tambur,genderang ,rebana,tifa dan lain sebagainya.

2. Aerofon
Aerofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara yang diatur
oleh lubang-lubang atau lidah yang ada pada alat musik tersebut.
Contoh : seruling bambu. serunai , recorder dan lain sebagsinya.

3. Ideofon
Ideofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran alat musik itu
sendiri.
Contoh : gong, angklung,gambang dan lain sebagainya.

4. Kordofon
Kordofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai/tali/senar/corda
yang bergetar karena dipetik,digesek,atau dipukul.
Contoh : Rebab, kecapi , siter dan lain sebagainya.

5. elektrofon
Elektrofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari aliran arus listrik
Contoh : gitar listrik dan lain sebagainya.

Macam-macam Tarian daerah Indonesia.Indonesia terkenal dengan kaya akan budayanya


salah satunya adalah tarian, yang dimana indonesia terdiri dari bermacam-macam suku
bangsa sehingga tarian daerah indonesia beraneka ragam jenisnya.Kali ini saya akan berbagi
kepada anda semua mengenai macam-macam tarian daerah indonesia yang mungkin
sedang anda cari saat ini.
Bagi anda semua yang masih duduk di bangku sekolah, sering kali mendapatkan tugas dari
gurunya untuk mencari macam-macam tarian daerah indonesia yang terkadang karena sangat
begitu banyaknya jenis tarian daerah indonesia bisa membuat kita binggung dalam mencari
dan
menghafalkannya.
Yuk

langsung

aja

kita

MACAM-MACAM
1.

simak

macam-macam

TARIAN

Tari-tarian

tarian

DAERAH

daerah
DI

Daerah

Istimewa

indonesia

INDONESIA
Aceh

Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis
penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di
daerah Aceh.Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama
yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam
2.

Tari-tarian

Daerah

Bali

Tari legong, merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem. Diberikan
secara dinamis dan memikat hati.Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab
Ramayana yang mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa
3.Tarian-tarian

daerah

Jawa

Barat

Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang
raja
karena
cintanya
ditolak.
Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan
memukau.
4.

Tari-tarian

Daerah

Bengkulu

Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu
yang
dihormati.
Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari meminang anak. Tarian
adat
ini
berasal
dari
Rejang
Lebong.
5.

Tari-tarian

Daerah

DKI

Jakarta

Tart Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung.

Tari
6.

Yopong,

adalah

tari

persembahan

untuk

Tari-tarian

menghormati

Daerah

tamu

negara.
Jambi

Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya
dengan
tari
Melayu.
Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di daerah
Jambi.
7.

Tari-tarian

Daerah

Jawa

Tengah

Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan
menawan.
Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa).
Sebuah
perlambang
penumpasan
angkara
murka.
8.

Tari-tarian

Daerah

JawaTimur

Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan.
Ditarikan
pada
waktu
menyambut
para
tamu.
Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan,
kejantanan
dan
kegagahan.
9.

Tari-tarian

Daerah

kalimantan

Barat

Tarri Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali
penari
berlaku
seperti
dukun
dengan
jampi-jampi
Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan Barat
10.

Tari-tarian

Daerah

Katimantan

Selatan

Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan
menyampaikan
untaian
bunga.
Tari Radab rahayu, di pertunjukan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantin pria dan
wanita
di
persandingkan.
11.

Tari-tarian

Daerah

Kalimantan

tengah

Tari Tambun dan bungai, Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan
Bungai
Dalam
mengusir
musuh
yang
akan
merampas
panen
rakyat.
Tari Balean Dadas, Merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.
12.

Tari-tarian

Daerah

Kalimantan

Timur

Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tatmu agung. Dapat pula di
pertunjukan
sewaktu
lahir
seorang
bayi
kepala
suku.
Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam memperebutkan seorang
gadis.
13.

Tari-tarian

Daerah

Lampung.

Tari Jangget, adalah tarian untuk upacar-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan
keluhuran
budi
dan
susila
rakyat
Lampung.
Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung.
Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung.
14.

Tari-tarian

Daerah

Maluku

Tari Lenso. merupakan tari pergaulan bagi segenap lapisan rakyat masyarakat Maluku.
Tari Cakalele, adalah tari Perang Yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah perkasa.
15.

Tari-Tarian

Daerah

Maluku

Utara

Tari Perang, Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan juang.
Tari Nahar Ilaa, tarian pengikat persahabatan pada waktu panas Pela kesepakatan kampung
untuk
membangun.
16.

Tari-tarian

Daerah

Nusa

Tenggara

Barat

Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW. Tarian
ini juga scring dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan
keluarga
raja.
Tari Batunganga, sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang kecintaan
rakyat terhadap putri raja yang masuk ke dalam batu. Mereka memohon agar sang putri dapat
keluar
dari
dalam
batu
itu.
17.

Tari-tarian

Daerah

Nusa

Tenggara

Timur

Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat-sifat keperkasaan dan kepandaian mempermainkan
senjata.
Senjata
yang
dipakai
berupa
cambuk
dan
perisai.
Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara khitanan. Tari ini berupa ucapan selamat
serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhitan sehat lahir batin dan sukses dalam
hidupnya.
18.

Tari-tarian

Daerah

Papua

Barat

danTengah

Tari Suanggi, tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi

korban

angi-angi

(jejadian).

Tari Perang, tari yang melambangkan kepahlawana, dan kegagahan rakyat Papua.
19.

Tari-tarian

Daerah

Riau

Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau.
Tori Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi
20

Tari-tarian

Daerah

Sulawesi

Selatan

Kipas, tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas samhil
mengikuti
alunan
lagu.
Bosara, merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerakan-gerakan badannya
sangat
luwes.
21.

Tari-tarian

Daerah

Sulawesi

Tengah

Tari Lumense, tari dari Poso yang merupakan tarian selamat dating untuk menyambut tamu
agung.
Tari Peule Cinde, termasuk pula tarian untuk menyambut tamu agung. Puncak acaranya
adalah
dengan
menaburkan
bunga
bagi
para
tamu.
22.

Tari-tarian

Daerah

Sulawesi

Tenggara

Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalarn menyambut tamu agung. Tari rakyat ini
berasal
dari
Buton.
Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotong royongan dalam kerja bersama sewaktu
menumbuk padi. Sentuhan alu pada lesung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati.
23.

Tari-tarian

Daerah

Sulawesi

Utara

Tari Maengket, merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang-pasangan.


Menggambarkan
suasana
kasih
sayang
dan
cumbuan.
Tari
24.

Polopalo,

adalah
Tari-tarian

tari

pergaulan

bagi

Daerah

muda-mudi

daerah

Sumatra

Gorontalo.
Barat

Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan rakyat
dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya
bersukaria
bersama-sam.
Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan, sang pria
melindungi kepala sang wanita, sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.

25.

Tari-tarian

Daerah

Sumatra

Selatan

Tari Tanggal, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara
kebesaran
adat.
Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat populer di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melamhangka kemakmuran daerah Sumatra Selatan
26.

Tari-tarian

Daerah

Sumatra

Utara

Tari Serampang Dua Belas, Sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi musik dengan
pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas merupakan tari pergaulan.
Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan
ditarikan
dalam
suasana
khusuk.
27.

Tari-tarian

Daerah

Istimewa

Yogyakarta

Tari Serimpi Sangu Pati, sebuah tarian keraton pada masalalu disertai suara gamelan dengan
gerak
tari
yang
lembut.
Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang di tarikan oleh 9 putri dengan irama yang lemah
gemulai
28.

Tari-tarian

Daerah

Papua

Timur

Tari Selamat Datang, tari yang mempertunjukan kegembiraan hati penduduk dalam
menyambut
para
tamu
yang
dihormati.
Tari Musyoh, merupakan tari sakral dalam upaya mengusir arwah orang meninggal karena
kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai