Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS INDONESIA

Ujian Tengah Semester


Makalah System Thinking Film TurtleS Can Fly

OLEH:
Siti Ratih Fatimah
1206322051

PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


PEMINATAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Berpikir sistem adalah suatu proses untuk memahami suatu fenomena dengan
tidak hanya memandang dari satu atau dua sisi tertentu. Berpikir sistem berarti
bagaimana memahami bahwa suatu fenomena akan dipengaruhi oleh banyak fenomena
lainnya.

Dalam perspektif pendekatan sistem, sistem sosial tidak bisa dipahami dengan
menguraikan bagian-bagian masalah satu persatu. Menguraikan bagian-bagian sistem
sosial dapat menghilangkan jati diri sistem yang terletak pada interaksi antar bagian
bagian tersebut. Berpikir sistem bukan dengan menguraikan yang kompleks menjadi
lebih sederhana, tetapi melihat dari jarak yang lebih jauh sehingga keterkaitan yang
kompleks antar subsistem dapat terlihat. Elemen-elemen sistem merupakan bagianbagian yang berinteraksi dalam hubungan timbal balik, merespons satu sama lain dalam
konteks peran-peran. Interaksi (Reciprocity) berarti komunikasi antara satu bagian
dengan bagian yang lain. Interaksi berarti kedua pihak saling mempengaruhi ketika
berinteraksi satu sama lain. Roles berarti suatu karakter atau fungsi yang diemban oleh
suatu bagian. Berpikir sistem (system thinking) berbeda dengan berpikir sistematik
(systematic thinking) dan berpikir sistemik (systemic thinking).
Film ini merupakan salah satu film yang mengandung unsur System Thinking
dalam Fifth Discipline oleh Peter Senge. Film inspirasional ini menceritakan mengenai
bagaimana perang sangat mempengaruhi psikologi anak yang periang menjadi seorang
pemimpin, sosok yang melindungi anak buah yang bekerja mencari ranjau.
1.2

Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulis membuat makalah :
1. Menceritakan kembali film Turtles Can Fly.
2. Menjelaskan System Thinking yang terdapat dalam film

Cerita berawal dari jatuh cintanya seorang remaja laki-laki yang bernama Satellite,
tukang reparasi antenna di sebuah tempat pengungsian di perbatasan Iran-Iraq, kepada seorang
gadis yang selalu terlihat menggendong seorang anak berumur 2 tahun di pundaknya. Tapi
perang selalu berhasil mengubah hidup orang, cerita cinta anak remaja ini pun tidak sama dengan
cerita cinta lainnya.
Dalam film ini perang tidak sekedar dijadikan latar, namun jiwa dari perang itu menjadi
plot utama. Satellite yang rela memberikan tali, (yang jarang adanya pada waktu itu) bagi gadis
pujaannya, Satellite yang rela mengangkat air dari mata air bagi sang gadis, Satellite yang
menyisihkan masker oksigen bagi sang gadis, Satelitte yang ikut menjaga anak sang gadis hasil
perkosaan tentara, Satelitte yang rela berbagi wilayah pembersihan ranjau dengan kakak sang
gadis. Sebuah cerita cinta yang hanya bisa terjadi pada situasi perang.
System thinking terlihat pada saat situasi menjelang perang yang penuh ketidakpastian,
membuat warga di daerah itu berusaha sebisa mungkin mendapatkan informasi tentang perang
yang akan terjadi. Satu-satunya sumber informasi yang memungkinkan mereka mendapat
informasi adalah televisi. Para penduduk pun berbondong-bondong berusaha memasang televisi
di rumah mereka. Sayangnya, daerah tempat mereka tinggal terlalu terpencil sehingga siaran
televisi dengan antena biasa tak bisa sampai ke daerah itu. Alternatif lain yang akhirnya
ditempuh adalah dengan membeli parabola.
Masyarakat sangat bergantung pada media tv untuk mendapat informasi tentang perang.
ketergantungan seseorang pada media massa berbeda-beda bergantung pada sistem sosial, sistem
media, dan juga karakter individu. Dalam sistem sosial yang berubah, ketergantungan terhadap
media massa menjadi bertambah. Perubahan sistem sosial itu bisa jadi karena adanya revolusi,
perang, konflik sosial, atau bencana alam. Semakin besar perubahan dalam sistem sosial,
semakin besar pula ketergantungan terhadap media massa.

BAB III
PENUTUP

Dengan pembahasan seperti diatas ini dapat disimpulkan bahwa memiliki personal
mastery, system thinking yang baik akan mengarahkan ke kehidupan yang baik. Di film ini
terlihat keputusasaan, serta tidak bisa memecahkan persoalan yang ada malah mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri. Perlunya alternative pemecahan masalah yang baik dalam
menghadapi persoalan-persoalan yang ada dalam hidup.

Anda mungkin juga menyukai