Anda di halaman 1dari 54

Modul 4

Untuk Dokter Umum

Jadwal Vaksinasi

Pendahuluan
IMUNISASI

Efektif

Upaya pencegahan
penyakit infeksi

Menyelamatkan 3 juta jiwa/tahun (10.000/hari)


Melindungi jutaan anak dari penyakit &
kecacatan menetap

Tujuan Imunisasi
Melindungi seseorang terhadap
penyakit tertentu (intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit
(final goal / ultimate goal)

Faktor-faktor
yg perlu dipertimbangkan dalam
pemberian vaksin

Antibodi maternal & respons antibodi


Kekebalan komunitas (herd immunity)
Indikasi kontra
Jenis vaksin
Cara & dosis vaksin
Keadaan khusus
Bayi lahir kurang bulan
Imunokompromais (defisiensi imun)

Pengaruh antibodi maternal


Kadar
antibodi

1.Imunitas alami
2.Vaksinasi

Antibodi
maternal

Perbedaan individu

Ambang antibodi
pencegahan

Pengaruh antibodi
maternal pd imunisasi

6-7

9-12

Antibodi maternal
* disalurkan melalui plasenta ke bayi saat dalam kandungan
* akan menurun setelah bayi lahir
Imunitas bayi setelah lahir
* didapat dari alami atau melalui vaksinasi
* kadar antibodi harus lebih tinggi dari pada antibodi maternal

Umur (bulan)

Herd immunity
Vaksin hidup mencegah infeksi
Mencegah penyakit
Mencegah transmisi
penularan di masyarakat
Cakupan
imunisasi
> 80%

Herd immunity
(kekebalan komunitas)

Mengapa Jadwal Vaksinasi harus


diatur?
Mendapat respons imun
teratur
Keseragaman
Umur
Cara pemberian
Interval
Imunisasi ulangan
(booster)

Rantai vaksin
Safety injection
Pencacatan KIPI

Keterangan Jadwal
Jadwal Imunisasi
Keterangan
Imunisasi
(tertera
kaki)
(terterapada
pada catatan
catatan kaki)

Umur
Saat
lah
ir

Vaksin
HepB-1
Polio-0

Keterangan
HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1
dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah
lahir diberikan HBIg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula
status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya
diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HB-Ig 0,5 ml
sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio
oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus
vaksin kepada bayi lain).

Hep B-2
bul
an

0-2

HB-2 diberikan pada umur 1 bulan, Interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
BCG

BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur >3 bulan
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu dan BCG diberikan apabila
uji tuberkulin negatif.

DTP -1
Hib -1
Polio-1

DTP diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwP atau
DTaP atau diberikan secara kombinasi dengan Hib (PRP-T).
Hib diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib dapat diberikan
secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP.
Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1.

4 bulan

DTP -2
Hib -2
Polio-2

DTP-2 (DTwP atau DTaP) dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan
Hib-2 (PRP-T).
Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 bulan

DTP -3
Hib -3
Polio-3

DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).


Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu
diberikan.
Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3.

6 bulan

Hep B-3

HB-3 diberikan umur 3-6 bulan. Untuk mendapat respons imun optimal interval
HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

bul
an
2
bul
an

BCG
Intra-kutan 0,1 ml, deltoid kanan
Umur < 2 bulan, ulangan tidak
dianjurkan
Bila diberikan pada umur >3 bulan
lakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
Tidak diberikan pada imunokompromais
Manfaat BCG
Mencegah TB berat, daya lindung 42% (WHO
50-78%)

Hepatitis
B

Penularan Infeksi VHB

Perinatal/vertikal: ibu ke bayi saat


lahir
70%-90% bayi yang terinfeksi menjadi
kariers 25% diantaranya meninggal

Horizontal: bayi ke bayi/anak ke


dewasa
Parenteral, perkutan: unsafe
injection, transfusi darah
Sexual transmission

Bayi lahir dari ibu HbsAg


negatif atau tidak diketahui

HB-1 diberikan vaksin rekombinan


HB 10 mg intramuskular, dalam
waktu 12 jam setelah lahir
HB-2 diberikan umur 1 bulan dan
dosis ketiga umur 3-6 bulan
Apabila pada pemeriksaan
selanjutnya diketahui ibu HbsAgnya positif, segera berikan 0,5 ml
HBIG (dalam waktu 1 minggu)

Bayi lahir dari ibu HBsAg positif

Dalam waktu 12 jam setelah lahir


diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin
rekombinan HB secara bersamaan
intramuskular di sisi tubuh yang
berlainan

HB-2 diberikan umur 1 bulan dan


dosis ketiga umur 3-6 bulan

Polio

Polio

(OPV=oral polio vaccine)


Polio saat lahir (disebut polio-0)
untuk mendapatkan cakupan yang lebih
tinggi
diberikan di RS/RB saat sebelum pulang

Eradikasi polio 2006? 2008?


Cakupan imunisasi rutin harus tetap tinggi
Surveilans AFP (acute flaccid paralysis =
lumpuh layuh) harus tetap tinggi

Mengapa terjadi KLB Polio


tahun 2005, setelah tidak ada
kasus polio liar sejak 10 th
yang lalu?

International Spread of Polio


2003-2005
Niger

Nigeria

Wild virus type 1


Wild virus type 3
Endemic countries
Re-established transmission countries
Case or outbreak following importation

21 countries with
imported virus.
In HQ as of 4 May 2005

Wild Poliovirus Cases Indonesia


March 2005 -present
Since the start of the outbreak in March 2005 there have been 305 lab confirmed WPV cases
(303 Cases in 2005 and 2 case in 2006).
Onset of most recent wild polio cases 20 February 2006 from Aceh Tenggara
district, NAD province
S
##
S
S
#
S #
#
S
S#
#
S
S
#
S
S#
#
#
S
S #
#
S
#
S S
#
#
S
S
#
AC E H TI M U R

G AY O L U ES

LA N G K AT

AC E H TE N G G A R A

KA R O

#
S
#
S
S
#
S
#
#
S
#
S
#
S
#
S
S
#
#
S
SS
#
#S
S
#
S
#
S
#
#
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
S#
#
#S
S
SS
S
#
S
#
#
#
S
S
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
#
S
#
S
SS
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
#
S
S
#
#
S
#
S
#
S
#
S
#S
S
#
S
#
S
#

S
#
#
S
#
S
#
S
S
#

#
S
#
S
#
S
#
S

S
S#
S#
##
S
S
S#
S#
#
B A NG

KA L AN

S A MP

A NG

P A ME

KA S AN

S U ME

N EP

S IT U

P R OB

OL IN

MAJ A N

B O ND

GG O

BO N D

U
L

OW OS O

JE

MB ER

BA N YU

= 1 WPV Case

WA

NG I

Total infected district s: 47


Total infected provinces : 10
Data as of 6 April 2006

Wild Poliovirus 2000 - 2006

Data in WHO HQ as of 21 Mar 2006

%
Imunisasi dasar, 4 dosis,umur < 1tahun
thn
Umur 18 17 16 15 14
BIAS POLIO
1999

13 12 11

PIN 1995
PIN 1996
PIN 1997
SUB PIN 1998

Imunisasi Dasar
&
Imunisasi Tambahan

SUB PIN 1999


SUB PIN 2000
SUB PIN 2001
PIN 2002

Bagaimana
mengatasi KLB polio?
Meningkatkan cakupan imunisasi polio rutin
sesuai jadwal
Memutuskan rantai penularan
outbreak respons immunization (ORI): umur <5
th, tanpa skrining, OPV 1 dosis (2 tetes)
mopping up: umur <5 th, tanpa skrining, OPV 2
dosis, interval 1 bulan

Meningkatkan kekebalan kelompok (herd


immunity): backlog fighting
desa risti KLB PD3I, selama 3 bulan, usia < 3
tahun, semua antigen, dengan skrining, sampai
mencapai status imm lengkap

Wild Polio Cases by Week of Onset,


Indonesia 2005
Total Wild cases = 299 cases
Onset of last case 04 December (week 49) in Gayo Lues, NAD
Mop-Up
31 May Mop-Up
28 June

NID (1st round)


30 August
NID (2nd round)
27 September

Mop-up conducted in 3 provinces : Banten, DKI Jakarta, West Java

NID (3rd round)


30 November

Data as of 13 January 2006

Dua jenis vaksin polio


OPV = oral polio vaccine
IPV = inactivated polio vaccine

OPV
Keuntungan
Diperoleh imunitas
humoral dan lokal
Imunitas mukosa
usus
Pemberian mudah
Murah
Herd immunity
Contact immunity

Kerugian
Risiko VAPP, resipien dan
kontak
Risiko cVDPV
Kontraindikasi pd
imunokompromais
Kegagalan vaksinasi
(pada diare, muntah)
Diperlukan cold chain
Menimbulkan pencemaran

IPV
Keuntungan

Kerugian

Tidak ada risiko terjadi

Imunitas intestinal

VAPP dan cVdPV


sedang
Imunitas konstan, tinggi,
Tidak ada contact
menetap
immunity
Direkomendasi untuk
Mahal / single
pasien imunokompromais
dosis
Ada kemasan kombinasi Produksi baru
Menimbulkan herd
immunity
Termostabil
Melnick J. Bull Who 1978;56:21-38

Vaksin DTP
DTwP = DTPwhole cell
DTaP = DTPacelluler

Pemberian 3 kali sejak umur 2 bulan


(umur minimal 6 minggu), interval 4-6 mg
Ulangan
18-24 bl
5-7 tahun (dianjurkan DPT, bukan DT)
12 tahun (program BIAS)

DTP vaksin kombinasi: telah ada di


pasaran DPT/HepB, DPT/Hib

Bordetella pertussis
TCT

AG
ACT

FHA

PT

Pertactin
69-kD

Vaksin Polisakarida
Vaksin berasal dari kapsul bakteria
Keuntungan
aman
satu kali pemberian (efektif)

Kerugian
tidak efektif <2th
tidak ada booster effect

Polisakarida : Meningokokus A,C &


Salmonella typhi
Polisakarida konjugasi: Hib, Pneumokokus

Polysaccharide antigen
T cell independent

B
AFC
IgM
T cell help
Memory cells
AFC
B

Th

T cell dependent

IgG

Vaksin Hib
4 existing
vaccines
OMP
D

PRP

PRP

PRP

PRP
Hboc
CRM 197

C
C

Vaksin polisakarida PRP konjugasi dg protein

Haemophyllus influenzae type b


(Hib)
Vaksin polisakarida konjugasi
Diberikan pada umur 2-4-6 bl, ulangan
umur 18 bulan
Vaksin kombinasi: DTaP/Hib, DTwP/Hib
Dapat ditukar (interchangeability)
Vaksin Hib dari pabrik lain
Vaksin Hib monovalen dengan Hib
kombinasi

MMR
Diperlukan untuk catch-up measles
(campak), membentuk antibodi terhadap
mumps (gondongan), dan rubela (rubela
kongenital)
Umur 15-18 bulan, tidak boleh diberikan
<12 bulan
MMR-2 diberikan sebelum pubertas
Isu MMR vs autisme: tidak ada bukti

Hepatitis A

Transmisi melalui oro-fecal route


Indikasi daerah kurang terpajan
Inactivated vaccine
Umur > 2 tahun, dosis
2-12 tahun 720 U
> 12 tahun 1440 U
ulangan 6 bulan berikutnya

Efikasi 84%
Proteksi 10 tahun

Varisela
VARISELA
Demam + ruam
makulo vesikular
Komplikasi : jarang
Varisela berat pd
imunokompromais

ZOSTER
Reaktivasi dr virus
laten dlm ganglia
sensoris
Ruam lokal
Nyeri sesuai tempat
ruam

Populasi target
Anak sehat, imunokompromais, kontak dalam
72 jam

Varisela
Serokonversi antibodi varisela pd usia 15 th
Tropis: 50% (Jogya 45%)
Sub-tropis: 80-90%
Pertimbangan
Cakupan belum mencapai 80% (mahal)
shg tidak mengubah epidemiologi
Tujuan utama mencegah varisela
kongenital
Varisela dewasa lebih berat
Kesepakatan Satgas IDAI
Diberikan pada umur 10-12 tahun
Atau atas permintaan orang tua

Vaksin Meningokokus

Tetravalent A, C, W135 dan Y


Vaksin polisakarida
Indikasi: anak > 2 tahun
Jemaah haji (laporan
Litbangkes 2000): isolasi
likuor semua jemaah yang
meninggal menderita
meningitis sero group W135

Jadwal
Vaksin Meningokokus
Atas indikasi
bepergian ke daerah endemis
umur > 2 tahun

Calon jemaah: vaksin diberikan 10-14


hari sebelum berangkat (antibodi
terbentuk 14 hari setelah vaksinasi)
Perlindungan selama 3 tahun
Dosis 0,5 ml, sub-kutan dalam

Vaksin Influenza
Jenis vaksin: split atau subunit
Cara pemberian
Intramuskular, paha anterolateral atau deltoid
Dosis vaksin
Umur 6-35 bulan : 0,25ml
Umur 3 tahun : 0,5 ml
Umur < 9 tahun : 2 dosis, interval minimal 4 mgg
Ulangan : setiap tahun sekali
Waktu pemberian
Kapan saja, dianjurkan pada September-Oktober (3
bulan sebelum puncak kejadian influenza)

Vaksin pneumokokus
Dua jenis vaksin pneumokokus yang
beredar,
Polisakarida murni yang terdiri dari 23
valen/serotipe (PPV23), vaksin
polisakarida generasi pertama (@Sanofi
Pasteur)
Polisakarida konjugasi: terdiri dari 7 valen/
serotipe (heptavalent pneumo coccal
conjugate vaccine = PCV7), vaksin
polisakarida generasi kedua (@Wyeth)

T cell-Independent Responses

IgM

T cell-Dependent Responses

IgG

Perbedaan PPV & PCV

Vaksin polisakarida
(PPV23)
T cell independent
Tidak imunogenik
pada anak <2 tahun
Indikasi pemberian
untuk anak> 2 tahun
dalam risiko tinggi
Mempunyai imunitas
jangka pendek
Nama dagang:
Pneumo-23@

Vaksin polisakarida
konjugasi (PCV7)
T cell dependent
Imunogenik pada anak
<2 tahun
Anak sehat dan anak
dengan risiko tinggi,
umur 2 bulan 5 tahun
Mempunyai memori
jangka panjang
Nama dagang:
Prevenar@

Vaksin PCV
Kelompok umur 2 bulan-23
bulan
Umur dosis
pertama
(bulan)
2-6

7-11
12-23

Imunisasi dasar
3 dosis, interval 6-8
minggu
2 dosis, interval 6-8
minggu
2 dosis, interval 6-8
minggu
1 dosis

Dosis
ulangan
1 dosis
12-15 bln
1 dosis
12-15 bln

24
Ulangan minimal 6-8 mgg setelah dosis terakhir imunisasi dasar
Pada umur < 12 bulan, interval minimum 4 minggu

Vaksin Rotavirus
50%-60% kasus diare yang
dirawat disebabkan oleh RV
Diare RV mudah mengalami
dehidrasi, shg terjadi kematian
Kelompok rentan batita, puncak
usia 6-24 bln
Vaksin oral, umur 2 bln, 2-3 kali,
interval 4 minggu

Jadwal Imunisasi
yang tidak teratur
Prinsip: imunisasi diberikan kapan
saja, pada umur berapa saja
Jumlah pemberian vaksin harus
sama dengan jumlah yang harus
pada diberikan imunisasi dasar
(DPT,hepatitis B, Hib, polio)
Catatan: bila umur >7 thn diberikan
vaksin dT untuk vaksin DTwP/DTaP

Jadwal vaksinasi yg menyimpang


Tidak ada vaksinasi yg hangus
Segera lanjutkan, sesuai jadwal vaksinasi
Bila status vaksinasi diragukan dianggap
belum pernah diberikan (tidak ada bukti
pemberian vaksin berlebih merugikan)
Interval vaksinasi tetap
Perhatikan penggunaan vaksin yang
dibatasi oleh umur, misal Hib (<5 th)

Vaksin Kombinasi

Gabungan beberapa antigen


tunggal menjadi satu jenis produk
antigen untuk mencegah penyakit
yang berbeda
Diberikan pada saat dan lokasi
yang sama
Contoh vaksin kombinasi
tradisional adalah DPT (D-P-T),
MMR (M-M-R) dan Polio (tipe 1-2
dan 3)

Vaksin Kombinasi
Dasar kombinasi DTP
Quadrivalent
DTwP/HepB
DTwP/Hib atau DTaP/Hib
DTaP/IPV

Pentavalent
DTaP/Hib/IPV
DTaP/HepB/Hib

Hexavalent
DTaP/HepB/Hib/IPV

Vaksin Kombinasi
Keuntungan
Mengurangi
jumlah suntikan,
jumlah kunjungan,
ketidaknyamaan
bayi/ dokter
Memudahkan
mengejar
imunisasi yg
tertunda,
menambah vaksin
baru dalam jadwal
Mengurangi
pengadaan semprit

Kerugian
Menurunkan respons imun
tiap antigen
Jadwal harus disesuaikan
Mempengaruhi suplai &
harga vaksin
Menambah ruang
penyimpanan
Dapat membingungkan
perawat dalam membantu
dokter
Mengurangi kunjungan
dokter

Imunisasi
sesuai Kelompok Umur
Bayi:lahir-1th Imunisasi dasar PPI
Balita
1-4th

Imunisasi ulangan, Non-PPI


Catch-up immunization

Usia sekolah Catch-up immunization


5-12 th
Remaja
13-18 th

Catch up immunization
Persiapan masa dewasa &
kehamilan

Lansia

Mengurangi morbiditas

Jenis Vaksin
Sesuai Kelompok Umur
Lahir-1th

PPI + Hib

1-4th

DPT, Polio, MMR, Tifus, HepA,


Varisela, a.i. Influenza, Men,
Pneu

5-12 th

DPT, Polio,Campak, MMR,


Tifoid, HepA, Varisela, a.i.
Influenza, Men, Pneu

13-18 th

TT, HepB, (MM)R, Tifoid,


HepA, Varisela, a.i. Influenza,
Men, Pneu

Lansia

Influenza dan Pneumokokus

Kesimpulan
Rekomendasi jadwal imunisasi adalah
panduan untuk memudahkan petugas
kesehatan.
Pertimbangan penyusunan jadwal
harus dipahami
Jadwal Imunisasi senantiasa dievaluasi
berkala ~ perkembangan ilmu
Keseragaman rekomendasi perlu
senantiasa diupayakan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai